Anda di halaman 1dari 9

Kolaborasi Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan

Kecerdasan Emosional Anak

Refila Yuni Zalmi1,(*), Nur Hazizah1


1Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Padang, Padang, Indonesia
(*)
refilayunizalmi@gmail.com

Abstrak
Kolaborasi adalah menjalin suatu hubungan antara dua belah pihak dengan maksud dan
tujuan tertentu. Untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak diperlukan sitimulasi
atau rangsangan-rangsangan yang diberikan untuk dirumah dan disekolah. Seseorang anak
dapat dikatakan cerdas emosional apabila dia mampu mengenali, mengolah dan
mengendalikan berbagai emosi yang akan timbul dari situasi atau kondisi yang terjadi
disekitarnya. Maka itu kecerdasaan emosional perlu dikembangkan sejak usia dini dengan
berkolaborasi dengan orang tua dan guru melalui berbagai kegiatan yang mempeerat
hubungan kedua pihak, misalnya melalui kegiatan fun cooking, parenting, pertemuan dan
lain-lain.

Kata Kunci: Kolaborasi Orang tua dan guru, Kecerdasaan Emosional

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu


Setiap orang tua pasti upaya sadar yang membentuk pribadi
menghendaki buah hatinya tumbuh anak menjadi orang dewasa yang
dan berkembang menjadi anak yang mandiri dan juga terjadi perubahan
sehat, mandiri, cerdas, kreatif, pada diri anak dalam pengetahuan,
beriman dan bertakwa kepada Allah perilaku maupun sikap. Pendidikan
SWT. Serta kelak menjadikan anak juga berlaku bagi siapa saja yang mau
yang saleh dan salihah. Harapan yang mempelajari sesuatu hal yang ingin ia
menjadikan mereka yang terbaik, ketahui dan pendidikan berlangsung
dapat menunjang untuk kehidupan seumur hidup yang sering kita kenal
mereka di masa depan atau kebaikan sebagai “pendidikan sepanjang hayat”.
untuk anak itu sendiri dalam Dari konsep pendidikan sepanjang
menghadapi kehidupan dimasa hayat ini telah menggambarkan bahwa
depannya. Dan mungkin banyak pendidikan telah menjadi kebutuhan
harapan-harapan lain yang diinginkan pokok manusia. Ini menjadi panduan
oleh orang tua untuk anaknya. Untuk bagi kita dalam meninggikan harkat
mewujudkan hal itu orang tua harus dan martabat manusia melalui
dapat memahami dan mengetahui pendidikan. Untuk itu kita harus
dengan baik tentang dunia anak. Sebab memulai pendidikan sejak usia dini.
dunia anak berbeda dengan dunia Seperti kita ketahui dari para ahli yang
orang dewasa. mengatakan usia dini merupakan masa
golden age atau masa emas anak. Dari
usia dini ini lah kita dapat membentuk kemampuan dan keterampilan anak
genersi penerus bangsa yang memiliki dengan menciptakan kondisi dan
karakter yang baik dan pengetahuan lingkungan yang dapat membuat anak
yang luas. Anak usia dini ini mengeksplorasi sesuai dengan
merupakan masa-masa emas anak atau pengalaman yang dilaluinya dengan
usia emas anak untuk membentuk memberikan kesempatan untuk
anak menjadi seseorang dimasa mengetahui dan memahami
depannya, maka perlu ditulis dengan pengelamannya itu sendiri melalui
tinta emas, dengan tulisan-tulisan yang berbagai cara yang dapat ia coba, lihat,
dapat menghasilkan emas dimasa dan tiru yang melibatkan semua
mendatang. kemampuan yang dimiliki anak.
UU Pendidikan Republik (Moh, 2017).
Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 28 Pendidikan yang diberikan
menyatakan bahwa salah satu bentuk pendidik harus dapat membentuk
pendidikan anak usia dini yang mana watak yang bermartabat pada anak
menyelenggarakan pendidikan dini serta mengembangkan potensi pada
untuk anak usia 4 sampai dengan 6 diri anak menjadi manusia yang
tahun dan yang dikatakan dengan anak berakhlak mulia. Maka itu dari sebuah
usia dini adalah sejak lahir sampai pendidikan menjadi contoh teladan
dengan usia 6 tahun. Dari undang- yang baik dalam mengembangkan
undang ini, lembaga PAUD diarahkan kecerdasaan emosional anak agar anak
untuk mengembangkan berbagai menjadi makhluk individu yang baik
perkembangan anak secara pula. Teladan dan perilaku-perilaku
keseluruhan atau holistik. Lembaga positif yang diberikan orang dewasa di
PAUD merupakan tempat atau wadah sekitar anak seperti orang tua dalam
yang penting bagi anak dalam keluarga dan guru disekolah dapat
penggembangan potensi yang dimiliki membantu mengembangkan
anak dan mengembangkan berbagai kecerdasaan emosional anak. Maka itu
aspek perkembangan dan masa-masa PAUD ini sebagian besar
pertumbuhan anak atau salah satu dalam membentuk kecerdasaan
tempat pendidikan yang menekankan emosional pada anak terutama pada
pertumbuhan dan perkembangan anak yang sudah masuk sekolah
motorik, sosial-emosional, bahasa, seperti kelompok bermain dan TK.
kognitif, nilai agama moral, dan seni, Untuk itu perlunya kolaborasi orang
yang mana sesuai dengan tahapan tua dan guru dalam mengembangkan
perkembangan yang akan dilalui anak kecerdasaan emosional anak secara
sesuai dengan usianya. Maka itu optimal. Karena untuk mencapai
sebuah lembaga PAUD haruslah pendidikan perlunya peran dari pihak-
menciptakan situasi pendidikan yang pihak yang bersangkutan dilingkungan
kondusif yang mampu memberikan anak dan pendidikan utama yang
rasa aman, tenteram dan didapatkan anak yaitu dari orang
menyenangkan bagi anak yang mana tuanya. Waktu yang lama didapatkan
akan diberikan stimulasi, bimbingan, anak saat bersama keluarga maka itu
kepedulian dan aktivitas yang diperlukan kerjasama guru dan orang
berhubungan dengan kegiatan belajar tua untuk anak dapat mampu
mengajar yang akan dapat mengasah mengenali, mengolah dan mengontrol
emosi secara positif setiap kondisi peristiwa atau suatu kondisi mental
yang meransang munculnyan emosi tertentu.
yang menjadikan anak memiliki Goleman (dalam Mashar,
kecerdasaam emosional. 2015) Emosi dapat berupa perasaan
positif dan negatif yang mana perasaan
KAJIAN TEORI marah, ketakutan, kebahagian, rasa
a. Emosi Anak Usia Dini cinta, terkejut, jijik dan rasa sedih yang
Anak usia dini adalah sosok ditimbulkan oleh suatu kondisi yang
individu yang sedang mengalami diterima anak. Adapun fungsi emosi
pertumbuhan dan perkembangan yang bagi anak menurut Bretherton dkk
sangat pesat atau disebut dengan golde (dalam Soetjiningsih, 2014: 147) yaitu
age (masa keemasan anak) dan anak dapat menyesuaikan dirinya
fundamental terhadap kehidupan dengan lingkungan dan kelangsungan
selanjutnya. Usia dini merupakan hidupnya dalam berinteraksi dengan
periode sensitif atau masa peka pada lingkungan (survival dan adaptasi),
anak yang perlu diberikan rangsangan pengaturan terhadap dirinya, dan
dan diarahkan sehingga tidak komunikasi dalam berinteraksinya.
terhambat pertumbuhan dan Emosi yang dimunculkan oleh
perkembangannya (Mulyana, sesorang anak dipengaruhi oleh dua
Gandana, Zamzam, & Muslim, 2017). faktor yang mana dikatakan oleh
Pada masa ini proses pertumbuhan dan Hurlock dan Lazarus (dalam Mashar,
perkembangan anak dalam berbagai 2015:19) yaitu faktor kematangan dan
aspek sedang mengalami masa yang faktor belajar. Dari hal itu emosi anak
cepat dalam rentang perkembangan dipengaruhi untuk menjadikan anak
hidup manusia. Untuk itu memiliki kecerdasaan emosi atau
memanfaatkan sebaik mungkin tidaknya. Emosi anak usia dini yang
dengan coretan-coretan yang menjadi sering terlihat dari ciri-ciri yang
emas dimasa datang anak nantiknya. ditampilkannya menurut Susanto
(Sujiono, 2009). (2014:136) sebagai berikut: yang
Kata emosi berasal dari bahasa mana emosi anak berlangsung singkat
latin, yaitu emovere, yang berarti dan tiba-tiba berhenti. Emosi anak
bergerak menjauh atau sebagai bersifat mendalam, tetapi mudah
dorongan untuk bertindak. (Mashar, berganti, dan selain sifatnya terbuka
2015). Menurut Sukmadinata (dalam emosinya juga lebih sering terjadi.
