Anda di halaman 1dari 12

KEADAAN KEMISKINAN DI INDONESIA

Makalah

Diserahkan sebagai tugas Kelompok pada mata kuliah


Ekonomi Pembangunan

Disusun oleh:
MARSELYA ANDINI (2010402093)
IRMA NOPITA SARI (2010402089)
DIZA RAYANDRA (2010402081)
NISSA APRILIANTI (2010402068)
KENI DEYA DORA (2010402090)
HASRAF (2010402085)

Dosen Pembimbing:
Wiyan Mailindra, M.Si

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Penciptakan, Alam Semesta dan
isinya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan nabi
Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ekonomi
Pembangunan dengan judul “KEADAAN KEMISKINAN DI INDONESIA”.
Penulis menyusun makalah ini secara sistematis dan sesuai dengan kaidah
ilmiah,dengan maksud agar bisa dijadikan referensi tanbahan bagi pembaca semoga
dengan makalah ini kita dapat memahami hal-hal tentang Statistika.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, karena masih
dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sungai Penuh, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemiskinan di Indonesia ..........................................................
B. Data Kemiskinan Di Indonesia 2020-2021...............................
C. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2020–
September 2021...........................................................................
D. Persentase Dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau Pada
September 2021............................................................................
E. Faktor Kemiskinan Di Indonesia.....................................................
F. Mengatasi Kemiskinan di Indonesia.........................................
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan


uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat
kesehatan, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, terhadap ancaman
tindak kriminal, ketidakberdayaannya dalam menentukan jalan hidupnya sendiri
(Suryawati, 2005). Selain itu kemiskinan juga disebabkan karena banyaknya
penduduk yang mempunyai keterbatasan akan akses terhadap pelayanan dasar seperti
keterbatasan akses modal, sarana produksi, pemasaran, peningkatan kuantitas dan
kulitas produk, sanitasi, pengaruh eksternal seperti fluktuasi harga BBM, tarif dan
regulasi lain yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa serta semakin
terbatasnya kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Jika dilihat
dari segi ekonomi penyebab kemiskinan seperti rendahnya pendapatan, keterbatasan
lapangan pekerjaan,
lambatnya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu muncul dalam kehidupan
masyarakat. Implikasi dari permasalahan kemiskinan dapat melibatkan keseluruhan
aspek kehidupan manusia, walaupun kehadirannya seringkali tidak disadari oleh
manusia yang bersangkutan (Suparlan, 1995). kemiskinan merupakan salah satu
masalah yang menghambat dari pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan digambarkan
sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok atau
kebutuhan hidup yang minimum yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan dan
kesehatan.
Dalam definisi yang lebih luas, kemiskinan bersifat multidimensional, artinya
kemiskinan adalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan manusia yang
beraneka ragam yang selanjutnya dapat dipandang melalui berbagai aspek. Ditinjau
dari aspek primer kemiskinan meliputi miskin terhadap aset, rendahnya partisipasi
organisasi sosial politik, serta terbatasnya pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan
aspek sekunder mencakup miskin terhadap jaringan sosial, rendahnya sumber-
sumber keuangan dan terbatasnya informasi. Indikasi dari kemiskinan dapat dilihat
dari kenyataan seperti ketidaktersediaannya air bersih, gizi buruk, rendahnya
pendidikan, banyaknya pengangguran dan lain-lain.
Permasalahan kemiskinan di berbagai negara, khususnya negara sedang
berkembang, telah menarik perhatian khusus bagi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
dengan berkomitmen menghapus kemiskinan melalui program Sustainable
Development Goals (SDGs). Program tersebut dijabarkan ke dalam 17 point pokok
yang ingin dicapai pada tahun 2030, yaitu meliputi: (1) Tanpa Kemiskinan, (2)
Tanpa Kelaparan, (3) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, (4) Pendidikan
Berkualitas, (5) Kesetaraan Gender, (6) Air Bersih dan Sanitasi, (7) Energi Bersih
dan Terjangkau, (8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak, (9) Industri,
Inovasi dan Infrastruktur, (10) Mengurangi Kesenjangan, (11) Keberlanjutan Kota
dan Komunitas, (12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab, (13) Aksi
Terhadap Iklim, (15) Kehidupan di Darat, (16) Institusi Peradilan yang Kuat dan
Kedamaian, (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Sutopo, 2014).

