Anda di halaman 1dari 15

MODIFIKASI PERILAKU ANAK USIA DINI DENGAN

TEKNIK POSITIVE DISCIPLINE

MAKALAH

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas


mata kuliah Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini

Dosen Pengampu:
Senny Weyara D.S, S.Psi., M.A

disusun oleh:
Kelompok
Siti Nurhasanah 170210205020
Gufron Yulianto 170210205022
Atmi Prawuri 170210205077
Fifin Andriyani 170210205080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penyusun sehingga dapat menyusun makalah yang berjudul Modifikasi
Perilaku Anak Usia Dini dengan Teknik Positive Discipline. Dan juga kami
ucapkan terima kasih kepada ibu Senny Weyara D.S, S.Psi., M. selaku dosen
pengampu mata kuliah Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini. Sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan dukungan dan bantuannya.

Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Modifikasi
Perilaku Anak Usia Dini dengan tujuan mengetahui modifikasi perilaku anak usia
dini dengan teknik Positive Discipline.

Makalah ini telah penyusun buat semaksimal mungkin. Jika masih ada
kesalahan, penyusun bersedia menerima kritik dan saran yang membangun guna
mengembangkan pengetahuan bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk
makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran baru kepada pembaca khususnya mahasiswa
Universitas Jember. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih dan mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Jember, 08 Maret 2020

Penyusun
DAFTARISI

Kata Pengantar .................................................................................................ii


Daftar Isi ...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2
1.2.1 Apa Pengertian Positive Discipline pada AUD?...................2
1.2.2 Bagaimana Penerapan Positive Discipline pada AUD?........2
1.2.3 Apa Saja Faktor -Faktor yang Mempengaruhi
Positive Discipline AUD?.......................................................2
1.2.4 Apa Saja Manfaat Penerapan Positive Discipline AUD?.......2
1.3 Tujuan Perumusan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................


2.1 Pengertian Positive Discipline AUD................................................3
2.2 Penerapan Positive Discipline AUD.................................................4
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positive Discipline AUD.........6
2.4 Manfaat Penerapan Positive Discipline AUD..................................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia dini sangat memerlukan bimbingan dan pengawasan dalam
pembentukan karakter maupun perilakunya. Hal ini meliputi upaya pengontrolan
diri, pembentukan kepercayaan diri, dan menghargai orang lain. Kita semua
menyadari bahwa hal itu membutuhkan disiplin, sehingga disiplin merupakan
suatu hal yang penting bagi anak. Tetapi lebih dari itu kita perlu tahu apa yang
dimaksudkan dengan disiplin pada anak.
Disiplin sebenarnya merupakan pendekatan mendidik anak untuk
melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri. Disiplin sebenarnya
berbeda dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan
menggunakan teknik hukuman. Hal ini karena disiplin terfokus pada apa yang
diperoleh oleh anak didik dalam belajar. Disiplin juga terfokus pada upaya agar
anak mampu belajar. Disiplin sendiri sebenarnya merupakan suatu proses, bukan
tindakan tunggal. Disiplin adalah dasar untuk mengajarkan anak bagaimana secara
sadar menjadi selaras dengan diri mereka sendiri dan selaras dengan orang lain.
Jadi disiplin adalah mengenai apa yang kita ingin anak melakukan atau tidak
melakukannya serta mengapa kita ingin dia melakukan atau tidak melakukannya.
Dengan demikian tujuan utama disiplin adalah agar anak mampu
memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif dan bertanggung jawab
atas pilihan mereka, dan menghormati diri mereka sendiri serta menghormati
orang lain. Dengan kata lain, anak dapat menginternalisasi proses berpikir dan
berperilaku secara positif.
Disiplin akan lebih baik ketika diterapkan sejak awal atau sejak anak-anak
masih berada dalam usia emas agar menghasilan kualitas bangsa yang berkarakter.
Karena kemajuan suatu bangsa terletak pada karakter bangsa tersebut. Pendidikan
anak usia dini merupakan fondasi dasar dalam pembentukan kepribadian anak. Pada
usia ini anak akan mudah untuk menyerap pengalaman yang terjadi di lingkungan
sekitar anak. Dalam menanamkan disiplin pada anak orang tua dapat menanamkan
2

kedisiplinan tanpa menghukumnya, salah satunya dengan menerapkan modifikasi


perilaku anak usia dini dengan teknik Positive Discipline yang akan dibahas
dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Positive Discipline?
1.2.2 Bagaimana Penerapan Positive Discipline?
1.2.3 Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positive Discipline?
1.2.4 Apa Saja Manfaat Penerapan Positive Discipline?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Positive Discipline.
1.3.2 Mengetahui Penerapan Positive Discipline.
1.3.3 Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positive Discipline.
1.3.4 Mengetahui Apa Saja Manfaat Penerapan Positive Discipline.
3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Positive Discipline AUD


Positive discipline pada anak usia dini merupakan teknik
modifikasi dalam pembentukan kebiasan baik terhadap
anak usia dini agar memiliki sikap yang dapat diterima oleh
lingkungan, dalam penerapan positive discipline pada anak
usia dini pendidik menerapkan nya tidak dengan
menggunakan paksaan, tekniknya yang diberikan tanpa
adanya hukuman atau kekerasan pada anak.
Dalam kaitannya modifikasi pada positive discipline pada
anak usia dini merupakan suatu hal yang amat penting untuk
menunjang kehidupan anak di tahap selanjutnya supaya anak
memiliki sikap yang disiplin artinya mampu mematuhi peraturan,
menjalankan nasehat dengan baik dan tentunya menghindari hal
hal yang merugikan orang lain, sikap disiplin pada yang tertanam
pada anak mampu memberikan hal positif untuk kehidupan anak
pada jenjang selanjutnya karena anak akan mudah beradaptasi
dan tentunya menghindari hal hal yang menyimpang serta
mudah diterima oleh lingkungan masyarakat, sekolah maupun
bernegara
Disiplin berasal dari kata yang sama dengan
“disciple” yang artinya seorang yang belajar dari atau
secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Menurut
Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia disiplin
adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya
segala perhatiannya selalu mentaati tata tertib di sekolah
atau militer atau dalam suatu kepartaian.
Menurut Charles Schaefer disiplin (dalam Jurnal
pedagogi Vol. 2, No. 2013) adalah sesuatu yang mencakup
pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh
4

orang dewasa yang bertujuan untuk menolong anak belajar


untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai
pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa
disiplin merupakan cara masyarakat dalam mengajarkan
anak mengenaibperilaku moral yang disetujui kelompok
dimana dalam diperlukan unsurhkesukarelaan dan adanya
kesadaran diri. Artinya, kemauan dan kemampuan untuk
berperilaku sesuai aturan yang disetujui kelompok muncul
dari dalam diri tanpa adanya paksaan. Oleh karena itu
dalam mengajarkan disiplin sebaiknya tidak ada paksaan
dari orang tua atau pun guru sebagai pemimpin, sehingga
anak atau siswa akan berdisiplin karena adanya kesadaran
dari dalam diri anak itu sendiri, bukan paksaan. Dengan
demikian maka anak akan dapat mengetahui dan tujuan
dari disiplin adalah untuk kehidupan yang lebih baik dan
berguna untuk kebahagiaannya sendiri, terutama karena
berhubungan dengan keterampilan sosial dan self – esteem
atau konsep diri anak.
Linda & Richard Eyre, (1995) dalam Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6 (2017) mengungkapkan
disiplin berarti sanggup menggerakkan dan mengatur diri
serta waktu sendiri. Terdapat dua indikator dalam
mengatur waktu, datang ke sekolah tepat waktu dan
melaksanakan kegiatan saat kegiatan pembelajaran. Dari
hasil penelitian anak-anak sudah dapat mengatur waktu
saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan datang ke
sekolah tepat waktu.

2.2 Penerapan Modifikasi Perilaku (Positive Discipline)


5

Menurut Woolfson (2004), dalam proses penerapan disiplin tidak harus


bersifat negatif, cara penerapan disiplin yang positif justru akan lebih
menyenangkan bagi anak. Berikut ini beberapa strategi untuk menerapkan disiplin
yang positif, antara lain:
a. Tekankan contoh tingkah laku yang baik
Daripada memarahi anak saat anak berperilaku yang kurang baik,
alangkah lebih baiknya jika sering memuji anak. Misalnya katakan
kepada anak bahwa senang ketika melihat anak membantu untuk
mengerjakan pekerjaan rumah. Pujian seperti ini dapat membantu anak
untuk lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu yang positif.
b. Nyatakan peraturan dengan nada positif
Peraturan yang diawali dengan kata “jangan..” hanya akan
memberitahu anak terhadap apa yang tidak boleh ia lakukan. Nasihat
seperti ini belum menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
anak. Peraturan yang diawali dengan kata “jangan..” juga menciptakan
suasana yang kurang menyenangkan.
c. Tanyakan kepada anak mengenai peraturan yang ada
Mengajak anak memahami dan merancang peraturan untuk dirinya
sendiri akan membuat anak merasa sebagai bagian dari proses tersebut.
orang tua bisa mulai dengan mengajaknya berdiskusi mengenai
pentingnya suatu peraturan. Anak juga diberi kesempatan untuk
mengusulkan beberapa peraturan bagi dirinya sendiri.
d. Temukan hal-hal positif setiap hari
Temukan hal-hal positif yang dilakukan oleh anak pada anak hari
itu yang layak mendapatkan pujian. Memberikan pujian terhadap hal
positif yang dilakukan oleh anak dapat mendorong anak untuk
melakukannya kembali dan membuat hati anak menjadi gembira.
e. Memukul tidak menyelasaikan masalah
Bagian dari disiplin yang positif adalah komitmen untuk tidak
melakukan kekerasan fisik pada anak. Menggunakan hukuman fisik
dapat memberikan dampak negatif bagi anak. Kekerasan fisik (yang
6

berarti memukul, sehalus apapun) hanya akan melukai anak, membuat


anak merasa takut, dan mengurangi rasa amannya. Selain itu, memukul
juga tidak akan menyelesaikan masalah.
f. Berbicara dengan positif
Dalam mengajarkan disiplin pada anak, bahasa yang digunakan
berpengaruh terhadap tingkah laku dan reaksi anak. Dalam hal ini,
cobalah menyampaikan kritik secara positif. Misalnya: “ibu kaget
kamu sampai memukul adikmu seperti itu. Bukankah kamu selama ini
anak yang sangat menyenangkan dan baik hati?”. Dengan
menempatkan tingkah laku buruknya dalam konteks pujian yang lebih
umum, anak akan cenderung mendengarkan apa yang disampaikan
oleh orang tua.

g. Tanggung jawab
Salah satu tujuan utama pengajaran disiplin pada anak adalah
melatihnya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Mungkin kita
sering mendengar anak berkata “tapi aku kan tidak sengaja..”, seakan-
akan anak bisa lari dari tanggung jawabnya ketika anak melakukan
sesuatu yang kurang baik. Hal yang lebih buruk adalah ketika anak
langsung menyangkal perbuatannya walaupun pada kenyataannya ia
terbukti melakukan kesalahan.
Agar anak memahami dan menerima konsep tanggung jawab,
orangtua dapat mengajari anak untuk:
1) Menyadari bahwa setiap tingkah lakunya akan berdampak pada
orang di sekitarnya dan caranya berperilaku akan menimbulkan
reaksi orang lain.
2) Mengakui bahwa dirinya yang memegang kendali atas
perbuatannya sendiri dan dirinya yang membuat pilihan untuk
berperilaku dan mentaati aturan.
7

3) Siap untuk mengakui akibat perbuatannya dan berusaha


memperbaiki.

2.3 Faktor Pendukung Teknik Modifikasi Positive Discipline


Dalam penerapan teknik modifikasi positive discipline tentunya ada
beberapa faktor pendukung yang perlu diperhatikan dalam penanaman
disiplin, hal ini perlu sekali karena apabila faktor pendukung kurang
tentunya penerapan teknik modifikasi positive discipline tidak dapat
berjalan langsung sesuai dengan yang diharapkan, faktor pendukung
positive discipline meliputi:
a. Menciptakan tokoh teladan, Anak-anak belajar banyak sekali dengan
proses meniru orang tua mereka, dan meniru diantara kebiasaan baik dan
buruk mereka. Oleh karena itu kita sebagai orang dewasa harus memberi
contoh yang baik terhadap anak salah satunya dengan menjadi contoh
teladan yang tidak pernah terlambat terutama pada saat proses
pembelajaran di TK. Meski anak hanya sering melihat guru yang datang
terlambat tentunya secara tidak langsung anak akan sering mengingatnya.
b. Menghargai daripada menghukum, menghargai kebiasaaan baik dengan
senyum, pelukan atau dengan menunjukkan ketertarikan pada apa yang
anak lakukan lebih efektif daripada hukuman untuk kebiasaan buruk. Dari
pemaparan tersebut tentunya sudah jelas bahwa saat anak melakukan
kesalahan kita tidak boleh menghukumnya melaikan memberitahu hal-hal
yang baik untuk anak. Salah satunya dengan kegiatan yang positif bagi
anak.
c. Menjadikan pantas apa yang mereka inginkan, anak membutuhkan waktu
untuk belajar dan apabila orang tua berharap terlalu banyak untuk segera
berhasil itu membuat anak tidak bahagia. Jadi untuk menerapkan konsep
positive discipline pada anak orang tua tidak serta merta menginginkan
anak untuk sama dengan anak yang lain, karena setiap perkembangan
anak berbeda.
8

d. Konsisten, Ketika peraturan dibuat, segala usaha seharusnya dibuat untuk


menegakkannya. Sehingga anak tahu mana perbuatan yang baik atau
buruk. Jadi pada saat kita menerapkan suatu peraturan pada anak tentunya
kita tidak boleh pilah pilih kapan anak melakukan sebuah kesalahan kita
harus menegurnya dan memberi tahu hal yang baik.
e. Menjauhi teriakan, ancaman atau tamparan. Anak tidak dapat dipaksa
untuk makan, tidur dan lain-lain dengan cara ini. Anak usia dini perlu
dengan kehalusan dalam mengurusi bukan dengan beberapa tindakan
kasar yang membuat anak merasa ketakutan sehingga akan mengganggu
psikologisnya.
f. Mengatakan “maaf” bila kita berlaku tidak baik. Semua orang tua pernah
marah dan melakukan sesuatu yang tidak beralasan. Jika mereka
mengatakan “maaf” setelah itu, maka anak akan belajar untuk
mengatakan maaf juga dengan begitu anak akan tertanam rasa tanggung
jawabnya.
g. Menjelaskan apa yang kita katakan. Jika orang tua tidak menjelaskan apa
yang mereka katakan, maka anak akan bingung untuk menentukan
batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Hal ini dapat membuat anak
merasa gelisah.
Disamping faktor pendukung, dalam penanaman disiplin juga ditemui beberapa
faktor penghambatan diantaranya adalah :
a) Keyakinan bahwa disiplin dan hukuman adalah sinonim Hukuman akan
membuat anak mempunyai sedikit keinginan untuk berusaha berprilaku
sesuai dengan harapan sosial. Hukuman fisik tidak menjadikan
peningkatan dalam disiplin melainkan akan meningkatkan perilaku
immoralitas. Oleh karena itu kita sebagai calon guru PAUD sebisa
mungkin menghindari penerapan pembiasaan yang berkaitan dengan
sebuah hukuman.
b) Ketidak konsistenan dalam disiplin. Hal ini dapat menyebabkan
kebingungan pada anak. Mereka tidak dapat menentukan batas perbuatan
9

yang diperbolehkan maupun yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu


guru harus bisa konsisten dengan peraturan yang mereka buat.

2.4 Manfaat Penerapan Positive Discipline AUD


Kedisiplinaniharus dilatihkan kepadaianak sejak awal, agar anak
mempunyai kebiasaan berperilaku yang baik dan tertib yang akan sangat
berguna dalam mendukung perkembangan aspek-aspek yang lainnya dan
untukikehidupannya kelak. Melalui disiplinianak anak merasakan manfaat
disiplin tersebut antara lain:
a. Merasaiaman, karena ia akan tahu mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh dilakukannya
b. Membantu anak menghindariiperasaan bersalah dan rasa malu
akibat perilaku yang salah
c. Memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui
kelompok sosial, sehingga tidak ditolak oleh kelompok.
d. Pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang
diharapkan darinya.
e. Membantu anak dalam mengembangkan hati nuraninya karena
“suara dari dalam” membimbing anak membuat keputusan dan
mengendalian perilakunya. Adapun Arifah (2018), berpendapat
bahwa manfaat perilaku disiplin, antara lain : memberikan
dukungan bagi anak usia dini untuk melakukan perbuatan yang
baik dan menghindari perbuatan yang buruk, membantu anak
usia dini dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan, membiasakan anak usia dini hidup dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya dan
juga bagi lingkungannya. Dari Soetjiningsih dan Wiyani bahwa
manfaat yang telah disebutkan di atas merupakan dampak baik
yang berperilaku disiplin.
10
11

BAB 3. PENUTUP

1. Kesimpulan
Positive discipline merupakan cara masyarakat mengajarkan pada anak
mengenai perilaku moral yang diterima oleh kelompok. Tujuannya adalah untuk
memberitahukan kepada anak perilaku mana yang baik dan mana yang buruk serta
mendorong untuk berperilaku agar sesuai dengan standar yang diperlukan. Hal
yang diperlukan adalah peran para orang tua, orang dewasa ataupun guru untuk
bisa memberikan stimulasi dan intervensi apa kepada anak agar anak mengetahui
perilaku-perilaku yang diinginkan oleh standar kelompok sosialnya. Teknik
modifikasi positive discipline merupakan suatu cara untuk mendidik anak menjadi
peribadi yang bertanggung jawab dan menghargai.
Berikut ini beberapa strategi untuk menerapkan disiplin yang positif,
antara lain:
a. Tekankan contoh tingkah laku yang baik
b. Nyatakan peraturan dengan nada positif
c. Tanyakan kepada anak mengenai peraturan yang ada
d. Temukan hal-hal positif setiap hari
e. Memukul tidak menyelasaikan masalah
f. Berbicara dengan positif
g. Tanggung jawab
Melalui disiplinianak anak merasakan manfaat disiplin tersebut antara lain:
a. Merasaiaman, karena ia akan tahu mana yang boleh dan
mana yang tidak boleh dilakukannya
b. Membantu anak menghindariiperasaan bersalah dan rasa
malu akibat perilaku yang salah
c. Memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui
kelompok sosial, sehingga tidak ditolak oleh kelompok.
d. Pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang
diharapkan darinya.
e. Membantu anak dalam mengembangkan hati nuraninya
DAFTAR PUSTAKA

Aulina, C. N. 2013. Penanaman disiplin pada anak usia dini . Jurnal Pedagogi 2
(1): 40.

Arifah, U. 2018. Penanaman Perilaku Disiplin pada Anak Usia Dini di TK


Aisyiyah 11 Ngadirejo Kaartasura Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi.
Surakarta: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.

Lukitasari, S. 2017. Deskripsi kedisiplinan anak usia 5-6 tahun di kb/tk


pedagogia. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6, 238.

Woolfson, R. C. 2004. Why Do Kids Do That?. London: Hamlyn. Terjemahan A.


Purnamasari. 2006. Kenapa anakku begitu?. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai