Anda di halaman 1dari 14

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL-MASTIYAH


Iyoh Mastiyah
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan | Balitbang dan Diklat Kemenag RI
Jl. MH Thamrin No. 06 Jakarta Pusat

Abstrak
Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang digunakan oleh Raudhatul Athfal (RA) Dian Al-Mastiyah adalah
kurikulum tematik. Kurikulum tersebut didesain secara integral, holistik dan berorientasi pada kehidupan
sehari-hari serta berpusat pada anak didik. Dengan menggunakan model kurikulum tematik, pengalaman
belajar yang diperoleh anak didik di Raudhatul Athfal (RA) Dian Al mastiyah lebih utuh dan lebih bermakna.
Studi ini menjelaskan bagaimana model kurikulum tematik Pendidikan Agama Islam tersebut.
Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Anak Usia Dini.

Abstract
Islamic Education curriculum used by Raudhatul Athfal (Islamic Kindergarten) Dian Al-Mastiyah
is thematic curriculum. It is designed as an integral, holistic and everyday-life-oriented as well as student-
centered. By using the thematic curriculum, learning experiences in Raudhatul Athfal (RA) Dian Al Mastiyah
become more complete and more meaningful. This study tries to explain about the thematic Islamic education
curriculum.
Keywords: Curriculum, Islamic Education, Early Childhood Education.

PENDAHULUAN pengaruhnya, bahkan pengalaman sebelum


dan sejak awal setelah lahir merupakan sikap
Anak usia dini merupakan usia potensial,
mental dan responsif emosional, meski-
yang populer disebut ‘the golden age’. Anak usia
pun pengalaman tersebut terasa sudah
dini juga merupakan usia kritis, karena semua
terlupakan2. Karena itu, penting anak usia dini
pengalaman yang diperoleh usia dini sangat
diberikan pendidikan yang tepat agar anak
mempengaruhi perkembangan anak pada
tumbuh berkembang secara optimal baik fisik
tahap berikutnya. Hasil penelitian di negara-
maupun psikisnya.
negara maju, menunjukan bahwa pembinaan
pada anak usia 0-6 tahun sangat menentukan Dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor
mutu hasil belajar dan kemampuan belajar 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa, setiap anak
berikutnya dan perjalanan hidupnya kelak.1 berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
Pengalaman awal bagi pertumbuhan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
emosi dan intelektual anak sangat besar
mendapat perlindungan dari kekerasan dan

1
Soedijarto. 2000. Pendidikan Nasional Sebagai Wahana 2
Lee Salk and Rita Kramer. 1977. How To Raise a
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membaca Peradaban Human Being, A.Parent’s Guide to Emtional Health from Infancy
Negara dan Bangsa, Jakarta: CINAPS, h. 154. Through Adolescence, New York; Warner Book, h. 12.

Naskah diterima 20 Juni 2014. Revisi pertama, 15 Juli 2014. Revisi kedua, 19 Juli 2014 dan revisi terahir 5 Agustus
2014.

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 261

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 261 06/11/2014 13:51:23


IYOH MASTIYAH

diskriminasi. Undang-Undang tersebut masyarakat.4 Selain itu kurikulum ataupun


menunjukan bahwa semua anak Indonesia program pembelajaran yang digunakan
harus dipelihara, dijaga dan diberikan sebagian besar lebih mengedepankan pada
bimbingan dan pengajaran sesuai dengan aspek kognitif, dimana anak dipaksa harus
tahap perkembangannya agar anak-anak belajar secara formal. Kegiatan pembelajaran
tumbuh berkembang optimal. tersebut kurang sesuai dengan perkembangan
Pendidikan anak usia dini yang dimaksud dan kebutuhan anak, dimana kebutuhan anak
dalam hal ini tercantum dalam Pasal 1 butir yang paling mendasar adalah bermain.
14, Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun Berdasarkan permaslahan tersebut maka
2003, adalah suatu upaya pembinaan yang perlu dilakukan penelitian penyelenggaraan
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai Pendidikan anak usia dini, khususnya terkait
dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan kurikulum atau program pembelajaran
melalui pemberian rangsangan pendidikan Pendidikan agama Islam (PAI). Mengingat
untuk membantu pertumbuhan dan kurikulum merupakan patokan dasar yang
perkembangan jasmani dan rohani anak, dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan
agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan.
pendidikan lebih lanjut. Kesiapan dimaksud Tulisan ini memaparkan model kurikulum
adalah kesiapan secara fisik, mental, sosial, Tematik PAI pada RA Dian Al Mastiyah, yang
emosional dan intelektualnya, sehingga anak berkaitan dengan strulktur kurikulum PAI,
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kompetensi PAI keluaran atau lulusan yang
sekolah selanjutnya. ingin dicapai, dan desain kurikulum PAI.
Untuk menyikapi hal tersebut banyak
bermunculan lembaga pendidikan anak usia
dini (PAUD). Data Kementerian Pendidikan Metodologi Penelitian
dan Kebudayaan pada rentang 2005-2011 Penelitian dilaksanakan di RA Dian
terjadi peningkatan jumlah PAUD dari semula Al Mastiyah, Cipayung Jakarta Timur.
21.20% (2007) menjadi 34.54% (2011). Jumlah Penelitian ini adalah penelitian kasus dengan
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
Sedangkan lembaga Raudhatul Athfal (RA), yang diarahkan menelaah masalah-masalah
Bustanul Athfal, dan Taman Pendidikan atau fenomena yang bersifat kontemporer,
Al-Qur’an (TPA), termasuk kategori PAUD, kekinian atau mengenai suatu latar, atau suatu
jumlahnya 18.759 lembaga pada 33 Provinsi objek atau suatu penyimpanan dokumen atau
dengan sebaran lembaga sebanyak 33%.3 peristiwa tertentu5 Tehnik pengumpulan data
Peningkatan jumlah lembaga tersebut melalui wawancara mendalam serta telaah
tampaknya baru sebatas kuantitas belum dokumentasi. Sedangkan informan yang
dibarengi peningkatan kualitas. Hal ini dipilih adalah orang-orang yang mengetahui
tercermin dari lembaga pendidikan anak secara mendalam atau orang-orang yang
usia dini sebagian besar penyelenggaraannya terlibat secara langsung mengelola RA, yaitu
belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, Kepala dan guru-guru RA Dian Al-Mastiyah.
yaitu untuk memfasilitasi pertumbuhan dan Untuk mengungkap model kurikulum tersebut
perkembangan jasmani dan rohani anak agar
tumbuh kembang secara sehat dan optimal
sesuai dengan nilai, norma dan harapan 4
Lihat Hasil Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan
Anak Dini Usia, h. 5-6.
5
Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Kualitatif,
3
Statistik Pendidikan, Direktorat Jenderal Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan
Pendidikan Islam, 2012 :http://pendis. kemenag.go.id/ Model Aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet.kedua,
file/dokumen/4-gab-rabata-mad.pdf 11 Februaru 2014, h.20.

262 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 262 06/11/2014 13:51:24


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

digunakan analisa dengan cara mendalami topik-topik yang tertuang disetiap mata
melalui membaca, mengkategorisasikan, pelajaran; (2) mempunyai keterkaitan konsep
menafsirkan kemudian menyimpulkan isi dengan yang dipelajari; (3) pembelajaran
kurikulum tersebut. terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan
keterampilannya yang dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran;
Kerangka Teori (4) pembelajaran terpadu melatih anak didik
Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 semakin banyak membuat hubungan inter
dijelaskan, kurikulum adalah seperangkat dan antar mata pelajaran, sehingga mampu
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, memproses informasi dengan cara yang
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan berkembangnya jaringan konsep-konsep; (5)
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajaran terpadu membantu anak didik
tujuan pendidikan tertentu. Dalam proses dapat memecahkan masalah dan berpikir
pembelajaran, kurikulum merupakan ruhnya kritis untuk dapat dikembangkan melalui
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana keterampilan dalam situasi nyata; (6) daya
tujuan pembelajaran dalam konteks tujuan ingat terhadap materi yang dipelajari siswa
organisasi, tujuan pendidikan dan tujuan dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan
terkecil berupa tatap muka menjadi hal yang topik-topik dalam berbagai ragam situasi
paling penting, mengingat kurikulum sebuah dan berbagai ragam kondisi; dan (7) dalam
rencana bagaimana mencapai tujuan belajar pembelajaran terpadu, transfer pembelajaran
yang diharapkan. Lebih tepatnya kurikulum lebih mudah terjadi bila situasi pembelajaran
adalah seperangkat rencana dan pengaturan dekat dengan situasi kehidupan nyata.6
tentang kompetensi yang dibakukan dan cara Kurikulum tematik memiliki beberapa
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan karakteristik, antara lain: pembelajaran
dan kemampuan. berpusat pada anak, menekankan
Adapun kurikulum tematik adalah pembentukan pemahaman dan kebermaknaan,
kurikulum terpadu yang mengaitkan beberapa belajar melalui pengalaman langsung, lebih
mata pelajaran ke dalam suatu tema, dengan memperhatikan proses dari pada hasil
maksud dalam pembelajaran memberikan semata, sarat dengan muatan keterkaitan,
pengalaman bermakna bagi anak didik. Tema memusatkan perhatian pada pengamatan dan
dijadikan sebagai pokok pikiran atau gagasan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari
pokok yang menjadi pokok pembicaraan. beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
Tujuannya adalah; (1) meningkatkan sudut pandang yang terkotak-kotak, bersifat
pemahaman konsep yang dipelajari agar lebih fleksibel, dimana guru dapat mengaitkan
bermakna; (2) mengembangkan keterampilan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
menemukan, mengolah dan memanfaatkan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
informasi; (3) menumbuhkembangkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) berada, serta hasil pembelajaran sesuai dengan
menumbuhkembangkan keterampilan sosial minat dan kebutuhan siswa. Sedangkan
seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, prinsip penilaiannya adalah menyeluruh,
dan lainnya; (5) meningkatkan gairah dalam berkesinambungan, objektif, mendidik dan
belajar; dan (6) memilih kegiatan yang kebermaknaan. Adapun cara penilaian dapat
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaatnya adalah: (1) banyak 6
Sutirjo & Sri Istuti Mamik. 2004. Pembelajaran
Tematik, Malang: Bayumedia, h. 15.

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 263

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 263 06/11/2014 13:51:24


IYOH MASTIYAH

dilakukan melalui pengamatan, pencatatan, Pendidikan agama dalam berbagai kegiatan-


dan portofolio.7 nya bertujuan untuk melatih dan membimbing
Adapun Pendidikan Agama adalah anak agar ia mampu mengembangkan dirinya
pendidikan yang memberikan pengetahuan melalui pembiasaan sehingga di kemudian
dan membentuk sikap, kepribadian, dan hari memiliki kemampuan dan keterampilan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan serta kepribadian terpuji. Dengan demikian,
ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang- tujuan utama pendidikan agama adalah
kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada pembentukkan akhlak dan budi pekerti yang
semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.8 sanggup menghasilkan orang yang bermoral.
Sedangkan yang dimaksud pendidikan Dari pengertian tersebut, maka yang
agama Islam ialah usaha untuk memperkuat dimaksud pendidikan agama Islam pada RA
iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang adalah pendidikan sebagai mata pelajaran
Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut yang diberikan kepada anak untuk meletakkan
oleh peserta didik yang bersangkutan dasar-dasar ajaran agama Islam dalam
dengan memperhatikan tuntutan untuk kehidupan sehari-hari ke arah perkembangan
menghormati agama Islam dalam hubungan sikap, pengetahuan dan keterampilan anak
kerukunan antar-umat beragama dalam yang dilakukan melalui pembiasaan.
msyarakat untuk mewujudkan persatuan Pendidikan anak usia dini adalah suatu
nasional.9 Dalam PP 55 dijelaskan; bahwa upaya pembinaan yang ditujukan kepada
pendidikan agama diarahkan mendorong anak sejak lahir sampai dengan usia enam
peserta didik untuk taat menjalankan ajaran tahun yang dilakukan melalui pemberian
agamanya dalam kehidupan sehari-hari rangsangan pendidikan untuk membantu
dan menjadikan agama sebagai landasan pertumbuhan dan perkembangan jasmani
etika dan moral dalam kehidupan pribadi, dan rohani anak, agar anak memiliki kesiapan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.11
dan bernegara. mewujudkan keharmonisan, Salah satu pendidikan anak usia dii adalah
membangun sikap mental peserta didik untuk RA. RA adalah salah satu lembaga pendidikan
bersikap dan berperilaku jujur, amanah, yang berorientasi untuk kesejahteraan anak
disiplin, bekerja keras, mandiri, percaya diri, dengan mengutamakan kegiatan bermain,
kompetitif, kooperatif, tulus, dan bertanggung sekurang-kurangnya tiga tahun sampai
jawab. menumbuhkan sikap kritis, inovatif, memasuki pendidikan dasar. Tujuannya
dan dinamis, sehingga menjadi pendorong untuk membantu meletakkan dasar-dasar
peserta didik untuk memiliki kompetensi ke arah perkembangan sikap, pengetahuan
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang diperlukan bagi anak
seni, dan/atau olah raga, dan Pendidikan usia dini dalam menyesuaikan diri dengan
agama diselenggarakan secara interaktif, lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta
inspiratif, menyenangkan, menantang, perkembangan selanjutnya, sehingga anak
mendorong kreativitas dan kemandirian, serta siap memasuki pendidikan dasar.
menumbuhkan motivasi untuk hidup sukses.10

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum RA Dian Al-Mastiyah
http://www.sekolahrumah.com/index.php?option
7

=com_content&task =view &id= 946& Itemid=181 RA Dian Al-Mastiyah merupakan lembaga


8
PP 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan pendidikan anak usia dini antara usia 3-6 tahun
9
UU SPN Nomor 2 tahun 1989 pasal 39 ayat (2)
10
PP 55 tahun 2007 11
UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 butir 14.