1
Kemiskinan menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga
menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Sudah lebih dari setengah
abad Indonesia dalam kemiskinan. Dibandingkan dengan negara lain Indonesia
masih jauh dari harapan kemakmuran dan kesejahteraan. Dibandingkan dengan
negara tetangga Singapura, dahulunya pada awal kemerdekaannya tahun 1965
Singapura memiliki masalah yang kompleks. Namun pada masa sekarang ini
Singapura menjadi negara dengan pendapatan per kapita tertinggi ketiga di dunia.
Berbeda dengan Indonesia setelah berjalannya waktu perekonomian Indonesia masih
berada pada negara berkembang.
Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional,
dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.
Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia
yang merupakan negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak
bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan
dan investasi, meningkatnya angka penagngguran, dan jumlah penduduk yang tidak
terbendung jumlahnya. Dengan demikian, sangat penting mengkaji lebih dalam
mengenai keadaan kemiskinan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
(a) Bagaimana keadaan kemiskinan di Indonesia?
(b) Bagaimana data statistik kemiskinan di Indonesia?
(c) Bagaimana langkah penanggulangan kemiskinan di Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai
kemiskinan di Indonesia, terutama tentang keadaan kemiskinan secara umum di
Indonesia, data statistik kemiskinan di Indonesia, dan langkah penanggulangan
kemiskinan tersebut.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang
kemiskinan di Indonesia, terutama tentang keadaan kemiskinan secara umum di
Indonesia, keadaan data statistik kemiskinan di Indonesia, dan langkah
penanggulangan kemiskinan tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan merupakan masalah utama yang ingin dituntaskan oleh berbagai
negara diseluruh dunia. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang
berusaha untuk menurunkan kemiskinan.Oleh karena itu, upaya penanggulangan
kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, meliputi berbagai aspek kehidupan
masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu. Pengentasan kemiskinan akan menjadi
salah satu indikator penting dari keberhasilan pembangunan.
Kemiskinan juga membuat jutaan anak- anak bangsa tidak bisa melanjutkan
pendidikan yang berkualitas, kurangnya kesempatan menatap dan berinvestasi,
kesulitan membiayai kehidupan sehari -hari, kesulitan dalam membiayai kesehatan,
kurangnya lapangan pekerjaan, ketidakmampuan dalam membeli pangan dan
sandang, dan kurangnya akses layanan publik. Kemiskinan juga menyebabkan
masyarakat mengorbankan apa saja demi sebuah kebutuhan hidup sehingga
masyarakat rela dibayar tidak sepadan demi mendapatkan pendapatan untuk
kebutuhan hidup.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan nasional adalah
salahsatu upaya untuk mewujudkanmasyarakat adil dan makmur. Sejalan dengan
tujuan tersebut, berbagai kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada
pembangunan daerah khususnya daerah yang relatif miskin terus dari tahun ke tahun.
Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai
prioritas dan kebutuhan masing masing daerah dengan dasar dan sasaran
pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang
dan jangka pendek.
Pemerintah mengalokasikan dana untuk peningkatan pelayanan tersebut
dalam bentuk alokasi belanja daerah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakatnya. Sumber-sumber keuangan utama daerah yang
digunakan untuk membiayai belanja daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yaitu berupa pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Ini merupakan titik awal
berjalannya otonomi daerah. Dengan kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah
memiliki wewenang untuk menciptakan pendapatan daerahnya serta melakukan
alokasi untuk prioritas pembangunan di daerahnya secara mandiridan diharapkan
dapat lebih meratakan pembangunan sesuai dengan potensi dan aspirasi lokal untuk
mengembangkan wilayah guna meningkatkan kesejahteran masyarakat. Masyarakat
diharapkan juga turut berperan menjadi subjek pembangunan, bukan hanya menjadi
objek pembangunan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan suatu
daerah dan juga kemajuan nasional.
Akar permasalahan kemiskinan kaitannya dengan jumlah penduduk yang
tinggi adalah keberadaan lapangan pekerjaan yang tidak bisa menampung kebutuhan
angkatan kerja, sehingga terciptalah pengangguran yang berujung pada
kemiskinan.Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang
aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.

3
Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia
secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Salah satu unsur yang
menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment) dapat terwujud, jika tidak maka akan terjadi pengangguran.
Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi tingkat pendapatan masyarakat
dan dengan demikianakan memberikan dampak domino mengurangi tingkat
kemakmuran. Semakin turun tingkat kemakmuran masyarakat karena pengangguran
tentunya akan meningkatkan peluang masyarakat dalam kemiskinan dan akan
menimbulkan masalah lain yaitu kekacauan politik dan sosial.
B. DATA KEMISKINAN DI INDONESIA 2020-2021
Data kemiskinan di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2011–September 2021

30,02
30,01 29,25 28,71 28,17 28,60 28,59 28,51 28,01 27,76
28,28 27,7 27,77 27,55
26,5 25,95 25,67 25,14 26,4 27,54 26,5
3
8 24,78 2 0

12,49 12,36 11,96 11,66 11,36 11,46


11,25 10,9 11,22 10,86 10,70 10,64 10,12 9,78 10,19 10,14
11,13 9,82 9,66
6 9,41 9,2 9,71
2

2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020
2020 2021 2021
(Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sept) (Mar) (Sep) (Mar)
(Sep) (Mar) (Sept) Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin
(Juta) (P0)

Sumber: www.bps.go.id
Dari Gambar 1 diatas, secara umum, pada periode Maret 2011–September
2021, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah
maupun persentase, perkecualian pada September 2013, Maret 2015, Maret 2020, dan
September 2020. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode
September 2013 dan Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan
pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara itu,
kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan
September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda
Indonesia.

4
 Persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 9,71 persen,
menurun 0,43 persen poin terhadap Maret 2021 dan menurun 0,48 persen
poin terhadap September 2020.
 Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang,
menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang
terhadap September 2020.
 Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 7,89 persen,
turun menjadi 7,60 persen pada September 2021. Sementara persentase
penduduk miskin perdesaan pada Maret 2021 sebesar 13,10 persen, turun
menjadi 12,53 persen pada September 2021.
 Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin September 2021 perkotaan
turun sebanyak 0,32 juta orang (dari 12,18 juta orang pada Maret 2021
menjadi 11,86 juta orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode
yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,73 juta
orang (dari 15,37 juta orang pada Maret 2021 menjadi 14,64 juta orang pada
September 2021).
 Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar
Rp486.168,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan
sebesar Rp360.007,- (74,05 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan
sebesar Rp126.161,- (25,95 persen).
 Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia
memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya
Garis Kemiskinan per-rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar
Rp2.187.756,-/rumah tangga miskin/bulan.
C. PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN, SEPTEMBER
2020–SEPTEMBER 2021
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Daerah, September 2020–
September 2021

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Persentase


Miskin (juta orang) Penduduk Miskin
(1) (2) (3)
Perkotaan
September 2020 12,04 7,88
Maret 12,18 7,89
2021
September 2021 11,86 7,60
Perdesaan
September 2020 15,51 13,20
Maret 15,37 13,10
2021
September 2021 14,64 12,53
Total

5
September 2020 27,55 10,19
Maret 27,54 10,14
2021
September 2021 26,50 9,71
Sumber: www.bps.go.id
Dari tabel 1 diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia
pada September 2021 mencapai 26,50 juta orang. Dibandingkan Maret 2021, jumlah
penduduk miskin menurun 1,04 juta orang. Sementara jika dibandingkan dengan
September 2020, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 1,05 juta orang.
Persentase penduduk miskin pada September 2021 tercatat sebesar 9,71 persen,
menurun 0,43 persen poin terhadap Maret 2021 dan menurun 0,48 persen poin
terhadap September 2020. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret
2021–September 2021, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 0,32 juta
orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,73 juta orang. Persentase kemiskinan
di perkotaan turun dari 7,89 persen menjadi 7,60 persen. Sementara itu, di perdesaan
turun dari 13,10 persen menjadi 12,53 persen.

D. PERSENTASE DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN MENURUT


PULAU PADA SEPTEMBER 2021
Tabel 2 Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau, September 2021

Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang)


Pulau
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sumatera 8,38 10,86 9,75 2.247,43 3.615,23 5.862,66
Jawa 7,75 12,04 9,16 7.973,69 6.049,83 14.023,52
Bali dan Nusa 8,91 17,75 13,59 645,85 1.447,19 2.093,04
Tenggara
Kalimantan 4,57 7,06 5,85 372,42 602,99 975,41
Sulawesi 5,78 13,03 10,04 475,90 1.531,18 2.007,09
Maluku dan Papua 5,54 28,25 20,43 144,05 1.397,88 1.541,93
Indonesia 7,60 12,53 9,71 11.859,34 14.644,30 26.503,65
Sumber: www.bps.go.id
Tabel 2 diatas menunjukkan persentase dan jumlah penduduk miskin menurut
pulau pada September 2021. Terlihat bahwa persentase penduduk miskin terbesar
berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,43 persen. Sementara
itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar
5,85 persen. Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau
Jawa (14,02 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di
Pulau Kalimantan (0,98 juta orang).

6
E. FAKTOR KEMISKINAN DI INDONESIA
Permasalahan kemiskinan di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor. Faktor
itu diantaranya:
i) Indeks Pembangunan Manusia yang rendah,
ii) meningkatnya jumlah pengangguran,
iii) inflasi yang tinggi, dan
iv) pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Pembangunan manusia dapat dilakukan dengan melakukan investasi pada
bidang-bidang seperti pendidikan dan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas yang dibarengi dengan meningkatnya pendapatan. Kualitas sumber
daya manusia dapat diketahui dengan melihat indeks kualitas hidup atau indeks
pembangunan manusia. Rendahnya indeks pembangunan manusia akan berakibat
pada rendahnya produktivitas kerja seseorang. Produktivitas yang rendah berdampak
pada pendapatan dan mengakibatkan jumlah kemiskinan bertambah. Permasalahan
kemiskinan dipengaruhi beberapa faktor. Faktor itu diantaranya Belanja Daerah,
meningkatnya jumlah pengangguran, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
rendah.
F. MENGATASI KEMISKINAN DI INDONESIA
Untuk mengatasi kemiskinan, ada banyak langkah yang dapat dilakukan,
salah satunya adalah melalui kebijakan pemerintah yaitu pembangunan daerah
dilakukan pemerintah di berbagai wilayah Indonesia, baik secara provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan maupun desa seluruh Indonesia. Lebih lanjut, berikut ini
daftar cara dan solusi mengatasi kemiskinan, yaitu:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak untuk warga
2. Adanya upaya memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang
mampu terhadap kebutuhan pokoknya
3. Upaya meningkatkan berbagai fasilitas warga/masyarakat, seperti jalan,
listrik, dan lainnya.
4. Penghapusan larangan impor beras
5. Adanya pembatasan pajak dan retribusi daerah yang dapat merugikan
usaha lokal maupun orang miskin.
6. Upaya dalam merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran
7. Terus melakukan dan menyediakan pinjaman modal atau dana kepada
warga di daerah
8. Mengupayakan mengurangi angka kematian ibu yang melahirkan
9. Mendirikan lembaga yang bergerak dalam bidang mikro, sehingga
dapat memberikan manfaat kepada warga setempat.
10. Memberikan warga atas hak penggunaan tanahnya demi kesejahteraan
warga miskin
11. Terus melakukan perbaiki pendidikan ke semua daerah yang ada, tanpa
pilih kasih
12. Terus melakukan upaya dalam meningkatkan fasilitas kesehatan
masyarakat dimana pun berada.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan
pendapatan dalam memenuhi standar hidup (Nugroho, 1995). Standar hidup
masyarakat tidak hanya sekadar pemenuhan mencukupi sandang dan pangan.
Melainkan juga tercukupi kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, tempat
tinggal/pemukiman yang layak. Dengan demikian, berdasarkan kondisi suatu
masyarakat dikatakan miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih
rendah.Dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan
untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati, 2004).
Kemiskinan merupakan isu strategis yang dialami oleh semua negara di
dunia. Ini terlihat dari deklarasi PBB dalam Millennium Development Goals,
disingkat dengan MDGs yakni memberantas kemiskinan dan kelaparan.
Kemiskinan yakni suatu kondisi di mana seseorang atau keluarga yang mana
kepala keluarganya tidak mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan
fasilitas hidup lainnya untuk dirinya dan keluarga. World Bank mendefinisikan
kemiskinan sebagai kondisi seseorang yang memiliki pendapatan dibawah US
$1.25 per hari (UNSDSN, 2012). Terhitung dalam bentuk Rupiah (asumsi Rp.
14.679/ 1 US$) maka seseorang terkategori miskin apabila pendapatannya
dibawah Rp. 18.349 per hari atau di bawah Rp. 568.811 per bulan. Kondisi
pendapatan diperparah dengan jumlah anggota keluarga, yang mana semakin
banyak jumlah anggota keluarga, maka semakin banyak pembagi dari
pendapatan keluarga tersebut (Putra, 2021).
Kabar baiknya, Persentase penduduk miskin pada September 2021
sebesar 9,71 persen, menurun 0,43 persen poin terhadap Maret 2021 dan
menurun 0,48 persen poin terhadap September 2020.
Ada berbagai solusi menurunkan kemiskinan, diantaranya: 1.
Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak untuk warga, 2.
Adanya upaya memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang mampu
terhadap kebutuhan pokoknya, 3. Upaya meningkatkan berbagai fasilitas
warga/masyarakat, seperti jalan, listrik, dan lain sebagainya.

B. Saran
Bersasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka disarankan
kepada para pembaca untuk memahami hal-hal tentang kemiskinan secara
mendalam. Serta bagi pemerintah dan pihak terkait agar dapat mengusahakan
pengurangan tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia agar kehidupan
masyarakat dapat lebih baik kedepannya guna kemajuan bersama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Persentase Penduduk Miskin September 2021 turun menjadi 9,71 persen. Artikel
diakses dari situs Badan Pusat Statistik (bps.go.id) pada tanggal 27 Maret
2022.
Cara Mengatasi Kemiskinan di Indonesia, Ini 12 Solusinya. Artikel diakses dari situs
Cara Mengatasi Kemiskinan di Indonesia, Ini 12 Solusinya - Referensi
Artikel Sosiologi pada tanggal 27 Maret 2022.
Putra, Muhammad Taufik Anugerah Guntur. 2021. Kemiskinan dan Strategi
Pengentasannya. Jurnal diakses dari https://pascaadm.ui.ac.id/kemiskinan-
dan-strategi-pengentasannya/ pada tanggal 27 Maret 2022.
Suryawati, Chriswardani. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional.
Jurnal yang diakses dari situs ChriswaardaniMKnew (neliti.com) pada
tanggal 27 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai