Anda di halaman 1dari 10

Media Dan Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini

1
Herlin Yuliana Sari, Sasmiati, Riswandi
1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Email :yulianaherlin@rocketmail.com
No. Hp: 081541506195

The problem in this research was children creativity that has not developed optimally. The
research aimed to determine the correlation between media and children creativity
development. This research was quantitative with correlational methode. The population
were 198 children in RA Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung. The sample were 30
children, with proposive sampling technique. Data were collected by using observation to
obtain primary data and documentation to complement the secondary data. The data was
analyzed by spearman rank correlation. The research showed that there was a
significant correlation between media and children creativity development. Therefore,
media development can help stimulate children creativity.

Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah kreativitas anak belum berkembang
secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media
dengan pengembangan kreativitas anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
yang bersifat korelasional. Populasi penelitian adalah anak di RA Ismaria AL-Qur’aniyyah
Bandar Lampung berjumlah 198 anak. Adapun sampel yang diambil sebanyak 30 anak,
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan observasi guna memperoleh data primer dan dokumentasi untuk
melengkapi data sekunder, sedangkan data dianalisis dengan menggunakan analisis
korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat
kuat antara penggunaan media dengan pengembangan kreativitas anak usia dini. Oleh
sebab itu, penggunaan media perlu lebih ditingkatkan guna membantu menstimulasi
perkembangan kreativitas anak usia dini.

Kata kunci : media pembelajaran, kreativitas, anak usia dini

PENDAHULUAN Dalam upaya membantu


pertumbuhan dan perkembangan anak,
Anak usia dini merupakan usia maka semua aspek perkembangan
emas (the golden age) yang sangat memerlukan stimulasi yang tepat, baik
potensial untuk melatih dan aspek moral agama, bahasa, fisik
mengembangkan berbagai potensi motorik, kognitif, sosial emosional
kecerdasan yang dimiliki anak. Hal ini maupun seni, sehingga dengan
dijelaskan dalam Peraturan Menteri stimulasi yang tepat diharapkan anak
Pendidikan dan Kebudayaan Republik akan berkembang potensinya secara
Indonesia Nomor 137 tahun 2014 optimal, termasuk pengembangan
tentang Standar Nasional Pendidikan kreativitasnya, mengingat kreativitas
Anak Usia Dini Bab 1, pasal 1, butir 10, merupakan kemampuan seseorang
menyatakan bahwa pendidikan anak untuk melahirkan sesuatu yang baru,
usia dini adalah upaya pembinaan yang baik berupa gagasan maupun karya
ditujukan kepada anak sejak lahir nyata yang relatif berbeda dengan apa
sampai usia 6 (enam) tahun yang yang telah ada (Rachmawati dan
dilakukan melalui pemberian Kurniati, 2010).
rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan Kreativitas telah diidentifikasi
perkembangan jasmani dan rohani agar sebagai tujuan pendidikan utama dan
anak memiliki kesiapan dalam keterampilan penting abad ke-21 yang
memasuki pendidikan lebih lanjut. harus didukung di sekolah (Chan &
Yuen, 2014). Wagner (Richardson &
Mishra, 2017) mengatakan bahwa para
ilmuwan dan pendidik sama-sama pembelajarannya kurang menarik dan
menekankan pentingnya mempersiap- bermakna bagi anak.
kan siswa untuk masa depan yang akan
menuntut pemecahan masalah dan Atas dasar hal tersebut, maka
pemikiran kreatif yang kompleks. dalam upaya untuk mengembangkan
Robinson (Richardson & Mishra, 2017) kreativitas anak usia dini, hendaknya
mengatakan bahwa masa depan anak diberi kesempatan untuk
peradaban kita tergantung pada mengalami sendiri apa yang harus
kemampuan kreatif orang muda dan dilakukan dengan memanfaatkan media
bahwa salah satu hal terpenting yang yang ada di lingkungan sekitar anak. Hal
dapat kita lakukan di sekolah adalah ini sebagaimana yang dikemukakan
kreativitas yang mendorong. Steiner (Yus, 2011) bahwa anak
berkembang melalui pengalaman dan
Oleh sebab itu, kreativitas penting proses berfikir. Hal senada juga
untuk dikembangkan sejak usia dini, Hal dikemukakan Montolalu (2009) bahwa
ini sebagaimana yang diungkapkan untuk menumbuhkembangkan
Munandar (Montolalu, 2009) bahwa kreativitas, rasa ingin tahu dan daya
melalui kreativitas, anak dapat khayal maka hendaknya anak diberi
merealisasikan kemampuan kesempatan untuk berekespresi dalam
mewujudkan diri, kemampuan mengembangkan ide dan gagasannya,
memecahkan masalah, dapat sehingga memunculkan inisiatif dan
memberikan kepuasan kepada individu imajinasi pada diri anak. Dengan
maupun kemampuan dalam demikian, peranan media yang ada di
meningkatkan kualitas hidup. sekitar anak sangatlah penting sebagai
upaya untuk membantu menstimulasi
Meskipun kreativitas sangat pengembangan kreativitas anak,
penting bagi anak usia dini, namun mengingat melalui interaksi dengan
berdasarkan pengamatan yang media, anak akan memiliki banyak
dilakukan pada anak usia 5-6 tahun di pengalaman dengan melakukan
RA Ismaria Al-Quraniyyah Bandar eksplorasi terhadap media yang ada di
Lampung menunjukkan bahwa pada sekitar anak.
umumnya kreativitas anak belum
berkembang secara optimal. Hal ini Melalui media, anak bisa
terlihat masih banyaknya anak yang berimajinasi dan berinovasi sehingga
belum bisa mengekspresikan ide dan memunculkan inisiatif dan proses berfikir
gagasannya dalam bentuk karya yang dalam upaya memecahkan masalah
dibuat. Jika diberi tugas, anak merasa yang dihadapi. Oleh sebab itu, fungsi
kebingungan tidak tahu apa yang harus media sangatlah penting, menurut
dilakukan, sehingga jika tidak ada Rusman (2012) fungsi media yaitu
contoh yang diberikan, maka anak tidak sebagai alat bantu dalam proses
bisa melakukan apa-apa. Kondisi pembelajaran, sebagai komponen dari
tersebut disebabkan karena dalam subsistem pembelajaran, sebagai
pembelajaran, guru jarang memberikan pengarah dalam pembelajaran,
kesempatan kepada anak untuk membangkitkan perhatian dan motivasi
mengembangkan kreativitasnya melalui anak serta meningkatkan hasil dari
kegiatan yang dilakukan anak. Kegiatan proses pembelajaran. Melalui media,
pembelajaran lebih banyak di dominasi anak akan mudah mengingat, melihat,
oleh tugas-tugas akademik yang harus mempraktekkan pengalaman-
dikerjakan anak, seperti membaca, pengalaman yang nyata dalam kegiatan
menulis, dan berhitung yang berupa pembelajaran, sehingga dapat
lembar kegiatan siswa, bahkan dalam menstimulasi perkembangan kreativitas
pembelajaran guru jarang menggunakan anak dalam membantu
media, sehingga anak jarang mengekspresikan ide/ gagasan,
berinteraksi dengan media berimajinasi, bereksplorasi, dan
pembelajaran, jika ada media yang berkreasi dengan berbagai kegiatan.
digunakan, itu pun hanya dipegang oleh
guru, sehingga sudah sewajarnya jika Melalui media anak akan belajar
anak menjadi bosan, karena dengan memanfaatkan benda-benda
yang ada di sekitar. Menurut Arsyad instrumen panduan observasi untuk
(2010) penggunaan media yaitu memperoleh data tentang aktivitas anak
penggunaan alat yang secara nyata dalam menggunakan media dan
digunakan dari lingkungan yang dapat pengembangan kreativitasnya.
merangsang anak untuk belajar. Dengan
penggunaan media anak akan mudah Terdapat lima aspek yang dinilai
mengingat, melihat, mempraktekkan pada variabel penggunaan media antara
sehingga mereka memiliki pengalaman- lain: (i) aktivitas mencari benda yang
pengalaman yang nyata dalam kegiatan akan digunakan saat kegiatan
pembelajaran. Selain itu, lingkungan pembelajaran, (ii) aktivitas memilih
yang kondusif dapat merangsang mental benda yang akan digunakan saat
kreativitas anak sehingga membantu kegiatan pembelajaran, (iii) aktivitas
anak mengekspresi-kan idenya, menentukan benda yang akan
berimajinasi, bereksplorasi, dan digunakan saat kegiatan pembelajaran,
berkreasi dengan berbagai kegiatan. (iv) aktivitas menggunakan benda saat
kegiatan, (v) aktivitas dalam
Hal tersebut sejalan dengan menyelesaikan tugas yang diberikan.
penelitian Ulfa (2014) yang berjudul Sementara itu, pada variabel
upaya meningkatkan kreativitas anak pengembangan kreativitas terdapat lima
melalui kegiatan mengecap dengan aspek yang dinilai, yaitu: (i) kemampuan
media bahan alam. Hasil penelitian merancang karya yang dibuat, (ii)
menunjukkan bahwa kreativitas anak kemampuan memilih bahan yang akan
mengalami peningkatan setelah digunakan untuk membuat karya, (iii)
menggunakan media bahan alam. kemampuan menggunakan cara yang
Sejalan dengan penelitian diatas yang akan digunakan untuk mengerjakan
dilakukan oleh Devi (2015) yang suatu karya, (iv) kemampuan membuat
berjudul peningkatan kreativitas melalui karya, (v) kemampuan memberi nama
kegiatan kolase menunjukkan bahwa pada karya yang dibuat.
kreativitas anak mengalami peningkatan
setelah diberikan kegiatan kolase Adapun kriteria penilaian pada
menggunkan bahan kertas, bahan alam, penggunaan media yakni (Ya) diberi
dan bahan buatan. skor 1 dan (Tidak) diberi skor 0. Ya
denga skor 1, anak melakukan aktivitas
Atas dasar hal tersebut maka dari mencari benda yang akan digunakan
penelitian ini bertujuan yaitu untuk saat kegiatan pembelajaran, anak
mengetahui hubungan antara melakukan aktivitas memilih benda yang
penggunaan media dengan akan digunakan saat kegiatan
pengembangan kreativitas anak pembelajaran, anak melakukan aktivitas
kelompok B di RA Ismaria menentukan benda yang akan
Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung. digunakan saat kegiatan pembelajaran,
anak melakukan aktivitas menggunakan
METODE benda saat kegiatan pembelajaran, anak
melakukan aktivitas dalam
Penelitian ini merupakan menyelesaikan tugas yang diberikan.
penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional dengan analisis data Tidak dengan skor 0, anak tidak
korelasi. Subyek penelitian adalah anak melakukan aktivitas mencari benda yang
usia 5-6 tahun di RA Ismaria Al- akan digunakan saat kegiatan
Quraniyyah Bandar Lampung, pembelajaran, anak tidak melakukan
sedangkan sampel diambil sebanyak 30 aktivitas memilih benda yang akan
anak dengan menggunakan teknik digunakan saat kegiatan pembelajaran,
purposive sampling sesuai dengan anak tidak melakukan aktivitas
tujuan penelitian. menentukan benda yang akan
digunakan saat kegiatan pembelajaran,
Pengumpulan data penelitian dilakukan anak tidak melakukan aktivitas
dengan menggunakan metode menggunakan benda saat kegiatan
observasi dan dokumentasi. Untuk pembelajaran, anak tidak melakukan
melakukan observasi digunakan aktivitas dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan. Kemudian dikonversikan
menjadi persen. Hasil perhitungan Tabel 1. Data penggunaan media
tersebut dikategorikan menjadi 4 berdasarkan aspek yang
kategori, yaitu SA (sangat aktif), A dinilai
(aktif), KA (kurang aktif), TA (tidak aktif). No Aspek Yang Dinilai Kriteria n %
1 Aktivitas mencari Ya 24 80.00
benda yang akan
Sedangkan kriteria penilaian pada digunakan saat Tidak 6 20.00
pengembangan kreativitas yakni (ST) kegiatan
Sangat Tinggi dengan skor 4, rancangan pembelajaran
karya yang dibuat berbeda dengan 2 Aktivitas memilih Ya 27 90.00
benda yang akan
temannya, bisa memilih bahan sendiri digunakan saat Tidak 3 10.00
tanpa dibimbing guru, jelas dan sesuai kegiatan
dengan karya yang dibuat, bisa pembelajaran
mengerjakan sendiri dan selesai dengan 3 Aktivitas Ya 23 76.67
menentukan
tepat waktu, karya yang dibentuk benda yang akan Tidak 7 23.33
berbeda dengan temannya, nama yang digunakan saat
diberikan sangat spesifik dan unik. (T) kegiatan
Tinggi dengan skor 3, rancangan karya pembelajaran
4 Aktivitas Ya 28 93.33
yang dibuat masih meniru dan tanpa
menggunakan
dibimbing guru, bisa memilih bahan benda saat Tidak 2 6.67
sendiri tapi masih bertanya dengan guru kegiatan
ketika memilih bahan, bisa mengerjakan 5 Aktivitas dalam Ya 21 70.00
sendiri tanpa dibantu, karya yang menyelesaikan
tugas yang Tidak 9 30.00
dibentuk masih meniru tanpa dibimbing diberikan
guru, nama yang dibuat sudah sesuai. Keterangan :
Ya =1
Sedang (S) dengan skor 2, Tidak = 0
rancangan karya yang dibuat masih
meniru dan dibimbing guru, bahan yang Adapun hasil distribusi dengan
dipilih masih diambilkan teman bukan menggunakan rumus interval diperoleh
diri sendiri, bisa mengerjakan jika nilai tertinggi 14 dan nilai terendah
dibantu, karya yang dibentuk masih adalah 2. Berdasarkan hasil pengolahan
meniru dan dibimbing guru, nama yang data tentang penggunaan media
diberikan belum sesuai bentuknya. (R) sebagaimana yang terlihat pada tabel 2
Rendah dengan skor 1, masih kesulitan berikut menunjukkan bahwa mayoritas
dalam merancang karya, masih anak sangat aktif menggunakan media,
kesulitan dalam memilih bahan, masih yakni sebanyak 46,67 persen dan yang
kesulitan dalam mengerjakan karya, aktif 20 persen, sedangkan yang tidak
karya yang dibentuk belum jelas, karya aktif hanya 6,67 persen dan yang 20
yang dibuat belum diberi nama. persen kurang aktif.
Adapun untuk mengetahui adanya Tabel 2. Sebaran data penggunaan
hubungan antar variabel, maka data Media
dianalisa dengan menggunakan korelasi No Kategori n %
spearman rank dengan rumus spearman 1 TA (45-58) 2 6.67
rank. 2 KA (59-72) 6 20.00
3 A (73–89) 8 26.67
4 SA (87-100) 14 46.67
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah 30 100
Keterangan :
Hasil TA (Tidak Aktif)
Penggunaan media KA (Kurang Aktif)
A (Aktif)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah SA (SangatAktif)
dilakukan, diperoleh data rekapitulasi
berdasarkan aspek yang dinilai. Pada Pengembangan kreativitas
penggunaan media terdiri dari 5 aspek
yang dinilai. Hasil yang diperoleh adalah Berdasarkan hasil penelitian yang
sebagai berikut: telah dilakukan, diperoleh data
rekapitulasi berdasarkan aspek yang Tabel 4. Sebaran data
dinilai. Pada pengembangan kreativitas penggembangan
terdiri dari 5 aspek yang dinilai. Hasil Kreativitas
yang diperoleh adalah sebagai berikut: No Kategori n %
1 R (50-60) 3 10.00
2 S (61-71) 7 23.33
Tabel 3. Data pengembangan 3 T (72–82) 15 50.00
kreativitas berdasarkan aspek 4 ST (>83) 5 16.67
yang dinilai Jumlah 30 100
No Aspek Kriteria n % Keterangan :
1 Kemampuan ST 5 16.67 R(Rendah)
merancang S(Sedang)
karya yang T 17 56.67
T(Tinggi)
dibuat S 5 16.67 ST (Sangat Tinggi)
R 3 10.00
Analisis Tabel Silang
2 Kemampuan ST 15 50.00
memilih bahan
yang akan T 11 36.67 Berdasarkan hasil data yang
digunakan untuk S 3 10.00 diperoleh dari penggunaan media dan
membuat karya pengembangan kreativitas sebagaimana
R 1 3.33 yang terlihat pada tabel 5 berikut
3 Kemampuan ST 9 30.00 menunjukkan bahwa dari 30 anak
menggunakan sebanyak 46,67 persen sangat aktif
cara yang akan T 12 40.00
menggunakan media yakni 30,00 persen
digunakan untuk S 8 26.67
mengerjakan yang kreativitasnya sudah tinggi, bahkan
suatu karya R 1 3.33 yang 16,67 persen sangat tinggi,
4 Kemampuan ST 5 16.67
sedangkan 26,67 persen anak aktif
membuat karya menggunakan media yakni 16,67 persen
T 16 53.33 kreativitasnya sudah tinggi dan 10,00
S 7 23.33 persen sedang. Selanjutnya 20,00
persen anak kurang aktif menggunakan
R 2 6.67
media yakni 13,33 persen yang masih
5 Kemampuan ST 3 10.00 sedang kreativitasnya, lalu 3,33 persen
memberi nama
pada karya yang T 21 70.00 rendah, bahkan yang tinggi hanya 3,33
dibuat. persen. Dan sisanya sebanyak 6,67
S 3 10.00
persen anak tidak aktif menggunakan
R 3 10.00 media berada pada kategori rendah.
Keterangan :
R(Rendah) Tabel 5. Tabel Silang antara
S(Sedang) Penggunaan Media dengan
T(Tinggi) Pengembangan Kreativitas
Penggu Pengembangan Kreativitas
ST (Sangat Tinggi) No naan Total
ST T S R
Media %
1 SA 5 9 0 0 14
Adapun hasil distribusi dengan (16.6 (30.0 (0.00 (0.00 (46.6
menggunakan rumus interval diperoleh 7) 0) ) ) 7)
nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 2 A 0 5 3 0 8
(0.00 (16.6 (10.0 (0.00 (26.6
adalah 3. Berdasarkan hasil pengolahan ) 7) 0) ) 7)
data tentang pengembangan kreativitas 3 KA 0 1 4 1 6
(000) (3.33 (13.3 (3.33 (20.0
sebagaimana yang terdapat pada tabel ) 3) ) 0)
4 berikut menunjukkan bahwa kreativitas 4 TA 0 0 0 2 2
(0.00 (0.00 (0.00 (6.67 (6.67
anak sudah tinggi yakni 50 persen, ) ) ) ) )
bahkan yang 16,67 persen sangat tinggi, Jumlah 5 15 7 3 30
sehingga sisanya kurang dari 50 persen (16.6 (50.0 (23.3 (10.0 (100.
7) 0) 3) 0) 00)
yang kreativitasnya masih sedang dan
rendah, yakni masing-masing 23,33
Berdasarkan analisis tabel silang
persen dan 10 persen.
perolehan tertinggi adalah sebanyak 15
anak sebanyak 50,00% yang
menunjukkan keterlibatannya dalam
melakukan aktivitas penggunaan media Hal ini berarti bahwa penggunaan media
maka pengembangan kreativitasnya berperan sangat penting dalam proses
tinggi. pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, penggunaan media
Berdasarkan hasil analisis data merupakan hal yang mutlak diperlukan,
menggunakan korelasi spearman rank. mengingat media pembelajaran adalah
diketahui bahwa ada hubungan yang segala sesuatu yang dapat digunakan
sangat kuat dan benilai positif dengan untuk menyalurkan pesan dan
besaran 0,83 antara penggunaan media merangsang terjadinya proses belajar
dengan pengembangan kreativitas anak. pada siswa (Aqib, 2013). Begitu juga
dengan Sanjaya (2012) yang
Hasil penelitian ini menunjukkan mengemukakan bahwa media
bahwa kegiatan pembelajaran yang pembelajaran adalah segala sesuatu
dilakukan dengan menggunakan media seperti alat, lingkungan dan segala
selama empat hari berturut-turut di RA bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk
Ismaria Al-Qur’aniyyah dapat menambah pengetahuan, mengubah
mengembangkan kreativitas anak. sikap atau menanamkan keterampilan
pada setiap orang yang
Pembahasan memanfaatkannya. Oleh karena itu,
penggunaan media sangat membantu
Berdasarkan hasil penelitian anak untuk memperoleh pengetahuan,
menunjukan bahwa ada hubungan yang menumbuhkan keterampilan, dan
sangat kuat dan bernilai positif antara menjadikan anak lebih aktif dalam
penggunaan media dengan memanfaatkan benda yang ada di
pengembangan kreativitas anak lingkungan sekitar secara nyata.
kelompok B di RA Ismaria Al-
Qur’aniyyah Bandar Lampung. Hal Dalam kegiatan pembelajaran,
tersebut terlihat dari hasil analisis data anak perlu berinteraksi dengan
diperoleh besaran 0,83. lingkungan yang berkaitan dengan
benda sebagai medianya. Media yang
Dalam kegiatan penggunaan ada di lingkungan dapat digunakan
media hendaknya anak difasilitasi untuk merangsang daya pikir, perasaan,
lingkungan sekitar yang dapat dijadikan perhatian, dan perkembangan anak
sebagai media untuk anak belajar agar sehingga mampu mendorong terjadinya
dalam kegiatan penggunaan media anak proses pembelajaran pada anak usia
mampu terlibat sangat aktif sehingga dini. Hal ini sesuai dengan Rudolf
pengembangan kreativitas menjadi Steiner (Yus, 2011) menyatakan bahwa
sangat tinggi dan tinggi. Jika anak untuk mengembangkan potensi anak
terlibat penggunaan media dengan aktif maka interaksi dengan lingkungan
maka pengembangan kreativitasnya sangat penting, sehingga semakin
akan tinggi dan sedang. Namun, jika banyak pengalaman diperoleh melalui
anak terlibat penggunaan media dengan proses berpikir maka semakin banyak
kurang aktif maka pengembangan pengalaman dan pengetahuan yang
kreativitasnya tinggi, sedang, dan diperoleh anak.
rendah. Sedangkan jika anak terlibat
penggunaan media dengan tidak aktif Kreativitas tidak dapat
maka pengembangan kreativitasnya berkembang secara otomatis, tetapi
rendah. Berdasarkan fakta tersebut membutuhkan rangsangan dari
maka sesuai dengan Piaget (Sujiono, lingkungan. Oleh sebab itu, lingkungan
2013) menjelaskan bahwa pengalaman sangat berperan penting dalam
belajar anak lebih banyak didapat mengembangkan kreativitas anak.
dengan bermain, melakukan percobaan Menurut Hurlock (Susanto, 2012)
dengan objek nyata, dan melalui mengemukakan bahwa lingkungan yang
pengalaman konkrit. Sehingga anak kondusif dapat merangsang mental
mempunyai kesempatan untuk kreativitas anak. Jika menggunakan
mengkreasi dan memanipulasi objek media dari lingkungan anak mudah
atau ide, dengan ini akan memunculkan mengingat, melihat, mempraktikkan dari
kreativitas pada anak. pengalaman yang didapat secara nyata
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, berbeda dengan apa yang telah ada.
Peppler & Solomou (2011) menyatakan Selain itu, Runco & Jaeger (2012)
bahwa lingkungan belajar adalah menyatakan bahwa kreativitas adalah
sebuah komunitas dan nilai-nilai orisinalitas dan kegunaan. Orisinalitas
masyarakat mempengaruhi perilaku dipandang sebagai aspek kreativitas
anggota, guru dan siswa saling yang paling penting karena sesuatu
mempengaruhi terhadap dukungan atau harus baru atau unik dalam beberapa
kendala kreativitas. Kreativitas dan hal agar dianggap kreatif.
desain lingkungan telah terbukti menjadi
pendukung utama kreativitas. Media yang bervariasi sangat
Lingkungan mengacu pada penyiapan mempengaruhi kreativitas dan
dan desain ruang fisik, hubungan yang kecepatan pemahaman anak terhadap
dimiliki, serta sumber daya dan konsep pembelajaran. Sehingga guru
dukungan yang tersedia (Beghetto & berperan penting dalam menyediakan
Kaufman, 2014). media yang bervariasi dalam kegiatan
pembelajaran. Bert (Ibrahim dan
Langkah-langkah yang dapat Syaodih, 2010) menyatakan bahwa
membantu memunculkan potensi pada media itu bisa berupa benda, hewan,
anak, Hasnida (2015) menyatakan dan tumbuhan yang dapat digunakan
bahwa kegiatan mencari, memilih, dan dan dimanfaatkan untuk mengembang-
menggunakan akan membantu anak kan kreativitas anak. Selain itu, kegiatan
mengembangkan kreativitasnya, karena pendukung kreativitas meliputi
anak diberikan kebebasan untuk terlibat eksplorasi dengan teknologi media baru,
aktif dalam mengembangkan imajinasi, permainan fantasi, permainan di luar
ide, bereksplorasi, dan mengekspresi- ruangan, pembuatan model, bangunan,
kan diri. Anak akan belajar secara perencanaan, dan perancangan (Jindal-
langsung dalam mengenal benda konkrit Snape et al., 2013).
melalui lingkungannya. Arsyad (2010) Media sangat mendukung kegiatan
menyatakan bahwa penggunaan media proses pembelajaran untuk
adalah penggunaan alat dalam kegiatan menstimulasi dan membangkitkan
pembelajaran yang dapat digunakan motivasi anak dalam belajar mengenal
untuk merangsang proses belajar pada benda-benda yang konkrit, karena anak
anak dengan memanfaatkan benda belajar masih di tahap konkrit. Hal ini
yang ada di lingkungan sekitar secara sesuai dengan Jan Lighthart (Sujiono,
konkrit. Dengan hal ini, anak dapat 2013) menyatakan bahwa kegiatan
mengembangkan daya pikirnya untuk pembelajaran menggunakan benda
menciptakan suatu karya yang berbeda yang sesungguhnya (konkrit). Begitu
dengan yang lain. juga dengan Piaget (Sujiono, 2013)
menyatakan bahwa anak berfikir melalui
Pada usia inilah anak berada benda konkrit. Anak lebih mudah
pada tahap pra operasional yang di mengingat suatu benda yang dapat
mana anak sudah dapat menciptakan dilihat, dipegang, dan dapat diterima
produk. Hal tersebut sejalan dengan oleh otak dalam memori. Sehingga anak
Piaget (Sujiono, 2013) yang menyatakan dapat lebih mudah menyerap
bahwa anak berada pada tahap berfikir pengalaman melalui benda konkrit. Anak
intuitif pada usia 4-7 tahun adalah suatu lebih mudah mengingat apa yang
kemampuan untuk menciptakan mereka pelajari dari objek yang mereka
sesuatu, tetapi tidak mengetahui alasan lihat dan praktikkan, dengan
pasti mengapa melakukan hal tersebut. menggunakan alat bantu ini dapat
Penggunaan media ini telah memotivasi memberikan pengalaman langsung
anak untuk berdaya pikir dan kepada anak.
menciptakan sesuatu yang berbeda.
Selanjutnya Supriadi (Rachmawati dan Berdasarkan beberapa
Kurniati, 2010) mengungkapkan bahwa penjelasan di atas, hal ini diperkuat
kreativitas merupakan kemampuan dengan teori Edgar dale (Haenilah,
seseorang untuk melahirkan sesuatu 2015) dalam sebuah kerucut
yang baru, baik berupa gagasan pengalaman, menggambarkan tentang
maupun karya nyata yang relatif tingkatan pengalaman dan media yang
diperlukan untuk membentuk dalam mengembangkan kreativitas pada
pengalaman tersebut. Pengalaman anak.
dibangun dari tingkat konkrit menuju ke
tingkat abstrak. Anak belajar dari SIMPULAN DAN SARAN
pengalaman nyata sebagai medianya, di
mana anak melakukan aktivitas secara Simpulan
langsung, dia menggunakan seluruh
panca sensori dan motoriknya dalam Berdasarkan hasil penelitian
merespon lingkungannya. Melalui dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
pengalaman langsung inilah anak yang sangat kuat dan positif antara
membentuk pengetahuan, keterampilan, penggunaan media dengan
maupun sikapnya. pengembangan kreativitas anak
kelompok B di RA Ismaria Al-
Pada kegiatan pembelajaran anak Qur’aniyyah Bandar Lampung. Ini berarti
usia dini, penggunaan media menjadi bahwa penggunaan media memiliki
sesuatu hal yang penting terhadap kaitan erat dengan kreativitas,
pencapaian tujuan dari pembelajaran mengingat bahwa media dapat
untuk mengembangkan kreativitas anak. membantu anak untuk meng-
Oleh sebab itu, sebagai pendidik guru ekspresikan ide/gagasannya sesuai
harus kreatif dalam memberikan dengan imajinasi dengan cara
kegiatan pembelajaran yang bervariasi memberikan kebebasan kepada anak,
dengan memanfaatkan media yang ada memotivasi anak untuk lebih produktif
di sekitar sehingga anak menjadi dalam menciptakan sesuatu yang baru
senang, bersemangat, mudah menerima ataupun yang berbeda yang memicu
stimulus yang diberikan guru saat munculnya kreativitas. Kemudian, anak
kegiatan pembelajaran berlangsung dan mendapatkan pengalaman baru dan
semua aspek perkembangan dapat menarik dari kegiatan pembelajaran
berkembang secara optimal. yang dilakukan, sehingga anak lebih
mudah mengingat, melihat,
Hasil penelitian ini sejalan dengan mempraktekkan dari pengalaman dan
penelitian relevan yang dilakukan oleh pengetahuan yang diperoleh. Selain itu,
Ulfa (2014) yang menyimpulkan bahwa hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan
kreativitas anak mengalami peningkatan anak akan keberagaman media
setelah diberikan media bahan alam. pembelajaran, sehingga menjadikan
Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh anak untuk aktif mengeksplorasi semua
Devi (2015) yang menyimpulkan bahwa media pem-belajaran.
kreativitas anak mengalami peningkatan
setelah diberikan kegiatan kolase Saran
dengan media bahan kertas, bahan
alam, dan bahan buatan. Saran yang dikemukakan dalam
penelitian ini yaitu hendaknya guru
Hasil penelitian ini membuktikan dapat memberikan kesempatan yang
bahwa penggunaan media memiliki luas bagi anak dengan menyediakan
hubungan yang positif dengan media yang konkrit untuk mendukung
pengembangan kreativitas anak usia kegiatan bermain sehingga
dini. Penggunaan media dari lingkungan pembelajarannya menyenangkan dan
sekitar yang dapat menstimulus anak memberikan pengalaman bermakna
untuk belajar dan menciptakan berbagai yang akan mengajak langsung pada
hal yang kreatif. Lingkungan membantu pengalaman nyata akan
anak memberikan pengalaman langsung mengembangkan kreativitasnya. Bagi
melalui benda konkrit, sehingga anak sekolah yaitu dapat memberikan
dengan mudah mengingat apa yang wawasan bagi kepala sekolah untuk
mereka pelajari karena telah mengalami memberi motivasi dan bimbingan
langsung dan berinteraksi dengan kepada guru sehingga mampu
media. Melalui kegiatan pembelajaran mengembangkan media pembelajaran
ini akan tumbuh keaktifan anak untuk yang kreatif khususnya media realia
aktif bekerja sendiri, mengalami sendiri, dalam mengembangkan kreativitas
dan memecahkan masalah sendiri anak serta dapat menfasilitasi alat
bermain agar pembelajaran dapat Ibrahim dan Syaodih. 2010.
berjalan lebih efektif. Dan saran bagi Perencanaan Pengajaran.
peneliti selanjutnya yaitu dapat memilih Jakarta: Rineka Cipta.
permainan yang tepat sesuai dengan
tahapan perkembangan anak terutama Jindal-Snape, D., Davies, D., Collier, C.,
dalam mengembangkan kreativitas Howe, A., Digby, R., & Hay, P.
anak usia dini. (2013). The impact of creative
learning environments on
DAFTAR RUJUKAN learners: A systematic literature
review. Improving Schools,
Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. 16(1), 21–31.
Jakarta: Rajawali Pers.
Montolalu. 2009. Bermain dan
Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media dan Permainan Anak. Jakarta:
Strategi Pembelajaran Universitas Terbuka.
Kontekstual. Bandung: PT.
Yrama Widya. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Beghetto, R. A., & Kaufman, J. C. 2014. Nomor 137. 2014. Tentang
Classroom contexts for Standar Nasional Pendidikan
creativity. High Ability Studies, Anak Usia Dini.
(Online). Vol. 25, 53–69.
Tersedia di http://dx.doi.org/10 Peppler, K. A., & Solomou, M. 2011.
.1080/13598139.2014.905247. Building creativity: Collaborative
diakses 12 Desember 2017 learning and creativity in social
media environments. On the
Chan, S., & Yuen, M. 2014. Personal Horizon, (Online). Vol. 19, 13–
and environmental factors 23. Tersedia di http://dx.doi.org/
affecting teachers’ creativity- 10.1108/10748121111107672.
fostering practices in Hong Diakses 13 Desember 2017
Kong. Thinking Skills and
Creativity, (Online). Vol.12, 69– Rachmawati dan Kurniati. 2010. Strategi
77. Tersedia di http:// dx.doi.org/ Pengembangan Kreativitas
10.1016/j.tsc.2014.02.003. Pada Anak Usia Taman Kanak-
diakses 12 Desember 2017 Kanak. Jakarta: Kencana.

