Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

NURUL ABDILA

Universitas Negeri Padang


Jl. Prof Hamka Air Tawar, Padang, Sumatera Barat
Email: nurulabdila053@gmail.com

Abtrak: Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini. Pembuatan jurnal ini bertujuan
untuk mengetahui mengenai anak usia dini dan hakikat pendidikan anak usia dini.
Anak usia dini itu merupakan anak yang berada pada rentang usia 0 sampai delapan
tahun. Pada masa usia dini ini merupakan masa emas bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Karena pada masa emas ini hampir seluruh potensi anak
mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat.
Pemberian stimulasi untuk anak bisa diberikan juga melalui pendidikan anak usia
dini. Fungsi pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk
kepribadiannya, atau menemukan jati dirinya. Data ini dikumpulkan berdasarkan
hasil review beberapa jurnal dan buku.

Kata Kunci: Anak usia dini, masa emas, pendidikan anak usia dini.

Pendahuluan
Anak usia dini merupakan anak perkembangan yang harus
yang memiliki rentang usia 0 sampai 6 dikembangkan secara maksimal, yaitu
tahun di Indonesia, sedangkan di luar perkembangan nilai agama dan moral,
negeri anak usia dini memiliki perkembangan fisik motorik,
rentangan usia 0 sampai 8 tahun. perkembangan kognitif, perkembangan
Anak usia dini memiliki enam aspek sosial emosional dan perkembangan
seni. Semua aspek yang dimiliki oleh hakikat manusia itu sendiri secara
anak usia dini harus diberikan potensial dan kualitas pendidikan yang
stimulasi yang maksimal agar disediakan untuk memberikan
perkembangannya berkembang secara pelayanan atas perkembangannya.
baik dan maksimal. Meskipun ada tendensi pandangan
Setiap anak dilahirkan dengan modern yang lebih cenderung
potensi yang merupakan kemampuan memberikan tekanan lebih pada
(inherent component of ability) yang pengaruh faktor lingkungan.
berbeda-berbeda dan terwujud karena Optimisme ini timbul berkat pengaruh
interaksi yang dinamis antara keunikan perkembangan Ilmu pendidikan dan
individu anak dan adanya pengaruh tekonologi yang sangat pesat yang
lingkungan. Potensi yang dimiliki oleh memberikan dampak kepada
manusia sangat menentukan dalam peningkatan perekayasaan pendidikan
setiap rentang kehidupannya sejak melalui teknologi pendidikan
masnusia lahir sampai manusia itu (Suryana, 2016:2).
meninggal dunia. Manusia juga Anak dapat menerima
memiliki keunikan dan dinamika stimulasi-stimulasi yang dapat
tersendiri yang menjadi cirri khas dan mengembangkan aspek
tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. perkembangannya dengan baik tidak
Berbagai kemampuan yang hanya di dapatkan dari orang tua.
teraktualisasikan beranjak dari Anak juga dapat dimasukkan kedalam
berfungsinya otak manusia. lembaga pendidikan anak usia dini.
Berfungsinya otak, adalah hasil Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
interaksi dari cetakan biru (blue print) mulai dari TPA (Taman Penitipan
genetis dan pengaruh lingkungan. Anak) untuk anak usia dari 0 sampai 3
Pengembangan yang utuh tahun, Kb (Kelompok Bermain) untuk
adalah tingkat keutuhan perkembangan anak usia 2 sampai 4 tahun dan TK
dimensi hakiakt manusia ditentukan (Taman Kanak-Kanak) untuk anak
oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi usia 4 sampai 6 tahun.
Pada pendidikan anak usia dini tersebut. Dari hasil berbagai penelitian,
anak bermain sambil belajar, untuk bahwa anak usia dini adalah anak yang
mengembangkan aspek-aspek berusia 0 sampai 8 tahun yang sedang
perkembangannya. dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun
Hakikat Anak Usia Dini mental. Masa anak usia dini sering
Anak usia dini adalah masa disebut dengan istilah “golden age”
manusia memiliki keunikan yang perlu atau masa emas (Siregar, 2018: 8).
diperhatikan oleh orang dewasa, anak Pada masa emas ini hampir
usia dini unik dalam potensi yang seluruh potensi anak mengalami masa
dimiliki dan pelayanannyapun perlu peka untuk tumbuh dan berkembang
sungguh-sungguh agar setiap potensi secara cepat dan hebat. Perkembangan
dapat menjadi landasan dalam setiap anak tidak sama karena setiap
menapaki tahap perkembangan individu memiliki perkembangan yang
berikutnya. Setiap anak adalah berbeda. Menurut Susanto dalam
makhluk individu;, sehingga berbeda (Siregar, 2018: 8), setiap anak
satu anak dengan yang lainnya. Hal itu memiliki potensi yang berbeda-beda,
mendorong kepada orang tua, orang ialah mereka yang mempunyai
dewasa, dan guru untuk memahami ke kelebihan bakat dan minat sendiri pula.
individualan anak usia dini (Suryana, Masa kanak-kanak merupakan
2013: 3). masa saat anak belum mampu
Hakikat anak usia dini adalah mengembangkan potensi yang ada
sebagai individu yang unik dimana ia dalam diirnya. Mereka cenderung
memiliki pola pertumbuhan dan senang bermain pada saat yang
perkembangan dalam berbagai aspek bersamaan, ingin menang sendiri dan
fisik, kognitif, sosio-emosional, sering mengubah aturan main untuk
kreativitas, bahasa dan komunikasi kepentingan diri sendiri. Dengan
yang khusus yang sesuai dengan demikian, dibutuhkan upaya
tahapan yang sedang dilalui oleh anak pendidikan untuk mencapai optialisasi
semua aspek perkembangan, baik Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
perkembangan fisik maupun Langeveld dalam Tirtarahaja
perkembangan psikis. Potensi anak dalam (Suryana, 2013: 3), menyatakan
yang sangat penting untuk bahwa setiap anak memiliki dorongan
dikembangkan. Potensi-potensi untuk mandiri yang sangat kuat,
tersebut meliuputi kognitif, bahasa, meskipun di sisi lain pada anak
sosial-emosioanl, kemampuan fisik terdapat rasa tidak berdaya sehingga
dan lain sebagainya.. memerlukan pihak lain (pendidik)
Ada beberapa kajian tentang yang dapat dijadikan tempat
hakikat anak usia dini, diantaranya bergantung untuk memberi
oleh Bredecam dan Copple, Brener, perlindungan dan bimbingan. Sifat-
serta Kellough dalam (Walujo, 2017: sifat sebagaimana digambarkan di atas
28), yaitu: 1. Anak bersifat unik, 2. yang secara potensial telah dimiliki
Anak mengekspresikan perilakunya sejak lahir, perlu
secara relative spontan, 3. Anak ditumbuhkembangkan melalui
bersifat aktif dan enerjik, 4. Anak itu pendidikan, benih-benih individualitas
egosentris, 5. Anak memiliki rasa yang sangat berharga itu yang
ingin tahu yang kuat dan antusias memungkinkan terbentuknya suatu
terhadap banyak hal, 6. Anak bersifat kepribadian unik akan tetap bertahan.
eksploratif dan berjiwa petualang, 7. Dengan kata lain, kepribadian
Anak umumnya kaya dengan fantasi, seseorang anak tidak akan terbentuk
8. Anak masih mudah frustasi, 9. Anak dengan semestinya sehingga seseorang
masih kurang pertimbangan dalam tidak memiliki warna kepribadian yang
bertindak, 10. Anak memiliki daya khas sebagai miliknya. Jika terjadi hal
perhatian yang pendek, 11. Masa anak yang demikian, seseorang tidak
merupakan masa belajar yang paling memiliki pendirian yang otonom dan
potensial. orang seperti ini tidak akan memiliki
pendirian serta mudah dibawa oleh
arus masa.
Fungsi pendidikan adalah Pertumbuhan dan perkembangan anak
membantu peserta didik untuk antara usia lahir sampai delapan tahun
membentuk kepribadiannya, atau merupakan masa yang menentukan,
menemukan jati dirinya. Pola karena pada saat ini terjadi
pendidikan yang bersifat demokratis perkembangan yang penting seperti
dipandang cocok untuk mendorong pertumbuhan fisik, intelektual,
tumbuh dan berkembangnya potensi emosional, dan perkembangan sosial
individu. Pola pendidikan yang harus dimulai stimulasinya di rumah,
menghambat perkembangan tempat pengasuhan anak, pelayanan
individualitas (misalnya yang bersifat pendidikan lainnya. Setiap anak
otoriter) dalam hubungan ini disebut memerlukan stimulasi pembelajaran
pendidikan yang patologis. Dalam dan perkembangan yang berbeda
pengembangan individualitas melalui antara satu anak dengan lainnya.
pendidikan tidak dibenarkan jika Dalam Undang-Undang No. 20
pendidik hanya menunjukkan jalan dan Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan
mendorong subjek didik bagaimana Nasional Pasal 1 butir 14 bahwa
cara memperoleh sesuatu dalam Pendidikan Anak Usia Dini adalah
mengembangkan diri. pembinaan yang ditujukan kepada
Perkembangan dalam anak sejak lahir sampai dengan usia
pendidikan anak usia dini dapat enam tahun, yang dilakukan melalui
didefenisikan sebagai perubahan yang pemberian rangsangan pendidikan
sistematis dan adaptif dalam untuk membantu pertumbuhan dan
pertumbuhan pikiran berdasarkan perkembangan jasmani dan rohani agar
urutan dan pola pertumbuhan dan anak memiliki kesiapan dalam
kematangan (Jackman dalam Dadan memasuki pendidikan lebih lanjut
Suryana, 2014:66). Pendidikan anak (Latif, 2013:2).
usia dini melayani pendidikan anak Dari pengertian tersebut dapat
yang berada pada rentang usia lahir diambil kesimpulan bahwa pada
sampai usia delapan tahun. Undang-Undang tersebut
mengisyaratkan tentang sasaran, jenjang pendidikan dasar, 2.
proses layanan, lingkup aspek Pendidikan anak usia dini dapat
perkembangan, tujuan, serta peran diselenggarakan melalui jalur
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai pendidikan formal, non formal,
dasar bagi pencapaian keberhasilan dan/atau informal, 3. Pendidikan anak
pendidikan di tahap yang lebih tinggi. usia dini jalur pendidikan formal, TK,
Di sisi lain, disebutkan bahwa RA atau bentuk lain yang sederajat, 4.
pembangunan sebagai usaha untuk Pendidikan anak usia dini jalur
mencapai kehidupan yang layak dan pendidikan informal, pendidikan
meningkatkan harkat dan martabat keluarga atau pendidikan yang
orang-orang Indonesia, membawa diselenggarakan oleh lingkungan, dan
serta perubahan-perubahan tata nilai. 6. Ketentuan mengenai pendidikan
Kegiatan pembelajaran yang anak usia dini.
diberikan kepada anak usia dini bisa Taman kanak-kanak menjadi
dilakukan dalam berbagai bentuk lembaga formal yang melayani anak
pelayanan. Pelayanan yang diberikan usia empat sampai enam tahun dengan
kepada anak usia dini dalam proses tujuan untuk mengembangkan setiap
pembelajaran tidak hanya satu. aspek perkembangan yang dimiliki
Pelayanan umum yang biasa anak melalui kegiatan-kegiatan
digunakan untuk anak-anak usia empat pembelajaran yang menyenangkan.
sampai enam tahun adalah Taman Pelayanan setiap perkembangan anak
Kanak-kanak (TK). Dalam Undang- dilakukan oleh tenaga pendidik dan
Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 28 tenaga kependidikan. Tenaga pendidik
ayat 3 menyatakan bahwa Taman sebagai seorang guru yang
Kanak-kanak (TK) adalah sebuah bertanggung jawab terhadap tumbuh
lembaga pendidikam atau pelayanan kembang anak di seklah. Guru dapat
anak yang formal. Pada pasal ini juga melakukan kerjasama dengan orang
dinyatakan bahwa: 1. Pendidikan Anak tua sebagai upaya terjadinya sinergi
Usia Dini diselenggarakan sebelum berkelanjutan dalam rangka
memberikan usaha yang maksimal dan pertumbuhan dan perkembangan, dari
optimal dalam memberikan tumbuh usia dini dapat memberikan
kembang anak baik di rumah maupun perkembangan melalui bakat-bakat
di sekolah (Dadan Suryana: 2013). yang anak miliki, seperti ada anak
Pembelajaran yang diberikan yang memiliki bakat menyanyi, menari
kepada anak usia dini harus dapat membaca puisi, berolahraga, dan
memberikan kesempatan pada anak sebagainya. (2) Penanaman dasar-
untuk mendapatkan proses dasar akidah dan keimanan,
pembelajaran yang ilmiah. Hal ini pendidikan ibadah dapat diberikan
akan berdampak kepada kemampuan ketika anak sudah mampu berdiri
berpikir dan wawasan anak saat tegak dengan kakinya, dan mampu
mereka melanjutkan pendidikan ke mengontrol dirinya agar tetap tenang,
jenjang yang lebih tinggi. Proses seperti kegiatan sholat berjamaah di
ilmiah yang dapat dilakukan adalah sekolah bersama teman-temannya
dengan pendekatan saintifik. Proses dengan pengawsan guru sekolah.
anak dalam mendapatkan pengetahuan Pemberian pembelajaran dalam
melalui proses mengamati, menanya, kegiatan belajar sholat berjamaah
mencoba, menalar dan dapat mengajarkan anak dengan
mengkomunikasikan (Dadan Suryana: penanaman keimanan kepada Allah
2017). SWT. (3) Pembentukan dan
Dalam perkembangan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang
pertumbuhan pada anak usia dini, diharapkan anak merupakan the golden
fungsi-fungsi yang perlu diperhatikan age di usia dini. Artinya masa mereka
dalam memberikan layanan di merupakan fase yang sangat
Pendidikan Anak Usia Dini menurut fundamental bagi perkembangan
Ahmad Susanto dalam (Siregar, individu karena pada fase ini terjadi
2018:9), yaitu: (1) Pengembangan pembentukan dan pengembangan
Potensi, kegiatan anak bukan hanya pribadi anak. Ketika anak diajarkan
untuk mencapai pada kepentingan untuk berbagi pada teman-temannya,
maka anak akan terbiasa membagi dengan bermain anak akan dapat
sebagian dari kepunyaan mereka mengembangkan motorik, kognitif,
kepada yang tidak mampu. (4) kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai
Pengembangan pengetahuan dan dan sikap hidup. (8) Ekonomi
keterampilan dasar yang diperlukan, pendidikan. Dalam fungsi ekonomi
ketika mereka suda mempunyai bakat pendidikan merupakan investasi
pada usia dini, guru dan orang tua jangka panjang yang dapat
perlu memperhatikan anak untuk mempengaruhi pada setiap rentang
melatih keterampilan dsasr anak pertumbuhan dan perkembangan anak.
seperti bakat menari, anak perlu Secara ekonomi dalam investasi yang
diikutsertakan untuk kegiatan lomba ditanamkan melalui pemenuhan gizi
menari di sekolah. (5) Pengembangan maupun pemenuhan fondasi sikap,
motivasi dan sikap belajar yang positif, perilaku dan berbagai fungsi mental
kegiatan pendidikan anak perlu adanya pada anak, agar menjadi penopang
motivasi belajar dari orang dewasa kokoh bagi pertumbuhan dan
untuk menstimulasi anak agar melatih perkembangan anak selanjutnya.
sikap belajar yang baik. (6) Adaptasi Penyelenggara Pendidikan
dan sosialisasi, berperan dalam Anak Usia Dini harus memperhatikan
membantu anak melakukan yang sesuai dengan tahap-tahap
penyesuaian diri dengan berbagai perkembangan anak. Program
kondisi lingkungan, juga membantu Pendidikan Anak Usia Dini tidak
mereka agar memiliki keterampilan dimaksudkan untuk mencuri start apa-
bersosialisasi di masyarakat. (7) apa yang seharusnya diperoleh pada
Pemilihan permainan, bermain jenjang pendidikan dasar, tetapi untuk
merupakan awal dari perkembangan memberikan fasilitas pendidikan yang
kreativitas karena dengan kegiatan sesuai dengan usia anak, agar anak
bermain anak dapat mengungkapkan pada saatnya memiliki kesiapan baik
gagasan atau ide seara bebas. Menurut secara fisik, mental, maupun sosial
Moeslichatoen dalam (Siregar: 2018), atau emosionalnya dalam rangka
memasuki pendidikan lebih lanjut agar anak siap untuk memasuki
(Direktorat PAUD: 2006). jenjang pendidikan lebih lanjut.
Peletakam landasan utama Dengan adanya pendidikan anak usia
dalam pendidikan anak usia dini akan dini, pemberian stimulasi
menentukan arah masa depan anak perkembangan tidak hanya didapatkan
dengan tepat, jika orang tua salah oleh anak di rumah saja, tetapi juga
menentukan dan meletkkan pendidikan didapatkan oleh anak di sekolah.
saat anak masih usia dini, maka akan Pemberian stimulasi dapat diperoleh
sulit untuk mengembalikan kea rah anak untuk mengembangkan aspek
yang diinginkan setelah anak menjadi perkembangan secara baik dan
dewasa. optimal. Dalam proses pembelajaran
Simpulan dalam Pendidikan Anak Usia Dini,
Anak usia dini merupakan anak yang pendidik juga harus memperhatikan
berada pada masa emas, dimana pada seluruh aspek perkembangan anak.
masa ini anak belajar dengan cepat,
dan perkembangan aspek-aspek
perkembangan pada anak jika
diberikan stimulasi yang baik dan
optimal akan berdampak pada
perkembangan anak yang optimal
pula. Pendidikan yang diberikan pada
anak sejak usia dini dasarnya adalah
untuk meletakkan fondasi kepada anak
DAFTAR RUJUKAN

Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Sintifik


di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 11 Edisi
1.

Dadan Suryana. 2014. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis


Perkembangan Anak. Jurnal Pesona Dasar. Volume 2, No 1, hal 1-72.

Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap dan


Motivasi Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 19, Nomor 2, hlm 196-201.

Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Siregar, Alfitriani. 2018. Metode Pengajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini.
Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah Aqli.

Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP Press.

Suryana, Dadan. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek
Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana.

Walujo, Djoko Adi dan Anies Listyowati. 2017. Kompendium Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Premedia Group.

Anda mungkin juga menyukai