Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan

salah satu bentuk-bentuk pendidikan anak usia dini

yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam

tahun. Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki

peran yang sangat penting untuk mengembangkan

kepribadian anak serta mempersiapkan mereka untuk

memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan

jembatan antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu

sekolah dasar dan lingkungan lainnya.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

1
2

Sementara itu, Bredecamp (1997) menyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) mencakup

beerbagai program yang melayani anak dari lahir

sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk

meningkatkan perkembangan intelektual, sosial,

emosi, bahasa dan fisik anak. 1

Bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Bermain merupakan

kubutuhan anak yang harus ia penuhi. Aktivitas

bermain dilakukan anak, dan aktivitas anak selalu

menunjukan kegiatan bermain. Bermain dan anak

sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, salah satu

prinsip pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

adalah belajar melalui bermain. Pentingnya arti

bermain bagi anak mendorong seorang tokoh

psikologi dan filsafat terkenal, Johan Hulzinga

untuk ikut merumuskan teori bermain. Ia

mengemukakan bahwa bermain adalah hal dasar yang

membedakan manusia dengan hewan.2

1
Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran TK, (Banten:
Universitas Terbuka, 2017) hlm. 1.6.
2
Mohammad Fauziddin, M.Pd, Pembelajaran PAUD Bermain, Cerita
dan Menyanyi Secara Islami, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2017) hlm. 6.
3

Dari berbagai pendapat tentang pengertian

bermain, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

kegiatan bermain, yaitu:

1. Bermain dilakukan secara sukarela tanpa paksaan

2. Bermain selalu menyenangkan, menimbulkan

kegembiraan atau kenikmatan dan merangsang

munculnya prilaku lain.

3. Bermain dilakukan secara sepontan, bebas, tidak

harus sesuai kenyataan, bebas membuat aturan

sendiri dan bebas berfantasi

4. Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya

ditentukan si pelaku

Ada banyak pendapat tentang fungsi bermain

yang pada umumnya menyatakan bahwa bermain memberi

efek positif bagi perkembangan anak. Fungsi

bermain bagi anak adalah membantu perkembangan

fisik, perkembangan aspek motorik kasar dan

motorik halus, perkembangan emosi dan kepribadian,

meningkatkan kerjasama dengan teman sebaya,

mengurangi ketegangan meningkatkan perkembangan

kognitif, meningkatkan daya eksplorasi, dan

merupakan pengaman bagi tindakan yang potensial

berbahaya serta esensial bagi kesehatan anak.

Juga, dengan bermain anak-anak akan berbicara dan


4

berinteraksi satu sama lain dan selama interaksi

ini anak-anak memperaktikan peran yang akan

dipegangnya di kemudian hari.3

Menurut Hurlock (1980) bermain secara garis

besar dapat di bagi kedalam dua kategori yaitu:

1. Bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan

timbul dari apa yang dilakukan individu,

misalnya bermain boneka, bermain mobil-mobilan

dan main masak-masakan. Bermain aktif lebih

banyak dilakukan oleh individu pada masa

kanak-kanak awal dan tengah pada masa

menjelang remaja sudah berkurang karena

menjelang remaja tanggung jawabnya lebih besar

baik di rumah maupun disekolah dan saat ini

terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik

yang sangat pesat sehingga remaja kurang

bertenaga.

2. Bermain pasif (hiburan).Dalam bermain pasif

atau hiburan, kesenangan di peroleh dari

kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dan

tenaga yang dikeluarkan lebih sedikit.

Misalnya, menonton film di televisi, menonton

3
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai Dengan kanak-kanak Akhir, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014) hlm. 224.
5

pertandingan sepak bola dan membaca buku.

Walaupun demikian kesenangan yang diperoleh

tidak berbeda dibandingkan bila bermain aktif.

Jenis bermain pasif lebih banyak digemari oleh

anak-anak yang lebih besar.4

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa salah

satu standar PAUD adalah standar tingkat

pencapaian perkembangan, yang berisi kaidah

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun. Perkembangan

anak yang dicapai merupakan integrasi aspek

pemahaman yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik

motorik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional.

Aspek-aspek yang dimiliki anak tersebut perlu

mendapatkan rangsangan dan perhatian yang baik.

Begitu pula dalam aspek perkembangan bahasa,

khususnya kemampuan mengenal huruf pada anak usia

dini. Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian

dari aspek perkembangan bahasa anak, yang perlu

dikembangkan dengan memberi stimulasi secara


4
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai Dengan kanak-kanak Akhir, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014) hlm. 226 – 227.
6

optimal sejak usia dini. Tadkirotun Musfiroh

(2009: 10) mengungkapkan bahwa stimulasi

pengenalan huruf adalah merangsang anak untuk

mengenali, memahami, dan menggunakan simbol

tertulis untuk berkomunikasi.

Depdikbud (1995:5) menerangkan bahwa bahasa

pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan

manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi

sebagai alatnya. Dengan demikian, melalui bahasa

orang dapat saling bertegur sapa, saling bertukr

pikiran untuk memenuhi kebutuhannya.5

Oleh karena itu, pemahaman tentang

perkembangan bahasa anak tidak boleh diabaikan

begitu saja oleh guru. Dengan wawasan tentang

perkembangan bahasa tersebut, diharapkan guru

memiliki dasar dan rambu-rambu pada saat

melaksanakan program pembelajarannya.

Berdasaarkan pengamatan pada hari senin

tanggal 11 November 2019 yang dilakukan penulis

dalam proses pembelajaran PAUD Ar Ridha Desa Tasik

Raya Kecamatan Batang Tuaka diperoleh hasil

kemampuan mengenal huruf belum berkembang secara

optimal dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan

5
Enny Zubaidah, Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, (
7

lainnya, seperti kemampuan fisik motorik,

kognitif, dan sosial-emosional. Berdasarkan hasil

pengamatan tersebut terdapat permasalahan yang

terkait dengan kemampuan mengenal huruf.

Diantaranya sebagian besar anak belum mengenal

semua huruf-huruf, hal ini terlihat pada saat anak

mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Kemampuan

anak dalam mengenal huruf belum berkembang, dari

25 anak dalam kelas baru 15 anak yang mampu

mengenal huruf dengan baik. Anak Nampak kesulitan

saat menyebutkan huruf-huruf, Anak juga kesulitan

saat diminta menyebutkan kata dari sebuah huruf,

begitu pula sebaliknya saat diminta untuk

menyebutkan huruf depan dari sebuah kata.

Dalam proses belajar mengajar kegiatan

mengenalkan huruf dilakukan dengan cara guru

menulis huruf di papan tulis menyebutkan lafal

huruf tersebut. Anak diminta untuk menyebutkan dan

menulis huruf tersebut pada buku tulis yang sudah

dibagikan. Setelah selesai mengerjakan, guru

mengajak anak untuk menyebutkan huruf yang sudah

ditulis anak.

Selain permasalahan tersebut penggunaan media

pembelajaran juga belum maksimal, hal tersebut


8

dapat mempengaruhi ketertarikan anak dalam

mengikuti proses pembelajaran. Disisi lain

penggunaan metode bermain yang belum dimanfaatkan

secara optimal. Melihat dari permasalahan yang ada

tersebut, maka kemampuan anak dalam mengenal huruf

perlu dikembangkan dengan cara yang tepat, yaitu

dengan tetap berpedoman pada bermain sambil

belajar atau belajar seraya bermain karena menurut

Moeslichatoen (2004: 25) bagi anak Taman Kanak-

kanak belajar adalah bermain dan bermain adalah

belajar.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti

mengambil kesimpulan untuk memilih metode

permainan kartu huruf untuk digunakan dalam

penelitian ini guna meningkatkan pengenalan huruf

pada anak. Oleh karena itu peneliti mengambil

judul penelitian “Meningkatkan kemampuan mengenal

huruf melalui metode permainan kartu huruf pada

PAUD Ar Ridha Desa Tasik Raya Kecamatan Batang

Tuaka.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah

dikemukakan terhadap beberapa masalah dalam


9

penelitian ini. Adapun ide identifikasi masalah

sebagai berikut :

a. Rendahnya pengetahuan anak-anak dalam mengenal

huruf.

b. Kurangnya perhatian, keaktifan dan minat murid

terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Kurangnya penggunaan media saat pembelajaran

berlangsung.

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang menjadi masalah bagi murid

dalam proses belajar mengajar. Oleh karena

keterbatasan tenaga, pengalaman, waktu, biaya,

sarana dan prasarana, maka penulis memberi batasan

terhadap masalah yang akan diteliti yaitu terbatas

pada kemampuan anak-anak yang belum dapat mengenal

semua huruf melalui permainan kartu huruf pada

PAUD Ar Ridha Desa Tasik Raya Kecamatan Batang

Tuaka.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimanakah peningkatan kemampuan mengenal huruf

melalui metode permainan kartu huruf pada PAUD Ar

Ridha Desa Tasik Raya Kecamatan Batang Tuaka?”


10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di

atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan mengenal huruf melalui metode

permainan kartu huruf pada PAUD Ar Ridha Desa

Tasik Raya Kecamatan Batang Tuaka.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini

diataranya:

a. Secara Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini

dapat memberikan masukan bagi para praktisi

pendidikan, khususnya bagi guru yang

mengajar di tingkat pendidikan dasar.

b. Secara Praktis

1) Bagi penulis, yaitu sebagai pengalaman

dalam proses pembelajaran yang

menggunakan metode permainan kartu huruf.

2) Bagi guru, memberikan pengalaman dan

membantu guru untuk memperbaiki

pembelajaran yang dilakukan di sekolah


11

yang diberikan kepada anak-anak sesuai

dengan karakteristik belajarnya.

3) Bagi siswa, yaitu meningkatkan minat

belajar dan memiliki kemampuan yang baik

dalam mengenal huruf.

F. Alasan Memilih Judul

Alasan dalam memilih judul skripsi ini yaitu :

1. Penulis memilih meningkatkan kemampuan

mengenal huruf karena dalam proses

pembelajaran guru masih menggunakan media

papan tulis dan banyak anak-anak yang belum

bisa menyebutkan huruf dan menulis huruf.

2. Penulis memilih metode bermain kartu huruf

karena anak dengan mudah mengingat

pembelajaran sambil bermain dan juga guru

menjelaskan secara nyata kepada anak-anak

sehingga anak dengan mudah memahami pelajaran

titik.

3. Penulis melakukan penelitian di PAUD AR RIDHA

Desa Tasik Raya karena di PAUD tersebut belum

pernah ada yang melakukan penelitian dengan

judul Meningkatkan kemampuan mengenal huruf

melalui metode permainan kartu huruf pada PAUD


12

Ar Ridha Desa Tasik Raya Kecamatan Batang

Tuaka.

G. Alasan Memilih Sekolah

Ada beberapa alasan mengapa penulis mengambil

lokasi penelitian di PAUD Ar Ridha Desa Tasik Raya

Kecamatan Batang Tuaka

1. Karena lokasi atau letak PAUD Ar Ridha dekat

dengan rumah penulis

2. Bulum ada yang melakukan penelitian di sekolah

PAUD tersebut.

Anda mungkin juga menyukai