Devi, F. P. 2015. Peningkatan Richardson, C & Mishra, P. 2017.


Kreativitas Melalui Kegiatan Learning Enviroments that
Kolase Pada Anak Kelompok B2 Support Creativity: Developing
Di TK ABA Keringan Kecamatan the SCALE. Thinking Skills and
Turi Kabupaten Sleman. Creativity, (Online). Vol. 27, 45-
Universitas Negeri Yogyakarta. 54. Tersedia di http://doi.org/10.
(Online). Tersedia di http:// 1016/j.tsc.2017.11.004. diakses
eprints.uny.ac.id. diakses 17 13 Desember 2017
September 2017.
Runco, M. A., & Jaeger, G. J. 2012. The
Hasnida. 2015. Media Pembelajaran standard definition of creativity.
Kreatif:Mendukung Creativity Research Journal,
Pembelajaran Pada Anak Usia (Online). Vol. 24, 92–96.
Dini. Jakarta: PT Luxima Metro Tersedia di http://dx.doi.org
Media. /10.1080/10400419.2012.65009
2. diakses 13 Desember 2017
Haenilah, E. Y. 2015. Kurikulum dan
Pembelajaran PAUD. Rusman. 2010. Model-Model
Yogyakarta: Media Akademik. Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya. 2012. Media Komunikasi
Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.

Sujiono. 2013. Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks.

Susanto. 2011. Perkembangan Anak


Usia Dini (Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya). Jakarta:
Kencana.

Ulfa, M. 2014. Upaya Meningkatkan


Kreativitas Anak Melalui
Kegiatan Mengecap Dengan
Media Bahan Alam. Jurnal
Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran
Semarang. (Online). Vol. 1, no
2, hal 1-11. Tersedia di http://e-
journal.ikip.venteran.ac.id.
diakses 17 September 2017.

Yus, A. 2011. Model Pendidikan Anak


Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai