Kecerdasan dari Diki sudah terlihat dari usianya yang masih terhitung bulan.
Pada umur 6 bulan, Diki sudah lancar berhitung, dan pada usianya yang ketiga, ia
sudah lancar menguasai perkalian dan pembagian, yang dimana umumnya pada
anak Indonesia masih berada di jenjang TK
Diki mendapat kurikulum khusus di SMA nya, yaitu SMA Kesatuan Bogor,
yaitu hanya perlu menghadiri pelajaran fisika saja, serta mendapat pendampingan
dari tim Yohanes Surya. Diki juga kerap mengikuti olimpiade sains, salas satunya
olimpiade matematika di Kazakhstan dan Beijing.
Kecerdasan ini ia dapatkan berbanding lurus dengan besar IQ nya, yaitu 189.
Bahkan dengan kecerdasannya itu pernah membuatnya diundang oleh guru fisika
se-Bogor untuk mempresentasikan sebuah teori.
Dalam studinya di Kanada, nilai rata-rata yang diterima Diki tidak kalah
dengan mahasiswa lain, bahkan beberapa mata kuliahnya mencapai angka nyaris
sempurna. Diki juga tidak kesulitan dalam berhubungan teman temannya yang
lebih tua darinya, dilihat dari Diki sendiri, mengikuti beberapa komunitas di
Kampus. Kemampuan bicaranya memang sudah matang, layaknya orang dewasa,
sehingga Diki cukup mencolok dibandingkan dengan orang lain. Dengan usia
semuda ini, dan tingkat studinya yang sangat tinggi untuk anak seusianya, Diki
bercita cita untuk menciptakan penemuan baru yang berperan dalam dunia.