Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

KONSEP BERMAIN PADA ANAK USIA DINI


Wiwik pratiwi
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai gorontalo

Abstrak
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada umur 0-6 yang sedang dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan dan memiliki potensi yang harus dikembangan. Untuk
mengembangan potensi yang dimiliki maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat mengembangkan
dan mengoptimalkan setiap tahapan perkembangan anak. Bermain merupakan aktifitas yang
menyengkan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir
dan dilakukan secara suka rela dengan tahapan perkembangan dimuali dari tahapan manipulative,
simbolis, eksplorasi, eksperiment dan tahapan dapat dikenal. Melalui bermain aspek perkembangan
motorik,social,emosional, bahasa anak akan berkembang jika dalam kegiatan main anak usia dini di
dukung oleh tiga jenis main yaitu: main sensorimotor ,main peran,main konstruktif.
Kata kunci : bermain, anak usia dini

A. Pendahuluan kesiapan memasuki pendidikan yang lebih


Pendidikan merupakan usaha sadar lanjut1
yang dapat dengan sengaja dirancang untuk Pendidikan pada dasarnya mempunyai
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai tujuan dan sasaran untuk mengembangkan
mana tujuan pendidikan nasional yaitu untuk setiap potensi yang dimiliki oleh manusia hal
mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan inipun tidak terlepas dari poroses pendidikan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 untuk anak usia dini yaitu memberikan
tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah pembelajaran yang menyenangkan melalui
dan Keputusan menteri Pendidikan dan suatu metode menyenangkan yang disebut
Kebudayaan Nomor: 0486/U/1992 bermain.
menjelaskan bahwa pendidikan taman kanak- Kegiatan bermain sangat diminati oleh
kanak (TK) bertujuan untuk membantu setiap anak usia dini dan hal ini dapat dilihat
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, dari sebagian besar waktu yang digunakan oleh
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta anak adalah bermain dan hal ini secara tidak
yang diperlukan oleh anak didik dalam langsung memberikan pengaruh yang
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan signifikan bagi perkembangan anak hal ini
untuk pertumbuhan serta perkembangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
selanjutnya. montolalu dkk bahwa Pengaruh bermain bagi
Pendidikan anak usia dini merupakan perkembangan anak dapat mempengaruhi
upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada perkembangan fisik,dorongan komunikasi,
anak sejak lahir sampai dengan usia enam penyaluran energy emosional yang terpendam,
tahun yang dilakukan melalui pemberian penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan,
stimulus pendidikan agar membantu sumberbelajar, ransangan bagi kreativitas,
perkembangan pertumbuhan baik jasmanai perkembangan wawasan diri, belajar
maupun rohani sehingga anak memiliki bermasyarakat, standar moral, belajar bermain

1
Martinis .Y dan Sanan J. Panduan
pendidikan anak usia dini. (Jakarta: Gaung Persada
2010), h.1

106
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

sesuai dengan peren jenis kelamin, memberikan pembelajaran untuk


perkembangan ciri kepribadian yang mengoptimalkan pertumbuhan dan
dinginkan2 perkembangan sebab telah diketahui bersama
Bermain merupakan sarana anak untuk bahwa anak juga merupakan amanah Allah
belajar mengenal lingkungan dan merupakan SWT. Anak merupakan amanah Allah SWT,
kebutuhan yang paling penting dan mendasar yang harus dijaga dan dibina, ia membutuhkan
bagi anak khususnya untuk anak usia dini, pemeliharaan, penjagaan, kasih sayang dan
melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh perhatian.6 Oleh karena itu orang tua menjadi
aspek kebutuhan perkembangan sosok yang penting yang dapat memenuhi
kognitif,afektif,social,emosi,motorik dan kebutuhan anak dalam proses tumbuh
bahasa. Bermain mempunyai nilai yang penting kembangnya.
bagi perkembangan fisik,kognitif,bahasa dan Al-Ghozali, dalam kitabnya “Ihya
social anak, bermain juga bermanfaat untuk Ulumiddin” menjelaskan tentang hakikat anak
memicu kreativitas, mencerdaskan otak, sebagai berikut7:
menanggulangi konflik, melatih “Anak itu merupakan amanat bagi
empati,mengasah panca indra, terapi dan kedua orang tuanya, dan hatinya yang
melakukan penemuan.3 bersih merupakan permata yang
B. Hakikat Anak Usia Dini mahal, masih polos dan belum
Anak usia dini atau anak pada masa tersentuh goresan dan lukisan
taman kanak-kanak adalah masa merupakan apapun, masih dapat menerima
individu yang unik dan sedang dalam proses pahatan apa saja, dan siap mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan dan masa ini pengaruh apapun yang disuguhkan
biasa disebut dengan masa Golden Age. Anak kepadanya. Jika anak itu dibiasakan
usia dini juga dapat di artikan bahwa anak yang pada hal-hal yang bain diajarinya,
berada pada rentan 0-8 tahun dan sosok yang maka ia akan tumbh dan berkembang
sedang menjalani proses perkembangan dengan diatas kebaikan tersebut, dan ia akan
pesat dan fundamenta bagi kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Orang
selanjutnya4 dalam undang-undang nomor 20 tuannya, gurunya dan pengasuhnya
tahun 2003 tentang system pendidikan nasional akan bersama-sama memperoleh
dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini pahalanya. Sebaliknya apabila anak
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai tersebut dibiasakan pada hal-hal yang
dengan 6 tahun dan bukan merupakan prasyarat buruk, dan dibiarkan liar seperti
untuk mengikuti pendidikan dasar5 dari uraian binatang, ia akan celaka dan rusak
diatas maka dapat kita simpulkan bahwa anak dalam hidupnya, dosanya juga akan
usai dini merupakan masa masa goden age dipikul oleh orang-orang yang
dimana pada masa ini anak sedang mengalami bertanggung jawab dan
perkembangan baik fisik maupun mengurusinya”
motorik,social,emosional,kognitif,bahasa dan Para ahli psikologi mengemukakan
moral oleh karena itu sangat penting untuk usia dini (0-8 tahun) sangat menentukan bagi
anak dalam mengembangkan potensinya. Usia
2 ini sering disebut “usia emas” yang hanya
Hurlock. E. B.. Psikologi Perkembangan.
(Alih Bahasa: Istidayanti dan Soedjarwo Edisi
6
kelima. Jakarta. Erlangga 1978), h.323 Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan
3
Montolalu dkk. Bermain dan Permainan Anak dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
Anak. (Jakarta : Universitas Terbuka 2007), h.1.19 2013),h. 37
4 7
Sujiono N.Y.. Konsep dasar pendidikan Mita Sari, Peningkatan disiplin Melalui
anak usia dini.( Jakarta : PT indeks 2013),h.6 Bermain dengan Aturan, (Jakarta: Tesis PPS UNJ,
5
ibid 2014), h. 45

