Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No.

02/Tahun XVIII/November 2014

PENGEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI MELALUI


AKTIVITAS BERMAIN

Aris Priyanto
Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Abstrak
Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan
sejak dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan,
bakat kreatif dapat dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak usia dini.
Melalui aktivitas bermain yang sistematis dan disesuaikan dengan kelompok usia
pertumbuhan dan perkembangan maka potensi kreativitas anak akan berkembang
secara optimal. Bermain sangat penting bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) menyatakan bahwa
anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Anak bermain karena mereka
berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Jadi bermain sangat besar
sumbangannya terhadap daya kreativitas anak usia dini.

Kata kunci: Anak usia dini, kreativitas, aktivitas bermain

Pendahuluan jaringan otak pada anak usia 0 4 tahun


Data memperlihatkan bahwa layanan mencapai 50%, hingga usia 8 tahun menca-
pendidikan anak usia dini di Indonesia pai 80%. Maka masa kanak-kanak dari usia
masih termasuk sangat rendah. Sampai 0 8 tahun disebut masa emas (Golden Age)
dengan tahun 2001 (Jalal, 2003: 20) jumlah yang hanya terjadi sekali dalam perkemba-
anak usia 0 6 tahun di Indonesia yang te- ngan kehidupan manusia sehingga sangatlah
lah mendapatkan layanan pendidikan baru penting untuk merangsang pertumbuhan
28% (7.347.240 anak). Khusus untuk anak kecerdasan otak anak dengan memberikan
4 6 tahun, masih terdapat sekitar 10,2 juta perhatian terhadap kesehatan anak, pe-
(83,8%) yang belum mendapatkan layanan nyediaan gizi yang cukup, dan pelayanan
pendidikan. Layanan pendidikan kepada pendidikan.
anak usia dini merupakan dasar yang sa- Layanan pendidikan untuk anak usia dini
ngat berpengaruh terhadap perkembangan dalam tulisan ini adalah dengan pendekatan
anak selanjutnya sampai dewasa. Hal ini bermain. Bermain sambil belajar merupakan
diperkuat oleh Hurlock (1991: 27) bahwa sebuah slogan yang harus dimaknai sebagai
tahun-tahun awal kehidupan anak meru- satu kesatuan, yakni belajar yang dilakukan
pakan dasar yang cenderung bertahan dan anak adalah melalui bermain. Bermain
mempengaruhi sikap dan perilaku anak sambil belajar slogan ini sangat sesuai de-
sepanjang hidupnya. ngan karakteristik kurikulum untuk anak usia
Hasil penelitian di bidang neurologi dini, terutama kurikulum untuk anak Taman
yang dilakukan Benyamin S. Bloom, se- Kanak-Kanak. Bermain, disebutkan dalam
orang ahli pendidikan dari Universitas kurikulum merupakan pendekatan dalam
Chicago, Amerika Serikat (Diktentis, 2003: melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
1), mengemukakan bahwa pertumbuhan sel anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan

41
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

yang diberikan oleh pendidik hendaknya di- Anak Usia Dini


lakukan dalam situasi yang menyenangkan, Definisi anak usia dini yang dikemu-
dan menggunakan strategi metode, materi,/ kan oleh NAEYC (National Assosiation
bahan, media yang menarik, serta mudah Education for Young Chlidren) adalah
diikuti oleh anak. Melalui bermain anak sekelompok individu yang berada pada
diajak untuk bereksplorasi, menemukan, rentang usia antara 0 8 tahun. Anak usia
dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dini merupakan sekelompok manusia yang
dengannya, sehingga pembelajaran menjadi berada dalam proses pertumbuhan dan
bermakna (Puskur Balitbang, 2002). perkembangan. Pada usia tersebut para ahli
Salah satu potensi yang dimiliki anak menyebutnya sebagai masa emas (Golden
adalah kreativitas. Kreativitas anak usia Age) yang hanya terjadi satu kali dalam
dini dapat dikembangkan melalui bermain, perkembangan kehidupan manusia. Per-
hal ini diperkuat dengan penelitiannya tumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Munandar (2004: 94) bahwa menunjukan perlu diarahkan pada fisik, kognitif, sosio-
hubungan yang erat antara sikap bermain emosional, bahasa, dan kreativitas yang
dan kreativitas. Vygotsky (Sofia Hartati. seimbang sebagai peletak dasar yang tepat
2005: 15-16) meyakini bahwa bermain guna pembentukan pribadi yang utuh.
mengarahkan perkembangan. Bermain Pengertian anak usia dini memiliki
memberikan suatu konteks bagi anak untuk batasan usia dan pemahaman yang beragam,
mempraktekan keterampilan-keterampilan tergantung dari sudut pandang yang diguna-
yang baru diperoleh dan juga untuk ber- kan. Secara tradisional pemahaman tentang
fungsi pada puncak kemampuan mereka anak sering diidentifikasikan sebagai manu-
yang berkembang untuk mengambil peran- sia dewasa mini, masih polos dan belum bisa
peran sosial baru, mencoba tugas-tugas apa-apa atau dengan kata lain belum mampu
baru dan menantang, serta memecahkan berfikir. Pemahaman lain tentang anak usia
masalah-masalah yang kompleks. Selain dini adalah anak merupakan manusia kecil
itu untuk mendukung perkembangan kog- yang memiliki potensi yang masih harus
nitif, bermain memerankan fungsi-fungsi dikembangkan. Hurlock (1980), masa anak
penting dalam perkembangan fisik, emosi, usia dini dimulai stelah bayi yang penuh
dan sosial anak. Anak mengekspresikan dengan ketergantungan, yaitu kira-kira usia
dan mengemukakan ide-ide, pikiran, dan 2 tahun sampai saat anak matang secara
perasaan mereka ketika terlibat dalam ber- seksual. Ia memiliki karakteristik tertentu
main simbolik. Selama bermain anak dapat yang khas dan tidak sama dengan orang
belajar mengendalikan emosi, berinteraksi dewasa serta akan berkembang menjadi
dengan yang lain, memecahkan konflik, dan manusia dewasa seutuhnya. Karakteristik
memperoleh rasa berkemampuan. Melalui anak usia dini yang khas menurut Richard
bermain, anak juga dapat mengembangkan D. Kellough (1996) adalah: (1) Anak itu ber-
imajinasi dan kreativitas anak. Oleh karena sifat Egosentris, ia cenderung melihat dan
itu, bermain yang dilakukan oleh anak dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan
didukung oleh guru merupakan komponen kepentingannya sendiri. Hal ini dapat dilihat
yang esensial dari pembelajaran berorientasi dari perilakunya seperti masih berebut alat-
pada perkembangan. alat mainan, menangis bila menghendaki
sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang
tuanya, atau memaksakan sesuatu terhadap

42
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

orang lain. Karakteristik seperti ini terkait robot, maka imajinasinya berkembang ba-
dengan perkembangan kognitifnya yang gaimana robot itu berjalan dan bertempur
menurut Piaget disebutkan bahwa anak dan seterusnya. (6) Anak memiliki daya
usia dini sedang berada pada fase transisi konsentrasi yang pendek, Pada umumnya
dari fase praoperasional (2-7) ke fase op- anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu
erasional konkret (7-11). (2) Anak Memi- kegiatan dalam jangka waktu yang lama.
liki Rasa Ingin Tahu Yang Besar, Menurut Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada
persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan suatu kegiatan dalam jangka waktu yang
hal-hal yang menarik dan menakjubkan. lama. Ia selalu cepat mengalihkan perha-
Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan tian pada kegiatan lain, kecuali memang
anak yang tinggi. Rasa keingintahuan san- kegiatan tersebut selain menyenangkan juga
gatlah bervariasi, tergantung dengan apa bervariasi dan tidak membosankan. Menu-
yang menarik perhatiannya. Sebagai con- rut Berg (1988) disebutkan bahwa sepuluh
toh, anak lebih tertarik dengan benda yang menit adalah waktu yang wajar bagi anak
menimbulkan akibat dari pada benda yang usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan
terjadi dengan sendirinya. (3) Anak adalah memperhatikan sesuatu secara nyaman.
Mahluk Sosial, Anak senang diterima dan Daya perhatian yang pendek membuat ia
berada dengan teman sebayanya. Mereka sangat sulit untuk duduk dan memperhati-
senang bekerja sama dalam membuat ren- kan sesuatu untuk jangka waktu yang lama,
cana dan menyelesaikan pekerjaannya. kecuali terhadap hal-hal yang menyenang-
Mereka secara bersama saling memberikan kan, pembelajaran dapat dilakukan dengan
semangat dengan sesama temannya. Anak menggunakan pendekatan yang bervariasi
membangun konsep diri sendiri melalui in- dan menyenangkan. (7) Anak merupakan
teraksi sosial. Ia akan membangun kepuasan masa belajar yang paling potensial, Masa
melalui penghargaan diri ketika diberikan usia dini disebut sebagai masa golden age
kesempatan untuk bekerjasama dengan atau magic years, NAEYC(1992) menge-
temannya. (4) Anak Bersifat Unik, Anak mukan bahwa masa-masa awal kehidupan
merupakan individu yang unik di mana tersebut sebagai masa-masanya belajar den-
masing-masing memiliki bawaan, minat, gan slogannya: Early Years are Learning
kapabilitas, dan latar belakang kehidupan Years. Hal ini disebabkan bahwa selama
yang berseda satu dengan yang lainnya. rentang waktu usia dini, anak mengalami
Di samping memiliki kesamaan, menurut berbagai pertumbuhan dan perkembangan
Bredekamp (1987), anak juga memiliki yang sangat cepat dan pesat pada berbagai
keunikan tersendiri seperti dalam gaya be- aspek. Pada periode ini hampir seluruh
lajar, minat, dan latar belakang keluarga. potensi anak mengalami masa peka untuk
(5) Anak Umumnya Kaya Dengan Fantasi, tumbuh dan berkembang secara cepat dan
Anak senang dengan hal-hal yang bersifat hebat. Oleh karena itu, pada masa ini anak
imajinasi, sehingga pada umumnya ia kaya sangat membutuhkan stimulasi dan rang-
dengan fantasi. Anak dapat bercerita me- sangan dari lingkungannya.
lebihi pengalaman-pengalaman aktualnya
atau kadang bertanya hal-hal gaib sekalipun. Kreativitas
Hal ini disebabkan imajinasi anak berkem- Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap
bang melebihi apa yang dilihatnya. Sebagai atau keadaan yang sangat khusus sifatnya
contoh, ketika anak melihat gambar sebuah dan hampir tidak mungkin dirumuskan

43
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

secara tuntas. Ada beberapa pengertian Keberhasilan kreativitas menurut Ama-


menurut para ahli tentang kreativitas, menu- bile (Munandar, 2004: 77) adalah persim-
rut Supriyadi (2001: 7) kreativitas adalah pangan (intersection) antara keterampilan
kemampuan seseorang untuk melahirkan anak dalam bidang tertentu (domain skills),
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan keterampilan berfikir dan bekerja kreatif,
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dan motivasi instrinsik. Persimpangan krea-
dengan apa yang telah ada sebelumnya. tivitas tersebut, yang disebut dengan teori
Munandar (1995) mendefinisikan kreativi- persimpangan kreativitas (creativity inter-
tas sebagai kemampuan untuk membuat section), dapat dilihat pada Gambar 1.
kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru Proses berfikir kreatif, gambaran me-
berdasarkan bahan, informasi, data atau ngenai bagaimana dan kapan proses krea-
elemen-elemen yang yang sudah ada sebe- tif sedang berjalan teramat abstrak untuk
lumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan dijelaskan. Proses kreatif berjalan bersifat
bermanfaat. Endang Rini Sukamti (2010: misterius, personal, dan subyektif. Menu-
53) kreativitas adalah kemampuan untuk rut Wallas ada empat tahap dalam proses
menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kreati yaitu: (1) Persiapan, adalah tahap
kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur pengumpulan informasi atau data sebagai
yang telah ada sebelumnya menjadi se- bahan untuk memecahkan masalah. Dalam
suatu yang yang bermakna atau bermanfaat. tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan dasar berbagai pemikiran kemungkinan
bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk pemecahan masalah yang dihadapinya. (2)
menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan Inkubasi, adalah tahap dieraminya proses
ide, gagasan yang dikombinasikan dari hasil pemecahan masalah dalam alam prasadar.
penemuan-penemuan sebelumnya, akhirnya Tahap ini berlangsung dalam waktu tak
menjadi karya baru yang berguna. menentu, bisa lama, dan bisa juga sebentar.
Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi
The Creativity Intersection
proses pelupaan terhadap konteksnya, dan
akan teringat lagi pada saat berakhirnya
tahap pengeraman dan munculnya masa
berikutnya. (3) Iluminasi, yaitu tahap mun-
culnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk
memecahkan masalah. Dalam tahap ini
muncul bentuk-bentuk cetusan spontan. (4)
Verifikasi, adalah tahap munculnya aktivitas
evaluasi terhadap gagasan kritis, yang sudah
mulai dicocokan dengan keadaan nyata atau
kondisi realita.

Bermain
Gambar 1. Pengertian bermain, Terdapat beberapa
Teori Persimpangan Kreativitas ahli yang mengemukakan pendapatnya
Sumber: T.M. Amabile (Munandar, 2004.
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat) mengenai bermain, Hurlock dalam Tad-
kiroatun Musfiroh (2008 : 1) mengemuka-
kan bahwa bermain adalah kegiatan yang

44
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

dilakukan atas dasar suatu kesenangan Berikut Gambar 2 merupakan ciri-ciri


dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. bermain yang ditampilkan secara visual.
Kegiatan tersebut dilakukan secara suka Dari Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa
rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak kegiatan bermain mengandung unsur: (1)
luar. Plato, Aristoteles, Frobel dalam Mayke menyenangkan dan menggembirakan bagi
S. (2007: 2) menganggap bermain sebagai anak; anak menikmati kegiatan bermain
kegiatan yang mempunyai nilai praktis. tersebut; mereka tampak riang dan senang;
Artinya bermain digunakan sebagai media (2) dorongan bermain bermain muncul dari
untuk meningkatkan keterampilan dan ke- anak bukan paksaan orang lain; (3) anak
mampuan tertentu pada anak. melakukan secara spontan dan suka rela;
Berdasarkan pendapat dari beberapa anak tidak merasa diwajibkan; (4) semua
para ahli tentang definisi bermain, dapat anak ikut serta secara bersama-sama sesuai
disimpulkan bahwa bermain merupakan peran masing-masing; (5) anak berlaku
suatu kegiatan yang dapat merangsang pura-pura, atau memerankan sesuatu; anak
kreativitas serta daya fikir anak secara op- pura-pura marah atau menangis; (6) anak
timal tanpa anak tersebut merasa terpaksa menetapkan aturan main sendiri, baik aturan
untuk melakukannya. Kegiatan bermain yang diadopsi dari orang lain maupun aturan
untuk bagi anak-anak dapat memberi yang baru; aturan main itu dipatuhi oleh
pelajaran atau pengalaman bagaimana semua peserta bermain; (7) anak berlaku
beradaptasi baik itu dengan lingkungan, aktif; mereka melompat atau menggerakan
orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. tubuh, tangan dan tidak sekedar melihat; (8)
Dalam kegiatan bermain anak-anak tidak anak bebas memilih mau bermain apa dan
sungguh-sungguh, melainkan bertindak beralih ke kegiatan bermain lain; bermain
sesuai perannya, akan tetapi walaupun de- bersifat fleksibel.
mikian bermain merupakan suatu hal yang
serius bagi mereka.

Gambar 2.
Ciri-ciri bermain
Sumber: Tadkiroatun Musfiroh (2008: 4 Cerdas melalui Bermain)

45
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Pengembangan Kreativitas melalui Ber- kan komponen penting dari perkembangan


main kreativitas anak (Starkwather, 1971).
Bermain merupakan cara yang paling Demikian besar peran bermain dalam
baik untuk mengembangkan kemampuan kehidupan anak sebagaimana diungkapkan
anak. Mulai bermain secara alamiah anak oleh banyak ahli tersebut, dapat disim-
menemukan lingkungan, orang lain dan pulkan bahwa bermain merupakan sarana
dirinya sendiri. Dalam bermain anak-anak utama dalam pengembangan kreativitas
dapat menghargai perasaan orang lain dan anak. Kegiatan-kegiatan kreatif tersebut
merasakan kepercayaan diri mereka dalam tidak hanya terbatas pada ekspresi seni,
proses yang dinamis, hal-hal yang terpen- namun aktivitas kelas di setiap aspek ke-
ting untuk dirinya dan pengalaman bermain giatan memiliki potensi untuk mengangkat
yang positif (Caplan & Caplan, 1974 da- kreativitas jika guru dan materi yang disa-
lam Carrol, 1992). Bagi anak-anak dunia jikan dapat meningkatkan eksplorasi, ide-
bermain adalah dunia mereka. Bermain ide baru dan solusi pemecah masalah. Jadi,
mempengaruhi pikiran, mental, kematangan perkembangan kreativitas anak merupakan
emosional dan perkembangan jiwa mereka. lanjutan dari proses pembelajaran melalui
Saat bermain anak merasa bebas menemu- permainan yang didukung oleh sarana-
kan dunianya sendiri dalam berkarya dan sarana bermain yang ada dan lingkungan
merasa berkaya. belajar yang flesibel (Papler, 1986, 1986;
Bermain menyediakan kesempatan dalam Carol, 1992).
untuk melahirkan ide-ide dan memper- Bermain sangat penting bagi perkem-
luas ide-ide baru. Ide-ide tersebut untuk bangan anak pada semua fase perkembang-
diujicobakan di dalam suasana yang tidak an. Berbagai penelitian menunjukan bahwa
konduksif untuk mengembangkan kemam- permainan imajinasi (bermain simbolis) da-
puan mengembangkan masalah anak-anak pat mengembangkan berbagai kemampuan,
(Sawyers, Moran, dan Tegano, 1986). De- termasuk kreativitas, perkembangan daya
ngan demikian dalam bermain akan tumbuh ingat, kerja sama, penerimaan kosa kata,
daya kreativitas. Kreativitas dikembangkan persahabatan, dan pengendalian diri.
melalui pengalaman bermain yang imaji- Kreativitas bukanlah sebagai perkem-
natif, membiarkan anak-anak untuk terlibat bangan tambahan; tapi komponen utuh
dalam bermain peran untuk menghasilkan dari lingkungan bermain yang spontan dan
ide-ide yang baru dan inovatif dalam proses potensial. Kreativitas merupakan aspek
bermain peran (Curry, and Arnaud,1984). tetap dalam semua aspek perkembangan.
Anak usia dini yang terlibat dalam Oleh karenanya, sebuah pembelajaran tidak
pembelajaran imajinatif diharapkan mampu hanya terfokus pada satu area; akan tetapi
menghasilkan respon yang sesungguhnya harus mendukung dan menguatkan perkem-
terhadap tugas-tugas kreativitas (Moren, bangan anak di segala aspek. Lingkungan
Sawyer, Fu, dan Milgram, 19884). Ling- bermain yang kreatif adalah dasar filosofi
kungan bermain tidak selalu menyertakan dari suatu bentuk pembelajaran yang dapat
harapan-harapan yang pasti bagi tingkah mengembangkan kreatifitas pada anak usia
laku anak dan pendidikannya di masa dini.
datang. Oleh karena itu, selalu ada resiko Kegiatan bermain yang dilakukan anak
tidak setuju dengan keadaan dan melahirkan pada dasarnya mencerminkan tingkat,
berbagai ide yang berbeda yang merupa- tingkat perkembangan mereka. Berikut

46
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

akan diuraikan tentang tahapan bermain Daftar Pusaka


dari beberapa ahli. Sesuai dengan tingkat Akbar R, dkk. (2001). Kreativitas. Jakarta:
usia seorang anak, Sofia Hartati (2005: 92) Gramedia Widiasarana Indonesia.
membagi tahapan bermain di bagi menjadi Catron, Carol E. & Allen, Jan (1999). Early
tiga tahap, yaitu: Childhood Curriculum A creative-Play
1. Exploration Play (0 2 tahun); Dalam Modell. New Jersey: Prentice-Hall.
tahap ini anak sudah mulai timbul rasa
ingintahunya untuk menjelajahi dunia Direktorat Tenaga Teknis. (2003). Pertum-
sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan buhan dan Perkembangan Anak Usia
bergerak ke sana ke mari hanya untuk 0 6 Tahun, Jakarta: PT Grasindo.
memuaskan rasa ingin tahunya, di- Hartati, S. (2005). Perkembangan Belajar
lakukan tanpa aturan serta tujuan yang pada Anak Usia Dini. Depdiknas Dirjen
jelas. Dikti. Jakarta
2. Competency Play (3 6 tahun); adalah
http://www.anneahira.com/permainan/
tahap anak melakukan aktivitas dengan
permainan-tradisional.html
cara meniru orang lain yang dilihatnya.
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkem-
untuk mencapai tingkat keterampilan bangan, terjemahan Istiwidayanti dan
tertentu, misalnya cara memegang s atau Soejarwo. Jakarta: Erlangga, 1996
pensil. Munandar, Utami S.C. (1992). Mengem-
3. Achievement Play (7 10 tahun); adalah bangkan Bakat dan Kreativitas Anak
tahap permainan di mana anak sudah Sekolah. Jakarta : PT Grasindo
mulai melakukan kegiatan bermain
yang sifatnya kompetitif. Kegiatan Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui Ber-
ini dilakukan karena anak sudah ingin main, Jakarta: PT Grasindo.
menunjukan pretasinya. Puskur Balitbang, 2002a. Kurikulum Ber-
basis Kompetensi untuk Taman Kanak-
Kesimpulan kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah
Kreativitas merupakan salah satu po- Menengah: kebijakan kurukulum.
tensi anak yang harus dikembangkan sejak Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang,
dini. Bakat kreatif, dapat dikembangkan, Depdiknas.
melalui aktivitas bermain yang sistematis,
Semiawan, C.R. (2002). Belajar dan
paedagogis, teratur, terencana dan disesuai-
Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini:
kan dengan kelompok usia pertumbuhan
Pendidikan.
dan perkembangan maka potensi kreativitas
anak akan berkembang secara optimal. Ber- Sukamti, Endang R. dkk. (2010). Bermain
main sangat penting bagi anak. Penting bagi dan Kreativitas sebagai Fondasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. FIK
Dengan bermain berkembangan anak akan UNY: Yogyakarta
tercapai secara optimal. Bermain merupa- Supriyadi, D. (2001). Kreativitas Kebu-
kan cara yang paling baik untuk mengem- dayaan & Perkembangan Iptek, Band-
bangkan kreativitas anak usia dini. ung: Alfabeta

47

Anda mungkin juga menyukai