Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN DASAR PENGEMBANGAN RANCANGAN RENCANA

PELAKSANAAN LATIHAN PRAMUKA PRASIAGA UNTUK


MEMFASILITASI SIKAP ILMIAH ANAK

Resa Pusfita Hidayati1, Edi Hendri Mulyana2, Elan3


1
Proram Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya
2
Proram Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya
3
Proram Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya

Email : resa.pusfita.hidayati@gmail.com

(Received: Mei 2020; Accepted: November 2020; Published: Desember 2020)

ABSTRACT
The background of this paper is because it has not yet had the standard design for the implementation of the
scout practice of scouts, the implementation of scouting takes place as it is, not in a more macro, directed,
integrated and continuous system. Early childhood also needs to be instilled with character early on and this is
the same as one of the dimensions of science, namely scientific attitude. The purpose of this article is to describe
the basic needs of the Pre-Training Plan Design to Facilitate Early Childhood Scientific Attitudes. This study
uses the EDR method of McKenney and Reeves.The results of the study indicate that the basic need of this study
is the need to design a training plan for scout practice to facilitate a scientific attitude in accordance with the
guiding principles regarding the main components in the plan for implementing a scout by developing a
scientific attitude.

Keywords: Scout, Scientific Attitude, Early Childhood

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengembangkan rancangan rencana pramuka prasiaga untuk mefasilitasi sikap
ilmiah anak usia dini kelompok B. Adapun latar belakang dari penulisan ini karena belum dimilikinnya
satandar rancangan pelaksanaan latihan pramuka prasiaga maka penyelenggaraan kepramukaan prasiaga
berlangsung secara apa adanya tidak dalam suatu sistem lebih makro, terarah, terpadu dan berkesinambungan.
Anak usia dini pun perlu ditanamkan karakter sejak dini dan hal tersebut sama dengan salah satu dimensi sains
yaitu sikap ilmiah. Penelitian termasuk jenis penelitian pengembangan dengan mengacu pada pendapat
McKenney dan Reeves yaitu metode EDR. Produk yang dikembangkan yaitu rancangan rencana pelaksanaan
pelaksanaan latihan prasiaga untuk memfasilitasi sikap ilmiah diantaranya: rasa ingin tahu, skeptis/tidak
mudah percaya, terbuka, bekerja sama, dan peduli terhadap lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebutuhan dasar dari penelitian ini adalah perlunya merancang rencana pelaksanaan latihan pramuka prasiaga
untuk memfasilitasi sikap ilmiah sesuai dengan pedoman prasiaga mengenai komponen utama dalam rencana
pelaksanaan pramuka prasiaga dengan mengembangkan sikap ilmiah.

Kata Kunci: Pramuka, Sikap Ilmiah, Anak Usia Dini

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 242
1. PENDAHULUAN prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk
Menurut Undang-undang tentang bermain, tanpa batas usia. Konvensi Hak Anak
Perlindungan terhadap Anak (UU RI Nomor pasal 31 ”hak anak untuk beristirahat dan
32 Tahun 2002) Bab I Pasal 1 dinyatakan bersantai bermain dan turut serta dalam
bahwa anak adalah seseorang yang belum kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan
berusia 18 tahun dan termasuk anak yang usia anak yang bersangkutan dan untuk serta
masih dalam kandungan. Sedangkan menurut secara bebas dalam kehidupan budaya dan
UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat seni”. Melalui bermain anak dapat memetik
1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun berbagai manfaat bagi perkembangan aspek
yang tergambar dalam pernyataan yang fisik-motorik, kecerdasan dan sosio emosional.
berbunyi: pendidikan anak usia dini adalah Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat
anak sejak lahir sampai dengan usia enam dalam diri setiap anak. Dengan demikian anak
tahun yang dilakukan melalui pemberian dapat belajar berbagai keterampilan dengan
rangsangan pendidikan untuk membantu senang hati, tanpa merasa terpaksa atau
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan dipaksa untuk mempelajarinya. Jadi kegiatan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam bermain memberikan kesempatan kepada anak
memasuki pendidikan lebih lanjut (Sisdiknas, untuk berinteraksi dengan teman dan
2003) lingkungannya perlu lebih diprioritaskan, sama
Pendidikan anak usia dini sebagai halnya dengan Piaget, menganggap
bagian dari penerapan pendidikan sepanjang lingkungan sebagai kunci utama pembelajaran
hayat (life long education) merupakan jenjang spontan anak. Lingkungan di sini hendaknya
pertama menuju jenjang pendidikan yang menyenangkan bagi anak dan juga
selanjutnya. Jika tidak distimulus dengan baik, memberi kesempatan bagi perkembangan
dampaknya dapat berkepanjangan. Selain potensi masing-masing individu.
melalui perencanaan, pengorganisasian, dan Ali Nugraha, dkk. (2015:1)
pengevaluasian pembelajaran yang baik, para menjelaskan dalam kegiatan bermain yang
pengelola PAUD hendaknya juga tidak didukung lingkungan yang kondusif, anak
mengesampingkan keberadaan lingkungan sesungguhnya juga belajar mengembangkan
sebagai setting pembelajaran. nilai-nilai karakter. Saat bermain, anak belajar
Berkenaan dengan hal ini, E. Mulyasa berbagi, peduli, kerjasama, dan
berpendapat bahwa pembelajaran bagi anak bertanggungjawab. Penanaman nilai-nilai
usia dini tersusun dari unsur-unsur berupa karakter untuk anak usia dini akan terjadi
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dengan sendirinya pada saat anak praktek
dan prosedur yang saling mempengaruhi langsung dan melihat model/teladan dari orang
dalam mencapai tujuan pembelajaran. lain. Pengembangan moral dan nilai-nilai
Menurutnya, pembelajaran akan efektif agama diharapkan akan meningkatkan
apabila ditunjang dengan lingkungan dan ketaqwaan anak terhadap Tuhan yang Maha
suasana belajar yang kondusif. Untuk Esa dan membina sikap anak dalam rangka
menciptakan hal tersebut maka PAUD meletakkan dasar agar menjadi warga negara
menerapkan pembelajaran bermain sambil yang baik.
belajar dan belajar seraya bermain. Bermain pun dapat menstimulus
Bermain diartikan sebagai kegiatan yang kemampuan kognitif anak seperti
dilakukan demi kesenangan dan tanpa meningkatkan perkembangan berpikir anak
mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan ini sehingga menjadi dasar utama untuk
dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan, atau perkembangan anak yang selanjutnya. Aspek
tekanan dari pihak luar (Hurlock, 1997). kognitif berkembang pada saat anak bermain
Bermain adalah dunia kerja anak usia yaitu anak mampu meningkatkan perhatian

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 243
dan konsentrasinya, mampu memunculkan ketelitian, kecermatan serta kedisiplinan yang
kreativitas, mampu berfikir divergen, melatih merupakan bagian dari sikap ilmiah yang
ingatan, mengembangkan prespektif, dan harus dilakukan oleh peserta didik. Menurut
mengembangkan kemampuan berbahasa. Arthur A. Carin ada enam indikator sikap
Pengembangan kognitif mampu ilmiah yaitu : (1) Rasa ingin tahu, (2)
mengembangkan kemampuan berpikir anak Mengutamakan bukti, (3) Skeptis/ tidak mudah
untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, percaya, (4) Menerima perbedaan, (5) Dapat
dapat menemukan bermacam-macam alternatif bekerja sama, (6) Bersikap positif terhadap
pemecahan masalah, membantu anak kegagalan.
mengembangkan kemampuan logika Berdasarkan hasil penelitian bahwa
matematik dan pengetahuan akan ruang dan karakter dapat dikembangkan melalui kegiatan
waktu, serta mempunyai kemampuan untuk pramuka. Dari hasil penelitian Yulianti
mempersiapkan pengembangan kemampuan Purwaningsih dalam skripsinya yang berjudul
berpikir teliti. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Untuk mengembangkan hal tersebut melalui Kegiatan Kepramukaan Kelas VII di
tentulah anak harus memiliki lingkungan yang Smp Al Islam 1Surakarta Tahun Ajaran
menyenangkan untuk belajar. Salah satu 2016/2017 bahwa kegiatan pramuka mampu
kegiatan yang menyenangkan bagi anak ialah meningkatkan kerjsama saat mendirikan
kegiatan prasiaga. Pra Siaga untuk anak usia sebuah tenda bersama anggota pramuka
dini salah satunya untuk membentuk karakter lainnya, menanamkan sikap kedisplinan saat
anak yang merupakan solusi praktis bagi melakukan PBB anggota pramuka dan terbiasa
penyenggaraan Penguatan Pendidikan berdoa saat pembukaan dan mengakhiri
Karakter di satuan Pendidikan Anak Usia Dini kegiatan pramuka serta pembiasaan shalat
dan di satuan komunitas Pramuka melalui berjamaah yang merupakan sarana dalam
pendekatan bermain. Hal ini sesuai dengan menanamkan nilai religius yakni senantiasa
amanat PP No. 87 tahun 2017 pasal 1 butir 1 bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
yang menyatakan bahwa Penguatan Secara faktual, kegiatan prasiaga telah
Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan ada dilingkungan TK Laboratorium
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan Percontohan UPI Kampus Tasikmalaya,
pendidikan untuk memperkuat karakter peserta khususnya yang diselenggarakan oleh lembaga
didik melalui harmonisasi oleh hati, olah rasa, pendidikan formal pra sekolah seperti Taman
olah pikir, dan olah raga dengan pendekatan Kanak-kanak (TK). Kegiatan yang mereka
dan kerja sama antara satuan pendidikan, lakukan selain merupakan pemanfaatan
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari metode kepramukaan dalam penyelenggaraan
Gerakan Nasional Revolusi Mental. proses pembelajaran sesuai kurikulum TK/ RA
Adapun prinsip latihan prasiaga juga dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
berorientasi pada pengembangan individu, kepramukaan mampu menanamkan nilai-nilai
yang berarti anak bermain dalam kelompok positif seperti kemandirian dan sebagainya
bukan latihan berkelompok. Anak dalam suasana “bermain sambil belajar dan
sesungguhnya bermain secara individu tetapi belajar seraya bermain” dengan efektif.
dalam kelompok bersama teman sebayanya. Namun, dengan belum dimilikinya standard
Penanaman karakter sama dengan salah rancangan pelaksanaan latihan pramuka
satu dimensi sains yaitu sikap ilmiah. Sikap prasiaga maka penyelenggaraan kepramukaan
ilmiah harus dimiliki oleh setiap peseta didik prasiaga berlangsung secara apa adanya tidak
yang tentunya didukung oleh adanya sikap dalam suatu sistem yang lebih makro, terarah,
terbuka, berpikir kritis, bebas dari terpadu dan berkesinambungan.
penyimpangan, menghargai pendapat orang
lain, mempertahankan kejujuran, kesabaran,

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 244
Tujuan dari artikel ini yakni 1) Anak Usia Dini Bersifat Unik
Mendeskripsikan kebutuhan dasar Rancangan Setiap anak berbeda antara satu
Rencana Latihan Prasiaga Untuk Memfasilitasi dengan lainnya dan tidak ada dua anak
Sikap Ilmiah Anak Usia Dini yang sama persis meskipun mereka
2. TINJAUAN PUSTAKA kembar identik. Mereka memiliki bawaan,
2.1 Karakteristik Anak Usia Dini ciri, minat, kesukaan dan latar belakang
Menurut National Association for the yang berbeda. Jadi meskipun anak
Education of Young Children (NAEYC) anak memiliki kesamaan secara umum tapi
usia dini adalah sosok individu yang sedang tetap saja anak memiliki ciri khas
menjalani suatu proses perkembangan dengan tersendiri.
pesat dan fundamental bagi kehidupan 2) Anak Usia Dini Berada Dalam Masa
selanjutnya (Yuliani, 2013, hlm. 6 ). Potensial
Menurut Undang-undang Republik Anak usia dini sering dikatakan berada
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang dalam masa “golden age”atau masa yang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat paling potensial atau paling baik untuk
14 menyatakan “Pendidikan anak usia dini belajar dan berkembang. Jika masa ini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan terlewati dengan tidak baik maka dapat
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia berpengaruh pada perkembangan tahap
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian selanjutnya. Karena anak berada dalam
rangsangan pendidikan untuk membantu masa “golde age” maka anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan berbagai pertumbuhan serta perkembangan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam yang cepat
memasuki pendidikan lebih lanjut” 3) Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan
(Depdiknas, 2003). Pada masa ini anak akan bersikap
Anak usia dini adalah individu yang apa adanya dan tidak pandai berpura-pura.
sedang mengalami proses pertumbuan dan Mereka akan dengan leluasa menyatakan
perkembangan yang sangat pesat, bahkan pikiran dan perasaannya tanpa
dikatakan sebagai lompatan perkembangan. memedulikan tanggapan orang-orang di
Anak usia dini memiliki rentang usia yang sekitarnya. Jadi anak mengungkapkan
sangat berharga dibanding dengan usia-usia sesuai dengan apa yang dirasa oleh anak
selanjutnya karena perkembangan kepada oranglain.
kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut 4) Anak Usia Dini Cenderung Ceroboh dan
merupakan fase kehidupan yang unik, dan Kurang Perhitungan
berada pada masa proses perubahan berupa Anak-anak pada usia dini biasanya
pertumbuhan, perkembangan, pematangan, kurang dalam mempertimbangkan hal-hal
dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani yang akan mereka lakukan kedepannya.
maupun rohaninya yang berlagsung seumur Mereka belum mengetahui apakah yang
hidup, bertahap dan berkesinambungan. dilakukannya bahaya atau tidak bagi
Anak usia dini memiliki karakteristik dirinya. Misalnya jika mereka ingin
yang unik karena mereka berada pada proses melakukan maka akan dilakukannya
tumbuh kembang yang sangat pesat dan meskipun hal tersebut dapat membuatnya
fundamental bagi kehidupan berikutnya. cedera atau celaka.
Menurut Jamaris (Orientasi Baru dalam 5) Anak Usia Dini Bersifat Aktif dan
Psikologi Pendidikan, 2013, hlm. 16) Energik
mengemukakan macam-macam karakteristik Ketika anak mulai berkembang,
anak usia dini sebagai berikut: anak akan senang melakukan berbagai
aktivitas. Seolah-olah mereka tidak lelah
dan bosan. Anak usia dini selalu bergerak

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 245
dan tidak pernah bisa diam kecuali sedang 10) Anak Usia Dini Memiliki Rentang
tertidur. Perhatian yang Pendek
6) Anak Usia Dini Bersifat Egosentris Rentang perhatian anak usia dini
Karakteristik ini tentu dimiliki setiap tidak terlalu panjang, itulah sebabnya
anak, karena mereka cenderung mengapa mereka tidak bisa diam dan sulit
memandang segala sesuatu dari sudut diajak fokus pada kegiatan yang
pandanganya sendiri dan berdasar pada membutuhkan ketenangan. Pada umumnya
pamahamannya sendiri saja. Mereka juga anak sulit untuk berkonsentrasi. Ia selalu
menganggap semua benda yang cepat mengalihkan perhatian dari kegiatan
diinginkannya adalah miliknya sehingga yang satu kepada kegiatan lainnya, kecuali
mempengaruhi sikap anak yang seringkali kegiatan tersebut sangat menyenangkan
marah atau nangis jika keinginannya tidak dirinya. Rentang konsentrasi anak usia
dituruti. Karakteristik ini terkait dengan dini umumnya adalah sepuluh menit untuk
perkembangan kognitif anak. dapat duduk dan memperhatikan sesuatu
7) Anak Usia Dini Memiliki Rasa Ingin secara nyaman. Pembelajaran dapat
Tahu yang Kuat dilakukan dengan menggunakan
Rasa ingin tahu yang dimilikinya pendekatan yang bervariasi dan
sangat tinggi sehingga mereka tidak bosan menyenangkan, sehingga tidak membuat
bertanya “apa ini dan apa itu” serta anak terpaku di tempat dan menyimak
“mengapa begini dan mengapa begitu” dalam jangka waktu tertentu.
Anak berpandangan bahwa dunia ini Sigmund Freud memberikan
dipenuhi hal-hal yang menarik dan ungkapan “child is father of man” artinya
menakjubkan. Hal ini mendorong rasa anak adalah ayah dari manusia.
ingin tahu yang tinggi. Tak hanya itu saja Maksudnya adalah masa anak berpengaruh
anak akan gemar bertanya pada orang lain terhadap perkembangan kepribadian masa
meskipun masih menggunakan bahasa dewasa seseorang. (Fadilah, 2012, hlm.
yang sederhana. 57).
8) Anak Usia Dini Berjiwa Petualang Melihat ungkapan Freud di atas,
Seperti yang dijeladskan sebelumnya menunjukkan bahwa perkembangan anak
anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sejak masa kecil akan berpengaruh ketika
sehingga membuat anak usia dini ingin anak tersebut dewasa. Pengalaman-
menjelajah berbagai tempat untuk pengalaman yang diperoleh anak secara
memuaskan rasa ingin tahu tersebut tidak langsung akan tertanam pada diri
dengan cara mengeksplor benda dan seorang anak. Untuk itu sebagai orang tua
lingkungan di sekitarnya. dan pendidik wajib mengerti karakteristik-
9) Anak Usia Dini Memiliki Imajinasi dan karakteristik anak usia dini, supaya segala
Fantasi yang Tinggi bentuk perkembangan anak dapat
Daya imajinasi dan fantasi anak terpantau dengan baik.
sangat tinggi hingga terkadang banyak Dari paparan di atas dapat
orang dewasa atau orang yang lebih tua disimpulkan bahwa karateristik anak usia dini
menganggapnya sebagai pembohong dan sebagai yaitu anak bersifat egosentris, anak
suka membual. Namun sesungguhnya hal memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, anak
ini karena mereka suka sekali memiliki pribadi yang unik, anak memiliki
membayangkan hal-hal di luar logika. sifat imajinatif, anak memiliki jiwa sosial yang
Anak memiliki dunianya sendiri, berbeda tinggi.
dengan orang dewasa. Mereka tertarik
dengan hal-hal yang bersifat imajinatif
sehingga mereka kaya dengan fantasi.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 246
2.2 Sikap Ilmiah mereka ketahui dan siswa diharapkan mampu
2.2.1 Pengertian Sikap Ilmiah bertindak dan menyelesaikan masalah yang
Sikap merupakan tindakan yang ada di lingkunganya dengan kemampuan
dilakukan oleh seseorang dalam melakukan dirinya sendiri.
suatu tindakan. Sikap muncul karena adanya Menurut Dasna (dalam Harso dkk,
interaksi yang terjadi antara seseorang dengan 2014, hlm. 2) menyatakan bahwa “sikap
orang lain atau dengan suatu benda. Selain itu ilmiah sangat penting dalam kehidupan
sikap dapat muncul melalui situasi tertentu. bermasyarakat karena dapat membentuk
Pengertian sikap menurut Slameto (2010: 188) pribadi manusia dalam melakukan
adalah kemampuan internal yang berperan pertimbangan yang rasional pada saat
dalam mengambil tindakan. Dimana tindakan mengambil suatu keputusan.” “Sikap ilmiah
yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya merupakan sikap yang harus ada pada diri
terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik seorang ilmuan atau akademisi ketika
atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu menghadapai persoalan- persoalan ilmiah.
tindakan yang dilakukannya. sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam
Sikap dapat dibentuk melalui berbagai forum ilmiah, misalnya diskusi,
interaksi antara manusia dengan alam seminar, loka karya dan penulisan karya
sekitarnya. Pembelajaran merupakan salah ilmiah.” (Anwar, 2009, hlm. 111).
satu proses pembentukan sikap. Hal ini Sikap ilmiah juga memiliki pengaruh
mengakibatkan pembelajaran memiliki yang positif terhadap hasil belajar siswa.
peranan penting dalam membangun sikap Yunita dan Fakhruddin (t.t, hlm. 9) dari hasil
seseorang. Sikap ilmiah merupakan suatu penelitian hubungan sikap ilmiah dengan hasil
sikap yang harus dimiliki oleh setiap siswa. belajar fisika hasilnya adalah ada hubungan
Saregar (2013) menjelaskan, sikap ilmiah yang positif dan signifikan antara sikap ilmiah
adalah suatu kecenderungan seseorang untuk siswa dan hasil belajar fisika siswa yang
berperilaku dan mengambil tindakan berarti bahwa semakin positif sikap ilmiah
pemikiran ilmiah yang sesuai dengan metode siswa, maka hasil bel ajarnya semakin tinggi.
ilmiah. Sikap ilmiah penting dalam menunjang Dasta (2012) (dalam Yunita dan Fakhruddin,
keberhasilan siswa. t.t, hlm. 3) menyatakan bahwa “siswa yang
Menurut Harlen (dalam Bundu, mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan
2006: 95) sikap ilmiah mengandung dua memiliki kelancaran dalam berpikir sehingga
makna, yaitu attitude toward science dan akan termotivasi untuk selalu berprestasi dan
attitude of science. Attitude toward science memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai
mengacu pada sikap terhadap sains dimana keberhasilan dan keunggulan.” Hasil
lebih menekankan sikap sebagai suatu cara penelitian Purwaningsih (dalam Yunita dan
memandang dunia serta berguna bagi Fakhruddin, t.t, hlm. 3) mendapat kesimpulan
pengembangan karir di masa yang akan datang bahwa sikap ilmiah merupakan salah satu
sedangkan sikap attitude of science mengacu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi
pada sikap yang melekat setelah mempelajari hasil belajar.
sains dimana seperangkat sikap tersebut Dengan kata lain, sikap ilmiah ini
apabila diikuti akan membantu proses dapat dimunculkan dan ditingkatkan melalui
pemecahan masalah. Sikap ilmiah anak dapat kegiatan belajar. Harlen (dalam Bundu, 2006,
dihasilkan melalui pembinaan, pembiasaan, hlm. 27) mengungkapkan bahwa
dan pelatihan. Dengan sikap ilmiah yang pengembangan sikap ilmiah bukan melalui
tertanam dan berkembang dalam diri siswa, ceramah melainkan dengan memunculkannya
siswa diharapkan mampu bersikap peka ketika siswa terlibat dalam kegiatan
terhadap lingkungan, mampu mencari tahu apa pemecahan masalah.
yang mereka temukan, apa yang mereka belum

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 247
Sikap ilmiah merupakan kecenderungan jujur; 11) kehati-hatian; 12) kesediaan untuk
orang atau individu untuk bertindak atau mempertimbangkan kembali dan merevisi
berperilaku dalam memecahkan suatu masalah pandangan di mana refleksi yang jujur
secara sistematis melalui langkah-langkah menunjukkan diperlukannya perubahan;
ilmiah (Ulum, 2007). menjadi disposisidisposisi berpikir yang
Berdasarkan paparan diatas dapat mencirikan kualitas berpikir seseorang.
disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap Herlen mengelompokkan sikap ilmiah
yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk diantaranya sikap ingin tahu, sikap objektif
berperilaku dengan pemikiran ilmiah melalui terhadap data/fakta, sikap berfikir kritis, sikap
kegiatan pemecahan masalah sehingga mampu penemuan dan kreativitas, sikap berpikiran
menyelesaikan masalah sesuai dengan terbuka dan kerjasama terhadap lingkungan
lingkungannya. sekitar.
2.2.2 Jenis-Jenis Dari beberapa teori, peneliti hanya
Menurut Carin (1997), terdapat memilih beberapa aspek sikap ilmiah yang
serangkaian sikap dan nilai yang dapat disesuaikan dnegan anak usia dini yaitu rasa
ditumbuhkan melalui kerja ilmiah. Pertama, ingin tahu, skeptis/tidak mudah percaya,
memupuk rasa ingin tahu (being curious) terbuka, bekerja sama, dan peduli terhadap
dalam memahami dunia sekitarnya. Kedua, lingkungan.
mengutamakan bukti dalam arti kesimpulan 2.1 Pendidikan Kepramukaan
yang diperoleh perlu ditunjang oleh bukti Menurut Kamus Besar Bahasa
empiris yang berkaitan dengan fakta. Ketiga, Indonesia, Pramuka adalah organisasi
menjadi skeptis yaitu siswa yang terlibat kerja kepanduan untuk pemuda yang mendidik para
ilmiah harus skeptis terhadap konklusi atau anggotanya dalam berbagai ketrampilan,
pendapat orang lain. Keempat, mau menerima disiplin, kepercayaan terhadap diri sendiri,
perbedaan dan menghormati pandangan yang saling tolong menolong dan sebagainya.
berbeda. Kelima, dapat bekerjasama Rohm dan Usula (2013) menyatakan
(kooperatif). Keenam, bersikap positif Kepramukaan adalah pendidikan nonformal
terhadap kegagalan. yang dilakukan melalui pembinaan dan
Tini Gantini menyebutkan delapan pengembangan praktis di luar lingkungan
ciri dari sikap ilmiah yaitu mempunyai rasa sekolah (formal) dan keluarga (informal) yang
ingin tahu yang mendorong untuk meneliti dilakukan di alam bebas dalam bentuk
fakta-fakta baru, tidak berat sebelah (adil) kegiatan yang menarik, menantang,
dalam berpandangan luas terhadap kebenaran, menyenangkan, sehat, teratur, dan tararah yang
terdapat keseusian antara apa yang diobservasi berdasarkan prinsip dasar dan metode
dengan laporannya, keras hati dan rajin kepramukaan.
mencari kebenaran, mempunyai sifat ragu Kepramukaan berasal dari istilah
sehingga terus mendorong upaya pencaharian Praja Muda Karana (Pramuka) yang artinya
kebeneran atau tidak pesimis, rendah hati dan pemuda bangsa yang giat bekerja. Menurut
toleran terhadap hal yang diketahui dan tidak UU RI No.12 Tahun 2010 pasal 1
diketahui, kurang mempunyai ketakutan, kepramukaan adalah :
berpikiran terbuka terhadap kebeneran- a) Gerakan Pramuka adalah organisasi
kebeneran baru. yang dibentuk oleh pramuka untuk
Facione (2011) menyatakan bahwa menyelenggarakan pendidikan
sikap ilmiah seperti: 1) keingintahuan; 2) kepramukaan
kepedulian; 3) kewaspadaan; 4) kepercayaan; b) Pramuka adalah warga negara
5) kepercayaan- diri; 6) berpikir terbuka; 7) Indonesia yang aktif ddalam pendidikan
fleksibilitas; 8) menghormati pendapat- kepramukaan serta mengamalkan Satya
pendapat orang lain; 9) berpikir adil; `10) Pramuka dan Darma Pramuka

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 248
c) Kepramukaan adalah segala aspek pengenalan nilai-nilai kepramukaan bagi anak
yang berkaitan dengan pramuka usia dini (sebelum usia 7 tahun). Sebagaimana
d) Pendidikan Kepramukaan adalah tertuang dalam pasal 17 Anggaran Dasardan
segala aspek yang berkaitan denga pasal 38 Anggaran Rumah Tangga Gerakan
pramuka kecakapan hidup, dan akhlak Pramuka 2018
mulia pramuka melalui penghayatan dan Dalam Pedoman Pramuka Prasiaga,
pengalaman nilai-nilai kepramukaan Prasiaga merupakan kegiatan pengenalan nilai-
Menurut Anggaran Rumah Tangga nilai kepramukaan di satuan PAUD yang
Gerakan Pramuka (ARTGP) Tahun 2005 berorientasi pada prinsip latihan kematangan
Pasal 7 ayat 1 kepramukaan adalah “Proses individu melalui model kegiatan bermain
pendidikan yang dilakukan di luar sekolah dan dalam kelompok. Sesuai dengan tingkat
di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kemampuan usia anak, maka model acara
kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, kegiatan dirancang agar anak berkegiatan tidak
teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di hanya ditempat berlatih saja, akan tetapi
alam terbuka dengan Prinsip Dasar mereka melakukan kegiatan juga dalam
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang kehidupannya sehari-hari di lingkungan tempat
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, tinggalnya dan di luar.
dan budi pekerti”. Gagasan Prasiaga muncul,
Dalam Panduan Pramuka gerakan dimaksudkan untuk mengintegrasikan metode
Pramuka memiliki tujuan sebagai berikut: yang dilakukan dalam pendidikan untuk
Gerakan Pramuka memiliki tujuan mengembangkan karakter kebangsaan bagi
mendidik anak-anak dan pramuka Indonesia anak usia dini. Dengan kata lain Prasiaga lahir
dengan prinsip-prinsip Dasar dan Metode dalam rangka mengembangkan pendidikan
Kepramukaan yang pelaksanaannya karakter bagi anak usia dini dengan
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan pendekatan kepramukaan. Harapannya agar
perkembangan bangsa dan masyarakat dewasa kelak anak-anak Indonesia menjadi
Indonesia yaitu menjadi manusia yang warga negara yang tangguh dan berbakti pada
berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi nusa dan bangsa serta mampu menjadi duta
mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan persaudaraan dunia yang saling menguatkan
beragamanya, tinggi kecerdasan dan dan saling menghormati satu sama lain dalam
keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya. pergaulan Internasional sebagaimana tujuan
Sehingga menjadi warga negara gerakan pramuka.
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan Penguatan Pendidikan Karakter
patuh kepada Negara Kesatuan Republik sebagaimana amanat PP No. 87 tahun 2017
Indonesia, sehingga menjadi anggota pasal 1 butir 1 merupakan gerakan pendidikan
masyarakat yang baik dan berguna, yang dibawah tanggung jawab satuan pendiidkan
sanggup dan mampu menyelenggarakan untuk memperkuat karakter peserta didik
pembangunan bangsa dan negara. Tujuan melalui harmonisasi oleh hati, olah rasa, olah
tersebut merupakan cita-cita Gerakan pikir, dan olah raga dengan pendekatan dan
Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Pramuka harus mengarah pada pencapaian Nasioanal Revolusi Mental. Latar belakang
tujuan tersebut. Prasiaga dan peraturan tersebut
2.2 Prasiaga mengisyaratkan bahwa Prasiaga solusi praktis
2.4.1 Pengertian dalam penguatan Pendidikan Karakter melalui
Dalam Buku Prasiaga, Prasiaga pendekatan bermain bagi anak usia dini.
adalah sebuah gagasan dalam gerakan
pendidikan gerakan pramuka, sebagai bentuk

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 249
2.4.2 Tujuan budaya bangsa yang berbeda-beda masing-
Tujuan Prasiaga adalah mengenalkan masing adat kebudayaan dan agama
nilai-nilai kepramukaan kepada anak usia dini menunujukkan sikap cintaterhadap nilai-nilai
melalui pengembangan karakter, fisik, budaya dan pengembangan sikap toleransi.
kecakapan, dan kemampuan berbuat kebaikan c. Moral Individu
guna menjadi warga negara Indonesia yang Bagi Prasiaga area pengembangan ini
tangguh dan siap menjadi bagian meliputi sikap anak untuk dapat selalu ceria
persaudaraan umat manusia di seluruh dunia dalam kehidupannya, disiplin dan taat
yang saling menguatkan dan hormat- kepada orang tuanya sebagai ketentuan
menghormati satu sama lain. Tujuan ini moral yang harus dimilikinya terutama
merupakan rumusan yang diuraikan dari penerapannya di rumah, tentu diawali
Tujuan Gearakan Pramuka itu sendiri, yaitu: bagaimana penerapannya di PAUD dibawah
1) Memiliki kepribadian yang beriman, bimbingan guru sebagai pembinanya.
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa 2. Area Pengembangan Fisik
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung a. Kesehatan Fisik
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, Area pengembangan Prasiaga yang
berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan meliputi upaya kesehatan anak melalui sikap
rohani; anak untuk menjaga kebersihan badannya
2) Menjadi warga nergara yang berjiwa dan sikap anak dapat mengonsumsi makanan
Pancasila, setia dan patuh kepada NKRI dan minuman yang bergizi seimbang dan
serta menjadi menjadi masyarakat yang teratur sehingga memiliki sikap bersih dan
baik dan berguna, yang dapat membangun sehat yang akan menjadi kebiasaannya.
dirinya sendiri secara mandiri serta b. Kekuatan Fisik
bersama-sama bertanggungjawab atas Area pengembangan Prasiaga yang
pembangunan bangsa dan negara, meliputi kemampuan fisik yang dimiliki
memiliki kepedulian terhadap sesama anak untuk melakukan kegiatan koordinasi
hidup dan lingkungan alam. anggota tubuh dalam durasi waktu, kondisi
2.4.3 Area Pengembangan dan jarak tertentu.
Area Pengembangan Prasiaga 3. Area Pengembangan Kecakapan
disusun sesuai dengan Kebutuhan anak yang a. Kecakapan Berpikir
Terdiri dari empat area pengembangan Area pengembangan Prasiaga yang
Sebagai berikut. meliputi area potensi anak mampuy
1. Area Pengembangan Karakter menggunakan daya pikirnya untuk
a. Moral Spiritual menyelesaikan masalah-masalah yang
Bagi Prasiaga area pengembangan ini sederhana.
meliputi bagaimana sikap anak memiliki b. Kecakapan Praktis
rasa senang untuk mengikuti kegiatan ibadah Area pengembangan Prasiaga yang
sesuai dengan agamanya. Anak pun merasa meliputi pengalaman-pengalaman praktis
senang dalam meneladani tokoh-tokoh yang yang dialaminya sehingga mampu
dikisahkan dalam pelajaran agama yang merasakan terkait dengan kehidupan sehari-
dianut. harinya.
b. Moral Budaya Bangsa c. Kecakapan bersosialisasi
Bagi Prasiaga area pengembangan ini Area pengembangan Prasiaga yang
meliputi bagaimana sikap anak dalam meliputi sikap dan kemampuan untuk
melakukan kegiatan bermain dengan teman- bersosialisasi dengan menjalin pertemanan
teman dan alam sekitarnya, yang akan dan persahabatan dengan teman sebayanya,
disadarinya sebagai potensi budaya bangsa dengan mengenal teman-temannya dan
yang harus dicintainya. Sikap anak terhadap mulai dapat berkomunikasi dan bermain.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 250
4. Area Pengembangan Berbuat Kebaikan 3. Isi Kegiatan
a. Mencintai Diri Sendiri Sebagai muatan dalam setiap kegiatan
Area pengembangan Prasiaga yang yang dilakukan
meliputi sikap mencintai dirinya sendiri yang 4. Komponen Kegiatan
diawali dengan mengenal namanya, jenis a. Sejarah kepramukaan
kelaminnya, warna rambutnya dan identitas 1) Mengetahui Sejarah Singkat Pramuka
dirinya serta adanya sikap upaya untuk dapat Secara Sederhana
menghindarkan dirinya dari berbagai macam 2) Mengkomunikasikan Sejarah Singkat
gangguan baik binatang maupun orang lain. Pramuka Secara Sederhana
Area pengembangan ini menunjukkan rasa b. Lambang NKRI dan Lambang
percaya diri dalam setiap tindakannya Gerakan Pramuka
b. Mencintai Orang Lain 1) Mengetahui Lambang NKRI (Burung
Area pengembangan Prasiaga yang Garuda dan Bendera Merah Putih)
meliputi sikap untuk mencintai orang lain 2) Mengetahui Lambang Gerakan
diluar dirinya antaralain orang tuanya, Pramuka (Tunas Kelapa)
kakaknya, adiknya atau saudaranya dan teman c. Kode Kehormatan Pramuka
sebayanya, yang dimulai dengan mengenal 1) Menghafalkan Eksatya dan Ekadarma
namanya, jenis kelaminnya, warna rambutnya Pramuka Prasiaga
dan identitas lainnya yang menajdi ciri yang 2) Mengamalkan Ekaatya dan Ekadarma
membedakan dengan yang lainnya serta sikap Pramuka Prasiaga dalam lingkungan
untuk mebela dan melindungi agar orang keluarga dan sekolah
lainnya itu terhindar dari berbagai macam d. Peraturan Baris Berbaris (PBB)
gangguan gangguan. Area ini menstimulasi 1) Memperagakan Gerak Dasar PBB
agar anak dapat menunjukkan keramahan dan (Sikap sempurna, sikap hormat, istirahat
sikap membantu orang lain ditempat, serta lencang depan, kiri dan
c. Mencintai Lingkungan kanan)
Area pengembangan Prasiaga ini meliputi 2) Latihan Upacara prasiaga dilapangan
sikap anak untuk peduli terhadap lingkungan, e. Simpul
baik kebersihannya, kelestariannya, dan 1) Mengetahui berbagai jenis tali
menghargai agar binatang atau tumbuhan 2) Membuat simpul sederhana
hidup seperti halnya anak hidup, seperti f. Craft and Self Expession/Hastakarya
kebutuhan akan makanan yang sama-sama 1) Membuat dan mengekspresikan hasil
harus makan, dan tidak boleh diganggu karena karya dari bahan alam
sama merasakan sakitnya apabila diganggu. 2) Membuat dan mengekspresikan hasil
2.4.4 Kegiatan Prasiaga karya dari bahan daur ulang
Pembina Prasiaga merancang kegiatan bagi g. Feat Of Skill atau Tataboga
anak Prasiaga sebagai 1) Menahui macam-macam makanan
berikut. sehat
1. Durasi Waktu 2) Membuat makanan khas daerah
Durasi waktu kegiatan Prasiaga h. Nature Science/Jelajah Alam Pramuka
mempertimbangkan durasi waktu 1) Mengobservasi alam sekitar serta
pembelajaran sebagaimana pembelajaran di menumbuhkan pengetahuan perlindungan
satuan PAUD tersebut, karena kegiatan alam
Prasiaga merupakan kegiatan pembelajaran 2) Menjelajahi lingkungan sekolah
(intrakurikuler) dengan menggunakan simbol sederhana
2. Materi Kegiatan i. Lagu-lagu Daerah
Materi kegiatan disesuai dengan tema yang 1) Mengetahui macam-macam lagu
telah direncanakan daerah

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 251
2) Menyanyikan lagu-lagu daerah menguasai prosedur keselamatan bagi
j. Life Safety/P3K guru sangat diutamakan, dan apabila
1) Mengetahui proses kemampuan diperlukan kerja sama dengan expert
pemeriksaan badan dibidangnya.
2) Mengetahui obat-obatan dari bahan 9. Fungsi Kegiatan
alam Mempertimbangkan pula bahwa
k. Baktikarya fungsi kegiatan sebagai wahana
1) Mengetahui kebersihan diri dan pengembangan karakter kebangsaan
lingkungan dalam bentuk pengenalan nilai-nilai
2) Melakukan baktikarya di lingkungan kepramukaan.
kelas dan sekolah 10. Tujuan Kegiatan
a. Outbond and Outdor Skill Demikian pula tujuan kegiatan yang
1) Meningkatkan keterampilan harus menjadi pertimbangan dalam
memecahkan masalah dengan sederhana merencanakan kegiatan apa yang hendak
2) Melakukan aktivitas fisik motorik menjadi tujuannya sehingga kegiatan
*Muatan diadaptasi dari kurikulum benar-benar terarah.
tingkat satuan pramuka siaga, 2.4.5 Kebutuhan Utama dalam
Sidoarjo, 2013/2014 Prasiaga dalam Pramuka Prasiaga
5. Usia 1. Pembukaan
Walau usia prasiaga adalah rentang 2. Upacara pembukaan
antara 5 s.d. 7 tahun namun tetap 3. Formasi barisan
memperhatikan perbedaan usia diantara 4. Kegiatan Lingkaran
mereka. Pertimbangan bermain antara usia a. Nyanyi, tepuk
5-6 tahun tentunya berbeda dengan usia 6- b. Lagu permainan
7 tahun. 5. Kegiatan Tematis
6. Unsur Gaya Tarik Kegiatan a. Permainan Tematis
Kegiatan yang dikemas harus 6. Permainan Lapangan
mempertimbangkan daya tarik bagi a. Permainan Yang menarik
anak,karena haltersebut sangat berarti 7. Mendengar Cerita
dalam permainan untuk dapart mencapai a. Dongeng edukatif
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan 8. Penutup
dengan senang hati. a. Upacara penutup
7. Lingkungan Kegiatan Kegiatan Pramuka Prasiaga
Lingkungan tempat kegiatan antara menyesuaikan dengan 8 tema PAUD dan
PAUD satu dengan lainnya tentu berbeda- aspek perkembangan anak. Pemilihan
beda, di perkotaan dan pedesaan tentu tema kegiatan Pramuka Prasiaga
memiliki karaktaristik perbedaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
sangat jauh .demikian pula dengan kondisi tahapan usia anak. Lingkup tema kegiatan
lingkungan yang sehat, aman dan nyaman diangkat dari lingkungan terdekat dalam
perlu dipertimbangkan dalammemilih kehidupan anak sehari-hari yang terdiri
tempat untuk berkegiatan. atas lingkungan individu, lingkungan
8. Prosedur Keselamatan sosial, dan lingkungan alam. Model
Apapun Kegiatannya, apalagi di kegiatan Pramuka Prasiaga yaitu kegiatan
luarruangan atau di akan terbuka tentu ditempat latihan, kegiatan diluar ruangan,
tidak terlepas dari resiko keselamatan kegiatan perkemahan keluarga, dan
yang harus menjadi perhatian guru PAUD kegiatan di lingkungan tempat tinggal.
sebagai Pembina Prasiaga. Oleh
karenanya, pengetahauan dan kecakapan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 252
Melalui Prasiaga ini, anak pramuka prasiaga dan sikap ilmiah.
diharapkan dapat menjadi generasi yang Pengolahan data dengan data reduction,
tangguh, menjadi warga negara yang data display, conlusion
dapat berpartisipasi aktif secara drawing/verification (penarikan
fundamental untuk ikut serta dalam kesimpulan/verifikasi).
memperkuat dan membangun peradaban
bangsa menuju cita- cita luhur bangsa 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia, serta sanggup melakukan Tahap pertama adalah analisis dan
tindakan koperatiff dalam pergaulan eksplorasi, peneliti melakukan analisis
persaudaraan Internasional. masalah serta mengeksplorasi masalah
Maka dari itu pembentukan karakter melalui studi pendahuluan ke sekolah TK
sejak dini dapat dilakukan melalui dengan obsevasi, serta wawancara
pendekatan pendidikan Prasiaga dengan terhadap penelitian untuk
mengenalkan nilai-nilai kebangsaan, mengidentifikasi masalah yang ada.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Terutama di sekolah TK Laboratorium
menjunjung tinggi kebinekaan, Percontohan UPI Tasikmalaya.
bertoleransi, saling hormat menghormati a. Studi Literatur
satu sama yang lain, dan dapat mandiri Studi literatur ini dilakukan untuk
pada saatnya nanti akan menjadi warga mengetahui informasi mengenai
negara Indonesia yang tangguh dan komponen-komponen dalam pembuatan
berbakti pada nusa dan bangsa. rancangan rencana pelatihan pramuka
Untuk mencapai sasaran dan tujuan Prasiaga. Menurut Ali (Prasiaga 2020:74-
terselenggaranya prasiaga pedoman ini 76), Pembina Prasiaga merancang
perlu dipelajari dan disosialisasikan oleh kegiatan Prasiaga sebagai berikut :
semua penyelenggara PAUD dan Waktu, Materi Kegiatan, Isi Kegiatan,
bermanfaat bagi semua pihak dalam usaha Komponen Kegiatan, Usia, Unsur Daya
meningkatkan karakter anak bangsa. Tarik Kegiatan, Lingkungan Kegiatan,
Prosedur Keselamatan, Fungsi Kegiatan,
3. METODE dan Tujuan Kegiatan. Selain itu ada
Penelitian ini menggunakan desain empat area pengembangan yang disusun
Educational Design Research (EDR). Ada untuk kegiatan prasiaga yaitu: Area
tiga tahap dalam EDR yaitu Analysis and Pengembangan Karakter meliputi Moral
Exploration, Design and Construction, Spiritual, Moral Budaya Bangsa, dan
dan Evaluation and Reflection. Namun Moral Individu. Lalu Area Pengembangan
penelitian ini tidak sampai pada tahap Fisik meliputi Kesehatan Fisik dan
terakhir karena terkendala dengan adanya Kekuatan Fisik. Selanjutnya Area
Coronovirus Disease-2019 (Covid 19) Pengembangan Kecakapan meliputi
sehingga peneliti tidak mengambil data ke Kecakapan Berpikir, Kecakapan Praktis
sekolah yang semula akan diujicobakan dan Kecakapan Bersosialisasi. Terakhir
pada anak kelompok B. Subjek dan Area Pengembangan Berbuat Kebaikan
sumber data penelitian merupakan meliputi Mencintai Diri Sendiri,
Kelompok B TK Laboratorium Mencintai Orang Lain dan Mencintai
Percontohan UPI Kampus Tasikmalaya. Lingkungan. Kegiatan Utama dalam
Teknik pengumpulan data yaitu Observasi, Prasiaga meliputi Pembukaan, Kegiatan
Wawancara, Dokumentasi, dan Expert Lingkaran, Kegiatan Tematis, Kegiatan
Judgement. Instrumen menggunakan Lapangan, Dongeng dan Penutup.
validasi ahli desain, untuk variabel Kegiatan Prasiaga ini bertujuan
rancangan rencana pelaksanaan latihan untuk mengenalkan nilai-nilai

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 253
kepramukaan kepada anak usia dini yang mereka temukan, apa yang mereka
melalui pengembangan karakter, fisik, belum mereka ketahui dan siswa
kecakapan, dan kemampuan berbuat diharapkan mampu bertindak dan
kebaikan guna menjadi warga negara menyelesaikan masalah yang ada di
Indonesia yang tangguh dan siap menjadi lingkunganya dengan kemampuan dirinya
bagian persaudaraan umat manusia di sendiri.
seluruh dunia yang saling menguatkan b. Studi Pendahuluan
dan hormat-menghormati satu sama lain. Dalam studi pendahuluan ke
Studi literatur dilakukan pada buku- lapangan, peneliti melakukan wawancara
buku, jurnal, peraturan pemerintah yang kepada guru pembina pramuka prasiaga
berkaitan dengan permainan edukatif TK Laboratorium Percontohan UPI
untuk memfasilitasi perkembangan anak Kampus Tasikmalaya. Wawancara ini
usia dini. Dari studi literatur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
dilakukan, peneliti menemukan solusi mengenai kebutuhan lapangan yakni
untuk pengembangan rancangan rencana pemilihan kegiatan tematis untuk
pelatihan pramuka prasiaga untuk rancangan rencana pelatihan pramuka
memfasilitasi sikap ilmiah. prasiaga yang tepat untuk memfasiitasi
Maka dari itu peneliti sikap anak Kelompok B dan hambatan
mengembangkan rancangan rencana dalam penyusunan rencana latihan
latihan pramuka prasiaga dikaitkan pramuka prasiaga untuk memfasilitasi
dengan sikap ilmiah karena Menurut sikap ilmiah anak..
Dasna (dalam Harso dkk, 2014, hlm. 2) Adapun hasil wawancara dengan
menyatakan bahwa “sikap ilmiah sangat Pembina Pramuka Prasiaga TK
penting dalam kehidupan bermasyarakat Laboratorium Percontohan UPI Kampus
karena dapat membentuk pribadi manusia Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
dalam melakukan pertimbangan yang Nama Narasumber : Sri Tati Anwar,
rasional pada saat mengambil suatu S.Pd.
keputusan.” Dan Menurut Harlen (dalam Jabatan : Pembina Pramuka
Bundu, 2006: 95) sikap ilmiah Prasiaga
mengandung dua makna, yaitu attitude Berdasarkan hasil wawancara
toward science dan attitude of science. dengan Pembina Pramuka Prasiaga,
Attitude toward science mengacu pada peneliti memperoleh informasi kegiatan
sikap terhadap sains dimana lebih pramuka prasiaga ini menanamkan sikap
menekankan sikap sebagai suatu cara ilmiah dengan pembelajaran diluar kelas
memandang dunia serta berguna bagi dibantu dengan alat permainan yang
pengembangan karir di masa yang akan sesuai dengan kegiatan tema sehingga
datang sedangkan sikap attitude of anak pun terstimulus untuk berpikir
science mengacu pada sikap yang melekat terbuka dan mau bereksplorasi. Namun
setelah mempelajari sains dimana Anak sulit fokus jika diluar sehingga
seperangkat sikap tersebut apabila diikuti kegiatan pramuka prasiaga ini
akan membantu proses pemecahan menggunakan metode teacher center.
masalah. Sikap ilmiah anak dapat Dengan menggunakan metode ini maka
dihasilkan melalui pembinaan, alokasi waktu kurang optimal karena
pembiasaan, dan pelatihan. Dengan sikap harus menyesuaikan dengan kondisi anak.
ilmiah yang tertanam dan berkembang Hal tersebut berpengaruh terhadap
dalam diri siswa, siswa diharapkan rencana pelatihan pramuka prasiaga
mampu bersikap peka terhadap karena literatur yang terbatas dan pihak
lingkungan, mampu mencari tahu apa kwarcab yang kurang optimal untuk

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 254
mensosialisasikan kegiatan pramuka keterampilan menjadi sangat penting.
prasiaga. Untuk itu penanaman sikap sejak dini
Peneliti pun melakukan wawancara harus dilakukan dengan mengembangkan
kepada pihak Kwarcab Kota Tasikmalaya. salah satu dimensi sains yaitu sikap
Adapun hasil wawancaranya adalah ilmiah. Maka peneliti mengembangkan
sebagai berikut : rancangan Rencana Latihan Prasiaga
Nama Narasumber : Drs. Eri Kustiaman, untuk memfasilitasi sikap ilmiah yang
M.Pd akan diterapkan kelompok B di Taman
Jabatan : Wakil Ketua Bidang Kanak-Kanak yaitu TK Percontohan
Humas, Laboratorium UPI Kampus Tasikmalaya.
Abdimas, dan Informatika Kwarcab Kota Berdasarkan analisis dan eksplorasi
Tasikmalaya masalah yang ditemukan di kelompok B
Berdasarkan hasil wawancara TK Laboratorium Percontohan UPI
dengan Wakil Ketua Bidang Humas, Tasikmalaya dan Kwarab Pramuka Kota
Abdimas, dan Informatika Kwarcab Kota Tasikmalaya peneliti merancang
Tasikmalaya, peneliti memperoleh pengembangan rancangan rencana
informasi kegiatan prasiaga merupakan pelaksanaan latihan pramuka prasiaga
penanaman karakter sejak usia dini untuk memfasilitasi sikap ilmiah anak
melalui pendidikan kepramukaan. Jadi usia dini kelompok B dengan melihat pula
prasiaga bukan bagian dari pramuka pada kebutuhan dilapangan.
hanya kegiatannya menanamkan nila-nilai Kesimpulannya bahwa Anak sulit
kepramukaan. Tentunya kegiatan tersebut fokus jika diluar sehingga kegiatan
disesuaikan dengan kegiatan tema yang pramuka prasiaga ini menggunakan
ada di PAUD. Untuk rancangan latihan metode teacher center sehingga anak
prasiaga, belum memiliki format tetap kurang optimal dalam berekspolarasi
secara nasional. Hanya saja untuk dengan dirinya sendiri dan berpengaruh
komponen pembuatan rancangan latihan terhadap pengembangan sikap ilmiahnya.
prasiaga sudah ditulis dalam Pedoman Dengan menggunakan metode ini maka
Prasiaga dan Buku Prasiaga karya Dr. H. alokasi waktu kurang optimal karena
Rd Mohamad Darojat Ali,S.IP., M.M., harus menyesuaikan dengan kondisi anak.
M.Si. Hal tersebut berpengaruh terhadap
c. Studi Dokumentasi rencana pelatihan pramuka prasiaga
Studi dokumentasi dilakukan denan karena literatur yang terbatas dan pihak
menganalisis Rancangan Rencana Latihan kwarcab yang kurang optimal untuk
Prasiaga yang dibuat oleh pembina mensosialisasikan kegiatan pramuka
pramuka. Pada dasarnya dalam prasiaga dan belum ada format secara
penyusunan Rencana Latihan Prasiaga nasional.
sudah sesuai namun ada beberapa Berdasarkan permasalahan tersebut,
komponen yang belum ada dalam peneliti menemukan dasar kebutuhan
Rencana Latihan Prasiaga dan kegiatan akan perlunya merancang rencana
yang dilakukan sudah sudah pelaksanaan latihan pramuka prasiaga
memunculkan sikap ilmiah namun kurang untuk memfasilitasi sikap ilmiah sesuai
optimal dalam pelaksanaannya karena dengan pedoman prasiaga mengenai
waktu yang tidak kondusif. komponen utama dalam rencana
Maka kesimpulan dari tahapan ini pelaksanaan pramuka prasiaga dengan
bahwa kegiatan prasiaga bukan hanya mengembangkan sikap ilmiah, seperti
untuk pengetahuan tapi juga yang diungkapkan oleh Dasta (2012)
mengembangkan aspek sikap dan (dalam Yunita dan Fakhruddin, t.t, hlm.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 255
3) menyatakan bahwa “siswa yang 6. SARAN
mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan Penelitian ini perlu disempurnakan
memiliki kelancaran dalam berpikir sesuai dengan tahapan metode EDR
sehingga akan termotivasi untuk selalu karena terkendala adanya Corona Virus
berprestasi dan memiliki komitmen yang Disease-2019 (Covid-19) untuk
kuat untuk mencapai keberhasilan dan pengembangan rancangan rencana
keunggulan.” pelaksanaan latihan prasiaga serta untuk
memfasilitasi sikap ilmiah anak usia dini
5. KESIMPULAN kelompok B.
Kegiatan prasiaga salah satu
tujuannya yaitu membentuk karakter DAFTAR PUSTAKA
melalui nilai-nilai kepramukaan. Hal ini Carin, A. A. 1997. Teaching Science
dapat dibuktikan dengan penelitian yang Though Discovery Eight Edition.Merrill
relevan bahwa kegiatan pramuka dapat Publishing Co:Colombus, Ohio
membentuk karakter siswa dengan nilai- Depdiknas”Undang-undang Republik
nilai kepramukaan. Pembentukan karakter Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang
ini sama dengan salah satu dimensi sains Sistem Pendidikan Nasional”Jakarta :
yaitu sikap ilmiah. Depdiknas, 2003.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Depdiknas”Permendikbud RI No 146
disimpulkan bahwa dasar kebutuhan akan Tahun 2014 Pasal 1 tentang Kurikulum
perlunya merancang rencana pelaksanaan 2013 PAUD”Jakarta : Depdiknas, 2013.
latihan pramuka prasiaga untuk Ferdi. 2017. Pengembangan Instrumen
memfasilitasi sikap ilmiah sesuai dengan Penilaian Sikap Ilmiah Sains Siswa
pedoman prasiaga mengenai komponen Sekolah
utama dalam rencana pelaksanaan Dasar (SD) Berbasis Pendidikan
pramuka prasiaga dengan Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan
mengembangkan sikap ilmiah, seperti IPA (JPPIPA). 3(2):101
yang diungkapkan oleh Dasta (2012) Hendracipta, Nana. 2016. Menumbuhkan
(dalam Yunita dan Fakhruddin, t.t, hlm. 3) Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar
menyatakan bahwa “siswa yang Melalui Pembelajaran Ipa Berbasis
mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan Inkuiri. JPSD. 2(1). hlm 112
memiliki kelancaran dalam berpikir Mulyasa .(2012). Manajemen
sehingga akan termotivasi untuk selalu PAUD.Bandung : Remaja Rosdakarya
berprestasi dan memiliki komitmen yang Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran
kuat untuk mencapai keberhasilan dan PAUD.Remaja Rosdakarya Offset:
keunggulan.” Bandung
Dengan demikian, dapat Nugraha, A. (2008). Pengembangan
disimpulkan bahwa rancangan rencana Pembelajaran Sains pada Anak Usia
pelaksanaan latihan pramuka prasiaga Dini. Jakarta: JILSI Foundation.
disesuaikan dengan komponen utama Shinta, R., Khumaedi. 2015. Pengaruh
dalam pembuatan rencana pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Praktikum
latihan pramuka prasiaga dan terhadap Pengembangan Sikap Ilmiah
dikembangkan untuk memfasilitasi sikap Siswa Kelas XI IPA SMA Islam
ilmiah Sudirman Ambarawa. Physic Education
Journal. 4(1). hlm 1

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 256
Syima, Sunanih. 2017. Kemampuan
Membaca Huruf Abjad Bagi Anak Usia
Dini Bagian Dari Perkembangan
Bahasa. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. 1(1). hlm 2-3
Ali, Mohammad Darojat. 2020. Prasiaga.
Sleman: Deepublish.
Samawota, Usman. 2010. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: PT
Indeks Puri Media.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.4 No. 2, Desember 2020 page 242-257 Page 257

Anda mungkin juga menyukai