Susanto, 2014:135) emosi adalah Perkembangan emosi anak diwarnai
perpaduan dari beberapa perasaan oleh kematangan dan lingkungan
yang mempunyai intensitas relatif sekitar anak untuk dapat berpikir
tinggi dan menimbukan suatu gejolak dalam mengenali, mengola dan
dalam batin seseorang. Sedangkan mengendalikan emosinya.
Lewis & Haviland-Jones (dalam
Mashar, 2015:16) emosi dapat b. Kecerdasaan Emosional
diartikan sebagai aktivitas secaara Anak
badaniah maupun eksternal, atau Kecerdasan menurut Piaget (dalam
reaksi yang menyenangkan atau tidak jurnal Hazizah, 2018) adalah suatu
menyenangkan terhadap suatu kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang individu untuk dapat
memecahkan atau menciptakan mengekspersikan emosi dengan tepat,
sesuatu yang bernilai untuk hal menyadari kelemahan dan kelebihan
tertentu. Seseorang yang dikatakan yang dimiliki, percaya diri, dapat
cerdas dapat mengatasi masalah membuat target sesuai dengan
dengan ide-ide kreatif yang kemapuan sendiri dan keinginan besar
dihasilkannya. Manusia memiliki untuk berhasil. Sedangkan kecerdasan
setidaknya dua kecerdasaan yang interpersonal merupakan kemampuan
berbeda menurut Goleman (dalam seseorang untuk mampu memahami
Moh, 2017) yaitu kecerdasaan orang lain terhadap perasaan
intelektual dan kecerdasan emosional. seseorang serta hal yang memotivasi
Maka itu dari usia dini inilah kita dan mengganggu mereka.
asah setiap perkembangan anak Kecerdasaan ini menggambarkan
terutama emosi anak agar dapat seseorang yang mampu untuk dapat
menghadapi berbagai masalah menempatkan dirinya dalam situasi
nantiknya melalui perilaku-perilaku dan lingkungan yang ada disekitarnya.
yang dimunculkan sehari-harinya
anak, oleh karena itu perlunya c. Peran Orang tua dan Guru
kolaborasi orang tua dan guru dalam dalam mengembangkan
mengembangkan kecerdasaan Kecerdasan Emosional Anak
emosional anak. Kecerdasaan Anak sebagai generasi penerus
emosional menurut Mashar,(2015:60) bangsa sangat perlu dibekali
adalah kemampuan anak dalam kemampuan untuk mengoptimalkan
mengenali, mengolah dan mengontrol seluruh potensi yang dimiliki dan
berbagai emosi yang ditimbulkan oleh meminimalkan kelemahan-kelamahan
suatu situasi yang diterima anak untuk yang ada. Oleh kerena itu orang tua
mampu merespons secara positif. dan guru sebagai orang dewasa
Dengan mengajari anak keterampilan disekitar anak, memegang peran
dalam mengendalikan emosinya, anak penting dalam mengoptimalkan
akan lebih mampu mengatasi berbagai potensi anak, baik fisik kognitif,
permasalahan yang timbul selama spritual maupun emosinal anak.
proses perkembangannya menuju Seperti dikatakan Thompson dan
manusia dewasa. Juga berbagai Langatutta (dalam Mashar, 2015:20),
masalah yang akan dihadapi dalam perkembangan emosi anak
kehidupan yang modern jika dipengaruhi oleh pengalaman dan
kecerdasaan emosional anak hubungan keluarga dalam setiap
dikembangkan dengan sebaik harinya, dimana anak belajar emosi
mungkin. baik penyebabnya maupun
Adapun kecerdasan emosional konsekuensnya dari lingkungan
menurut Goleman, Howard Gardner keluarganya.
(dalam Mashar, 2015:62) adalah Salah satu faktor penting yang
kemampuan seseorang individu yang mendahului dalam mengembangkan
terkait dengan kecerdasan intrapesonal emosional pada anak adalah orang tua
dan interpersonal. Kecerdasan (Wandansari, Retno, & Afiatin, 2017).
intrapesonal melibatkan kemampuan Pondasi awal pendidikan yang
seseorang untuk memahami perasaan didapatkan anak dari orang tuanya
diri dan mengenali diri, karena waktu anak yang paling lama
bersama orang tuanya. Menurut 3. Melatih anak untuk mengenali
Mazhahiri (dalam Mashar, 2015: 59:), emosinya dan mengelolanya
orang tua sangat berpengaruh terhadap dengan baik.
masa depan anak dari tingkatannya Adapun cara guru dalam
masa kanak-kan smpai beranjak merangsang kecerdasan emosi anak
dewasa, baik dalam mewujudkan masa menurut Nugraha dan Rachmawati
depan mereka yang bahagia dan (Mashar, 2015) antara lain:
gemilang ataupun masa depan yang 1. Memberikan kegiatan yang
sengsara dan menderita. diorganissasikan berdasarkan
Menurut Boyd dkk (dalam Mashar, kebutuhan, minat dan
2015:215), orang tua dan keluarga, karakteristik anak dalam
guru dan teman sebaya sangat mengembangkan kecerdasaan
berperan dalam mencapai emosi anak.
perkembangan emosi anak yang baik 2. Pemberian kegiatan yang
sesuai dengan tahapan usianya. Orang diorganisasikan bersifat
tua harus berinteraksi menunjukkan holistik atau keseluruhan.
kasih sayang, memahami perasaan Yang mana memuat semua
anak, memahami keinginan dan spek perkembangan anak dan
kebutuhan anak, mengekspresikan semua pihak terkait dalam
minat anak dalam aktivitas sehari-hari, proses tumbuh kembang anak
bangga atas pencapaian anak, dalam kegiatan yang dibuat.
memberikan dukungan dan semangat
dalam anak mengahadapi bebagai hal. d. Kolaborasi Orang tua dan
Guru juga sama halnya dengan orang Guru dalam
tua, harus menunjukkan relasi yang mengembangkan Kecerdasan
hangat dan responsif, keterikatan yang Emosional Anak.
konsisten selama anak berada Kerjasama atau kolaborasi dalam
disekolah. dunia pendidikan adalah hubungan
Untuk meningkatkan kecerdasan antara sekolah dan keluarga atau guru
anak, beberapa cara yang dapat dan orang tua dalam proses
dilakukan orang tua dan guru dalam pembelajaraan yang dilakukan
memberikan stimulasi-stimulasi anaknya yang mana kedua belah pihak
dalam mengembangkan emosional saling mengenal, memahami,
anak menurut Mashar, ( 2015: 64-65) menghormati dan mendukung satu
sebagai berikut: sama lain, agar mencapai keberhasilan
1. Orang tua memeriksa kembali dalam mencapai tujan pendidikan
cara pendidikan atau dalam proses belajar bagi anak. Dari
pengasuhan yang sudah sebuah kerjasama ini dapat memberi
diterapkan atau digunakan tahu atau menjangkau orang tua murid
selama ini pada anak. dan menyadarkan bahwa mereka
2. Memberikan perhatian terhadap mempunyai tanggung jawab dan peran
perkembangan emosi yang dalam proses belajar anak disekolah
dimunculkan anak agar orang (dalam artikel Khotimah).
tua dapat mencegahatau Kolaborasi yang dapat dilakukan
mengendalikan emosi yang guru dan orang tua dalam
negatif anak. mengembangkan kecerdasaan
emosional anak melalui program membantunya dalam berhubungan
parenting. Yang mana dikatakan dengan lingkungannya atau
Harley dan Prior (dalam Wandansari berinteraksi dengan lingkungannya.
et al., 2017) yaitu dalam Untuk itu mengembangkan
mengembangkan keterampilan orang kecerdasan emosional anak tidaklah
tua dalam pembinaan emosi anak dapat hanya dilakukan oleh satu orang
dapat dilakukan melalui program saja yaitu guru saja disekolah. Karena
parenting. Adapun kolaborasi lain menciptakan generasi penerus bangsa
dapat dilakukan orang tua dan guru yang berkarakter haruslah semua
yaitu melalui rapat perdana orang tua orang berperan baik orang tua, guru,
murid sebelum kegiatan sekolah masyarakat dan lain-lain dalam
dimulai distu pihak sekolah pendidikan anak dan karakter anak
menjelaskan apa saja kegiatan yang bangsa nantiknya.
dilakukan di sekolah. Rapat dengan Yang mana kita harus
orang tua membahas kegiatan dalam memahami dan mengerti dengan ciri-
mengembangkan emosi anak, ciri emosi anak usia dini yang
berkomunikasi dengan orang tua dikatakan dalam buku (Susanto,
murid melalui group wa dan 2014:136). Emosi anak tiba-tiba
mengirimkan video kepada orang tua berubah saja dan berlangsung cepat.
murid terhadap kegiatan yang Seperti: dia menangis, habis itu
dilakukan anak. Keterlibatan orang tua berhenti dan bermain tertawa lagi. Kita
dalam pembelajaraan anak dirumah harus benar-benar memahami dan
dan mengambil keputusan dalam mengerti emosi anak, sebelum itu kita
proses pembelajaraan untuk anak. juga lebih dahulu mampu
mngendalikan emosi diri kita sendiri
PEMBAHASAN baru anak, agar tidak terjadi kesalahan
Kecerdasan emosional dalam mendidik dan membentuk anak
menurut Goleman, Howard Gardner menjadi pribadi yang baik. Emosi
(dalam Mashar, 2015:62) adalah seseorang anak pasti dipengaruhi oleh
kemampuan seseorang individu yang lingkungan dimana anak berada dari
terkait dengan kecerdasan intrapesonal situlah anak membentuk emosi yang
dan interpersonal. Yang dapat kita dimunculkan disekolah. Seperti
lihat dari anak yang mana bisa halnya pernah saya lihat, disaat saya
memahami dirinya sendiri baik itu melakukan observasi di TK ada anak
kelebihan dan kelemahan yang yang bicaranya marah-marah kepada
dimiliki. Juga dapat memotivasi dan temannya disebabkan pola asuh orang
mendukung target yang ingin tuanya yang tegas maka ia melepaskan
dicapainya. Dengan anak memahami apa yang didapatkan dirumah ke
dirinya, anak tau tentang dirinya. Anak sekolah kepada teman-temannya. Jadi
juga harus bisa menempatkan posisi lingkungan berpengaruh terhadap
dirinya dilingkungan sekitar dalam emosi dan perilaku anak sesuai dengan
situasi apapun. Dari anak dapat teori behavoristik yang mana anak
mengenali, mengolah dan dipengaruhi oleh lingkungan.
mengendalikan emosinya anak Pembelajaran awal yang
memiliki kemampuan untuk didapat anak dari lingkungan
kecerdasaan emosional yang dapat keluargnya sendiri terutama orang tua
dari sebelum lahir masih dalam maya. Sebelum itu semua, sekolah
kandungan ibu, ibu sudah sudah mempersiapkan format data
menceritakan bermacam hal sampai yang akan diisi oleh orang tua tentang
lahir didunia, waktu yang terbanyak anaknya sebelum memasukkan
dimiliki anak ialah bersama orang anaknya di lembaga PAUD agar guru
tuanya. Maka itu orang tua harus dapat lebih bisa memahami dan memperbaik
memberikan contoh yang baik untuk sesuatu perilaku yang buruk
anak agar kemampuan anak ditampilkan anak. Dari format data
berkembang dengan semestinya sesuai itulah dapat sebagai acuan perubahan
dengan tahapan usianya. Bagaimana anak selama disekolah dengan
anak kita nantik dewasanya begitulah sebelumnya.
didikkan yang kita berikan kepada Libatkan orang tua dalam
anak kita. Mau anak kita baik atau kegiatan anak, baik itu kegiatan pentas
sengsara tergantung bagaimana kita seni yang ditampilkan anak atau
mengasuhnya dengan sesuai usia yang memperingati hari-hari besar ataupun
seharusnya. kegiatan fun cooking anak dan orang
Menurut Mashar, (2015:64-65) tua yang dapat membentuk emosi anak
untuk meningkatkan kecerdasan dan mengendalikan emosi anak
emosional anak perlu ada rangsangan dengan rasa percaya diri melalui
atau stimulus-stimulus yang diberikan berbagai kegiatan anak. Dengan
orang tua dan guru yang dapat melibatkan orang tua, orang tua bisa
dilakukan secara sinkron atau tau bagaimana anaknya, bagaimana
berhubungan satu sama lain. Untuk pendidikan yang dilakukan disekolah
mensinkornkan apa yang telah untuk bisa juga diterapkannya
diberikan kepada anak dan dibiasa dirumah selama bersama anaknya
oleh orangtu perlu adanya kolaborasi bukan malah melepasskan tangankan
atau kerjasama yang dapat dilakukan dan memberikan tanggung jawab
oleh kedua belah pihak untuk hanya terhadap guru. Tidak, itu akan
mencapai tujuan pendidikan dan menghancurkan generasi anak bangsa
tujuan pembelajaraan anak dalam kita nantik nya, maka itu semua orang
meningkatkan berbagai kemampuan haruslah berperan untuk
anak dengan sesuai tahapan usiannya. mengembangkan kecerdasan
Yang mana kolaborasi yang emosional anak agar menciptakan
dapat kita lakukan dalam orang-orang besar yang memiliki budi
mengembangkan kecerdasaan anak pekerti yang baik dan berkarakter
melalui kegiatan parenting yang disamping kecerdasan yang juga
dilakukan kepada orang tua bahwa dimilikinya untuk masa depannya
dalam parenting ini orang tua dapat kelak.
mengetahui bagaimana kecerdasan
emosional ini nantiknya dapat SIMPULAN
mempengaruh hubungan anak dalam Kolaborasi orang tua dan guru
berinteraksi dengan lingkungannya sangatlah penting untuk anak usia dini,
dalam bertindak. Juga bisa dengan karena anak usia dini berada pada
melaporkan aktivitas anak selama masa golde age atau masa keemasan
disekolah ke orang tuanya melalui anak. Disitulah anak sedang sensitif
komunikasi langsung ataupun dunia atau peka terhadadap sesuatu hal yang
ingin diketahuinya. Untuk itu orang http://jurnal.untan.ac.id/index.ph
tua dan guru harus memberikan p/jpdpb/article/view/15427
stimulasi atau rangsangan-rangsangan Mashar, R. (2015). Emosi Anak Usia
untuk pertumbuhan dan
Dini dan Strategi
perkembangan anak yang optimal
sesuai dengan tahapan usianya. Pengembangannya. jakarta:
Begitu juga dengan prenadamedia group.
mengembangkan kecerdasaan Moh, A. (2017). The Development of
emosional anak dibutuhkan kerjasama Children ’ s Social -Emotional
antara orang tua dan guru untuk
mewujudkan anak yang mampu Competences : A Case Study in
mengenali, menggolah, dan UNP ’ s Labschool -Kindergarten
mengendalikan emosi baik itu pada
dirinya atau orang lain. Dengan anak , Padang Indonesia, 58, 369–374.
dapat mengendalikan emosinya, anak https://doi.org/doi:10.2991/icece
bisa berhubungan atau berinteraksi
dengan lingkungan yang ada -16.2017.64
disekitarnya. Mulyana, E. H., Gandana, G.,
Kolaborasi yang dapat
dilakukan orang tua dan guru dalam Zamzam, M., & Muslim, N.
mengembangkan kecerdasaan (2017). PADA KELOMPOK B
emosional anak melalui kegiatan DI TK PERTIWI DWP
parenting, funcooking orang tua dan KECAMATAN TAWANG,
anak disekolah, pentas seni, atau 1(2), 214–232.
apapupun kegiatan anak Soetjiningsih, C. H. (2014). Seri
dikomunikasikan dengan orang tua
Psikologi Perkembangan
baik itu langsung atau dunia maya.
Yang dapat menjalin hubungan baik (Perkembnagan Anak Sejak
satu sama lain untuk mencapai tujuan Pembuahan Sampai dengan
dalam proses belajar anak terutama Kanak-kanak Akhir). Jakarta:
kecerdasan emosional. Prenada.
Sujiono, Y. N. (2009). konsep dasar
REFERENSI pendidikan anak usia dini
Hazizah, N. (2018). The Importance of (pertama). jakarta: PT Indeks.
Playing for Developing Susanto, A. (2014). Perkembangan
Intelligence in Early Childhood, Anak Usia Dini (Pengantar
169(Icece 2017), 213–215. dalam Berbagai Aspeknya).
https://doi.org/doi:10.2991/icece Jakarta: Kencana.
-17.2018.55 Wandansari, Y., Retno, D., & Afiatin,
Khotimah, T. H. (n.d.). Kerjasama T. (2017). Optimizing the
antara guru dan orang tua dalam Development of Emotional
mengembangkan perilaku Competence in Early Childhood,
mandiri anak di tk, 1–13. 58, 475–481.
Retrieved from https://doi.org/doi:10.2991/icece
-16.2017.83

Anda mungkin juga menyukai