Abstrak
Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang digunakan oleh Raudhatul Athfal (RA) Dian Al-Mastiyah adalah
kurikulum tematik. Kurikulum tersebut didesain secara integral, holistik dan berorientasi pada kehidupan
sehari-hari serta berpusat pada anak didik. Dengan menggunakan model kurikulum tematik, pengalaman
belajar yang diperoleh anak didik di Raudhatul Athfal (RA) Dian Al mastiyah lebih utuh dan lebih bermakna.
Studi ini menjelaskan bagaimana model kurikulum tematik Pendidikan Agama Islam tersebut.
Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Anak Usia Dini.
Abstract
Islamic Education curriculum used by Raudhatul Athfal (Islamic Kindergarten) Dian Al-Mastiyah
is thematic curriculum. It is designed as an integral, holistic and everyday-life-oriented as well as student-
centered. By using the thematic curriculum, learning experiences in Raudhatul Athfal (RA) Dian Al Mastiyah
become more complete and more meaningful. This study tries to explain about the thematic Islamic education
curriculum.
Keywords: Curriculum, Islamic Education, Early Childhood Education.
1
Soedijarto. 2000. Pendidikan Nasional Sebagai Wahana 2
Lee Salk and Rita Kramer. 1977. How To Raise a
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membaca Peradaban Human Being, A.Parent’s Guide to Emtional Health from Infancy
Negara dan Bangsa, Jakarta: CINAPS, h. 154. Through Adolescence, New York; Warner Book, h. 12.
Naskah diterima 20 Juni 2014. Revisi pertama, 15 Juli 2014. Revisi kedua, 19 Juli 2014 dan revisi terahir 5 Agustus
2014.
digunakan analisa dengan cara mendalami topik-topik yang tertuang disetiap mata
melalui membaca, mengkategorisasikan, pelajaran; (2) mempunyai keterkaitan konsep
menafsirkan kemudian menyimpulkan isi dengan yang dipelajari; (3) pembelajaran
kurikulum tersebut. terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan
keterampilannya yang dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran;
Kerangka Teori (4) pembelajaran terpadu melatih anak didik
Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 semakin banyak membuat hubungan inter
dijelaskan, kurikulum adalah seperangkat dan antar mata pelajaran, sehingga mampu
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, memproses informasi dengan cara yang
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan berkembangnya jaringan konsep-konsep; (5)
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajaran terpadu membantu anak didik
tujuan pendidikan tertentu. Dalam proses dapat memecahkan masalah dan berpikir
pembelajaran, kurikulum merupakan ruhnya kritis untuk dapat dikembangkan melalui
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana keterampilan dalam situasi nyata; (6) daya
tujuan pembelajaran dalam konteks tujuan ingat terhadap materi yang dipelajari siswa
organisasi, tujuan pendidikan dan tujuan dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan
terkecil berupa tatap muka menjadi hal yang topik-topik dalam berbagai ragam situasi
paling penting, mengingat kurikulum sebuah dan berbagai ragam kondisi; dan (7) dalam
rencana bagaimana mencapai tujuan belajar pembelajaran terpadu, transfer pembelajaran
yang diharapkan. Lebih tepatnya kurikulum lebih mudah terjadi bila situasi pembelajaran
adalah seperangkat rencana dan pengaturan dekat dengan situasi kehidupan nyata.6
tentang kompetensi yang dibakukan dan cara Kurikulum tematik memiliki beberapa
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan karakteristik, antara lain: pembelajaran
dan kemampuan. berpusat pada anak, menekankan
Adapun kurikulum tematik adalah pembentukan pemahaman dan kebermaknaan,
kurikulum terpadu yang mengaitkan beberapa belajar melalui pengalaman langsung, lebih
mata pelajaran ke dalam suatu tema, dengan memperhatikan proses dari pada hasil
maksud dalam pembelajaran memberikan semata, sarat dengan muatan keterkaitan,
pengalaman bermakna bagi anak didik. Tema memusatkan perhatian pada pengamatan dan
dijadikan sebagai pokok pikiran atau gagasan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari
pokok yang menjadi pokok pembicaraan. beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
Tujuannya adalah; (1) meningkatkan sudut pandang yang terkotak-kotak, bersifat
pemahaman konsep yang dipelajari agar lebih fleksibel, dimana guru dapat mengaitkan
bermakna; (2) mengembangkan keterampilan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
menemukan, mengolah dan memanfaatkan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
informasi; (3) menumbuhkembangkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) berada, serta hasil pembelajaran sesuai dengan
menumbuhkembangkan keterampilan sosial minat dan kebutuhan siswa. Sedangkan
seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, prinsip penilaiannya adalah menyeluruh,
dan lainnya; (5) meningkatkan gairah dalam berkesinambungan, objektif, mendidik dan
belajar; dan (6) memilih kegiatan yang kebermaknaan. Adapun cara penilaian dapat
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaatnya adalah: (1) banyak 6
Sutirjo & Sri Istuti Mamik. 2004. Pembelajaran
Tematik, Malang: Bayumedia, h. 15.
yang dikelola di bawah naungan Yayasan Dian pendidikan anak usia dini berbasis kompetensi;
Al- Mastiyah. RA tersebut didirikan bulan Juli dan (c) membiasakan anak berakhlak mulia
2010, berlokasi di Jalan SMA 64 Nomor 1 B RT. dan gemar beribadah.
001 RW. 03 Kelurahan Cipayung Jakarta Timur. Untuk mencapai visi dan misi tersebut
Namun, operasionalnya baru dimulai bulan Juli telah dirumuskan tujuan diselenggarakannya
2011. Pendirian RA ini dilatarbelakangi oleh RA Dian Al-Mastiyah yaitu (1) memfasilitasi
beberapa hal; pertama lembaga pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak usia
yang menangani anak usia dini di wilayah dini, agar anak siap secara akademik, sosial
Cipayung cukup banyak namun terbatas pada dan emosional untuk belajar lebih lanjut; (b)
Taman Kanak-Kanak, sementara masyarakat memfasilitasi anak usia dini agar memperoleh
membutuhkan lembaga pendidikan yang pendidikan agama yang cukup; dan (c)
bernuansa pendidikan agamanya lebih kental; memberikan pelayanan pendidikan yang
kedua, pemahaman masyarakat terhadap berkualitas namun terjangkau biayanya oleh
pendidikan anak usia dini masih terbatas masyarakat.
pada formalitas sebagai syarat untuk masuk
sekolah dasar (SD), dan belum bersineginya
antara pendidikan di sekolah dan keluarga, Struktur Kurikulum
karena itu, perlu adanya penyadaran terhadap
Berdasarkan dokumen dan wawancara,
masyarakat bahwa pendidikan anak usia dini
kurikulum RA Dian Al-Mastiyah merupakan
merupakan pendidikan paling menentukan
perpaduan antara kurikulum Kementerian
untuk pertumbuhan dan perkembangan
Agama dengan kurikulum Kemdikbud dan
anak; ketiga, lembaga pendidikan anak usia
ditambah materi lain sesuai kebutuhan13.
dini di wilayah Cipayung secara kualitas
Dari perpaduan tersebut kurikulum RA Dian
pengelolaannya belum optimal, dan lembaga
Al-Mastiyah dapat dikelompokkan pada lima
pendidikan yang referesentatif cukup mahal
aspek, yaitu : (1) akhlakul karimah, sosial
biayanya, sementara kondisi ekonomi
emosional dan kemandirian; (2) pendidikan
masyarakatnya masih menengah ke bawah.
agama Islam; (3) bahasa; (4) kognitif, (5) fisik/
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, motorik.14
Yayasan Dian Al Mastiyah mendirikan lembaga
Aspek-aspek yang dikembangkan
pendidikan untuk anak usia dini, yang diberi
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan
nama Raudhatul Athfal (RA) Dian Al-Mastiyah.
yang dianjurkan Ibnu Sina, dimana tujuan
Lembaga pendidikan ini berorientasi pada
pendidikan di arahkan untuk mengembangkan
pembentukan karakter Islami yang diimbangi
seluruh potensi anak, agar anak lebih
dengan pengenalan ilmu pengetahuan dasar.
sempurna pekembangan fisik, intelektual dan
Penyelenggaraan pendidikannya dilaksanakan
akhlaknya.15 Ibnu Sina menghendaki bahwa
secara terpadu antara penanaman pendidikan
tujuan pendidikan tidak boleh mengabaikan
agama dan ilmu pengetahuan dengan
pembinaan fisik, seperti olah raga, makan,
mengutamakan pada kualitas output. Hal ini
minum, tidur dan menjaga kebersihan.16 Karena
tercermin pada visi, misi dan tujuan RA.12 Visi
kualitas manusia yang harus dibina adalah
RA adalah Terwujudnya anak usia dini yang
memiliki karakter Islami; berakhlak mulia,
cerdas, mandiri, kreatif dan sejahtera lahir 13
Riana Widiyawati (Kepala RA Dian Al mastiyah),
dan batin. Sedangkan misinya adalah; (1) wawancara, April 2014
membangun karakter islami anak didik melalui 14
Fitriani (Guru RA Dian Al Mastiyah), Wawancara,
Mei 2014
pembelajaran berbasis agama; (b) memberikan 15
Ibnu Sina. 1906. Al-Siyasah fi al-Tarbiyah, Mesir:
Majalah al-Masyrik, h.1076
12
Profil RA Dian Al-Mastiyah 2011. h.1 16
Ibid. h. 21
kesehatan, nutrisi, stimulasi intelektual dan Karena pembiasaan yang dilakukan sejak dini
emosi anak. Ketiganya harus sinegi, tidak bisa akan memberikan kesan mendalam.
mendahulukan salah satunya. Hal ini harus Adapun Bidang Pengembangan
dimulai sejak nol tahun bahkan sejak dalam Kemampuan Dasar yaitu merupakan
kandungan.17 kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk
Untuk menyederhanakan lingkup struktur meningkatkan kemampuan dan kreativitas
kurikulum untuk memudahkan guru dalam sesuai dengan tahap perkembangan
menyusun program pembelajaran agar sesuai anak. Pengembangan kemampuan dasar
dengan pengalaman anak, maka aspek-aspek tersebut meliputi tiga kemanpuan,21 yaitu:
perkembangan tersebut dipadukan pada 1) Kemampuan berbahasa, bertujuan agar
dua bidang pengembangan, yaitu bidang anak mampu mengungkapkan pikiran
pengembangan pembentukan perilaku dan melalui bahasa yang sederhana secara
bidang pengembangan kemampuan dasar.18 tepat, mampu berkomunikasi secara efektif
Pembentukan perilaku fokusnya dan membangkitkan minat untuk dapat
diarahkan pada pembiasaan yang dilakukan berbahasa Indonesia; 2) Kognitif, bertujuan
secara terus-menerus berdasarkan pada mengembangkan kemampuan berpikir anak
apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengolah perolehan belajarnya,
anak, dengan tujuan agar menjadi kebiasaan dapat menemukan bermacam-macam
baik bagi kehidupan anak selanjutnya, yang alternatif pemecahan masalah, membantu anak
meliputi: a) pengembangan nilai-nilai agama untuk mengembangkan kemampuan logika
dan akhlakul karimah. Kegiatan ini diharapkan matematiknya dan pengetahuan akan ruang
akan memberikan pengalaman yang dapat dan waktu, serta mempunyai kemampuan
membimbing ketaqwaan anak terhadap Allah untuk memilah-milah, mengelompokkan serta
swt dan membina sikap akhlakul karimah mempersiapkan pengembangan kemampuan
anak dalam rangka meletakkan dasar agar berpikir teliti; 3) Fisik/motorik, bertujuan
anak menjadi warga negara yang baik;19 untuk memperkenalkan dan melatih gerakan
b) pengembangan sosial, emosional dan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan
kemandirian. Kegiatan ini untuk membina mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
anak agar dapat mengendalikan emosinya koordinasi, serta meningkatkan keterampilan
secara wajar dan dapat berinteraksi dengan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
sesamanya maupun dengan orang dewasa menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat,
secara baik serta dapat menolong dirinya sehat dan terampil. Ketiga aspek tersebut
sendiri dalam rangka kecakapan hidup.20 diintegrasikan pada satu tema secara terpadu
agar dalam setiap pembelajaran anak akan
Dengan mengembangkan perilaku dan
memperoleh pengetahun dan pengalaman
pembiasaan tersebut, diharapkan secara
sekaligus.
bertahap anak mengenal nilai-nilai agama
sejak dini, dan tumbuh kebiasaan terpuji.
Kompetensi Inti
Dalam menetapkan kompetensi, RA Dian
Lihat Soedijarto. 2000. Pendidikan Nasional Sebagai
17
Al-Mastiyah mengacu kepada program yang
Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membaca
Peradaban Negara dan Bangsa, Jakarta: CINAPS, h.155 dirumuskan oleh Ikatan Guru Raudhatul Athfal
18
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah
19
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah
20
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al 21
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah Mastiyah
(IGRA).22 Kompetensi tersebut yaitu; 1). aspek informasi teknologi dan pengenalan bahasa
akhlakul karimah, sosial dan kemandirian, Inggris secara sederhana, (5) kesiapan anak
meliputi; tatacara berakhlak kepada Allah, memasuki pendidikan dasar dengan mengacu
memiliki akhlak yang baik dalam diri sendiri, pada kematangan emosi, sosial, penguasaan
mengenal tata cara berakhlak kepada sesama, motorik, bahasa, pengenalan berhitung dan
mengenal tatacara berakhlak terhadap kesiapan perkembangan perilaku terpuji.
