Anda di halaman 1dari 6

Aṭfāluna: Journal of Islamic Early Childhood Education

December 2018, Vol. 1 No. 2


http://dx.doi.org/10.32505/atfaluna.v1i2.922

PEMBELAJARAN CALISTUNG BAGI ANAK USIA DINI


Learning of “Calistung” (Reading, Writing, and Calculating) for Early Childhood

Nina Rahayu
Institut Agama Islam Negeri Langsa
nina10rahayu@iainlangsa.ac.id

First Received: 03 August 2018 Final Proof Received: 20 August 2018

Abstract

Early childhood is the age when it grows its era of sensitive to the development of
cognitive ability, physical-motor, language, socio-emotional, moral value of religion. At
this time the administration of the lack must be adjusted to the age level. Calistung can
already be applied to improve early childhood as long as the development aspect.
Calistung was introduced by Maria Montessori and Gleen Doman. The process of
learning education in early childhood should be recorded in order to provide
meaningful concept through real experience.
Keywords: Early Childhood, Calistung

Abstrak

Anak usia dini merupakan usia dimana tumbuh kembangnya masa peka untuk
perkembangan kemampuan kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosio-emosional, nilai agama
moral. Pada masa ini pemberian calistung haruslah disesuaikan dengan tingkatan usia.
Calistung sudah boleh diterapkan pada tingkatkan anak usia dini asalkan sesuai aspek
perkembangannya. Calistung diperkenalkan oleh Maria Montessori dan Gleen Doman.
Proses pendidikan pembelajaran pada anak usia dini hendaklah dilkukan dengan tujuan
memberikan konsep yang bermakna melalui pengalaman nyata.
Kata Kunci: Anak Usia Dini, Calistung

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN yang amat besar bagi keluarga dan bagi


bangsa.
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
merupakan upaya pembinaan yang PAUD dilaksanakan dalam tiga jalur
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai yaitu, 1) Jalur Formal terdiri dari Taman
dengan usia enam tahun yang dilakukan Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA),
melalui memberikan stimulus pendidikan atau bentuk lain sederajat, 2) Jalur
agar membantu perkembangan, Nonformal terdiri dari Kelompok Bermain
pertumbuhan baik jasmani maupun rohani (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau
sehingga anak memiliki kesiapan bentuk lain sederajat/SPS (termasuk
memasuki pendidikan yang lebih lanjut. didalamnya adalah Pos PAUD), 3) Jalur
Masa depan yang berkualitas tidak akan Informal, meliputi Pendidikan Keluarga
tiba- tiba datang begitu saja, namun lewat atau Pendidikan yang diselenggarakan
PAUD pondasi akan kuat menjadi manusia oleh Lingkungan. Pentingnya pendidikan
yang berkualitas serta merupakan investasi anak usia dini tidak perlu diragukan lagi.
53
Pembelajaran Calistung Bagi… - Ade Tursina

Para ahli maupun masyarakat umum diberikan pada anak usia dini asalkan
lazimnya sudah mengakui betapa esensial dilakukan sambil bermain dan
dan pentingnya pendidikan yang diberikan menyenangkan tidak merasa terbebani.
kepada anak-anak usia dini. Demikiannya
Untuk mengenalkan membaca tidak
penting hingga usia dini sering disebut the
harus menyuruh anak menghafal abjad
golden age (usia emas) yang merupakan
satu demi satu. Demikian juga untuk
masa di mana anak mulai peka atau
mengenal angka-angka pada anak tidak
sensitif untuk menerima rangsangan.
harus menghapal simbol-simbol angka
Aktivitas mengajarkan membaca, yang ada. Maria Montessori dan Gleen
menulis dan berhitung pada pendidikan Doman menjadi pelopor dalam
anak usia dini masih menjadi pro dan pengembangan metode belajar membaca
kontra yang masing-masing memiliki dan menghitung bagi anak-anak usia dini.
alasan yang baik. Bagi yang tidak setuju, Maria merupakan dokter wanita pertama
didasarkan oleh teori psikologi berasal dari Italia yang mempratikkan
perkembangan Jean Piaget. Pada anak- pembelajaran multiindrawi lewat kegiatan
anak usia di bawah 7 tahun tidak boleh sehari-hari. Lewat kegiatan yang ia
diajari membaca, menulis dan berhitung lakukan secara berulang-ulang sebagian
karena menurut piaget anak di bawah usia besar anak-anak mengalami kemajuan
7 tahun belum mencapai fase operasional pesat pada anak-anak bermental
konkrit. Fase operasional konkrit adalah terbelakang. Mereka bahkan bisa membaca
fase di mana anak sudah berpikir dan menulis pada usia relatif muda, sekitar
terstruktur. Piaget khawatir anak-anak 4-5 tahun tanpa terbebani.
akan terbebani jika calistung diajarkan
pada anak-anak di bawah usia 7 tahun. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Sedangkan pihak yang menyetujui Pendidikan adalah proses interaksi
pembelian model calistung pada anak usia antara pendidik dan anak baik secara
dini didasari pada asumsi bahwa teratur, terencana dan sistematis bertujuan
kurikulum kelas 1 SD hanya bisa diikuti mengembangkan potensi anak. Pendidikan
oleh anak-anak yang sudah lancar anak usia dini (PAUD) salah satu jenjang
membaca. Bagi anak-anak yang belum bisa pendidikan sebelum memasuki sekolah
membaca ketika masuk sekolah dasar dasar yang merupakan suatu upaya
menimbulkan kegelisahan dikalangan pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
orangtua. Fenomena banyaknya SD yang lahir sampai dengan usia 6-7 melalui
dianggap sebagai sekolah unggulan pemberian rangsangan yang
mengadakan serangkaian tes untuk menitikberatkan pada peletakkan dasar
menyaring calon-calon siswanya. kearah pertumbuhan dan perkembangkan
Sebenarnya bukan masalah boleh atau jasmani dan rohani anak. Bermain dan
tidak bolehnya calistung pada anak usia berkreativitas yang bersifat konkrit dapat
dini. Yang terpenting adalah cara memberikan momentum alami bagi anak
penyampaiannya harus disesuaikan untuk belajar sesuai dengan tahap
dengan tahapan perkembangan anak usia perkembangannya dan kebutuhan spesifik
dini. Pendidikan anak usia dini memegang anak (Patmonodewo, 2010). Tujuan utama
prinsip belajar sambil bermain dan PAUD membentuk anak-anak berkualitas
bermain sambil belajar. Calistung dapat
54
Pembelajaran Calistung Bagi… - Ade Tursina

yang tumbuh dan berkembang sesuai terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini
tingkat perkembangannya. disebabkan karena pemahaman anak
terhadap apa yang dihadapinya masih
Pendidikan anak usia dini pada
bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani
dasarnya menerapkan seluruh upaya yang
dan rohani. Anak belum dapat
dilakukan pendidik dan orangtua untuk
membedakan antara benda hidup dan
memenuhi proses perawatan, pengasuhan,
benda mati. Segala sesuatu yang ada
dan pendidikan dengan tujuan
disekitarnya dianggap memiliki jiwa yang
menciptakan lingkungan dimana anak
merupakan makhluk hidup yang memiliki
mengeksplorasi pengalaman kepada anak.
jasmani dan rohani sekaligus, seperti
Membiasakan anak mengamati, meniru,
dirinya sendiri (Suryana, 2016).
dan bereksperimen secara langsung
mengikutisertakan seluruh potensi dan
kecerdasan anak dalam berinteraksi pada TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA
proses pembelajaran. DINI

Perkembangan individu berlangsung


KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK sepanjang hayat, dimulai sejak masa
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI pertemuan sel ayah dan ibu dan berakhir
pada masa kematian. Tahapan
Secara psikologis anak usia dini
perkembangan pada anak usia dini
memiliki karakteristik yang khas dan
meliputi lima aspek perkembangan, yaitu:
berbeda dengan anak lainnya, yaitu 1)
Bersifat egoisantris naif, anak memandang Aspek Perkembangan Kognitif
dunia luar dari pandangannya sendiri,
sesuai dengan pengetahuan dan Kognitif merupakan salah satu aspek
pemahamannya sendiri, belum mampu yang yang harus dikembangkan bagi anak.
memahami arti sebenarnya dari suatu Dalam kehidupannya anak pasti
peristiwa dan belum mampu dihadapkan oleh persoalan-persoalan yang
menempatkan diri ke dalam kehidupan menuntut pemecahannya. Sebelum anak
orang lain. 2) Relasi sosial yang primitif, mampu menyelesaikan persoalan, anak
relasi sosial yang primitif merupakan perlu memiliki kemampuan mencari cara
akibat dari sifat egoisantris naif. Anak pada penyelesaiannya. Menurut piaget
masa ini hanya memiliki minat terhadap memandang anak sebagai partisipan aktif
benda-benda atau peristiwa yang sesuai di dalam proses perkembangan. Beliau
dengan daya fantasinya. Mereka mulai menyebutkan beberapa tahapan pada
membangun dunianya dengan khayalan aspek ini: 1) Tahap sensorimotor, usia 0-2
dan keinginannya sendiri. 3) Kesatuan tahun. Masa ini masih terbatas pada gerak-
jasmani dan rohani yang hampir tidak gerak refleks, 2) Tahap pra-operasional,
terpisahkan, anak belum mampu usia 2-7 tahun. Anak sudah mulai
membedakan antara dunia lahiriah dan berkembang bahasanya walaupun belum
batiniah. Anak mengekspresikannya secara mampu berpikir abstrak, 3) Tahap konkret
terbuka karena itu janganlah mengajari operasional, 7-11 tahun. Anak sudah
atau membiasakan anak untuk tidak jujur. mampu menyelesaikan, menyusun,
4) Sikap hidup yang disiognomis, secara melipat dan seterusnya. dan 4) Tahap
langsung anak memberikan atribut atau Formal operasional, usia 11-15 tahun anak
sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata sudah mampu berpikir tingkat tinggi,

55
Pembelajaran Calistung Bagi… - Ade Tursina

sudah berpikir abstrak. Perkembangan karena pada masa anak usia dini anak
intelektual atau perkembangan kognitif mulai mengembangkan pergaulan dengan
dapat dipandang sebagai suatu perubahan teman sebaya dilingkungan rumah dan
dari suatu keadaan seimbang ke dalam diluar rumah.
keseimbangan baru. Perkembangan pada
Aspek Perkembangan Nilai Agama Moral
individu bersifat dinamis, perubahan yang
terjadi lambat kadang-kadang cepat. Moral merupakan suatu kebiasaan
aatau peraturan atau nilai-nilai atau cara
Aspek Perkembangan Fisik-Motorik
kehidupan. Perkembangan moral anak
Keterampilan pada aspek ini dapat berlangsung melalui beberapa cara
merupakan perkembangan motorik kasar yakni:
yaitu keterampilan fisik yang melibatkan
1. Pendidikan langsung, yaitu
otot-otot besar seperti saat anak berlari,
penanaman pengertian tingkah laku
memanjat dan motorik halus yaitu
yang benar dan salah, atau atau
keterampilam fisik yang melibatkan otot-
baik buruk oleh orang tua dan
otok kecil dan koordinasi mata-tangan
seterusnya.
seperti menggambar, menggunting.
2. Indentifikasi, yaitu dengan cara
Aspek Perkembangan Bahasa
meniru penampilan seseorang yang
Bahasa merupakan sarana menjadi idolanya (seperti orangtua,
berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa saudara, guru).
juga urutan kata-kata, bahasa digunakan
3. Proses coba-coba, yaitu
untuk menyampaikan informasi mengenai
mengembangkan tingkah laku
tempat berbeda atau waktu yang berbeda
moral secara coba-coba.
(Wahyudin dkk, 2011). Membaca dan
menulis merupakan bagian dari belajar Penanaman moral dimulai dari
bahasa untuk mengembangkan aspek lingkungan keluarga dimana orangtua
bahasa anak. Faktor yang mempengaruhi memiliki andil memberikan pemahaman
perkembangan bahasa yaitu, a. Proses pada anak tentang mana yang baik dan
kematangan, b. Proses belajar, kedua salah. Pada awalnya anak diberikan
proses ini berlangsung sejak masa bayi dan konsep awal seiring waktu anak akan
kanak-kanak. dapat memahaminya.
Aspek Perkembangan Sosial Emosional HAKIKAT BELAJAR CALISTUNG
ANAK USIA DINI
Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam Pada hakikatnya anak-anak belajar
berhubungan sosial atau proses membaca, menulis dan berhitung secara
menyesuaikan diri dengan norma-norma antusias memasuki usia empat tahun
kelompok, tradisi, maupun moral agama. menurut Montessori. Sebaliknya apabila
Sedangkan perkembangan emosional pada anak harus menunggu sampai umur enam
anak awal ditandai dengan munculnya dan tujuh tahun seperti yang dilakukan di
emosi evaluatif yang disadari dengan rasa sekolah-sekolah tugas ini akan menjadi
bangga, malu dan rasa bersalah. sulit karena periode kepekaan terhadap
Mengembangkan sosial-emosional harus bahasa sudah berlalu.
dilakukan sejak dini. hal ini disebabkan

56
Pembelajaran Calistung Bagi… - Ade Tursina

Konteks pembelajaran calistung pada Membaca


anak usia dini hendaknya dilakukan dalam
Membaca merupakan menerjemahkan
kerangka pengembangan seluruh potensi
simbol (huruf) ke dalam suara yang
anak, dilakukan melalui pendekatan
dikombinasikan dengan kata-kata
bermain dan disesuaikan dengan tugas
(Djamarah, 2010). Selanjutnya Hodgson
perkembangan anak. Menciptakan
(dalam Tarigan, 2008) menyatakan bahwa
lingkungan yang kaya dengan
membaca adalah suatu proses yang
“keaksaraan” akan lebih memacu kesiapan
dilakukan serta digunakan oleh pembaca
anak untuk memulai kegiatan calistung.
untuk memperoleh pesan yang hendak
Untuk mulai mengenalkan membaca disampaikan oleh penulis melalui media
pendidik tidak harus menyuruh anak kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008).
menghafal abjad satu demi satu. Demikian
Tahapan membaca pada anak usia
juga untuk mulai mengenalkan angka-
dini, yaitu:
angka pada anak tidak harus menghapal
simbol-simbol angka yang ada. Tetapi hal 1. Tahap I: Membaca gambar, yaitu
tersebut dapat dilakukan sambil bermain. anak diberikan gambar, yang dalam
Dunia anak adalah dunia bermain. Dan satu halaman hanya memuat satu
anak-anak akan dapat belajar dengan lebih jenis gambar, misalnya jika gambar
bermakna jika mereka merasa senang. buah apel, maka gambar tidak
Sudah banyak permainan dan metode boleh dihasi dengan gambar lain.
yang dirancang untuk pembelajaran
2. Tahap II: Membaca Gambar dan
calistung. Tinggal kreativitas pendidiklah
Huruf. Pada tahap ini dengan
yang perlu dibenahi agar pembelajaran
membaca huruf sesuai dengan
calistung dapat berlangsung secara alami
huruf awal gambar. Contoh Apel
dan menyenangkan.
A
PEMBELAJARAN CALISTUNG DI
3. Tahap III: Membaca Gambar dan
PENDIKAN ANAK USIA DINI
kata. Keterampilan pada tahap ini
Calistung adalah hal yang mendasar dengan memperlihatkan gambar
yang perlu dikenalkan kepada anak sejak dan tulisan makna gambar. Contoh
dini. Membaca dan menulis anak akan Ayam.
mampu menyerap dan menyampaikan
4. Tahap IV: Membaca Kalimat. Tahap
segala informasi yang diterimanya dan
membaca kalimat merupakan
dengan berhitung anak lebih mampu
mengembangkan aspek logika berpikir. tahapan yang paling matang pada
keterampilan membaca. Anak
Kemampuan membaca sebagai pintu sudah banyak mengetahui kosa
gerbang kognitif yang memegang peranan kata dan dapat merangkainya
penting dalam keseluruhan kehidupan menjadi kalimat.
manusia terutama membuat kontak dan
Menulis
berkomunikasi. Menulis merupakan cara
anak untuk menyampaikan pesan dengan Menulis merupakan membuat huruf
menggunakan tanda-tanda sebelum anak (angka dan lain sebagainya), yang dibuat
membentuk bahkan mengenal huruf. dengan pena (pensil, cat dan sebagainya)
(Susanto, 2014).

57
Pembelajaran Calistung Bagi… - Ade Tursina

1. Menulis pra-alpabet adalah tulisan memungkinkan mengunakan


yang tidak berbunyi atau tidak benda konkret.
dapat dibaca. Anak hanya sekedar
3. Tulisan merupakan bilangan yang
menulis berupa coretan atau
yang sangat abstrak bagi anak-anak.
gambar yang tidak bermakna.
Yew (dalam Suyanto, 2005),
2. Menulis alpabet adalah: a)
mengungkapkan bahwa prinsip dalam
Kegiatan awal menulis kata,
berhitung pada anak diantaranya membuat
biasanya anak menulis rentetan
pelajaran yang menyenangkan, mengajak
huruf-huruf yang dapat dibaca juga
anak terlibat langsung, membangun
belum mengenal spasi, b)
keinginan diri dalam menyesuaikan
Menulis rangkaian kata, anak mulai
berhitung, fokus pada apa yang dicapai
peduli terhadap bunyi bacaan
anak. Pada prinsipnya berhitung pada
menggunakan hurup kapital dan
anak usia dini merupakan pembelajaran
sudah mengenal spasi, c) Menulis
yang berlangsung dilakukan oleh anak
kalimat, anak menggunakan huruf
melalui permainan yang diberikan secara
kapital dan kecil sudah mengenal
bertahap menyenangkan bagi anak dan
spasi antar kata, dan dapat menulis
tidak memaksakan keinginan guru.
kalimat.

Setiap kemampuan menulis yang DAFTAR PUSTAKA


dimiliki anak akan mengalami
perkembangan sesuai tahapan. Semakin Djamarah, S. B. & Zain, A. (2011). Strategi
bertambahnya usia maka perkembangan Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
menulis anak akan semakin meningkat. Cipta.
Oleh karena itu perlu orng tua dan guru Patmonodewo, S. (2010). Pendidikan Anak
memperhatikan prinsip-prinsip dalam Prasekolah, Jakarta: Pusat Pembukuan.
kegiatan menulis tersebut.
Suryana, D. (2016). Modul-1 Dasar-Dasar
Berhitung Pendidikan TK, Jakarta: Universitas
Berhitung merupakan tahapan dasar Terbuka.
bagi kegiatan matematika. Berhitug Susanto, A. (2014). Perkembangan Anak
diperlukan untuk menumbuh kembangkan Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai
keterampilan berhitung yang sangat Aspeknya, Jakarta: Kencana.
diperlukan dikehidupan sehari- hari anak.
Metode berhitung pada anak usia dini Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan
diajarkan dengan tahapan: Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
1. Pengalaman, berhitung diajarkan
dengan memberikan kesempatan Tarigan, H. (2008). Membaca Sebagai Suatu
pada anak untuk melakukan Keterampilan Bahasa, Bandung:
aktivitasnya sendiri menggunakan Angkasa.
benda konkret. Uyu, W. & Mubiar, A. (2011). Penelitian
2. Simbol, berhitung menggunakan Perkembangan Anak Usia Dini,
simbol apabila tidak Bandung: Refika Aditama.

58

Anda mungkin juga menyukai