107
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

datang sekali dan tidak dapat diulangi lagi, dini merupakan pendidikan yang menentukan
yang sangat menentukan untuk pengembangan terbentuknya kepribadian anak. 10 Oleh karena
kualitas manusia. Hal ini didasarkan pada itu penanaman karakter positif dapat dilakukan
penelitian yang dilakukan Bloom dan kawan- sedini mungkin. Pendidikan anak usia dini
kawan yang mengemukakan bahwa dilaksanakan secara bertahap dan berulang-
perkembangan intelektual anak terjadi sangat ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. pendidikan anak usia dini yaitu: (1)
Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang pendidikan berorientasi pada kebutuhan anak
dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 (2) dunia anak adalah dunia bermain (3)
tahun, peningkatan yang 30% berikut terjadi kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat
pada usia 8 tahun.8 Kehidupan pada masa anak untuk membangun sistematika kerja (4)
yang merupakan suatu periode yang disebut kegiatan pembelajaran berorietasi pada
periode kritis atau periode sensitif dimana pengembangan kecakapan hidup anak (5)
kualitas perangsangan harus diatur sebaik- Pendidikan dilakukan secara bertahap dan
baiknya. berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-
Anak Usia dini adalah sosok individu prinsip perkembangan anak.11 Dengan
yang sedang menjalani suatu proses demikian, setiap kegiatan pembelajaran harus
perkembangan dengan pesat dan fundamental selalu mengacu pada tujuan pemenuhan
bagi kehidupan selanjutnya dan berada pada kebutuhan perkembangan anak secara individu,
rentang usia 0-8 tahun.9 Usia dini merupakan maka selayaknya konsep pendidikan untuk
fase kehidupan yang unik, dan berada pada anak dirancang dalam bentuk bermain, sebab
masa proses perubahan berupa pertumbuhan, anak akan belajar melalui kegiatan bermain
perkembangan, pematangan, dan yang menyenangkan.
penyempurnaan, baik pada aspek jasmani Pendapat yang dikemukakan oleh
maupun rohaninya. Ada yang memandang anak beberapa ahli diatas mengenai definisi anak
usia dini sebagai makhluk yng sudah dibentuk usia dini, adalah sekelompok anak yang berada
oleh genitas orang tua, ada yang memandang pada rentang usia 0-8 tahun dan sedang
bahwa mereka dibentuk oleh lingkungannnya, mengalami perkembangan pada berbagai aspek
miniatur orang dewasa, bahkan ada yang perkembangannya, serta memerlukan upaya
memandangnya sebagai individu yang berbeda pembinaan untuk mengoptimalkan
total dengan orang dewasa. Anak memiliki perkembangannya
suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan C. Konsep Bermain
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya Dunia anak adalah dunia bermain anak
masa remaja. Hal ini yang membedakan anak biasanya cenderung lebih banyak
dengan orang dewasa, anak bukan miniatur menghabiskan waktunya melalui bermain hal
orang dewasa sebab anak menunjukkan ciri-ciri ini dapat kita amati dalam kehidupan sehari-
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan hari bahwa waktu yang digunakan untuk
usianya. bermain oleh anak lebih banyak dibandingakan
Masa usia dini merupakan masa yang dengan belajarnya maka dari itu dengan
pesat bagi optimalisasi perkembangan anak, memahami hal diatas maka kita perlu
maka diperlukan program pendidikan bagi menstimulus atau memberikan pembelajaran
anak usia dini. Program pendidikan anak usia bagi anak melalui bermain kerana belajar pada
10
Soegeng Santoso.,op.cit., h.9
8 11
Ibid., h.3 Mukhtar Latif dkk, Orientasi Baru
9
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Teori dan Aplikasi,
Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),
2009), h.6 h.81

108
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

anak usia dini adalah bermain dan bermain 1. Teori psikoanalisis Sigmun Freud dan
pada anak usia dini adalah belajar. erik erikson dalam teori psikoanalisis
Bermain bagi anak tidak hanya melihat bermain anak sebagai alat
memberikan kepuasan terhadap anak akan yang penting bagi pelepasan
tetapi bermain dapat pula membangun karakter emosinya serta untuk
dan membentuk sikap dan kepribadian anak mengembangkan rasa harga diri anak
Docket dan Fleer berpendapat bahwa bermain ketika anak dapat mengeusai
merupakan kebutuhan bagi anak, karena tubuhnya, benda-benda serta jumlah
melalui bermain anak akan memperoleh keterampilan social.
pengetahuan yang dapat mengembangkan 2. Teori perkembangan kognitif yang
kemampuan dirinya.12 Sejalan dengan teori menguji kegiatan bermain dalam
tersebut Susanto mengemukakan bahwa kaitannya dengan perkembangan
bermain dapat membentuk sikap mental dan intelektual, yang berpandangan
nilai-nilai kepribadian anak diantaranya : bahwa setiap manusia mempunyai
1. Dengan bermain itu anak belajar pola struktur kognitif baik itu secara
menyadari keteraturan, peraturandan fisik maupun mental yang mendasari
berlatih menjalankan komitmentyang prilaku dan aktivitas intelegensi
dibangun dalam permainan tersebut seseorang dan berhubungan erat
2. Anak belajar menyelesaikan masalah dengan tahapan pertumbuhan anak
dalam kesulitan terendah sampai yang dengan kata lain itelektual dan afektif
tertinggi. selalu berjalan berdampingan. Teori
3. Anak berlatih sabar menunggu giliran ini percaya bahwa emosi dan afeksi
setelah temannya menyelesaikan manusia selalu muncul dari suatu
permainnanya. proses yang sama di dalam tahapan
4. Anak berlatih bersaing dan membentuk tumbuh kembang kognitif sehingga
motivasi dan harapan hari esok aka piaget membagi tahapan tumbuh
nada peluang memenangkan kembang kognitif ke dalam empat
permainan. jenis proses yaitu asimilasi,
5. Anak-anak sejak dini belajar akomodasi, konservasi,reversibility.
menghadapi resiko kekalahan yang 3. Teori dari vigotsky yang menekankan
dihadapi dari permainan.13 pada pemusatan hubungan social
Bermain merupakan kebutuhan anak sebagai hal yang penting yang
yang sangat penting, dengan bermain anak mempengaruhi kognitif, karena anak
akan membangun pengetahuannya tentang apa akan menemukan pengetahuan dalam
yang ada di sekitarnya, dan membangun dunia socialnya kemudian menjadi
kreatifitasnya baik dengan menggunakan suatu bagian dari perkembangan
14
benda atau alat permainan maupun tidak. Ada kognitifnya.
tiga teori bermain modern yang memberikan Lebih lanjut diuraikan oleh Piaget
tekanan pada konsekuensi bermain pada anak dalam Hurlock bahwa bermain terdiri atas
dan sebagai acuan dan menunjang main anak tanggapan yang diulang sekedar sekedar untuk
dalam tahapan perkembangan anak kesenagan fungsional15. Sedangan menurut

12
Nehru, “Mengembangkan Kecerdasan
14
Sosial Anak Usia Dini Melalui Permainan Latif mukhtar dkk. Orentasi baru
Tradisional” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan anak usia dini teori dan aplikasi.
Vol. 5, (Jakarta, 2011), h. 134 (Jakarta:prenadamedia group),h.79
13 15
Susanto ahmad. Perkembangan anak Hurlock. E. B.. Psikologi
usia dini.(Jakarta:prenamedia group 2011),h 4-5 Perkembangan. (Alih Bahasa: Istidayanti dan

109
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Bettelheim dalam hurlock kegiatan bermain pengalaman dan objek-objek yang ada di
merupakan kegiatan yang tidak mempunyai sekitarnya, pembelajaran di TK tidak hanya
peraturan lain kecuali yang ditetapkan menekankan pada pembelajaran yang
permainan sendiri yang tidak ada hasil akhir berorentasi pada bermain melaikan pada
yang dimaksudkan dalam realitas luar16. perkembangan anak itu sendiri.18
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas Bermain mempunyai makna penting
dasar suatu kesenangan dan tanpa bagi pertumbuhan anak. ada enam belas nilai
mempertimbangkan hasil akhir kegiatan bermain bagi anak:1) Bermain membantu
tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa pertumbuhan anak, 2) Bermain merupakan
paksaan atau tekanan dari pihak luar,sebagian kegiatan yang dilakukan secara sukarela, 3)
orang menyatakan bahwa bermain sama Bermain memberi kebebasan anak untuk
fungsinya dengan berkerja. Meskipun bertindak, 4) Bermain memberikan dunia
demikian, anak memiliki persepsi sendiri khayal yang dapat dikuasai, 5) Bermain
mengenai bermain dimana bermain menurut mempunyai unsur berpetualang didalamnya, 6)
Hurlock dapat di bagi kedalam dua kategori Bermain meletakkan dasar pengembangan
yaitu: bahasa, 7) Bermain mempunyai pengaruh yang
1. Bermain Aktif unik dalam pembentukan hubungan antar
Dalam permaina aktif kesenagan yang timbul pribadi, 8) Bermain memberi kesempatan
dari apa yang dilakukan individu, apakah untuk menguasai diri secara fisik, 9) Bermain
dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat memperluas minat dan pemusatan perhatian,
sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-anak 10) Bermain merupakan cara anak untuk
kurang melakukan kegiatan bermain secara menyelidiki sesuatu, 11) Bermain merupakan
aktif ketika mendekati masa remaja dan cara anak mempelajari peran orang dewasa, 12)
mempunyai tanggung jawab dirumah dan di Bermain merupakan cara dinamis untuk
sekolah serta kurang bertenaga karena belajar, 13) Bermain menjernihkan
pertumbuhan pesat dan perubahan tubuh. pertimbangan anak, 14) Bermain dapat
2. Hiburan distruktur secara akademis, 15) Bermain
Dalam bermain pasif atau hiburan kesenangan merupakan kekuatan hidup, 16) Bermain
diperoleh dari kegiatan orang lain. Permainan merupakan sesuatu yang esensial bagi
sedikit menghabiskan energy anak yang kelestarian hidup manusia19.
menikmati temannya ketika bermain Bermain juga memberikan peran
memandang orang atau hewan di televisi, yang sangat penting bagi anak Dworetsky
menonton adegan lucu atau membaca buku dalam Moeslichaton mengemukakan bahwa
adalah bermain tanpa mengeluarkan banyak bermain merupakan kegiatan yang memberikan
tenaga tetapi kesenangan hampir dengan anak kesenangan dan di laksanakan untuk kegiatan
yang menghabiskan sejumalah besar tenaganya itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya
di tempat olah raga atau tempat bermain17 daripada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu.
20
Bermain sebagai bentuk kegiatan Bermain juga memberi peranan bagi semua
belajar di TK adalah bermain yang kreatif dan aspek perkembangan anak. Dworetzky dalam
menyenangkan. Melalui bermain yang kreatif
anak dapat mengembangkan semua 18
Masitoh. Strategi Pembelajaran TK.(
kemampuannya dan mengeksplorasi Jakarta : Universitas Terbuka 2004), h.9.5
19
Moeslichatoen. Metode pengajaran di
taman kanak-kanak. (Jakarta : RinekaCipta 2004),h.
Soedjarwo Edisi kelima. Jakarta. Erlangga 1978), 55-56
20
h.320 Moeslichatoen. Metode pengajaran di
16
Ibid. taman kanak-kanak.(Jakarta : RinekaCipta
17
Ibid. 2004),h.395

110
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Moeslichatoen juga mengemukakan bahwa menjadi seseorang atau


fungsi bermain dan interaksi dalam permaianan sesuatu.sedangkan bermain mikro
mempunyai peran penting bagi perkembangan adalah anak memegang atau
kognitif dan social anak, selain itu fungsi menggerakkan benda yang
bermain dapat meningkatkan perkembangan berukuran kecil untuk menyusun
bahasa, disiplin, perkembangan moral, adegan. Saat anak main peran
kreativitas dan perkembangan fisik anak.21 mikro mereka belajar untuk
Melalui bermain aspek-aspek perkembangan menghubungkan dan mengambil
anak akan banyak terlatih, hal ini disebakan sudut pandang dari orang lain24
dalam bermain terjadi sebuah interaksi yang (b) Main sensorimotor atau main
kompleks dimana anak akan mendorong keluar fungsional dimana anak belajar
semua kemampuan dalam dirinya. melalui panca indra dan
Hal tersebut juga dikemukakan oleh hubungan fisik dengan
Froebel dalam Masito Bermain sebagai bentuk lingkungan mereka. (c) Main
kegiatan belajar adalah bermain yang kreatif pembangunan atau konstruktif
dan menyenangkan. Melalui bermain yang adalah main yang
kreatif anak dapat mengembangkan semua mempresentasikan ide anak
kemampuannya dan mengeksplorasi melalui media yang bersifat cair
pengalaman dan objek-objek yang ada di dan media yang bersifat
sekitarnya, pembelajaran tidak hanya terstrukturPiaget dalam maulida
menekankan pada pembelajaran yang mengemukakan bahwa main
berorentasi pada bermain melaikan pada pembangunan membantu anak
perkembangan anak itu sendiri22 untuk mengembangkan
Dalam kegiatan main anak tentunya keterampilan yang mendukung
ada hal yang paling penting untuk diketahui tugas-tugas disekolah
25
khususnya dalam prosesn pembelajaran pada kemudian. Adapun bahan main
anak usia dini yang diberikan melalui bermain pembangunan dapat kita
hendaknya mendukung diantaranya23 : gunakam yang bersifat cair
1. Termuat 3 jenis main yaitu: (a) /bahan alam dimana penggunaan
Main Peran Vygotsky dan dan bentuk ditentukan oleh anak
Erikson mengemukakan bahwa seperti air,pasir cat, play
Bermain peran dissebut juga dough,krayon,pulpen dll.
dengan dengan main sibolis,pura- Sedankan media yang terstrukut
pura,fantasi, imajinasi atau main bahan yang bias digunakan
drama sangat penting untuk adalah balok unit, balok
perkembangan kognisi,social, dan berongga,lego, balok berwarna
emosi anakpada usia 3-6 tahun. 2. Sejumlah bahan main : bahan
Bermaian peran dapat dibagi main terdiri dari banyak jenis dan
menjadoi dua yaitu bermain bermacam-macam misalnya
peran makrodimana anak disediakan bahan main yang
berperan sesungguhnya dan membuat anak dapat
membedakan kasar dan halus,
21
Ibid,h 35
22
Masitoh. 2004. Strategi Pembelajaran
24
TK. (Jakarta : Universitas Terbuka 2004),h.9.5 Mutiah Diana. Psikologi bermain anak
23
Latif mukhtar dkk. Orentasi baru usia dini.(Jakarta :Prenada media Group
pendidikan anak usia dini teori dan aplikasi. 2015),h.115
25
(Jakarta:prenadamedia group),h.79 Ibid,h.116

111
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

besar dan kecil, berat dan ringan, meningkatnya koordinasi dan


tebal dan tipis dan sebagainya keseimbangan tubuh serta
3. Penataan bahan main : ditata mengembangkan keterampilan
dengan direncanakan terlebih dalam pertumbuhan anak. Adapun
dahulu dan keseriusan sehingga sumbangsih kesehatan
anak yang baru mulai bergabung mentaladalah membantu anak
dapat belajar melalui melihat untuk mengembangkan reseliensi
4. Hubungan social : main yang diri terhadap tekanan dalam
disiapkan dan ditata dengan kehidupan
perencanaan yang baik dapat 3. Bermain memberikan kesempatan
menimbulkan interaksi social untuk menguji anak dalam
dengan teman sebay, dan bahan menghadapi tantangan dan bahaya.
main ditata untuk bermacam- Dari uraian diatas dapat disimpulkan
macam tahapan perkembangan bahwa bermaian merupakan kegiatan yang
social misalnya ada Mainan yang dilakukan tanpa ada unsur keterpaksaan dan
ditata untuk satu anak saja, dua tidak menekankan pada hasil dari kegiatan
anak saja, untuk tiga anak atau bermaian melainkan suatu kegiatan yang
lebih. menyenangkan yang dilakukan atas keinginan
Bermain memiliki peran penting dalam sendiri dan lebih menekankan pada proses yang
proses perkembangan anak iswinarti dalam di dapatkan dalam bermaian yang akan
najamuddin A mengemukakan bahawa peran memberikan manfaat bagi seluruh aspek
bermain pada anak berdampak pada sejumlah perkembangan anak. Salah satu hal yang harus
bidang kehidupan anak yaitu sebagai berikut26 : diketahui dalam proses bermaian hendaknya
1. Bermain mempunyai peran yang mendukung tiga jenis main yaitu main
penting dalam belajar. Dalam hal sensorimotor,main peran dan konstrukti serta
ini bermain dapat melengkapi memperhatikan bahan dan penataan yang
kegiatan sekolah anak yang dapat digunakan dalam dalam bermain. Dengan
memberikan kesempatan kepada demikian anak akan memperoleh kesempatan
anak untuk memahami, meresapi dalam memilih kegiatan yang disukai, dapat
dan member arti kepada apa yang bereksperimen sesuai yang di inginkan dan
mereka pelajari dalam settingan akan menstimulus perkembanagan anak. Dari
pendidikan formal. Secara khusus uraian beberapa teori diatas dapat pula
bermain menjadi penting yaitu diketahui bahwa nilai bermain dalam
membantu anak memperoleh kehidupan anak sangatlah besar pengarunya
“bukan informasi khusus, tetapi maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam
mindset umum dalam pemecahan pelaksanaan program kegiatan anak khususnya
masalah. pada anak usia dini merupakan syarat mutlak
2. Bermain dapat mendukung yang sama sekali tidak bisa diabaikan karena
perkembangan fisik dan kesehatan bagi anak belajar adalah bermain dan bermain
mental yang baik. Bermain itupun adalah belajar.
memfasilitasi anak dalam D. Tahapan Perkembangan Bermain
beraktifitas fisik meliputi kegiatan Perkembangan dapat diartikan merupakan
olahraga yang memungkinkan perubahan yang terjadi pada individu ataupun
organisme yang bersifat kuantitatif dan
26 kualitataif hal inipun dapat kita lihat dari
Najamuddin A. membangun karakter
anak lewat permainan tradisional daerah gorontalo. perkembangan bermain anak yang dimulai
(Gorontalo :tadbir 2016 Vol 4),h.75-76

112
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

pada fase natal hingga dewasa dan memiliki Setelah masuk sekolah jenis permainan
ciri dan krakteristik tertentu dalam setiap mereka sangat beragam. Semula
tahapan perkembangnya.Tahapan bermain pada mereka meneruskan bermain dengan
anak tentunya berbeda dan disetiap tahapanya barang mainan terutama bila sendirian
hal ini sangat penting untuk diketahui agar kita selain itu mereka merasa tertarik
dapat memfasilitasi tahapan-tahapan dengan permainan, olahraga,hobi dan
perkembangan tersebut sehingga bentuk permainan lainnya.
perkembangan bermain anak dapat 4. Tahap Melamun
berkembang sesuai dengan tahapannya. Semakin mendekati masa puber
Secara umum tahapan perkembangan mereka mulai kehilangan minat dalam
bermain anak menurut Hurlock dapat di amati permainan yang sebelumnya disenangi
perkembanganya sejak lahir , adapun tahapan dan banyak menghabiskan waktunya
perkembangan bermain adalah sebagi berikut : dengan melamun. Melamun yang
1. Tahap Eksplorasi merupakan ciri khas anak remaja
Hingga bayi berusia 3 bulan permainan adalah saat berkorban saat mereka
mereka terdiri atas melihat orang dan mengangap dirinya tidak diperlukan
benda serta untuk melakukan usaha dengan baik dan tidak di dimengarti
acak untuk menggapai benda yang oleh siapapun27
diacungkan di hadapannya.
Selanjutnya, mereka dapat Sejalan dengan Tahapan
mengendalikan tangan sehingga cukup perkembangan bermain diatas Montolalu dkk
memungkinkan bagi mereka untuk mengemumakan bahwa tahapan perkembangan
mengambil. Memegang, dan bermain pada anak usia dini dapat dilihat
mempelajari benda kecil. Setelah melalui tingkatan dan tahap sebagai berikut :
mereka dapat merangkak atau berjalan 1. Tahapan manipulatif
mulai memperhatikan apa saja yang Pada umumnya tahapan ini dapat
berada dalam jarak jangkauaanya dilihat pada anak usia 2-3 tahun
2. Tahap Permainan
dengan alat-alat atau benda yang
Bermain barang mainan dimulai pada dipegang anak akan melakukan
tahun pertama dan mencapai puncak penyelidikan dengan cara
pada umur 5-6 tahun. Pada mulanya membolak-balik, maraba-raba
anak hanya mengeksprolasi bahkan menjatuhkan lalu
mainannya. Antara 2 atau 3 tahun
melempar dan memungutnya
mereka membayangkan bahwa kembali, meraba-raba dan
mempunyai sifat hidup dapat bergerak, sebagainya.
berbicara dan merasakan. Dengan 2. Tahapan simbolis
berkembangnya kecerdasan anak Peralihan dari tahap manipulatife
mereka tidak lagi mengangap benda hamper tidak dapat dilihat hal ini
mati sebagai sesuatu yang hidupdan disebakan karena anak yang sudah
hal ini mengurangi minatnya pada sampai pada tahap simbolis kadang
barang mainan. Factor lain yang kembali melakukan kegiatan yang
mendorong penyusutan minat dengan
barang mainan adalah bahwa barang
27
mainan adalah sifatnya menyendiri Hurlock. E. B.. Psikologi
Perkembangan. (Alih Bahasa: Istidayanti dan
sedengakan anak menginginkan teman.
Soedjarwo Edisi kelima. Jakarta. Erlangga 1978),
3. Tahap Bermain h.324

113
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

sama pada tahap manipulative dikemukakan oleh Piaget dalam Meyke yaitu
namun pada tahap ini hasil ciptaan sebagai berikut;29 (1) Sensory Motor Play (±¾
sudah terlihat bentuk-bentuk bulan-½ tahun) tahap ini merupakan tahap
walaupun masih kabur, anak pada perkembangan sensori motor sehingga gerakan
tahapan ini kadang berbicara atau kegiatan anak belum dapat dikatakan
sendiri tentang apa yang dibuatnya bermain. Kegiatan anak semata-mata
sesuai dengan fantasinya atau hal- merupakan kelanjutan kenikmatan yang
hal yang pernah dilihat di diperolehnya; (2) Symbolic atau Make Believe
lingkungannya. Play (±2-7 tahun) yaitu tahap pra operasional
3. Tahapan eksplorasi yang ditandai dengan bermain khayal dan
.pada tahap ini anak sering bermain pura-pura, (3) Social Play Game With
bermain sendiri dan lebih senang Rules (± 8-11 tahun) yaitu kegiatan anak lebih
tidak berteman dalam bermain. banyak dikendalikan oleh aturan, (4) Games
Anak yang berada pada tahap with Rules dan Sport (11 tahun keatas), yaitu
eksplorasi mulai memperoleh tahap dimana anak menyukai dan menikmati
penemuan-penemuan besar tentang kegiatan olahraga. Meskipun aturannya
sifat benda dan memupuk dilakukan secara berulang-ulang anak menjadi
keterampilan manipulatifnya dari terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-
kesibukan yang dilakukannya baiknya.
4. Tahapan eksperimenn Tahapan perkembangan yang
Pada tahap ini anak pada umumnya dikemukakan Piaget berawal dari ketertarikan
berusia 4-5 tahun mulai melakukan anak terhadap suatu kegiatan yangmemberikan
percobaan-percobaan dan pengalaman dan kenikmatan, kemudian masuk
perhatian mulai tertuju pada pada tahap bermain fantasi dimana anak sering
kegiatan bentuk tertentu dan berimajinasi, setelah itu kegiatan anak mulai
ukuran, menyamakan bentuk dan dikendalikan oleh aturan-aturan dan mulai
ukuran serta memilih bentuk- berinteraksi dengan orang, terakhir kegiatan
bentuk tertentu yang akan bermain anak lebih mengarah pada kegiatan-
digunakan kegiatan olahraga yang memiliki aturan lebih
5. Tahap dapat dikenal ketat namun tetap digemari oleh anak-anak.
Pada tahap ini anak berada pada Pada teori yang lain Parten dan Rogers
usia 5-6 tahun yang pada dalam Sujiono mengemukakan bahwa ada
umumnya telah mencapai tahapan enam tahapan perkembangan bermain pada
bermain yaitu membangun bentuk- anak yaitu :
bentuk yang realistis, bentuk- 1. Unoccupied atau tidak menetap
bentuk yang sudah dikenal atau Anak hanya melihat anak lain
dilihat anak dalam kehidupanya bermain tetapi tidak ikut bermain.
sehari-hari. Bentuk yang dibuat Anak pada tahap ini hanya
oleh anak sudah dapat dimengerti mengamati sekeliling dan berjalan
oleh orang lain yang melihatnya tetapi tidak terjadi interaksi
karena sudah mendekati bentuk- dengan anak yang bermain
bentuk yang sesungguhnya.28 2. Onlooker atau peneonton/pengamat
Tahapan perkembangan lainnya

28 29
Montolalu. Bermain dan Permainan Mayke Tedjasaputra, Bermain, Mainan
Anak. (Jakarta : Universitas Terbuka 2007), h.201- dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini
202 (Jakarta:Grasindo,2011), hh.24-27

114
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Pada tahap ini anak belum mau kemudian anak mulai bermain sendiri, dan
terlibat untuk bermain tetapi anak memiliki minat bermain, setelah itu anak
sudah mulai bertanya lebih mengamati dan menirukan anak lain bermain
mendekat pada anak yang sedang namun belum berinteraksi, tahap selanjutnya
bermaon dan anak sudah mulai anak mulai berinteraksi sosial dalam permaian
muncul ketertarikan untuk namun belum ada pengaturan dan tahap
bermain, setelah mengamati anak terakhir permianan msudah melibatkan
biasanya dapat mengubah cara interkasi sosial dan pengaturan di dalam
bermain. permainan
3. Solitary independent/ bermain Dari uraian diatas dapat kita jelaskan
sendiri bahwa tahapan-tahapan perkembangan bermain
Pada tahap ini anak mulai bermain pada anak tentunya dapat di klasifikasikan
akan tetapi bermain dengan berdasarkan usia dan jenis main Dengan
dirinya sendiri terkadang anak demikian tahapan perkembangan bermain anak
berbicara temanya yang sedang perlu di ketahui hal ini akan memberikan
bermain tetapi tidak terlibat manfaat dan pengetahuan untuk membantu kita
dengan permainan anak. merespon kebutuhan yang diperlukan oleh
4. Paralel activity atau kegiatan anak usia dini khussnya dalam mempersiapkan
parallel kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
Anak sudah bermain denngan dan tentunya akan menghasilakan pembelajar
anak lain akan tetapi belum terjadi yang efektif. Dari tahapan main diatas dapat
interaksi dengan anak yang lain pula kita pahami bahwa dalam tahapan
dan cenderung menggunakan alat bermaian anak diawalai dari keteratarikan anak
yang ada di dekat anak yang lain terhadap kegiatan bermaian, kemudian
5. Associative play atau bermain melakukan pengamatan terhadap kegiatan
dengan teman bermaian, minat terhadapap kegiatan bermain
Pada tahap terjadi interaksi yang melalui peniruan namun masih melakukannya
lebih kompleks, dalam bermain secara individual kemudian masuk pada tahap
anak suadh saling mengingatkan dimana anak mulai berinteraksi secara social
satu dengan yang lain, terjadi dalam kegiatan bermain yang memiliki aturan
tukar menukar mainanatau dan bermaian yang melibatkan interaksi social
mengikuti anak yang lain . dan organisasi yang lebih kompleks.
6. Cooperative or orgenaized E. Jenis Kegiatan Main Anak
supplementary play atau kerja Kegiatan bermain yang dilakukan oleh
sama dalam bermain atau dengan anak memiliki jenis kegiatan bermain yang
aturan. dilakukan oleh anak dan kegiatan permainan
Anak bermain bersama secara yang dilakukan oleh anak. Jenis bermain yang
terorganisasi dan masing-masing dikemukakan oleh Mutiah adalah sebagai
menjalankan peran yang saling berikut;31 1) bermain sosial, kegiatan bermain
mempengaruhi satu sama lain30 dengan teman-teman yang akan menunjukkan
Tahapan bermain yang dikemukakan derajat partisipasi yang berbeda, 2) bermain
oleh Parten dan Rogers menyebutkan bahwa dengan benda, anak melakukan kegiatan
pertama-tama anak menjadi pengamat terhadap bermain dengan mengeksplorasi objek,3)
hal yang menarik dalam kegiatan bermain, bermain sosiodramatis yang memiliki beberapa
elemen seperti bermain dengan melakukan
30
Sujiono N.Y.. Konsep dasar pendidikan
31
anak usia dini.( Jakarta : PT indeks 2013),h.148 Diana Mutiah, op.cit.,hh.142-144

115
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

imitasi, bermain pura-pura, bermain peran tersebut.


dengan menirukan gerakan dan persisten atau F. Penutup
anak tekun melakukan kegiatan bermain Bermain merupakan suatu kegiatan
selama 10 menit. yang menyenangkan yang muncul dari dalam
Jenis bermain yang dikemukakan diri individu baik anak-anak,remaja hingga
oleh Mutiah berdasar pada tahapan dewasa. Bermain bagi anak usia dini tidak
perkembangan bermain anak yang telah hanya suatu kegiatan yang menyenangkan akan
dikemukakan oleh para ahli dimana terdapat tetapi merupakan kegiatan yang yang memiliki
bentuk bermain sosial yang melibatkan tujuan yaitu untuk mengoptimalkan seluruh
interaksi antara anak dan orang lain, bermain aspek perkembangan anak.Melalui kegiatan
dengan benda yang menggunakan sebuah objek bermain anak akan belajar banyak hal dan akan
untuk dapat dieksplorasi selama kegiatan mudah menyerap pengalaman yang
bermain, dan bermain sosiodramatis yang didapatkannya pada saat bermain. Dengan
merupakan kegiatan bermain anak dengan demikian bermain merupakan sarana bagi anak
aktivitas meniru serta berimajinasi. untuk mendapatkan pengetahuan tentang
Selain jenis bermain terdapat pula lingkungan dan sekitarnya yang kemudian hal
jenis permainan yang dikemukakan oleh tersebut akan sangat bermanfaat bagi anak
beberapa ahli yang telah dirangkum oleh untuk dapat mengembangkan kemampuan yang
Mutiah dalam bukunya yaitu; 1) Permainan ada dalam dirinya.
sensorimotor, permaianan yang dilakuakan
untuk memperoleh kenikmatan untuk melatih Daftar Pustaka
perkembangan sensorimotor, 2) Permainan
praktis yaitu melibatkan pengulangan perilaku Hurlock. E. B.I978. Psikologi Perkembangan.
keterampilan-keterampilan baru yang sedang Alih Bahasa: Istidayanti dan Soedjarwo Edisi
dipelajari,3) permainan pura-pura yaitu terjadi kelima. Jakarta. Erlangga.
ketika anak mentransformasikan lingkungan
fisik ke dalam suatu simbol, 4) permainan Tedjasaputra Myeke. 2011. Bermain, Mainan
sosial yaitu permainan yang melibatkan dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia
interaksi sosial dengan teman sebaya, 5) Dini . Jakarta:Grasindo
permainan fungsional permainan yang
dilakukan anak secara berulang-ulang dengan Latif Muhktar dkk. 2014.Orentasi baru
menemukan kesenangan dalam bermain pendidikan anak usia dini teori dan
dengan lingkungannya, 6) permainan aplikasi.Jakarta:Prenadamedia Group
konstruktif yaitu ketika anak melibatkan diri
dalam suatu kreasi, 7) game yaitu kegiatan- Martinis .Y dan Sanan J. 2010. Panduan
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pendidikan anak usia dini. Jakarta: Gaung
kenikmatan yang melibatkan aturan. Persada.
Jenis permainan–permainan tersebut
berdasar pada pendapat yang dikemukakan Masitoh. 2004. Strategi Pembelajaran TK.
oleh para ahli sebelumnya dalam tahap Jakarta : Universitas Terbuka.
perkembangan anak dimana permainan tersebut
dilakukan untuk memperoleh kenikmatan, Montolalu. 2007. Bermain dan Permainan
mengulangi keterampilan yang baru dipelajari, Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.
menggunakan simbol, berinteraksi sosial,
menemukan kesenangan, berkreasi dan Moeslichatoen. 2004. Metode pengajaran di
menerapkan aturan dalam kegiatan permainan taman kanak-kanak.Jakarta : RinekaCipta

116
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus 2017

Muthia Diana.2015. Psikologi Bermain anak Najamuddin A. membangun karakter anak


Usia dini. Jakarta :Prenademedia lewat permainan tradisional daerah gorontalo.
Group Gorontalo :Tadbir 2016 Vol 4

Mutiah Diana.2015. Psikologi bermain anak Sari Mita. 2014. Peningkatan disiplin Melalui
usia dini.Jakarta :Prenada media Bermain dengan Aturan.Jakarta: Tesis PPS
Group UNJ

Sujiono N.Y. 2013. Konsep Dasar Pendidikan


Anak Usia Dini.Jakarta:PT Indeks

117

Anda mungkin juga menyukai