binatang dan alam, menunjukan sikap Kompetensi yang ditetapkan tersebut
kedisiplinan, bertanggungjawab, menunjukan sesuai dengan pendapat Malik Fadjar,
sikap kemandirian, mengendalikan perasaan, bahwa pencapaian pendidikan agama perlu
menunjukan rasa percaya diri. 2) aspek diorientasikan kepada tercapainya kualitas
Pendidikan Agama Islam, yaitu; mengenal 6 pribadi, baik sebagai muslim maupun
aspek rukun iman dan islam, mengenal Allah sebagai manusia Indonesia, serta tercapainya
melalui sifat-sifat Allah (rukun Iman), mengenal internalisasi nilai dan norma keagamaan yang
malaikat yang wajib diketahui serta tugasnya, fungsional.23
mengenal nabi dan rasul-Nya, mengenal kitab
Jika dilihat dari sisi perkembangan anak
suci umat Islam, huruf-hurufnya dan cara
kompetensi yang ditetapkan tersebut lebih pas
membacanya, mampu mengucap dua kalimat
karena diarahkan orientasi belajarnya bersifat
syahadat, mengenal salat lima waktu dan
dasar, mudah, sederhana dan menyenangkan
mampu melakukan tatacaranya, mengenal
dan materi yang diberikan sesuai kebutuhan
arti zakat dan sadaqah, mengenal arti puasa
anak. Seperti diungkapkan Imam Al-
dan berlatih melaksanakannya, mengenal
Gazali, bahwa guru materi pelajaran yang
arti salat dan berlatih melaksanakannya,
disampaiikan kepada para siswanya, harus
mengenal tatacara ibadah haji secara
dimulai dengan pelajaran yang paling mudah
sederhana, mengenal tatacara qurban,
dan sederhana menuju kepada pelajaran
mampu menyebutkan dan menghafal doa-
yang kompleks.24 Demikian juga menurut
doa harian, mampu menyebutkan, menghafal,
Abdul Gani, Islam telah menetapkan dalam
mempraktekan kalimat thayyibah.
garis besar Wahyu pertama dan kedua bahwa
Dari beberapa Kompetensi yang ditetapkan, pendidikan yang perlu diberikan pada anak
diharapkan output RA Dian Al-Mastiyah meliputi: pendidikan keagamaan, pendidikan
memiliki akhlak mulia, cerdas, terampil dan akal dan ilmu pengetahuan, pendidikan akhlak
mandiri, serta terbiasa melakukan ibadah, dan mulia, pendidikan jasmani dan kesehatan.25
ssecara mental dan fisik anak siap masuk ke Materi-materi tersebut telah dijadikan sebagai
Sekolah selanjutnya. program dalam kegiatan penyelenggaraan
Untuk mencapai target tersebut pendidikan di RA Dian Al- Mastiyah
RA Dian Al-Mastiyah telah menyusun
program kegiatan belajar-mengajar yang
dititikberatkan pada empat aspek, yaitu (1)
meletakan dasar-dasar agama dan perilaku
akhlakul karimah, (2) mengembangkan
bakat, minat dan kemampuan sehingga anak
berkembang secara optimal dan mampu 23
A. Malik Fadjar. 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan
Islam, Jakarta: LP3NI, h.160.
mengoptimalkan diri; (3) mengembangkan 24
M.Ziauddin Alavi. 2000. Pemikiran Islam Pada
potensi yang siap menghadapi era global Abad Klasik dan Pertengahan, Terj Abudin Nata, (Canada:
melalui kegiatan pengenalan program Montreal,), h. 59.
25
‘Abdu al Gani’. 1970. Fi al Tarbiyah al Islmiyah. Mesir:
Daru al Fikri al Arabi, h.120-121. Lihat juga Mahmud
22
Mahmudah dan Seksi Pendidikan, 2013, Program Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Mutiara,1963,
Semester Raudhatul Athfal, PD IGRA, Jakarta Timur. h.5-6.
26
Lihat Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak
28
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,Uupaya
Usia Dini (Menu Pembelajaran generik), 2002, Direktorat Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, h. 205
Pendidikan Anak Dini, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah 29
Hasil Wwawancara dengan Firiani ( Guru RA),
dan Pemuda, (Jakarta: depdiknas, h.4. tanggal 15 Januari 2014.
27
Lihat Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan 30
Al-Ghazali, Ihya al-Ulum al-Din, Juz 1, Beiut: Dar
Anak Usia Dini, h. 4. al-Fikri, Tanpa Tahun, h. 18-19
sesuai agama masing-masing; (8) merasakan Islam adalah pembentukkan akhlak dan budi
rasa sayang, cinta kasih melalui belaian; (9) pekerti yang sanggup menghasilkan orang
mengucapkan terima kasih setelah menerima yang bermoral.34
sesuatu dengan dorongan; (10) mengucapkan Dengan demikian, kurikulum RA Dian Al-
salam; (11) mengucapkan kata-kata santun; Mastiyah tersebut dapat memberikan peluang
(12) menghargai teman dan tidak memaksakan luas bagi perkembangan individu anak, untuk
kehendak; (13) menirukan kegiatan atau membentuk anak menuju manusia yang
pekerjaan orang dewasa.31 memiliki akidah yang kuat dan kepribadian
Kompetensi inti PAI yang ditetapkan pada terpuji melalui pembiasaan.
RA Dian Al-Mastiyah tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik, yang tujuan Indikator Kemampuan Peserta Didik
utamanya adalah pengembangan aqidah Islam
dan akhlak mulia.32 Hal ini sesuai dengan Indikator merupakan hasil belajar
pendapat al-Nahlawi, bahwa pendidikan yang lebih spesifik dan terukur dalam satu
hendaknya diarahkan untuk mendidik mata kompetensi dasar. Apabila serangkaian
hati dan melihat kebenaran, dalam hal aqidah indikator dalam satu kompetensi dasar
yang lurus yang berpegang pada syari’at sudah tercapai, berarti target kompetensi
Islam.33 dasar tersebut sudah terpenuhi. Untuk
mencapai kompetensi dasar, maka Indikator
Adapun output pembelajaran RA yaitu
yang ditetapkan adalah anak dapat memiliki
terbentuknya peserta didik yang memiliki
kemampuan: (1) menyebutkan asma Allah;
kepribadian muslim atau akhlak mulia
(2) mengenal ciptaan Allah; (3) mengucapkan
(budi pekerti luhur), sebagai misi utama
kalimat thayyibah; (4) menyebutkan nama-
Nabi Muhammad diutus. Pendidikan akhlak
nama malaikat; (5) menyebutkan contoh
merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Karena
ciptaan Allah; (6) menyebutkan nama-
itu, pencapaian akhlak mulia merupakan
nama nabi; (7) mengucakan salam; (8)
tujuan yang sebenarnya dari pendidikan sesuai
mengucapkan syahadat; (9) mengucapkan
pendapat Zakiah Darajat, yang menyatakan
doa-doa pendek; (10) mempraktekan
bahwa pendidikan anak usia dini bertujuan
gerakan salat; (11) mempraktekan gerakan
untuk melatih dan membimbing anak agar ia
wudlu; (12) menyebutkan alat perlengkapan
mampu mengembangkan dirinya, sehingga
ibadah, sajadah, mukena, peci, tasbih; (13)
di kemudian hari memiliki kemampuan dan
mengenal tata-tertib pada saat beribadah; (14)
keterampilan serta kepribadian terpuji. Hal
meminta maaf bila melakukan kesalahan; (15)
ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55
mengucapkan kata-kata santun (maaf, tolong,
tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
terima kasih); (16) menyayangi orang tua,
Pendidikan Keagamaan, bahwa kegiatan
orang di sekeliling teman, guru, pembantu,
Pendidikan agama Islam (PAI) diarahkan
binatang dan tanaman; (17) mengenal huruf
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
hijaiyah; (18) melafalkan ucapan surat-surat
penghayatan dan pengamalan ajaran agama
pendek.35
Islam dari peserta didik, untuk membentuk
kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Indikator yang dirumuskam tersebut
Karena memang tujuan utama dari pendidikan diarahkan untuk mencapai visi dan misi
sekolah, yaitu; terwujudnya anak usia dini
31
Lihat Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan yang memiliki karakter Islami, cerdas, mandiri
Anak Usia Dini, h.13.
32
Lihat Dokumen Profil RA Dian Al Mastiyah Tahun
2013 34
Abuddin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam,
33
Ẫbdu al-Rahman Al-Nahlảwi, 1989, Al-Tarbiyatu bi Jakarta: Logos, h.49.
al-Ẫyảt, Beirut: Dảru al- Fikri, h. 8. 35
Lihat dokumen RA Dian Al Mastiyah..
dan sehat lahir batin. Sedangkan salah satu empat aspek yaitu; (1) aspek akhlak, sosial dan
misinya adalah membentuk karakter Islami kemandirian, meliputi; tatacara berakhlak
anak usia dini melalui pembelajaran berbasis kepada Allah, diri sendiri, kepada sesama,
agama.36 tatacara berakhlak terhadap binatang dan
Jika diperhatikan dari penjelasan di alam; (2) menunjukan sikap kedisiplinan,
atas, kurikulum pendidikan agama yang bertanggungjawab, menunjukan sikap
digunakan di RA Dian Al-Mastiyah berorientasi kemandirian, mengendalikan peraasaan,
pada pengenalan dan pembiasaan untuk menunjukan rasa percaya diri; (3) pendidikan
menumbuhkan sikap dan kegemaran anak agama Islam, meliputi; 6 aspek rukun iman dan
terhadap pengamalan ajaran Islam dalam islam, sifat-sifat Allah (rukun Iman), malalikat
kehidupan sehari-hari, untuk membangun yang wajib diketahui serta tugasnya, Nabi
anak menjadi manusia seutuhnya, baik secara dan Rasul-Nya, Kitab suci umat Islam, huruf-
jasmani maupun rohani, sehingga anak didik hurufnya dan cara membacanya, dua kalimat
dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan syahadat, salat lima waktu dan tatacaranya,
akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan fungsi zakat dan sadaqah, puasa dan berlatih
pendidikan bagi anak pra sekolah adalah: melaksanakannya, tatacara ibadah haji secara
(1) memperluas sikap dan matra sosialisasi sederhana, tatacara qurban, menyebutkan dan
anak yang beresonansi dengan sikap dan menghafal doa-doa harian dan menyebutkan,
matra individualitasnya secara harmonis; menghafal, mempraktekan kalimat thayyibah;
(2) melaksanakan amanat pendidikan dari dan (4) aspek pengembangan kemampuan
orang tua anak dalam arti mengembangkan membaca Al-Qur’an meliputi:.39 menyebutkan
pribadinya melalui proses belajar-mengajar huruf hijaiyah, membaca rangkaian huruf
secara formal untuk memperoleh unsur- hijaiyah, Qiroati, menghafal beberapa surat
unsur dasar ilmu pengetahuan dengan pendek dalam al-Qur’an: surat Al-Fatihah,
pengenalan anak kepada alam sekitarnya. dan Surat An-Naas, surat Al-Falaq, surat Al-
(3) mempersiapkan anak dengan pengalaman- Ikhlas,Surat Al-Lahab, surat An-Nashr, surat
pengalaman, sikap dan kemampuan untuk Al-Kautsar, surat Al- kafirun, surat Al-Maun,
memasuki masa sekolah yang sebenarnya.37 Surat Al-Quraisy, surat Al-Fiil,Surat Al-Ashr.
dan menghafalkan beberapa hadist sederhana:
hadist berani berpendapat, hadist sadaqah,
Muatan Materi dan Ruang Lingkup hadist kejujuran, hadist akhlak kepada
Kurikulum PAI
saudara.40
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa Program materi pendidikan agama
kompetensi inti merupakan arah dan landasan Islam tersebut sesuai dengan pendapat Ibnu
untuk mengembangkan materi pokok kegiatan Taimiyah, bahwa kurikulum pendidikan
pembelajaran dan indikator pencapaian harus diarahkan pada pengembangan tauhid
potensi untuk penilaian.38 Karena itu untuk (aqidah), mengetahui ilmu-ilmu Allah,
mencapai indikator tersebut RA Dian Al- mendorong mengetahui kekuasaan Allah,
Mastiyah telah menetapkan substansi materi mendorong mengetahui perbuatan-perbuatan
PAI yang diintegrasikan pada tema. Materi- Allah.41 dan mendorong anak untuk dapat
materi pendidikan agama Islam meliputi
39
Lihat Dokumen Program Pembelajaran RA Dian Al
36
Buku Profil RA Dian Al Mastiyah, 2013 Mastiyah Tahun 2013
37
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan 40
Lihat Dokumen Program Pembelajaran RA Dian Al-
Umum), h. 210. Masiyah tahun 2013
38
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan: 41
Abuddin Nata, 2001, Pendidikan Para Tokoh
Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakata:
h. 151. RajaGrafindo Persada, h. 145
mengenal dan membiasakan praktek ajaran Islam walaupun diintegrasikan ke dalam tema,
agama dalam kehidupan sehari-hari. Materi tetapi ada jadwal khusus untuk praktek ibadah
ini diintegrasikan ke dalam tema. Pendekatan yaitu setiap hari anak melakukan salat dhuha
yang digunakan harus dua pendekatan, yaitu dibimbing oleh guru, setelah salat dhuha anak-
pendekatan konstruktivistik dan pendekatan anak bersama guru membaca doa-doa pendek,
behaviouristik, dimana guru berperan sebagai kalimat tasbih, tahmid dan tahlil, dilanjutkan
pelatih sekaligus pembimbing. salawat dan nyanyian religius, guru juga
Tema-tema yang dijadikan bingkai mengenalkan lafal-lafal kalimat thayyibah
dalam pembelajaran pada semester pertama, (doa-doa, dan ayat pendek) yang diikuti oleh
yaitu “amaliyah ramadhan, diri sendiri, anak didik.46 Lafal kalimat thayyibah tersebut
lingkunganku, kebutuhanku, negaraku, disampaikan secara langsung kepada anak didik
binatang. Sedangkan tema yang diajarkan oleh guru, demikian juga mengucapkan huruf
pada semester dua yaitu “rekreasi, tanaman, hijaiyah atau membaca ayat Al-Qur’an. Hal
pekerjaan (profesi), air,udara, api, alat ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
komunikasi, alam semesta”.42 Tema-tema atau kekeliruan bagi anak dalam pengucapan
tersebut kemudian dijabarkan jadi subtema, atau pelafalan, karena agama harus dijalankan
dan dari subtema kemudian dipilih topik.43 secara benar.
Dalam tema-tema tersebut tidak terlihat Kurikulum RA tersebut jika dikaitkan
ada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan misi ajaran Islam lebih tepat, karena di
atau mata pelajaran umum, namun yang satu sisi ditekankan pada proses mengonstruksi
terlihat hanyalah tema seperti “diri sendiri,”. atau menemukan makna (konstruktivistik). Di
Tema tersebut merupakan sarana atau sisi lain, dilakukan secara transformatif atau
bingkai materi pembelajaran untuk mencapai pendekatan bihaviouristik. Sehingga hasil
tujuan. Tema dipilih sesuai dengan prinsip pembelajaran lebih variatif, dan hasilnya pun
kedekatan, kemenarikan, dan kesederhanaan. lebih terlihat.
Kurikulum tematik yang dijabarkan tersebut Kurikulum sebagaimana digambarkan jika
mencerminkan prinsip relevansi, dan dilihat dari pandangan progresif dibangun
fleksibilitas”.44 Relevan dalam arti sesuai atas dasar: pengalaman personal dan sosial
dengan tingkat perkembangan anak, fleksibel siswa, keterampilan komunikasi, scientific
dalam arti dapat berubah-ubah sesuai dengan inquiry secara interdisipliner sebagai alat
kebutuhan. problem solving, kurikulum berisi pengalaman-
Kurikulum tersebut ada kesesuaian pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar
dengan teori Fogarti yang dikenal dengan yang diminati oleh setiap siswa (experience
sebutan integrated model, dimana kurikulum curriculum). Sebagai contoh kurikulum
tersebut dalam pembelajarannya tidak pendidikan progresif dari Lester Dix memuat
ada identitas mata pelajaran, tetapi secara kajian tentang dirinya sendiri, kajian tentang
substansi di dalamnya terdapat berbagai lingkungan sosial, kajian tentang lingkungan
mata pelajaran secara terkait dan tumpang alam dan kajian tentang seni.47
tindih.45 Khusus materi pendidikan agama
Publishing, Inc, h.4
46
Lihat Program Satuan Kegiatan Mingguan RA
42
Lihat dalam Dokumen Program Semester Raudhatul Dian Al Mastiyah, Tahun 2013/2014, dan hasil Wawancara
Athfal, 2013, PD IGRA Jakarta Timur. dengan Fitriani (Guru), 25 April 2013
43
Hasil Wawancara dengan Fitriani (Guru RA Dian Al 47
Lihat Jalaluddin &. Abdullah, 1997, Filsafat
Mastiyah), (tanggal april 2014). Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, h. 69-97.
44
Lihat Ali Imran, 1996, Belajar dan Pembelajaran, Lihat Pula Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan
(Jakarta: Pustaka Jaya,), h. 84-85 Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, h. 42-44, Lihat
45
Lihat Robin Fogarty, 1991, How To Integrate Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi
The Curriculum, Palatine, Illinois: IRI Skylight Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan
belajar satu tema anak memperoleh berbagai pembelajaran terjadi secara integral, holistik,
pengetahuan sekaligus pengalaman. berorientasi pada kehidupan sehari-hari,
Dengan demikian, kurikulum pembela- serta berpusat pada anak didik. Sehingga
jaran tematik memberikan pengaruh besar pengalaman belajar yang diperoleh anak didik
bagi semua aspek perkembangan anak, lebih utuh dan lebih bermakna.
baik perkembangan koginitif, afektif, mau- Temuan penelitian ini nampaknya
pun psikomotorik. Karena saat anak mela- hampir sama dengan teori Fogarty (1991)
kukan sesuatu sesungguhnya ia sedang tentang model pembelajaran terpadu yang
mengembangkan berbagai aspek perkem- dikenal dengan integrated model, dimana
bangan atau kecerdasannya. dalam pembelajaran tidak terlihat identitas,
Desain kurikulum tersebut jika dilihat tetapi seluruh aspek tercakup di dalamnya.
dengan teori Fogarty, bisa dikategorikan Namun, di sisi lain dalam prakteknya
integrated model.50 Karena dalam kuri- pendekatan pembelajaran PAI menggunakan
kulum tersebut pengembangannya di- dua pendekatan, yaitu pendekatan
mulai dengan menentukan tema, ke- konstruktivistik dan behaviouristi/k, dimana
mudian menentukan sub tema dan dalam pembelajaran terdapat keterampilan,
selanjutnya dirinci lagi menjadi topik. Dalam konsep dan sikap yang saling tumpang tindih,
pembelajarannya tidak ada identitas mata menggabungkan beberapa mata pelajaran.
pelajaran, tetapi didalamnya mengaitkan Pembelajaran ditekankan pada pem-
beberapa aspek intra mata pelajaran dan antar bentukan kreatifitas, yang dikemas dengan
mata pelajaran. Tema yang diajarkan tersebut cara proses mengontruksi dan proses mene-
mencakup berbagai aspek perkembangan rima. Namun pada satu sisi kurikulum
yaitu mencakup aspek perkembangan RA memberikan peran pada guru untuk
kognitif, afektif, dan psikomotorik.51 Pola pem- melakukan pembinaan dan bimbingan
belajaran tersebut terpadu, sehingga dalam secara langsung pada anak didik dengan
pembelajaran siswa dapat memperoleh penge- cara mencontohkan, meluruskan kekelirun
tahuan dan keterampilan secara utuh dan pemahaman dan praktek agama.
dapat memberikan makna yang tinggi baik
secara akademik maupun non akademik.
SUMBER BACAAN
Alavi, M. Ziauddin (2000): Pemikiran Islam Pada
PENUTUP
Abad Klasik dan Pertengahan, Terj. Abudin
Berdasarkan paparan di atas, dapat di- Nata, Canada, Montreal.
simpulkan bahwa model kurikulum tematik Bungin, Burhan (2003): Analisis Data Kualitatif,
pendidikan Agama Islam pada RA Dian Al- Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah
Mastiyah adalah model kurikulum yang Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Raja
menjadikan tema sebagai alat utama dalam Grafindo Persada
pembelajaran. Tema sebagai sarana untuk Direktorat Pendidikan Anak usia Dini (2004):
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan Sekilas Taman Penitipan Anak, Jakarta:
kurikulum tematik pembelajaran di RA Dian Depdiknas
Al-Mastiyah nampak cukup ideal. Karena Fadjar A. Malik (1998): Visi Pembaharuan Pen-
didikan Islam, Jakarta: LP3NI.
Fogarty Robin (1991): How To Integrate The
50
Robin Fogarty,1991, Howat To Integrate The Curri-
culum, Palatine, Illinois: IRI Skylight Publishing, Inc, h.4.
Curriculum, Palatine, Illinois: (IRI Skylight
51
Lihat Mohammad Surya, 2004, Psikologi Pem- Publishing, Inc).
belajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
h. 17.
Gani, Al ‘Abdu (1970): Fi al Tarbiyah al Islamiyah, Soedijarto (2000): Pendidikan Nasional Sebagai
Mesir: Daru al Fikri al Arabi. Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Ghazali, Tanpa Tahun, Al-Ihya al-Ulum al-Din, dan Membaca Peradaban Negara dan Bangsa,
Juz 1, Beiut: Dar al-Fikri. Jakarta: CINAPS.
Imran, Ali (1996): Belajar dan Pembelajaran, Solehudin (1997): Konsep Dasar Pendidikan Pra
Jakarta: Pustaka Jaya. Sekolah, Bandung: FIP IKIP
Jalaluddin &. Abdullah (1997): Filsafat Pendidikan, Surya, Mohammad (2004): Psikologi Pembejalaran
Jakarta: Gaya Media Pratama. dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Kuntjaraningrat (1993): Metodologi Penelitian
Masyarakat, edisi ke 3, Jakarta: Gramedia Sutirjo & Sri Istuti Mamik (2004): Pembelajaran
Pustaka Utama. Tematik, Malang: Bayumedia
Mahmudah dkk. (2013): Program Semester Yunus, Mahmud (1963): Sejarah Pendidikan Islam,
Raudhatul Athfal, Jakarta Timur PD IGRA Jakarta, Mutiara.
Muhaimin (2002): Paradigma Pendidikan Islam,
Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di
Sekolah, Bandung; Remaja Rosda Karya,
-----------, (2003): Wacana Pengembangan
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mudyahardjo, Redjo (2002): Pengantar
Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya
dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mulyasa, E, (2005): Implementasi Kurikulum 2004,
Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,
Nata, Abuddin (2001): Pendidikan Para Tokoh
Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat
Pendidikan Islam, Jakata: Raja Grafindo
Persada.
-------, (1997): Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos.
Rahman, al Al-Nahlảwi Ẫbdu (1989): Al-Tarbiyatu
bi al-Ẫyảt, Beirut: Dảru al- Fikri.
Redjo, Mudyahardjo (2002): Pengantar
Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya
dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Salk, Lee and Rita Kramer (1977): How To Raise
a Human Being, A.Parent’s Guide to Emtional
Health from Infancy Through Adolescence,
New York: Warner Book.
Sina Ibnu (1906): Al-Siyasah fi al-Tarbiyah, Mesir:
Majalah al-Masyrik.