264 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 264 06/11/2014 13:51:24


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

yang dikelola di bawah naungan Yayasan Dian pendidikan anak usia dini berbasis kompetensi;
Al- Mastiyah. RA tersebut didirikan bulan Juli dan (c) membiasakan anak berakhlak mulia
2010, berlokasi di Jalan SMA 64 Nomor 1 B RT. dan gemar beribadah.
001 RW. 03 Kelurahan Cipayung Jakarta Timur. Untuk mencapai visi dan misi tersebut
Namun, operasionalnya baru dimulai bulan Juli telah dirumuskan tujuan diselenggarakannya
2011. Pendirian RA ini dilatarbelakangi oleh RA Dian Al-Mastiyah yaitu (1) memfasilitasi
beberapa hal; pertama lembaga pendidikan pertumbuhan dan perkembangan anak usia
yang menangani anak usia dini di wilayah dini, agar anak siap secara akademik, sosial
Cipayung cukup banyak namun terbatas pada dan emosional untuk belajar lebih lanjut; (b)
Taman Kanak-Kanak, sementara masyarakat memfasilitasi anak usia dini agar memperoleh
membutuhkan lembaga pendidikan yang pendidikan agama yang cukup; dan (c)
bernuansa pendidikan agamanya lebih kental; memberikan pelayanan pendidikan yang
kedua, pemahaman masyarakat terhadap berkualitas namun terjangkau biayanya oleh
pendidikan anak usia dini masih terbatas masyarakat.
pada formalitas sebagai syarat untuk masuk
sekolah dasar (SD), dan belum bersineginya
antara pendidikan di sekolah dan keluarga, Struktur Kurikulum
karena itu, perlu adanya penyadaran terhadap
Berdasarkan dokumen dan wawancara,
masyarakat bahwa pendidikan anak usia dini
kurikulum RA Dian Al-Mastiyah merupakan
merupakan pendidikan paling menentukan
perpaduan antara kurikulum Kementerian
untuk pertumbuhan dan perkembangan
Agama dengan kurikulum Kemdikbud dan
anak; ketiga, lembaga pendidikan anak usia
ditambah materi lain sesuai kebutuhan13.
dini di wilayah Cipayung secara kualitas
Dari perpaduan tersebut kurikulum RA Dian
pengelolaannya belum optimal, dan lembaga
Al-Mastiyah dapat dikelompokkan pada lima
pendidikan yang referesentatif cukup mahal
aspek, yaitu : (1) akhlakul karimah, sosial
biayanya, sementara kondisi ekonomi
emosional dan kemandirian; (2) pendidikan
masyarakatnya masih menengah ke bawah.
agama Islam; (3) bahasa; (4) kognitif, (5) fisik/
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, motorik.14
Yayasan Dian Al Mastiyah mendirikan lembaga
Aspek-aspek yang dikembangkan
pendidikan untuk anak usia dini, yang diberi
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan
nama Raudhatul Athfal (RA) Dian Al-Mastiyah.
yang dianjurkan Ibnu Sina, dimana tujuan
Lembaga pendidikan ini berorientasi pada
pendidikan di arahkan untuk mengembangkan
pembentukan karakter Islami yang diimbangi
seluruh potensi anak, agar anak lebih
dengan pengenalan ilmu pengetahuan dasar.
sempurna pekembangan fisik, intelektual dan
Penyelenggaraan pendidikannya dilaksanakan
akhlaknya.15 Ibnu Sina menghendaki bahwa
secara terpadu antara penanaman pendidikan
tujuan pendidikan tidak boleh mengabaikan
agama dan ilmu pengetahuan dengan
pembinaan fisik, seperti olah raga, makan,
mengutamakan pada kualitas output. Hal ini
minum, tidur dan menjaga kebersihan.16 Karena
tercermin pada visi, misi dan tujuan RA.12 Visi
kualitas manusia yang harus dibina adalah
RA adalah Terwujudnya anak usia dini yang
memiliki karakter Islami; berakhlak mulia,
cerdas, mandiri, kreatif dan sejahtera lahir 13
Riana Widiyawati (Kepala RA Dian Al mastiyah),
dan batin. Sedangkan misinya adalah; (1) wawancara, April 2014
membangun karakter islami anak didik melalui 14
Fitriani (Guru RA Dian Al Mastiyah), Wawancara,
Mei 2014
pembelajaran berbasis agama; (b) memberikan 15
Ibnu Sina. 1906. Al-Siyasah fi al-Tarbiyah, Mesir:
Majalah al-Masyrik, h.1076
12
Profil RA Dian Al-Mastiyah 2011. h.1 16
Ibid. h. 21

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 265

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 265 06/11/2014 13:51:24


IYOH MASTIYAH

kesehatan, nutrisi, stimulasi intelektual dan Karena pembiasaan yang dilakukan sejak dini
emosi anak. Ketiganya harus sinegi, tidak bisa akan memberikan kesan mendalam.
mendahulukan salah satunya. Hal ini harus Adapun Bidang Pengembangan
dimulai sejak nol tahun bahkan sejak dalam Kemampuan Dasar yaitu merupakan
kandungan.17 kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk
Untuk menyederhanakan lingkup struktur meningkatkan kemampuan dan kreativitas
kurikulum untuk memudahkan guru dalam sesuai dengan tahap perkembangan
menyusun program pembelajaran agar sesuai anak. Pengembangan kemampuan dasar
dengan pengalaman anak, maka aspek-aspek tersebut meliputi tiga kemanpuan,21 yaitu:
perkembangan tersebut dipadukan pada 1) Kemampuan berbahasa, bertujuan agar
dua bidang pengembangan, yaitu bidang anak mampu mengungkapkan pikiran
pengembangan pembentukan perilaku dan melalui bahasa yang sederhana secara
bidang pengembangan kemampuan dasar.18 tepat, mampu berkomunikasi secara efektif
Pembentukan perilaku fokusnya dan membangkitkan minat untuk dapat
diarahkan pada pembiasaan yang dilakukan berbahasa Indonesia; 2) Kognitif, bertujuan
secara terus-menerus berdasarkan pada mengembangkan kemampuan berpikir anak
apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengolah perolehan belajarnya,
anak, dengan tujuan agar menjadi kebiasaan dapat menemukan bermacam-macam
baik bagi kehidupan anak selanjutnya, yang alternatif pemecahan masalah, membantu anak
meliputi: a) pengembangan nilai-nilai agama untuk mengembangkan kemampuan logika
dan akhlakul karimah. Kegiatan ini diharapkan matematiknya dan pengetahuan akan ruang
akan memberikan pengalaman yang dapat dan waktu, serta mempunyai kemampuan
membimbing ketaqwaan anak terhadap Allah untuk memilah-milah, mengelompokkan serta
swt dan membina sikap akhlakul karimah mempersiapkan pengembangan kemampuan
anak dalam rangka meletakkan dasar agar berpikir teliti; 3) Fisik/motorik, bertujuan
anak menjadi warga negara yang baik;19 untuk memperkenalkan dan melatih gerakan
b) pengembangan sosial, emosional dan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan
kemandirian. Kegiatan ini untuk membina mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
anak agar dapat mengendalikan emosinya koordinasi, serta meningkatkan keterampilan
secara wajar dan dapat berinteraksi dengan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
sesamanya maupun dengan orang dewasa menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat,
secara baik serta dapat menolong dirinya sehat dan terampil. Ketiga aspek tersebut
sendiri dalam rangka kecakapan hidup.20 diintegrasikan pada satu tema secara terpadu
agar dalam setiap pembelajaran anak akan
Dengan mengembangkan perilaku dan
memperoleh pengetahun dan pengalaman
pembiasaan tersebut, diharapkan secara
sekaligus.
bertahap anak mengenal nilai-nilai agama
sejak dini, dan tumbuh kebiasaan terpuji.
Kompetensi Inti
Dalam menetapkan kompetensi, RA Dian
Lihat Soedijarto. 2000. Pendidikan Nasional Sebagai
17
Al-Mastiyah mengacu kepada program yang
Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membaca
Peradaban Negara dan Bangsa, Jakarta: CINAPS, h.155 dirumuskan oleh Ikatan Guru Raudhatul Athfal
18
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah
19
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah
20
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al 21
Lihat Dokumen Menu Pembeljaran RA Dian Al
Mastiyah Mastiyah

266 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 266 06/11/2014 13:51:25


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

(IGRA).22 Kompetensi tersebut yaitu; 1). aspek informasi teknologi dan pengenalan bahasa
akhlakul karimah, sosial dan kemandirian, Inggris secara sederhana, (5) kesiapan anak
meliputi; tatacara berakhlak kepada Allah, memasuki pendidikan dasar dengan mengacu
memiliki akhlak yang baik dalam diri sendiri, pada kematangan emosi, sosial, penguasaan
mengenal tata cara berakhlak kepada sesama, motorik, bahasa, pengenalan berhitung dan
mengenal tatacara berakhlak terhadap kesiapan perkembangan perilaku terpuji.
binatang dan alam, menunjukan sikap Kompetensi yang ditetapkan tersebut
kedisiplinan, bertanggungjawab, menunjukan sesuai dengan pendapat Malik Fadjar,
sikap kemandirian, mengendalikan perasaan, bahwa pencapaian pendidikan agama perlu
menunjukan rasa percaya diri. 2) aspek diorientasikan kepada tercapainya kualitas
Pendidikan Agama Islam, yaitu; mengenal 6 pribadi, baik sebagai muslim maupun
aspek rukun iman dan islam, mengenal Allah sebagai manusia Indonesia, serta tercapainya
melalui sifat-sifat Allah (rukun Iman), mengenal internalisasi nilai dan norma keagamaan yang
malaikat yang wajib diketahui serta tugasnya, fungsional.23
mengenal nabi dan rasul-Nya, mengenal kitab
Jika dilihat dari sisi perkembangan anak
suci umat Islam, huruf-hurufnya dan cara
kompetensi yang ditetapkan tersebut lebih pas
membacanya, mampu mengucap dua kalimat
karena diarahkan orientasi belajarnya bersifat
syahadat, mengenal salat lima waktu dan
dasar, mudah, sederhana dan menyenangkan
mampu melakukan tatacaranya, mengenal
dan materi yang diberikan sesuai kebutuhan
arti zakat dan sadaqah, mengenal arti puasa
anak. Seperti diungkapkan Imam Al-
dan berlatih melaksanakannya, mengenal
Gazali, bahwa guru materi pelajaran yang
arti salat dan berlatih melaksanakannya,
disampaiikan kepada para siswanya, harus
mengenal tatacara ibadah haji secara
dimulai dengan pelajaran yang paling mudah
sederhana, mengenal tatacara qurban,
dan sederhana menuju kepada pelajaran
mampu menyebutkan dan menghafal doa-
yang kompleks.24 Demikian juga menurut
doa harian, mampu menyebutkan, menghafal,
Abdul Gani, Islam telah menetapkan dalam
mempraktekan kalimat thayyibah.
garis besar Wahyu pertama dan kedua bahwa
Dari beberapa Kompetensi yang ditetapkan, pendidikan yang perlu diberikan pada anak
diharapkan output RA Dian Al-Mastiyah meliputi: pendidikan keagamaan, pendidikan
memiliki akhlak mulia, cerdas, terampil dan akal dan ilmu pengetahuan, pendidikan akhlak
mandiri, serta terbiasa melakukan ibadah, dan mulia, pendidikan jasmani dan kesehatan.25
ssecara mental dan fisik anak siap masuk ke Materi-materi tersebut telah dijadikan sebagai
Sekolah selanjutnya. program dalam kegiatan penyelenggaraan
Untuk mencapai target tersebut pendidikan di RA Dian Al- Mastiyah
RA Dian Al-Mastiyah telah menyusun
program kegiatan belajar-mengajar yang
dititikberatkan pada empat aspek, yaitu (1)
meletakan dasar-dasar agama dan perilaku
akhlakul karimah, (2) mengembangkan
bakat, minat dan kemampuan sehingga anak
berkembang secara optimal dan mampu 23
A. Malik Fadjar. 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan
Islam, Jakarta: LP3NI, h.160.
mengoptimalkan diri; (3) mengembangkan 24
M.Ziauddin Alavi. 2000. Pemikiran Islam Pada
potensi yang siap menghadapi era global Abad Klasik dan Pertengahan, Terj Abudin Nata, (Canada:
melalui kegiatan pengenalan program Montreal,), h. 59.
25
‘Abdu al Gani’. 1970. Fi al Tarbiyah al Islmiyah. Mesir:
Daru al Fikri al Arabi, h.120-121. Lihat juga Mahmud
22
Mahmudah dan Seksi Pendidikan, 2013, Program Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Mutiara,1963,
Semester Raudhatul Athfal, PD IGRA, Jakarta Timur. h.5-6.

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 267

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 267 06/11/2014 13:51:25


IYOH MASTIYAH

Kompetensi Dasar, Hasil belajar, Kompetensi yang ditetapkan di atas jika


Indikator dan Materi dilihat dari sisi teori kontrukstivistik, anak di
arahkan dalam pembejaran yang ditekankan
Kompetensi Dasar pada belajar bagaimana belajar, bagaimana
Kompetensi Dasar merupakan menciptakan pemahaman baru, menuntut
pengembangan potensi-potensi perkembangan aktivitas produktif dalam konteks nyata
pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan dengan mendorong peserta didik untuk
berpikir dan bertindak sesuai dengan usianya berpikir ulang serta mendemontrasikan apa
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan yang sedang atau telah dipelajari.28
nilai-nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah Khusus pada aspek pengembangan nilai-
hasil belajar dan indikator yang dapat diukur nilai agama, kompetensi dasar yang ditetapkan
dan diamati. oleh RA Dian Al-Mastiyah adalah anak dapat
Dalam hal ini, RA Dian Al-Mastiyah memiliki nilai-nilai akidah Islam secara
menetapkan kompetensi dasar mengacu sederhana, terbiasa melaksanakan ibadah
pada kompetensi inti yang dijelaskan di atas serta terbiasa berperilaku akhlakul karimah.29
dan memadukannya pada buku Acuan Menu Hal ini sesuai dengan pendapat al-Gazali, yang
Pembelajaran, bahwa tujuan umum kegiatan menempatkan aqidah dan akhlak sebagai
pendidikan adalah mengembangkan berbagai tujuan utama pendidikan. Bahkan, menurut
potensi anak sejak dini sebagai persiapan Al-Gazali, anak wajib diajarkan masalah yang
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri berkaitan dengan zat dan sifat Allah (aqidah),
dengan lingkungannya.26 Kompetensi Dasar masalah ibadah, Al-Qur’an dan Sunnah.30
yang dirumuskan yaitu; (1) mampu melakukan
ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Hasil Belajar
Tuhan dan mencintai sesama; (2) mampu
mengelola keterampilan tubuh termasuk Hasil Belajar merupakan cerminan
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan kemampuan anak yang dicapai dari suatu
tubuh, gerakan kasar, gerakan halus serta tahapan pengalaman belajar dalam satu
menerima rangsangan sensorik; (3) mampu kompetensi dasar. Dari kompetensi Dasar yang
menggunakan bahasa untuk pemahan bahasa ditetapkan di atas, maka hasil belajar yang
pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif ingin dicapai adalah: (1) kemampuan anak
dan belajar; (4) mampu berpikir logis, kritis, melakukan ibadah, mengenal dan percaya
memberi alasan, memecahkan masalah dan akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama;
menemukan hubungan sebab-akibat; (5) (2) mengikuti nyanyian lagu keagamaan;
mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan (3) mengikuti bacaan doa dengan lengkap
sosial, dan menghargai keragaman sosial dan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan serta
budaya, serta mampu mengembangkan konsep menirukan sikap berdoa; (4) meniru gerakan
diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri beribadah dengan tertib; (5) menyebutkan
dan rasa memiliki; dan (6) memiliki kepekaan contoh ciptaan Tuhan secara sederhana;
terhadap irama, nada, berbagai bunyi, (6) menyayangi orang tua, orang-orang di
bertepuk tangan serta menghargai hasil karya sekeliling teman, guru, pembantu, binatang
yang kreatif.27 dan tanaman; (7) menyebut nama Tuhan

26
Lihat Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak
28
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,Uupaya
Usia Dini (Menu Pembelajaran generik), 2002, Direktorat Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, h. 205
Pendidikan Anak Dini, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah 29
Hasil Wwawancara dengan Firiani ( Guru RA),
dan Pemuda, (Jakarta: depdiknas, h.4. tanggal 15 Januari 2014.
27
Lihat Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan 30
Al-Ghazali, Ihya al-Ulum al-Din, Juz 1, Beiut: Dar
Anak Usia Dini, h. 4. al-Fikri, Tanpa Tahun, h. 18-19

268 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 268 06/11/2014 13:51:25


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

sesuai agama masing-masing; (8) merasakan Islam adalah pembentukkan akhlak dan budi
rasa sayang, cinta kasih melalui belaian; (9) pekerti yang sanggup menghasilkan orang
mengucapkan terima kasih setelah menerima yang bermoral.34
sesuatu dengan dorongan; (10) mengucapkan Dengan demikian, kurikulum RA Dian Al-
salam; (11) mengucapkan kata-kata santun; Mastiyah tersebut dapat memberikan peluang
(12) menghargai teman dan tidak memaksakan luas bagi perkembangan individu anak, untuk
kehendak; (13) menirukan kegiatan atau membentuk anak menuju manusia yang
pekerjaan orang dewasa.31 memiliki akidah yang kuat dan kepribadian
Kompetensi inti PAI yang ditetapkan pada terpuji melalui pembiasaan.
RA Dian Al-Mastiyah tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik, yang tujuan Indikator Kemampuan Peserta Didik
utamanya adalah pengembangan aqidah Islam
dan akhlak mulia.32 Hal ini sesuai dengan Indikator merupakan hasil belajar
pendapat al-Nahlawi, bahwa pendidikan yang lebih spesifik dan terukur dalam satu
hendaknya diarahkan untuk mendidik mata kompetensi dasar. Apabila serangkaian
hati dan melihat kebenaran, dalam hal aqidah indikator dalam satu kompetensi dasar
yang lurus yang berpegang pada syari’at sudah tercapai, berarti target kompetensi
Islam.33 dasar tersebut sudah terpenuhi. Untuk
mencapai kompetensi dasar, maka Indikator
Adapun output pembelajaran RA yaitu
yang ditetapkan adalah anak dapat memiliki
terbentuknya peserta didik yang memiliki
kemampuan: (1) menyebutkan asma Allah;
kepribadian muslim atau akhlak mulia
(2) mengenal ciptaan Allah; (3) mengucapkan
(budi pekerti luhur), sebagai misi utama
kalimat thayyibah; (4) menyebutkan nama-
Nabi Muhammad diutus. Pendidikan akhlak
nama malaikat; (5) menyebutkan contoh
merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Karena
ciptaan Allah; (6) menyebutkan nama-
itu, pencapaian akhlak mulia merupakan
nama nabi; (7) mengucakan salam; (8)
tujuan yang sebenarnya dari pendidikan sesuai
mengucapkan syahadat; (9) mengucapkan
pendapat Zakiah Darajat, yang menyatakan
doa-doa pendek; (10) mempraktekan
bahwa pendidikan anak usia dini bertujuan
gerakan salat; (11) mempraktekan gerakan
untuk melatih dan membimbing anak agar ia
wudlu; (12) menyebutkan alat perlengkapan
mampu mengembangkan dirinya, sehingga
ibadah, sajadah, mukena, peci, tasbih; (13)
di kemudian hari memiliki kemampuan dan
mengenal tata-tertib pada saat beribadah; (14)
keterampilan serta kepribadian terpuji. Hal
meminta maaf bila melakukan kesalahan; (15)
ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55
mengucapkan kata-kata santun (maaf, tolong,
tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
terima kasih); (16) menyayangi orang tua,
Pendidikan Keagamaan, bahwa kegiatan
orang di sekeliling teman, guru, pembantu,
Pendidikan agama Islam (PAI) diarahkan
binatang dan tanaman; (17) mengenal huruf
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
hijaiyah; (18) melafalkan ucapan surat-surat
penghayatan dan pengamalan ajaran agama
pendek.35
Islam dari peserta didik, untuk membentuk
kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Indikator yang dirumuskam tersebut
Karena memang tujuan utama dari pendidikan diarahkan untuk mencapai visi dan misi
sekolah, yaitu; terwujudnya anak usia dini
31
Lihat Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan yang memiliki karakter Islami, cerdas, mandiri
Anak Usia Dini, h.13.
32
Lihat Dokumen Profil RA Dian Al Mastiyah Tahun
2013 34
Abuddin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam,
33
Ẫbdu al-Rahman Al-Nahlảwi, 1989, Al-Tarbiyatu bi Jakarta: Logos, h.49.
al-Ẫyảt, Beirut: Dảru al- Fikri, h. 8. 35
Lihat dokumen RA Dian Al Mastiyah..

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 269

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 269 06/11/2014 13:51:25


IYOH MASTIYAH

dan sehat lahir batin. Sedangkan salah satu empat aspek yaitu; (1) aspek akhlak, sosial dan
misinya adalah membentuk karakter Islami kemandirian, meliputi; tatacara berakhlak
anak usia dini melalui pembelajaran berbasis kepada Allah, diri sendiri, kepada sesama,
agama.36 tatacara berakhlak terhadap binatang dan
Jika diperhatikan dari penjelasan di alam; (2) menunjukan sikap kedisiplinan,
atas, kurikulum pendidikan agama yang bertanggungjawab, menunjukan sikap
digunakan di RA Dian Al-Mastiyah berorientasi kemandirian, mengendalikan peraasaan,
pada pengenalan dan pembiasaan untuk menunjukan rasa percaya diri; (3) pendidikan
menumbuhkan sikap dan kegemaran anak agama Islam, meliputi; 6 aspek rukun iman dan
terhadap pengamalan ajaran Islam dalam islam, sifat-sifat Allah (rukun Iman), malalikat
kehidupan sehari-hari, untuk membangun yang wajib diketahui serta tugasnya, Nabi
anak menjadi manusia seutuhnya, baik secara dan Rasul-Nya, Kitab suci umat Islam, huruf-
jasmani maupun rohani, sehingga anak didik hurufnya dan cara membacanya, dua kalimat
dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan syahadat, salat lima waktu dan tatacaranya,
akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan fungsi zakat dan sadaqah, puasa dan berlatih
pendidikan bagi anak pra sekolah adalah: melaksanakannya, tatacara ibadah haji secara
(1) memperluas sikap dan matra sosialisasi sederhana, tatacara qurban, menyebutkan dan
anak yang beresonansi dengan sikap dan menghafal doa-doa harian dan menyebutkan,
matra individualitasnya secara harmonis; menghafal, mempraktekan kalimat thayyibah;
(2) melaksanakan amanat pendidikan dari dan (4) aspek pengembangan kemampuan
orang tua anak dalam arti mengembangkan membaca Al-Qur’an meliputi:.39 menyebutkan
pribadinya melalui proses belajar-mengajar huruf hijaiyah, membaca rangkaian huruf
secara formal untuk memperoleh unsur- hijaiyah, Qiroati, menghafal beberapa surat
unsur dasar ilmu pengetahuan dengan pendek dalam al-Qur’an: surat Al-Fatihah,
pengenalan anak kepada alam sekitarnya. dan Surat An-Naas, surat Al-Falaq, surat Al-
(3) mempersiapkan anak dengan pengalaman- Ikhlas,Surat Al-Lahab, surat An-Nashr, surat
pengalaman, sikap dan kemampuan untuk Al-Kautsar, surat Al- kafirun, surat Al-Maun,
memasuki masa sekolah yang sebenarnya.37 Surat Al-Quraisy, surat Al-Fiil,Surat Al-Ashr.
dan menghafalkan beberapa hadist sederhana:
hadist berani berpendapat, hadist sadaqah,
Muatan Materi dan Ruang Lingkup hadist kejujuran, hadist akhlak kepada
Kurikulum PAI
saudara.40
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa Program materi pendidikan agama
kompetensi inti merupakan arah dan landasan Islam tersebut sesuai dengan pendapat Ibnu
untuk mengembangkan materi pokok kegiatan Taimiyah, bahwa kurikulum pendidikan
pembelajaran dan indikator pencapaian harus diarahkan pada pengembangan tauhid
potensi untuk penilaian.38 Karena itu untuk (aqidah), mengetahui ilmu-ilmu Allah,
mencapai indikator tersebut RA Dian Al- mendorong mengetahui kekuasaan Allah,
Mastiyah telah menetapkan substansi materi mendorong mengetahui perbuatan-perbuatan
PAI yang diintegrasikan pada tema. Materi- Allah.41 dan mendorong anak untuk dapat
materi pendidikan agama Islam meliputi
39
Lihat Dokumen Program Pembelajaran RA Dian Al
36
Buku Profil RA Dian Al Mastiyah, 2013 Mastiyah Tahun 2013
37
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan 40
Lihat Dokumen Program Pembelajaran RA Dian Al-
Umum), h. 210. Masiyah tahun 2013
38
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan: 41
Abuddin Nata, 2001, Pendidikan Para Tokoh
Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakata:
h. 151. RajaGrafindo Persada, h. 145

270 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 270 06/11/2014 13:51:25


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

mengenal dan membiasakan praktek ajaran Islam walaupun diintegrasikan ke dalam tema,
agama dalam kehidupan sehari-hari. Materi tetapi ada jadwal khusus untuk praktek ibadah
ini diintegrasikan ke dalam tema. Pendekatan yaitu setiap hari anak melakukan salat dhuha
yang digunakan harus dua pendekatan, yaitu dibimbing oleh guru, setelah salat dhuha anak-
pendekatan konstruktivistik dan pendekatan anak bersama guru membaca doa-doa pendek,
behaviouristik, dimana guru berperan sebagai kalimat tasbih, tahmid dan tahlil, dilanjutkan
pelatih sekaligus pembimbing. salawat dan nyanyian religius, guru juga
Tema-tema yang dijadikan bingkai mengenalkan lafal-lafal kalimat thayyibah
dalam pembelajaran pada semester pertama, (doa-doa, dan ayat pendek) yang diikuti oleh
yaitu “amaliyah ramadhan, diri sendiri, anak didik.46 Lafal kalimat thayyibah tersebut
lingkunganku, kebutuhanku, negaraku, disampaikan secara langsung kepada anak didik
binatang. Sedangkan tema yang diajarkan oleh guru, demikian juga mengucapkan huruf
pada semester dua yaitu “rekreasi, tanaman, hijaiyah atau membaca ayat Al-Qur’an. Hal
pekerjaan (profesi), air,udara, api, alat ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
komunikasi, alam semesta”.42 Tema-tema atau kekeliruan bagi anak dalam pengucapan
tersebut kemudian dijabarkan jadi subtema, atau pelafalan, karena agama harus dijalankan
dan dari subtema kemudian dipilih topik.43 secara benar.
Dalam tema-tema tersebut tidak terlihat Kurikulum RA tersebut jika dikaitkan
ada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan misi ajaran Islam lebih tepat, karena di
atau mata pelajaran umum, namun yang satu sisi ditekankan pada proses mengonstruksi
terlihat hanyalah tema seperti “diri sendiri,”. atau menemukan makna (konstruktivistik). Di
Tema tersebut merupakan sarana atau sisi lain, dilakukan secara transformatif atau
bingkai materi pembelajaran untuk mencapai pendekatan bihaviouristik. Sehingga hasil
tujuan. Tema dipilih sesuai dengan prinsip pembelajaran lebih variatif, dan hasilnya pun
kedekatan, kemenarikan, dan kesederhanaan. lebih terlihat.
Kurikulum tematik yang dijabarkan tersebut Kurikulum sebagaimana digambarkan jika
mencerminkan prinsip relevansi, dan dilihat dari pandangan progresif dibangun
fleksibilitas”.44 Relevan dalam arti sesuai atas dasar: pengalaman personal dan sosial
dengan tingkat perkembangan anak, fleksibel siswa, keterampilan komunikasi, scientific
dalam arti dapat berubah-ubah sesuai dengan inquiry secara interdisipliner sebagai alat
kebutuhan. problem solving, kurikulum berisi pengalaman-
Kurikulum tersebut ada kesesuaian pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar
dengan teori Fogarti yang dikenal dengan yang diminati oleh setiap siswa (experience
sebutan integrated model, dimana kurikulum curriculum). Sebagai contoh kurikulum
tersebut dalam pembelajarannya tidak pendidikan progresif dari Lester Dix memuat
ada identitas mata pelajaran, tetapi secara kajian tentang dirinya sendiri, kajian tentang
substansi di dalamnya terdapat berbagai lingkungan sosial, kajian tentang lingkungan
mata pelajaran secara terkait dan tumpang alam dan kajian tentang seni.47
tindih.45 Khusus materi pendidikan agama
Publishing, Inc, h.4
46
Lihat Program Satuan Kegiatan Mingguan RA
42
Lihat dalam Dokumen Program Semester Raudhatul Dian Al Mastiyah, Tahun 2013/2014, dan hasil Wawancara
Athfal, 2013, PD IGRA Jakarta Timur. dengan Fitriani (Guru), 25 April 2013
43
Hasil Wawancara dengan Fitriani (Guru RA Dian Al 47
Lihat Jalaluddin &. Abdullah, 1997, Filsafat
Mastiyah), (tanggal april 2014). Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, h. 69-97.
44
Lihat Ali Imran, 1996, Belajar dan Pembelajaran, Lihat Pula Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan
(Jakarta: Pustaka Jaya,), h. 84-85 Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, h. 42-44, Lihat
45
Lihat Robin Fogarty, 1991, How To Integrate Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi
The Curriculum, Palatine, Illinois: IRI Skylight Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 271

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 271 06/11/2014 13:51:26


IYOH MASTIYAH

Desain Kurikulum PAI Dalam pelaksanaannya, pendekatan


pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu
Dari uraian dia atas, kurikulum PAI yang
tema yang dipilih dan dikembangkan oleh
digunakan oleh RA Dian Al- Mastiyah didesain
guru dengan memperhatikan keterkaitannya
secara tematik. Pada kurikulum tersebut
dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok
tidak terlihat pendidikan agama tetapi yang
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
terlihat adalah tema. Tema menjadi alat
pembicaraan. Dengan adanya tema diharapkan
utama, untuk menyampaikan berbagai pesan.
akan memberikan banyak keuntungan bagi anak
Artinya kurikulum tersebut menggunakan
didik, yaitu; anak didik mudah memusatkan
tema dalam mengaitkan beberapa mata
perhatian pada suatu tema tertentu; (1) anak
pelajaran. Sedangkan untuk pembelajaran
didik mampu mempelajari pengetahuan dan
PAI digunakan dua pendekatan, yaitu
mengembangkan berbagai kompetensi dasar
pendekatan konstruktivistik dan pendekatan
antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
behaviouristik, dimana orientasi pembelajaran
(2) pemahaman terhadap materi pelajaran
tidak hanya berpusat pada anak didik juga
lebih mendalam dan berkesan; (3) kompetensi
berpusat pada guru. Artinya, selain anak didik
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
dalam kegiatan pembelajaran dikonstruk
mengaitkan matapelajaran lain dengan
untuk menemukan makna, juga dididik untuk
pengalaman pribadi siswa; (4) anak didik
menerima materi dan bimbingan dari guru.
mampu lebih merasakan manfaat dan makna
Dalam kurikulum tematik, anak didik belajar karena materi disajikan dalam konteks
akan memahami konsep-konsep yang mereka tema yang jelas; (5) anak didik mampu lebih
pelajari melalui pengalaman langsung yang bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dihubungkan langsung dengan konsep lain dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
yang telah dipahaminya. Pendekatan ini suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran
berangkat dari teori pembelajaran yang sekaligus mempelajari matapelajaran lain; dan
menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai (6) guru dapat menghemat waktu karena mata
dasar pembentukan pengetahuan dan struktur pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
intelektual anak. dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam
Teori pembelajaran ini dimotori para dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya
tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
menekankan bahwa pembelajaran harus pemantapan, atau pengayaan.49
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan Materi Pendidikan Agama Islam dalam
dan perkembangan anak. Model kurikulum pembelajaran diintegrasikan dengan suatu
tematik ini lebih menekankan pada penerapan tema, dimana tema dijabarkan ke dalam
konsep belajar sambil melakukan sesuatu subtema, dari subtema kemudian ke topik.
(learning by doing).48 Dengan belajar sambil Selanjutnya topik inilah yang muncul dalam
melakukan, maka pengetahuan yang diperoleh satuan kegiatan harian, sedangkan identitas
anak didik lebih berkesan, dan dapat diingat mata pelajaran tidak jelas. Namun secara
dalam waktu lama. Karena anak mengalami substansi ada di dalamnya. yaitu satu tema
langsung tentang apa yang dihadapi, dilakukan terkait dengan berbagai materi lain, sehingga
dan dipikirkannya. terjadi keterpaduan. Pola pembelajarn
seperti ini memberikan makna yang kuat
bagi perkembangan anak. Karena dengan

Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


cet-2, 2002, h. 142-168,.
48
http://jeperis.blogspot.com/2007/06/pembela- 49
http://jeperis.blogspot.com/2007/06/pembela-
jaran-tematik.html, Maret 2008. jaran-tematik.html, Juli 2007.

272 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 272 06/11/2014 13:51:26


KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RAUDHATUL ATHFAL DIAN AL MASTIYAH
PEMBELAJARAN PAI TERPADU DI SMP YPSA MEDAN

belajar satu tema anak memperoleh berbagai pembelajaran terjadi secara integral, holistik,
pengetahuan sekaligus pengalaman. berorientasi pada kehidupan sehari-hari,
Dengan demikian, kurikulum pembela- serta berpusat pada anak didik. Sehingga
jaran tematik memberikan pengaruh besar pengalaman belajar yang diperoleh anak didik
bagi semua aspek perkembangan anak, lebih utuh dan lebih bermakna.
baik perkembangan koginitif, afektif, mau- Temuan penelitian ini nampaknya
pun psikomotorik. Karena saat anak mela- hampir sama dengan teori Fogarty (1991)
kukan sesuatu sesungguhnya ia sedang tentang model pembelajaran terpadu yang
mengembangkan berbagai aspek perkem- dikenal dengan integrated model, dimana
bangan atau kecerdasannya. dalam pembelajaran tidak terlihat identitas,
Desain kurikulum tersebut jika dilihat tetapi seluruh aspek tercakup di dalamnya.
dengan teori Fogarty, bisa dikategorikan Namun, di sisi lain dalam prakteknya
integrated model.50 Karena dalam kuri- pendekatan pembelajaran PAI menggunakan
kulum tersebut pengembangannya di- dua pendekatan, yaitu pendekatan
mulai dengan menentukan tema, ke- konstruktivistik dan behaviouristi/k, dimana
mudian menentukan sub tema dan dalam pembelajaran terdapat keterampilan,
selanjutnya dirinci lagi menjadi topik. Dalam konsep dan sikap yang saling tumpang tindih,
pembelajarannya tidak ada identitas mata menggabungkan beberapa mata pelajaran.
pelajaran, tetapi didalamnya mengaitkan Pembelajaran ditekankan pada pem-
beberapa aspek intra mata pelajaran dan antar bentukan kreatifitas, yang dikemas dengan
mata pelajaran. Tema yang diajarkan tersebut cara proses mengontruksi dan proses mene-
mencakup berbagai aspek perkembangan rima. Namun pada satu sisi kurikulum
yaitu mencakup aspek perkembangan RA memberikan peran pada guru untuk
kognitif, afektif, dan psikomotorik.51 Pola pem- melakukan pembinaan dan bimbingan
belajaran tersebut terpadu, sehingga dalam secara langsung pada anak didik dengan
pembelajaran siswa dapat memperoleh penge- cara mencontohkan, meluruskan kekelirun
tahuan dan keterampilan secara utuh dan pemahaman dan praktek agama.
dapat memberikan makna yang tinggi baik
secara akademik maupun non akademik.
SUMBER BACAAN
Alavi, M. Ziauddin (2000): Pemikiran Islam Pada
PENUTUP
Abad Klasik dan Pertengahan, Terj. Abudin
Berdasarkan paparan di atas, dapat di- Nata, Canada, Montreal.
simpulkan bahwa model kurikulum tematik Bungin, Burhan (2003): Analisis Data Kualitatif,
pendidikan Agama Islam pada RA Dian Al- Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah
Mastiyah adalah model kurikulum yang Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Raja
menjadikan tema sebagai alat utama dalam Grafindo Persada
pembelajaran. Tema sebagai sarana untuk Direktorat Pendidikan Anak usia Dini (2004):
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan Sekilas Taman Penitipan Anak, Jakarta:
kurikulum tematik pembelajaran di RA Dian Depdiknas
Al-Mastiyah nampak cukup ideal. Karena Fadjar A. Malik (1998): Visi Pembaharuan Pen-
didikan Islam, Jakarta: LP3NI.
Fogarty Robin (1991): How To Integrate The
50
Robin Fogarty,1991, Howat To Integrate The Curri-
culum, Palatine, Illinois: IRI Skylight Publishing, Inc, h.4.
Curriculum, Palatine, Illinois: (IRI Skylight
51
Lihat Mohammad Surya, 2004, Psikologi Pem- Publishing, Inc).
belajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
h. 17.

EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014 273

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 273 06/11/2014 13:51:26


IYOH MASTIYAH

Gani, Al ‘Abdu (1970): Fi al Tarbiyah al Islamiyah, Soedijarto (2000): Pendidikan Nasional Sebagai
Mesir: Daru al Fikri al Arabi. Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Ghazali, Tanpa Tahun, Al-Ihya al-Ulum al-Din, dan Membaca Peradaban Negara dan Bangsa,
Juz 1, Beiut: Dar al-Fikri. Jakarta: CINAPS.
Imran, Ali (1996): Belajar dan Pembelajaran, Solehudin (1997): Konsep Dasar Pendidikan Pra
Jakarta: Pustaka Jaya. Sekolah, Bandung: FIP IKIP
Jalaluddin &. Abdullah (1997): Filsafat Pendidikan, Surya, Mohammad (2004): Psikologi Pembejalaran
Jakarta: Gaya Media Pratama. dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Kuntjaraningrat (1993): Metodologi Penelitian
Masyarakat, edisi ke 3, Jakarta: Gramedia Sutirjo & Sri Istuti Mamik (2004): Pembelajaran
Pustaka Utama. Tematik, Malang: Bayumedia
Mahmudah dkk. (2013): Program Semester Yunus, Mahmud (1963): Sejarah Pendidikan Islam,
Raudhatul Athfal, Jakarta Timur PD IGRA Jakarta, Mutiara.
Muhaimin (2002): Paradigma Pendidikan Islam,
Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di
Sekolah, Bandung; Remaja Rosda Karya,
-----------, (2003): Wacana Pengembangan
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mudyahardjo, Redjo (2002): Pengantar
Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya
dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mulyasa, E, (2005): Implementasi Kurikulum 2004,
Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,
Nata, Abuddin (2001): Pendidikan Para Tokoh
Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat
Pendidikan Islam, Jakata: Raja Grafindo
Persada.
-------, (1997): Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos.
Rahman, al Al-Nahlảwi Ẫbdu (1989): Al-Tarbiyatu
bi al-Ẫyảt, Beirut: Dảru al- Fikri.
Redjo, Mudyahardjo (2002): Pengantar
Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya
dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Salk, Lee and Rita Kramer (1977): How To Raise
a Human Being, A.Parent’s Guide to Emtional
Health from Infancy Through Adolescence,
New York: Warner Book.
Sina Ibnu (1906): Al-Siyasah fi al-Tarbiyah, Mesir:
Majalah al-Masyrik.

274 EDUKASI Volume 12, Nomor 2, Mei-Agustus 2014

EDUKASI v12_n2_2014 (A4) isi set3.indd 274 06/11/2014 13:51:26

Anda mungkin juga menyukai