DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Nurhikmah. Hr (105441105218)
2. Husnul Khotima rusmanto (105441105218)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-
Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “teori belajar
kontruktivisme” yang disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah teori pembelajaran biologi
Shalawat dan salam selalu penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya. Dalam penyusunan
makalah ini tentu penulis mengalami masalah, namun itu semua dapat teratasi dengan
berbagai dukungan dan bimbingan dari pihak lain. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih,kepada:
1. Nurdiyanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Teori Pembelajaran Biologi
2. Semua teman-teman Pendidikan Biologi 18-C yang telah senantiasa memberikan
saran dan kritik dalam penyusunan makalah ini, serta
3. Kedua orang tua yang telah membantu baik dalam moril maupun materi.
Demikian penyusunan dari makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, khususnya dari Dosen Mata Kuliah Teori Pembelajaran Biologi guna
menjadi acuan bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang dan
demi kesempurnaan dari makalah ini.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................9
B. Saran ..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dari suatu proses belajar diperoleh suatu hasil yang sangat signifikan, dikarenakan yang
sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui dan yang sebelumnya belum memahamin
dapat menjadi paham setelahnya.
Dalam suasana saat ini, istilah belajar tidak hanya menjadi penggambaran suatu usaha
mengetahui sesuatu begitu saja, melainkan memiliki berbagai teori dan model yang terus
berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Salah satu perkembangan teori belajar adalah teori
belajar konstruktivisme.
Meski bukan hal yang baru teori belajar konstruktivisme menjadi salah satu dasar teori
belajar yang sudah mengakar pada dunia pendidikan dengan berbagai karakteristik, kelebihan,
maupun kekuranganya.
Teori belajar konstruktivisme secara umum dapat didefinisikan sebagai
sebagai experimental learning, yang merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman
konkret di lapangan, di laboratorium, berdiskusi dengan teman, dan dikembangkan menjadi
pengetahuan, konsep, serta ide baru. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pembelajar.
Dari pengertian secara umum tersebut masih begitu banyak hal mengenai teori belajar
konstruktivisme. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian lebih mendalam, sehingga
memunculkan pemahaman yang lebih luas akan teori belajar tersebut
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan teori belajar konstruktivisme?
2) Bagaimana karakteristik dari teori belajar konstruktivisme?
3) Bagaimana implikasi teori belajar konstruktivisme terhadap pembelajaran?
C. TUJUAN
1) Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar konstruktivisme
2) Mengetahui dan memahami karakteristik dari teori belajar konstruktivistik
3) Mengetahui dan memahami implikasi teori belajar konstruktivisme terhadap
pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru;
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif
dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada;
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku
apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasanya tidak konsisten atau sesuai dengan
pengetahuan ilmiah;
6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk
menarik minat pelajar.
Konstruktivistik, constructivism dalam bahasa Inggris berasal dari kata construct yang
berarti membina. Konstruktivisme ialah teori yang bertunjangkan usaha pelajar mengaitkan ide
lama dengan ide baru dalam membina ilmu pengetahuan. Teori ini pertama kali diperkenalkan
dalam konteks pendidikan dan perkembangan anak-anak oleh Piaget dan John Dewey.
2
psikis dan mental yang dimilikinya. Yaitu kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman yang lalu, membandingkan dan mengambil sebuah keputusan dan kemampuan yang
lebih menyukai satu dari yang lainya.
Prinsip dasar yang mendasari filsafat konstruktivis adalah bahwa semua pengetahuan
dikonstruksikan (dibangun) dan bukan dipersepsi secara langsung oleh indera (penciuman,
penglihatan, perabaan) bahwa konstruktivisme berakar pada asumsi bahwa pengetahuan, tidak
peduli bagaimana pengetahuan itu didefinisikan, terbentuk didalam otak manusia, dan subjek
yang berpikir tidak memiliki alternatif selain mengkonstruksikan apa yang diketahuinya
berdasarkan pengalamanya sendiri. Semua pikiran kita didasarkan oleh pada pengalaman kita
sendiri, dan oleh karenanya bersifat subjektif.
Setara dengan di atas, Budingsih juga mengemukakan bahwa faktor-faktor yang juga
mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan seseorang yang telah ada, domain
pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses dan hasil konstruksi
pengetahuan yang telah dimiliki seseorang akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang
akan datang. Pengalaman akan fenomena yang baru menjadi unsur pentingdalam membentuk
dan mengembangkan pengetahuan. Keterbatasan pengalaman seseorang pada suatu hal juga akan
membatasi pengetahuanya akan hal tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki orang tersebut
akan membentuk suatu jaringan struktur kognitif dirinya.
Semua kalangan dari paham konstruktivis menyetujui bahwa pengetahuan secara aktif
dikonstruksi oleh manusia, entah secara individual atau pun dalam kelompok, bukanya diterima
dari sumber natural. Selain ini, definisi konstruktivisme beragam menurut permasalahan yang
diperdebatkan bersama dengan perubahan konstruktivis. Bidang perdebatan yang paling dasar
dipresentasikan oleh suatu rangkaian dalam memandang belajar sebagai suatu tindakan instruksi
secara individual untuk melihat belajar sebagai sebuah konstruksi sosial. Rangkaian ini
dipusatkan pada satu posisi yang dikenal sebagai konstruktivisme radikal atau psikologikal, yang
menggambarkan konstruksi pengetahuan sebagai suatu proses yang terjadi dalam mind dari
individu. Pada sisi lain dari rangkaian tersebut diberlakukan dengan posisi yang dikenal
sebagai ”social constructivism or sociocultural position” yang melihat “mind” sebagai hampir
secara keseluruhan melekat pada social practice of the culture (kenyataan sosial budaya).
3
yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan transfer
pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil.
Adapun menurut Tran Vui, konstruktivisme adalah suatu filsafat yang dibangun atas
pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang
memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan
kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhanya tersebut dengan bantuan fasilitas
orang lain. Manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi pengetahuan atau teknologi,
dan hal lain yang diperlukan gina mengembangkan dirinya.
b. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap;
4
c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekankan
kepada proses belajar, bagaimana belajar itu.
Hal yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya. Seorang guru dapat membantu
proses ini dengan cara membuat pembelajaran menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi
siswa. Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
ide-ide dan mengajak siswa menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru. Apa yang dilalui dalam
kehidupan manusia selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi
pengalaman. Hal ini menyebabkan seseorang memunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti pembelajaran aktif
membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada. Dalam konteks pembelajaran,
pembelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,
rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai;
c. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih berorientasi pada pengembanGan
berfikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari
perkembangan, melainkan perkembangan-suatu perkembangan yang menuntun penemuan dan
pengaturan kembali pemikiran seseorang
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang
merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi disequilibrium merupakan situasi yang baik dalam
belajar;
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa;
5
B. Karakteristik Teori Belajar Konstruktivisme
Berikut ini uraian mengenai karakteristik dari teori belajar konstruktivisme, antara lain:
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecualai hanya dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar;
3. Murid-murid mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan dengan
lancar
5. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan selain itu yang
paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi sangat bermakna dan
sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri mereka sendiri untuk belajar
6. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasi dan mengakomodasi pengalaman baru ke
dalam kerangka kognitifnya
7. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para
siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkan, dan yang dibuat para
siswa untuk mendukung model-model itu
8. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep
materi sehingga guru dalam mengajar bukanya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya
sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang
membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan
9. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan
dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik
10. Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
11. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan
dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi konsdusif
untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
12. Memberi peluang kepada pembelajar untuk membina pengetahuan baru melalui keterlibatanya
pada dunia sebenarnya;
6
13. Mendorong ide-ide pembelajar sebagai panduan merancang pengetahuan;
15. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh pembelajar
17. Menganggab pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran;
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dengan dengan bahasa
sendiri
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamanya sehingga menjadi
lebih kreatif dan imajinatif
d. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa
Implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan menurut teori ini adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi
b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan
dan keterampilan dapat dikonstruksikan oleh peserta didik. Selain itu latihan memecahkan
masalah sering dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
7
c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan
dirinya. Guru hanya berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
b. Menyediakan sarana belajar yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Guru hendaknya
menciptakan rangsangan belajar melalui penyediaan situasi problematik yang memungkinkan
siswa untuk memecahkanya;
c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan tingkat perkembangan berpikir siswa. Guru dapat
menunjukkan dan mempertanyakan sejauh mana pengetahuan siswa untuk menghadapi
persoalan baru yang berkaiatan dengan pengetahuan yang dimilikinya.
a. Adanya motivasi untuk siswa belajar dan bertanggung jawab atas dirinya
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pembuatan konsep secara lengkap
8
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam teori belajar konstruktivistik, pada aplikasinya memiliki kelebihan yaitu siswa di
tuntut mandiri untuk mengkonstruksi mengetahuanya. Sehingga menghasilkan suatu komposisi
tingkat pengetahuan yang kuat dalam ingatan serta membuat siswa semakin kreatif dan dapat
mengerjakan setiap masalah dengan pemecahanya sendiri. Namun selain kelebihan yang
dimiliki, teori belajar konstruktivistik juga memiliki kelemahan, antara lain; dengan segala
tuntutan yang diberikan untuk siswa menjadikan peran guru sangat berkurang, selain itu siswa
berbeda persepsi satu dengan yang lainya, serta dengan cakupan yang luas terkadang terlalu
menyulitkan.
SARAN
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk menuju proses mengetahui
dari sebelumnya belum mengetahui ataupun kurang tahu. Dalam perkembangnya, belajar bukan
lagi sekedar aktivitas sederhana, melainkan memiliki berbagai teori yang pada dasarnya
bertujuan untuk menyukseskan tujuan dari belajar itu sendiri.
Upaya pembaharuan dalam dunia belajar mengajar hendaknya bukan menjadi kendala
yang menyulitkan kegitan belajar itu sendiri, tetapi harus memberikan suatu sentuhan pencerahan
yang semakin membawa kemajuan. Oleh karena itu, perkembangan-perkembangan yang terjadi
khususnya dalam sisi positif perlu kiranya untuk selalu dijadikan referensi yang diushakan
menjadi perbaikan pada masa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Tobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran - Teori dan Praktik. Yogyakarta: Arruz Media.
10