1. Bella (2212041)
Fakultas Tarbiyah
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
PIAUD (Pendidikan islam anak usia dini) merupakan jenjang pendidikan sebelum
dilaksanakan Pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), dan social emosional (sikap dan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan Pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu
terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, dimana pendidikan pra-sekolah yaitu
0-6 tahun.
sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarkan oleh masyarakat
(Swasta). Sedangkan masalah utamanya adalah angka partisipasi kasar (APK) dan
yang terlalu tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif siswa, padahal paud adalah
sehingga dia siap melaksanakan pendidikan dijenjang yang formal. Hal itu menunjukan
bahwa pengembangan PAUD harus lebih ditingkatkan agar tujuan pendidikan secara
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk ikut serta dalam proses belajar
mengajar
bermain peran.
PEMBAHASAN
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat bermain anak
anak guna menyalurkan energinya yang besar dan menemukan hal-hal baru
Bermain bagi anak juga pelepasan energi dan rekreasi dan emosi. Dalam
keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga
pengalaman positif. Dan anak juga bermain karena mereka berinteraksi guna
mengkreasikan pengetahuannya.2
1
Fitri Wahyuni, Suci Midsyahri Azizah, Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagaman, 2020, hlm 159
2
Aris Priyanto, Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 2014
3
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak usia dini, Kancana, 2015, hlm 2
bermain mempersiapkan otak dan menjadi anak yang senang belajar. Bermain
dengan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan cara berpikir anak dan
langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan tanggung jawab terhadap hasilnya. Anak
3. Stimulasi Terpadu
4
Feny Nida Fitriyani, Vol 2, As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017, hlm 125
5
Alvin Maviyah, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dan Karakteristik Anak Usia Dini, 2018, hlm 12
4. Berorientasi pada Perkembangan Anak
namun demikian pada umumnya memiliki tahapan yang sama. Oleh karena itu
perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan
masing anak.6
5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Banyak hal dari lingkungan
atau ruangan bermain yang tertata dengan baik, bersih, nyaman, terang,
keterampilan.
6
Udin S. Sa’ud, Ph. D, Model-model Pembelajaran Anak Usia dini, hlm 8
7
Alvin Muviyah, Lock.cit. hlm 15
Penataan raung belajar harus disesuaikan dengan raung gerak anak dalam
bermain sehingga anak dapat berintraksi dengan mudah dan baik dengan
Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini adalah penggunaan tama.
Tema yang baik tentunya merupakan tama yang bisa menarik perhatian anak-anak
dalam proses belajar di kelas. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep
sebab dalam dunia nyata, menunjukkan adanya keterpaduan dan bahwa peserta
didik lebih baik bila belajar menghubung-hubungkan berbagai fakta yang ada. 8
Media yang digunakan haruslah nyata dan tidak bersifat abstrak agar anak
menyebabkan pemilihan media pembelajaran anak usia dini yang aktif, kreatif,
inovatif, efektif dan kongkrit sangat penting untuk dilakukan. Dapat dilakukan
rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-
8
Muslihin, S.Pd.I, M. Pd.I, Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran, (Sulawesi Selatan: Anonymous: 2020), hlm
126
hal baru. Pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa, mengembangkan
Penggunaan media dan sumber yang ada di lingkungan ini yang bertujuan
agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna, lebih dekat drngan kehidupan
anak. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan,
tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak , misalnya daun,tanah,batu-
sekitarnya. Media disesuaikan dengan tema yang mudah digunakan dan memiliki
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya yang diperlukan oleh anak
9
Ibid.
10
Siti Zumaroh, S.Pd, Pendekatan Pembelajaran AUD, 2019 (Dr. Yuliani Nurani, 2019)
Pembelajaran Anak Usia Dini dapat dikelompokkan menjadi 3 pendekatan belajar
a)Pembelajaran Bebas
bermakna kepada anak. Keunggulan dari metode ini adalah membantu anak untuk
kesiapan dan kematangan mental11. Startegi ini menguntungkan anak memiliki kekuatan
4. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat anak dan kebutuhan
anak.
1. Pendidik harus pelajari kompetensi dasar pada kelompok dan semester yang sama
11
Atik Wartini, M. Khoirul Hadi al-asy’ari, Asyruni Multahada, Menggagas Model Pembelajaran Discovery- Inquiry
pada Pendidikan Anak Usia Dini, 2017, hlm 163
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran bebas pendidik perlu mempertimbangkan antara
lain letak lokasi, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di
lingkungan.
b) Pembelajaran Terpimpin
pembelajaran terpimpin sepenuhnya dikendalikan oleh guru. Guru lebih banyak berbicara
dan anak mendengarkan, mengikuti contoh dan perintah guru. Anak yang tidak
menangkap contoh dari guru, dipisahkan dan akan dibetulkan oleh guru. Anak merasa
berhasil kalau ia dapat menjalankan apa kehendak guru. Suasana pembelajaran diwarnai
oleh banyaknya perilaku yang tidak dibenarkan guru sehingga banyak anak
3. Menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran anak
untuk dikuasai
12
Udin S. Sa’ud, Ph.D, Op.cit, hlm 27
1. Guru menyusun rencana pembelajaran (silabi) berdasarkan kompentensi dasar
direncanakan.
4. Penilaian hasil belajar berdasarkan pada penguasaan anak sesuai dengan apa yang
diperintahkan guru.
dan terpimpin. Guru dan anak berbagi pengetahuan dan pengalaman. Guru berusaha
menyimbangkan secara efektif antara kebebasan aktif bereksporasi dan mengbatasi agar
merasa aman ketika belajar dan guru menciptakan lingkungan pembelajaran dengan
penuh pilihan minat, keteraturan dalam rutinitas. Meskipun tugas telah dirancangkan oleh
guru, anak tetap berkesempatan untuk mengambil keputusan pilihan materi dan bahan
agar anak tetap bisa mengekspresikan diri dan keinginannya. Sepanjang haru guru
bersiafat seperti partner yang menaruh minat pada apa yang dilakukan anak.13
Keterlibatan anak untuk dalam pembelajaran ini bisa membuat anak bertanggung jawab
atas solusi atau hasil pemecahan masalahnya sendiri dan menciptakan suasana supportive
kebutuhan anak.
13
Ibit.
2. Menyenangkan karena bertolak, minat dan kebutuhan anak
3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
dihadapi.
lingkungan.
4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.
Anak-anak pada tahap ini memiliki intelegensi yang berpotensi luar biasa karena
memiliki berjuta-juta saraf otak yang berkembang dan memiliki daya ingatan yang kuat.
perlu diberikan untuk anak usia dini. Waktu untuk belajar sebaiknya memberikan
stimulasi yang tepat pada waktu yang tepat. Teori pembelajaran adalah preskriptif dan
teori belajar adalah deskriptif. Di katakan preskriptif karena adanya tujuan utama teori
belajar dan pembelajaran merupakan dua teori yang berbeda namun saling berkaitan
antara satu sama lain. Berikut teori belajar anak usia dini.
1. Aliran behavioristik
dimana dalam teori pembelajaran ini yang hakikat nya yaitu dari pembentukan
asosiasi terhadap kesan yang di tangkap oleh panca indera dengan kecenderungan
Teori belajar yang satu ini dapat di kategorikan ke dalam aliran behavioristik
karena adanya koneksionisme atau lebih di kenal dengan kata thorndike, classical
conditioning atau biasa dikenal dengan pavlop, dan terakhir ada operant
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Respon atau perilaku tertentu dengan
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus di
hendari.
2. Aliran Kognitif
14
Evelin Siregar dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, 2014 (Bogor: Gralia indonesia) hlm, 23
15
Dr. Gusnarib Wahab, M. Pd, Rosnawati, S. Pd., M. Pd, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, 2020, hlm 21
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik
pengetahuan yang telah ada16. Pembelajaran ini lebih menekankan kepada proses
belajarnya yang dapat dilakukan secara individu. Belajar yang adanya perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak terlalu bisa terlihat sebagai tingkah laku
secara nyata. Teori belajar ini juga bisa di bilang sebagai suatu proses internal
kejiwaan lainnya. Teori belajar dari aliaran kognitif adalah kegiatan yang
3. Aliran Humanistik
berhulu dan bermuara kepada manusia itu sendiri. Adanya tujuan pembelajaran
ini yaitu untuk memanusiakan manusia. Dari proses pembelajaran yang dianggap
berhasil jika anak tersebut telah memahami lingkungannya dengan diri sendiri.
Penguasaan ilmu efektif yang berasal dari sikap yang dikembangkan, berikut
16
Op. cit. hlm 25
Guru berkesempatan memberikan reward kepada siswa yang berhasil
siswa.
4. Aliran Sibernetik
sebuah persepsi lain pun menjadi bukti bahwa proses belajar bisa di pengaruhi
oleh berbagai situasi yang tepat untuk siswa. Penyebabnya dikarenakan cara
belajar yang di tetapkan oleh sebuah sistem berbeda. Contoh dari penerapan teori
Meneguhka sikap dan sifat yang baik untuk dicontoh oleh siswa
5. Konstruktivistik
Ini adalah teori terakhir belajar daro anak usia dini yang merupakan
metode belajar dengan penekanan proses dibandingkan hasil. Sebuah upaya yang
sendiri jati dirinya. Adanya proses belajar tersebut bisa memberikan peluang
berpikir terbuka dan terbentuknya sebuah pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
siswa dalam membangun pengetahuan tentu bisa menghambat proses belajar serta
pemahaman siswa pada suatu materi. Oleh sebab itu suatu pengetahuan akan
dianggap berguna jika proses dan hasil yang di dapatkan bisa diterapkan siswa.
materi
dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya serta makhluk hidup lainnya), sehingga memungkinkan anak usia dini untuk
belajar tentang informasi, orang, bahan, dan alat. Lingkungan itu terdiri daari unsur-
unsur makhluk hidup, benda mati dan budaya manusia. Lingkungan merupakan hal yang
penting bagi perkembangan anak usia dini karena dapat mempengaruhi perkembangan
anak melalui perasaan yang terbentuk, kenyamanan yang dirasakan, kesempatan untuk
mulai dari ukuran ruangan atau tempat atau tempat yang tersedia, ketersediaan arena
bermain di luar, warna dinding yang digunakan, dapat mempengaruhi proses belajar
anak.
Manusia : Jumlah, jenisnya, bagian badan dan cara melakukan sesuatu (cara kerja
Bintang : Sarangga, unggas, binatang ternak, binatang buas ( tentunya tidak secara
Tumbuhan : Jenis, bagian dan manfaat pohon serta tanaman, dan sebagainya.
kegunaannya.
d) Budaya manusia
Kehidupan manusia diberbagai belahan dunia, yang terdiri dari berbagai suku,
agama, adat kebiasan, dan budaya, membuat keragaman yang di pelajari sejak dini
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat
sebagai berikut :
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi
manusia agar berkembang dengan baik dalam beretika, moral, dan akhlaknya. Peran
keluarga dapat membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat menentukan
perkembangan anak ini sangat penting untuk membentuk perilaku serta membangun
kepercayaan anak terhadap orang lain. Hal ini dapat membantu perkembangan sosial,
mengkritisi dan bertanya tentang suasana dan keadaan ataupun apa yang
dilihatnya.
kepribdaian anak biasanya adalah keluarga yang penuh konflik atau tidak
bahagia.
pengetahuan.
berpikir anak yakni melalui proses penalaran untuk mengetahui bakat yang di
karakter anak. Lingkungan disini hendaknya yang menyenangkan bagi anak dan juga
Pendidikan dengan demikian adalah sebuah proses kolaborasi dengan watak sang
pengetahuan yang meraka peroleh kemudian masuk ke dalam dan menjadi bagian
yang berkualitas. Sebab, ia merupakan bagian dari sarana dan prasarana yang
Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini telah dituangkan
Memanfaatkan potensi dan sumber daya anak yang ada di lingkungan sekitar,
3. Lingkungan Masyarakat
memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalm upaya pembentukan karakter anak
pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau
Hal-hal yang bisa dipelajari anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan
- Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak usia dini
tinggal
- Mengenal susunan pemerintahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Dan adapun contoh-contoh perilaku yang dpat di terapkan oleh anak dari
kemasyarakatan dengan nilai yang di anutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang
sangat erat sekali berkait dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap
pendidikan.
e) Lingkungan Alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya
alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-
tumbuhan, dan hewan, sungai, iklim, suhu, dan sebagainya. Lingkungan alam bersifat
relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan
dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak usia dini dapat mengamati
juga proses terjadinya. Dengan mempelajari lingkungan alam ini, diharpakan anak
usia dini akan memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, selain itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
mencintai alam, dan mungkin juga anak usia dini bisa turut berpartisipasi untuk
proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi
dalam pelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
a) Pembelajaran Eksploratif
Startegi ini merupakan startegi pembelajaran yang berpusat pada anak, sehingga
guru harus mendesain tugas yang memungkinkan anak bergerak bebas sesuai dengan
keinginan anak. Hal ini memberi peluang kepada anak untuk berlatih kemandirian
b) Pembelajaran Reciprocal
Startegi ini menekankan pada umpan balik yang diberikan teman sebayanya.
Dalam startegi ini guru harus mempersiapkan lempar umpan balik yang menjelaskan
tugas yang harus dilakukan anak. Guru harus selalu berada diantara anak-anak untuk
konsep melalui interaksi dengan orang dan obyek. Dalam aktivitas ini, peran anak
bermain.
pengalaman “ guide discovery”. Masalah terbaik bagi anak adalah berpikir tentang
Mengumpulkan informasi
Merancang solusi
Mengambil kesimpulan
Menyampaikan hasil
Adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh anak sama satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran
ini merupakan model yang paling awal digunakan di PAUD, dengan sarana
minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model
dan sering di ganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang di bahas.
Model pembelajaran ini yang memiliki ciri utama yaitu pemberian pijakan
(scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta
konsep densitas dan intensitas bermain. Model pembelajaran ini adalh pendekatan
terpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkungan perkembangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman tentang pembelajaran anak usia dini dengan bermain saat ini
diharapkan sudah lebih dipahami para pengelola, pendidik atau pemerhati. Anak usia dini
adalah kelompok anak yang berada dalam suatu proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi
motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan, emosi, dan
kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
Dan tidak ada lagi ekspetasi yang tinggi lagi dari masyarakat tentang prinsip dan
model pembelajaran anak di PAUD terhadap kemampuan kognitif anak. Dan pada
DAFTAR PUSTAKA
Dra. JM Tedjawatin K., L. S. (2017). Model Pendidikan Anak Usia Dini Satu Tahun Sebelum Sekolah Dasar.
Jakarta.
Dendy Andrianto, S. K. (2011). Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia
Dini. Jakarta.
Dr. Pupung Puspa Ardini, M. P. (2018). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jawa Timur.
Hartini, E. S. (2014). Teori Bermain dan Pembelajaran. Konsep Dasar PAUD, hlm 23
Atik Wartini, M. K. (2017). Menggagas Pembelajaran Disvoeru-Inquiry pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan Anak Usia Dini, hlm 163.
Mutiah, D. (2015). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
Fitriyani, F. N. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini. As-sibyan, hlm. 125
Zumaroh, S. (2019). Pendidikan Pembelajaran Anak Usia Dini. Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Dr. Yuliani Nurani, M. P. (2019). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta Barat: CV.
CAMPUSTAKA.
Dr. Gusnarib Wahab, M. P. (2020). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran . Jawa Barat: CV. Adanu
Abimata.