Anda di halaman 1dari 6

Anakta

anaktajurnal@gmail.com

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK MELALUI MEDIA


PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI RA UMDI AL-IHSAN PAREPARE
Tien Asmara Palintan1, Sri Mulianah2, Hariska3
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Parepare
tienasmarapalintan@iainpare.ac.id
srimulianah@iainpare.ac.id
hariska@iainpare.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan kosentrasi anak dengan
menggunakan media Puzzle. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan studi kasus dalam pengumpulan data. Adapun metode
pengumpulan dan pengelolaan data yaitu menggunakan metode observasi, dokumentasi dan
wawancara. Hasil dari penelitian yaitu dengan menggunakan media puzzle kemapuan
konsentrasi anak meningkat, dimana seorang pendidik menggunakan metode bermain sambil
belajar agar anak dapat berkonstrasi dan dapat melatih kesabaran anak dalam menyusun
media puzzle.

Kata Kunci : Konsentrasi, Anak Usia Dini, Dan Media Puzzle

Abstract
The purpose of this research is to improve children's concentration ability by using puzzle
media. This research method is a qualitative research method using a case study approach in
data collection. The methods of collecting and managing data are using observation,
documentation and interview methods. The results of the study are by using puzzle media the
ability to concentrate on children increases, where an educator uses the method of playing
while learning so that children can concentrate and can train children's patience in compiling
puzzle media.

Keyword: Concentration, Childhood, and Puzzle Media

Pendahuluan aspek perkembangan anak yaitu kognitif.


Perkembangan kognitif merupakan suatu
Ada lima aspek perkembangan perkembangan yang memiliki tahapan
pada anak usia dini salah satunya ialah sesuai dengan rentang usia. Kognitif
aspek perkembangan kognitif (Sumiyati. memilik keahlian yang penting pada
2018). Pada masa tersebut proses pertumbuhan dan perkembangan anak
pertumbuhan dan perkembangan dari yang memiliki beberapa faktor yang
beberapa aspek yang mengalami masa termasuk rentang perhatian. Rentang
yang pesat dalam jangkauan perhatian merupakan jumlah waktu yang
perkembangan kehidupan anak, salah satu diperoleh oleh anak agar dapat fokus

87
dalam melakukan sesuatu. Rentang bermain sambil belajar. Alat permaian
perhatian pada anak disebabkan dari edukatif atau APE merupakan permainan
berbagai faktor, terkait lambatnya sistem yang dapat merangsang otak dan
perkembangan saraf, faktor lingkungan, menciptakan kreativitas, memberikan
dan lain sebagainya (Pratiwi & Asi’ah, pembelajaran yang menyenangkan serta
2022). melatih konsentrasi anak (Samsudin,
2008). Dengan aktivitas bermain anak
Pekambangan kognitif berfokus mendapatkan berbagai macam terkait
pada kemampuan berpikir, pemecahan kehidupan di lingkungan sekitarnya,
masalah, rasional dan mengingat. dengan bermain anak bisa
Perkembangan kognitif berkaitan langsung mengembangkan kemampuan yang
pada perkembangan kemampuan lainnya dimilikinya, oleh karena itu bermain
terkait komunikasi, motorik, sosial,emosi sambil belajar iamah aktivitas yang
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri menyenangkan untuk anak dan dapat
selain itu kognisi seseorang dapat melatih konsentrasi anak (Apriani,. Dkk,
meningkatkan secara bertahap mulai lahir 2020)
hingga proses interaks anak pada
lingkungan sekitarnya (Basri, 2018). Konsentrasi merupakan bagaimana
Perkembangan kognitif umumnya seseorang dapat fokus untuk melaksanakan
berhubungan dengan masa perkembangan sesuatu sampai tugasnya selesai dengan
motorik. Perkembangan kognitif bisa tepat waktu yang ditetapkan, anak yang
membuat bagaimana saya pikir bisa mempunyai konsentrasi baik, anak
berkembang dan berfungsi, sehingga bisa gampang mempelajari sesuatu dan dapat
berpikir. Perkembangan kognitif mengingat sesuatu yang telah
merupakan suatu proses dimana seorang dipelajarinya. Sebaliknya jika anak
anak bisa mengembangkan keterampilan mempunyai konsentrasi yang kurang,
untuk menerapkan ilmu pengetahuannya. maka anak belum mampu menyelesaikan
Kognitif ialah fungsi mental yang terdiri tugasnya dengan tepat waktu dan hasil
dari tanggapan, ide, simbol, pikiran dan yang didapatkan dapat dikatakan kurang
pemecahan masalah. Istilah kognisi dapat baik (Nusufi, 2016). Adapun contoh anak
dikatakan sebagai suatu pikiran bagaimana yang tidak konsentrasi di dalam kelas
manusia menghambat pengetahuan yang seperti anak suka mengganggu temannya
terkait pada dunia dan cara saat belajar, anak asik sendiri dengan
mengorganisasikan pengelaman mereka, dunianya dan lain sebagainya. Untuk itu
pengembangan kognitif anak dapat melatih seorang pendidik menerapkan salah satu
konsentrasi anak (Filtri & Sembiring, metode belajar yaitu belajar sambil
2018) bermain dalam proses pembelajaran.
Adapun penyebab kurangnya konsentrasi
Ada beberapa metode yang dapat anak ialah anak merasa lelah, lapar,
diterapkan dalam melatih konsentrasi anak memiliki keinginan untuk melaksanakan
salah satunya adalah metode bermain. sesuatu, selalu mengharapkan orang lain
Metode bermain ialah suatu aktivitas yang dan lain sebagainya. Untuk itu sebagai
baik yang bisa mengembangkan orang tua dan guru harus memperhatikan
kemampuan keterampilan anak yang sudah penyebab kurangnya konsentrasi anak saat
diterapkan pada kurikulum. Dengan melaksanakan kegiatan proses belajar
bermain anak bisa mendapatkan dan (Manurung & Simatupang, 2019). Untuk
membuat informasi belajar terkait hal-hal melatih konsentrasi dan minat anak
yang ada dan dapat melatih keterampilan dibutuhkan media yang dapat menarik
anak yang ia miliki. Dengan bermain konsentrasi anak. Adapun media yang bisa
dapat menyesuaikan perkembangan anak digunakan untuk membuat anak tertarik
dari segi belajar sambil bermain dan

88
dalam mengikuti proses pembelajaran menjelaskan materi pembelajaran,
ialah media puzzle. kurangnya fokus anak mengikuti proses
pembelajaran dan menyukai bermain
Media puzzle berasal dari bahasa sendiri. Untuk itu pentingnya media
inggris ialah bongkar pasang. Menurut pembelajaran yang dapat menarik minat
Yulianti l media puzzle merupakan media anak dalam melakukan proses
yang tidak asing lagi bagi anak, karena pembelajaran. Sehingga peneliti tertarik
biasanya anak-anak lebih menyukai untuk meneliti terkait “Meningkatkan
menyusun dan mencocokkan “bentuk” dan Kosentrasi Anak Melalui Media Puzzle
“tempatnya”. Anak akan lebih menyukai Kelompok B Di Ra Umdi Al-Ihsan
permainan Puzzle karena permainana Parepare”.
tersebut memiliki berbagai macam gambar
yang menari atau unik. Media puzzle METODE
merupakan suatu gambar yang terbagai
menjadi potongsn-potongan gambar Metode penelitian yang dipakai
oleh peneliti ialah metode kualitatif dengan
dengan tujuan untuk melatih daya pikir,
melatih kasabaran, dan lain sebagainya. pendekatan study kasus, adapun metode
pengumpulan dan pengolahan data yaitu
Selain itu dengan memakai media puzzle
kemampuan kognitif anak dapat tercapai observasi, wawancara dan dokumentasi.
seperti mengelompokkan benda sesuai Maka diuruaikan sebagai berikut :
dengan warna, bentuk dan ruang, Pendekatan dan jenis penelitian
mengelompokkan benda sesuai dengan
kelompoknya masing-masing atau 1. Metode kualitatif yaitu metode
kelompok yang memiliki pasangan dengan yang dilakukan bersifat alamih
dua variasi dan kemampuan untuk berfikir dan data yang diperoleh bersifat
dalam menyelesaikan masalah deskriptif (Adhimah, 2020)
(Mahardika,. Dkk, 2013). Menurut Nisa 2. Studi kasus ialah suatu proses
media Puzzle dapat mengembangkan untuk mencari kejadian
solidaritas, dapat membangun kerja sama kontemporer suatu kehidupan
antara anak. Dengan menggunakan media yang benar.
Puzzle anak dapat berfikir bagaimana cara Pengumpulan data dan pengolaan
menyusun potong -potongan gambar data
tersebut hingga menjadi gambar yang utuh.
Selain itu media Puzzle dapat mengasah 1. Observasi ialah teknik untuk
kesabaran anak dan melatih konsentrasi mendapatkan data dengan cara
anak dalam melakukan kegiatan bermain mencermati secara langsung
(Riadi & Supriyono, 2014). sebuah fenomen khusus yang
mempunyai tujuan untuk
Berdasarkan hasil observasi selama mendapatkan berbagai
Praktik Pengalaman Lapangan yang telah penjelasan pada suatu fenome
dilakukan di Ra Umdi Al-Ihsan Parepare tersebut (Harikonto, 2006) .
peneliti menemukan masalah tentang 2. Wawancara merupakan teknik
kosentrasi anak. dapat dilihat secara untuk pengumpulan data dengan
langsung faktor penyebab kesulitan narasumber dengan cara
konsentrasi anak karena kurangnya minat menggunakan metode tanya
anak dalam mengikuti proses jawab ( Hadi, 2014)
pembelajaran. Kurangnya minat anak
dalam mengikuti proses pembelajaran
dapat dilihat pada anak tidak mampu 3. Dokumentasi merupakan
menyelesaikan tugasnya, tidak teknik pengumpulan data
memperhatikan guru pada saat

89
terkait perisitiwa tersebut, Menurut Rosdijati. Adapun
dokumentasi bebentuk seperti manfaat media puzzle antara lain :
rekaman dan foto. Pertama, dapat melatih konsentrasi,
ketelitian dan kesabaran pada anak. Kedua,
Melatih motorik halus anak, anak
HASIL DAN PEMBAHASAN membandingkan potongan -potongan
Konsentrasi ialah memusatkan puzzle dan mengurutkannya hingga
perhatian pada proses perubahan kelakuan menjadi sebuah gambar yang utuh. Ketiga,
yang mengutarakan suatu hal dengan memperkuat daya pikir. Keempat,
gambaran keterampilan, penggunaan dan memperkenalkan anak dengan konsep
penilaian terkait sikap dan nilai-nilai, ilmu hubungan. Kelima memilih gambar atau
dan keterampilan dasar dari berbagai bentuk, bisa mengasah daya pikir
bidang studi. Selain itu konsentrasi metamatis anak dengan memakai otak
merupakan bekal pertama untuk anak bagian kiri (Novianti, 2017).
untuk memperoleh materi belajar serta
Dari kegiatan Praktik Pengalaman
dapat menggambarkan indikator
Lapangan peneliti melakukan penelitian
kesuksesan dalam melakukan proses
terkait media puzzle. Cara bermain
pembelajaran. Salah satu aktivitas yang
puzzle yaitu anak diperkenalkan berbagai
dapat digunakan untuk meningkatkan
macam hewan dalam menggunaka
konsentrasi anak ialah dengan
permainan puzzle seperti ayam, gaja, ikan
mengembangkan keterampilan dalam
dan kuda, guru menjelaskan aturan dalam
mengambil keputusan pada saat proses
permainan, sebelum permainan dimulai
pembelajaran, dengan mengembangkan
guru membagi kelompok, satu kelompok
keterampilan dalam mengambil keputusan
terdiri dari 2 orang, setelah itu guru
dalam proses pembelajaran ini anak akan
memberikan contoh cara bermain puzzle,
aktif untuk membangun ilmu pengetahuan
kemudian anak memulai permainan puzzle
yang dimiliki, Sehingga anak dapat
tersebut, anak berdiri di tempat garis star
fokus/konsentrasi mengenai sesuatu yang
apabila guru memberikan aba-aba 1 2 3
dipelajarinya (Aviana & Hidayah, 2015).
anak berlari, lalu menyusun puzzle sesuai
Untuk itu untuk melatih konsentrasi anak
dengan bentuknya.
dapat dilakukan dengan menggunakan
media Puzzle Adapun indikator keberhasilan
konsentrasi yaitu pertama, merespon
Media puzzle ialah media
materi yang diajarkan. Kedua,
pembelajaran yang bisa merangsang
Menggunakan gerakan anggota badan
keterampilan kognitif anak yang
yang tepat sesuai dengan petunjuk guru.
memainkan media puzzle dengan cara
Ketiga, mampu mengaplikasikan
bongkar pasang kepingan puzzle sesuai
pengetahuan yang diperoleh. Keempat,
dengan bentuknya. Menurut Yudha puzzle
berminat terhadap mata pelajaran yang
sebuah gambar yang di bagi menjadi
dipelajari. Kelima, mampu mengemukakan
bagian-bagian gambar yang mempunyai
ide/pendapat (Satyani & Ismah, 2018)
tujuan untuk melatih daya pikiran, melatih
anak untuk bersabar dan melatih Adapun hasil dari permainan
kemampuan berbagi (Khomsoh & puzzle melalui metode bermain sambil
Gregorius, 2013). Medis puzzle ialah belajar ialah dapat meningkatkan
permainan yang dapat mengembangkan kosentrasi anak. hal ini sesuai dengan
keterampilan kognitif, bahasa, fisik indikator konsentrasi yaitu indikator
motorik, sosial emosional dan kreativitas pertama, merespon materi yang diajarkan,
anak dimana anak bisa bermain sambil dimana saat melakukan kegiatan
belajar (Sadrawati., Dkk, 2019) pembelajaran anak dapat merepon materi

90
yang diajarkan saat anak menggunakan Fri Corina Sadrawati, Martini Jamaris,
media puzzle seperti apa bila guru dan Asep Sumpena. 2019. Meningkatkan
memberikan pertanyaan terkait nama Kemampuan Konsentrasi Anak ADHD
hewan, jumlah kakinya dan lainnya (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
sebagainya. Indikator kedua yaitu Usia 5-6 Tahun Dengan Menggunakan Alat
Menggunakan gerakan anggota badan Permainan Edukatif (APE) Dan Berbasis
yang tepat sesuai dengan petunjuk guru, Modifikasi Perilaku (Mix Method Research
dimana anak menggunakan anggota di TK Islam PB. Soedirman). Jurnal
badannya dalam menyusun puzzle seperti Vesipena : 10 (10) : 129
anak menggunakan tangan dan kaki dalam
menyusun puzzle seperti apabila guru Hasan Basri. 2018. Kemampuan
memberikan aba-aba 1 2 3 anak akan Kognitif Dalam Meningkatkan Efektivitas
berlari untuk menyusun puzzle. Indikator Pembelajaran Ilmu Sosial Bagi Siswa
ketiga yaitu mampu mengaplikasikan Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
pengetahuan yang diperoleh seperti Pendidikan : 18 (1) : 2
dimana anak sudah mampu mengenal Maemun Nusufi. 2016. Melatih
macam-macam hewan (ayam, kuda, gaja Konsentrasi Dalam Olaraga. Jurnal Ilmu
dan ikan) dan mengetahui warna hewan Keolaragaan : 15(1) : 61
tersebut dan dapat mengetahui hewan yang
mempunyai kaki empat, dua dan hewan Mahardikha,. M. Asrori dan Desni
yang tidak mempunyai kaki. Indikator Yuniarni. 2013. Permainan Edukatif
keempat berminat terhadap mata pelajaran Dengan Media Puzzle Mengembangkan
yang dipelajari, dimana anak tertarik dan Kemampuan Kognitif Anak Usia 4-5
senang dalam melakukan kegiatan bermain Tahun TK Islamiyah. Jurnal Pendidikan
puzzle. Indikator kelima yaitu mampu dan Pembelajaran : 2(10) : 2
mengemukakan ide/pendapat seperti anak
mengungkapkan perasaan bahagia dan Mariana Putri Manurung &
senang selama proses menyusun puzzle Dorlince Simatupang. 2019. Meningkatkan
Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Penggunaan Metode bercerita di Tk ST
Theresia Binjai. Jurnal Usia Dini : 5(1):
KESIMPULAN 60. E-ISSN: 2502-7239. P-ISSN: 2301-
Berdasarkan permasalahan anak 914x
terkait kesulitan untuk berkonsentrasi
untuk itu pendidik menggunakan metode Muh Eko Riadi & Supriyono.
bermain sambil belajar dengan 2014. Penggunaan Media Puzzle Untuk
menggunakan media puzzle. Media puzzel Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
merupakan alat permainan edukatif yang Tema Lingkungan Kelas ll SDN
dapat meningkatkan kemampuan Jajartunggal lll Surabaya. Jurnal
konsentrasi , melatih daya ingat dan Penelitian Pendidikan Guru Sekolah
melatih kesabaran anak dalam menyusun Dasar : 2(2) : 2
potong-potongan gambar menjadi gambar Nita Apriyani,. Hibana,. dan Susilo
yang utuh. Dengan menerapkan kegiatan Suhrahman. 2020. Metode Bermain dalam
belajar sambil bermain seorang pendidik Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal
dapat menciptakan suasana belajar yang Pendidikan Islam Anak Usia Dini : 5(2) :
menyenangkan dan dapat menarik minat 128. ISSN 2654-9476, ISSN2581-2793
anak dalam mengikuti pembelajaran.
Mutia Rahma Setyani & Ismah.
DAFTAR PUSTAKA 2018. Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar
Siswa Dalam Proses Pembelajaran

91
Matematika Ditinjau Dari Hasil Belajar. Siodarjo). Jurnal Pendidikan Anak : 9(2) :
Vol. 01. No. Hal. 76. P-ISSN: 2476-8898. 59
E-ISSN: 2477-4812
Pupung Rahayu Novianti. 2017.
Ria Aviana & Fitria Fatichatul Penerapan Media Puzzle Dalam
Hidayah. 2015. Pengaruh Tingkat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada
Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya Siswa Kelas lll 2 Paseh Kecematan Paseh
Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan
Kimia Di SMA Negeri 2 Batang. Jurnal Anak Usia Dini : 1(1) : 51
Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang : 3(1) : 30
Rosiana Khomsoh & Jandut
Gregorius. 2013. Penggunaan Media
Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar.
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar :1(2) : 1
Samsudin. 2008. Pembelajaran
Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
LITERA PREDANA MEDIA GROUP

Shelly Pratiwi & Yli Nur Asi’ah.


2022. Meningkatkan Kosentrasi Belajar
Anak Usoa Dini Melalui Kegiatan
Menjahit. Jurnal Anaking : 01(01) : 1
Suharsimi Harikonto, Prosedur
Penelitian Pendekatan Politik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006). H.83
Sumiyati. 2018. Mengenal
Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Usia Dini. Jurnal Al Athfal : 1(1) : 35
Sutrisno Hadi. Metodologi
Research, ed,rev, (Joyjakarta:Andi, 2014),
h. 218
Syaiful Adhimah. 2020. Perang
Orang Tua Dalam Menghilangkan rasa
Canggung Anak Usia Dini (Studi Kasus
Di Desa Karambong Rt.06 Rw.02 Gudang–

92

Anda mungkin juga menyukai