Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu
Dr. Wahyu Hidayat Riyanto, MM

Anggota Kelompok 11

I Putu Gede Yoga Adhi Pratama 202110170311072


Yossy Berlan Novitasani Wiyono 202110170311080
Yantiara Deawana 202110170311084

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
2021/2022

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan
kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan denagn lancar. Sholawat serta
salam juga kami ucapan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai ungkapan
rasa hormat dan tawadlu kami terhadap beliau.

Makalah ini kami sajikan berdasarkan pemikiran serta kajian yang kami lakukan
untuk memenuhi penugasan mata kuliah Perekonomian Indonesia. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diharapkan guna kemajuan makalah selanjutnya agar lebih baik lagi. Selanjutnya, kami
memiliki harapan makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya.

Malang, 04 April 2022

Penulis

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ................... ii

BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………...2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Kemiskinan dan Kesenjangan 3
B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan 3
C. Jenis – Jenis Kemiskinan dan Kesenjangan 6
D. Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan 7
E. Dampak Kemiskinan Bagi Indonesia dan Ekonomi Nasional 9
F. Laju Perkembangan Kemiskinan dan Kesenjangan Daerah Bali …………………..10
G. Solusi Menyelesaikan Kemiskinan dan Kesenjangan ……………………………...13

BAB III
PENUTUP 15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….15
B. Saran 15

DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................................................16

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga


kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara
berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris
mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi
industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi
ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat
tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia. Pada kesempatan ini penyusun
mencoba memaparkan secara global kemiskinan Negara negara di dunia ketiga, yaitu
Negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga
pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang
dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah
dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia
dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-
negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua
Asia. Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami
dan kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan
diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi
dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari
kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik
kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Tahun ini tingkat kemiskinan di indonesia semakin meningkat, dimana sedikitnya lapangan
kerja unntuk masyarakat dan kemampuan/keterampilan. Masyarakat tidak bisa dimilikinya,
karena kurangnya pendidikan di indonesia masih menjadi masalah. Maka dari itu
pemerintah harus memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran dan membuat
bangunan sekolahan untuk masyarakat yang tidak mampu.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 1


B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kemiskinan dan Kesenjangan


2. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan
3. Jenis – Jenis Kemiskinan dan Kesenjangan
4. Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan
5. Dampak Kemiskinan Bagi Indonesia dan Ekonomi Nasional
6. Laju Perkembangan Kemiskinan dan Kesenjangan Daerah Bali
7. Solusi Menyelesaikan Kemiskinan dan Kesenjangan

C .Tujuan Penulisan

Dari perumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, penelitian ini memiliki tujuan
yang diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari kemiskinan dan kesenjangan


1. Untuk mengetahui penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kemiskinan dan kesenjangan
3. Untuk mengetahui indikator dari kemiskinan dan kesenjangan
4. Untuk mengetahui dampak kemiskinan dan kesenjangan
5. Untuk menegtahui laju perkembangan kemiskinan dan kesenjangan daerah bali
6. Untuk mengetahui solusi menyelesaikan kemiskinan dan kesenjangan

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan dan Kesenjangan


Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang
layak.
a) Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup
manusia serba kekurangan atau “tidak memiliki harta beda.
b) Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup manusia
yang tidak layak.
Kemiskinan sangat berhubungan dengan masalah kesejahteraan masyarakat dan
menjadi tingkat minimum yang didapatkan berdasarkan standar hidup masyarakat di suatu
negara. Kemiskinan sudah menjadi masalah global, dimana setiap negara memiliki anggota
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.
Kesenjangan pendapatan dapat diartikan sebagai perbedaan kemakmuran ekonomi
antara yangkaya dengan yang miskin. Hal ini tercermin dari perbedaan pendapatan (Robert E
Baldwin, 1986: 16).

B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan


Penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia, berikut beberapa penyebab nya
1. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkatdi setiap 10 tahun menurut hasil
sensus penduduk. Menurut dataBadan Pusat Statistik (BPS) di tahun 1990 Indonesia
memiliki 179 juta lebih penduduk.Kemudian di sensus penduduktahun 2000 penduduk
meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206 juta jiwa. dapat diringkaskan
pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu adalah sebesar setiap tahun bertambah
2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribuorang perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232
orang perjam atau 4 orang permenit. Banyaknya jumlah penduduk ini membawaIndonesia
menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan
ekonomi yang belummapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah
beban ketergantungan. Penghasilan yang minimditambahdengan banyaknya beban
ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk hidup di bawah gariskemiskinan.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 3


2. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan
bukantenaga kerja. Yangtergolong sebagi tenaga kerja ialah penduduk yang berumur
didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-bedadisetiap negara yang satudengan
yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10tahun tanpa
batasumur maksimum. Jadi setiap orang atausemua penduduk
3. Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagianhasil pembangunan suatu negaradi kalangan penduduknya.
Kriteriaketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasionalyangdinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan
rendah(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah; serta 20% penduduk
berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya). Ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi
dinyatakan parah apabila 40% penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12
persen pendapatan nasional.
4. Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di
suatu Negara Ini disebabkan karena rendahnyatingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industri, jelas sekali
dibutuhkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat
membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang
terbesar manfaatnyadibandingkan faktor-faktor produksi lain
5. Kurangnya perhatian dari pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadaplaju pertumbuhan masyarakat miskin dapat
menjadi salah satu faktorkemiskinan.Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang
mampu mengendalikan tingkatkemiskinan di negaranya.
Sedangkan pengangguran terjadi di sebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan
yangtersedia. Selain itu kurangnya skill juga sangan berpengaruh pada kualitas seorang
manusia. Manusiayang mempunyai skill rendah cenderung tidak mempunyai keterampilan
sehingga tidak bisa digunakan dan menjadi pengangguran. Lalu, adapun penyebab terjadinya
kesenjangan di Indonesia, diantaranya.
Kesenjangan pendapatan merupakan gambaran distribusi pendpatan masyarakat di suatu
daerah atay wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan
pendapatan ada beberapa pola yaitu, semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 4


(tidak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi. Masalah kesenjangan
pendapatan sering juga diikhtisarkan, bahwa pendapatan riil dari yang kaya terus bertambah
sedangkan yang miskin terus berkurang. Ini berarti bahwa pendapatan riil dari yang kaya
tumbuh lebih cepat dari pada yang miskin (Bruce Herrick/Charles P Kindleberger, 1988:
171).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesenjangan pendapatan adalah perbedaan
jumlah pendapatan yang diterima masyarakat sehingga mengakibatkan perbedaan
pendapatan yang lebih besar antar golongan dalam masyarakat tersebut. Akibat dari
perbedaan itu maka akan terlihat kesenjangan yaitu yang kaya akan semakin kaya dan
sebaliknya yang miskin akan semakin terpuruk. Menurut Myrdall, ketimpangan pendapatan
terjadi karena kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara
berkembang (M.L.Jhingan, 1999 : 212).
Apabila kita menganalisa faktor-faktor yang menentukan tentang pemerataan
penghasilan yang timpang adalah pemerataan kekayaan atau harta yang produktif. dan
menghasilkan seperti tanah dan modal dalam segmen-segmen yang berbeda dalam
masyarakat dunia ketiga yang pada umumnya menyebabkan perbedaan penghasilan yang
besar sekali antara yang kaya dan miskin atau antara golongan dan lapisan masyarakat.
Menurut Parvez Hasan, ketimpangan pendapatan dapat menyebabkan kesempatan untuk
memperoleh atau memenuhi kebutuhan pokok semakin kecil (Bintoro, 1986 : 88).
Adapun faktor penyebab kesenjangan, sebagai berikut:

Kesenjangan ekonomi ditunjukkan dengan timpangnya pertumbuhan pengeluaran antar


kelompok masyarakat. Dan Kesenjangan non-ekonomi ditunjukkan dengan adanya
ketimpangan akses terhadap pelayanan dasar, yaitu kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi,
dan pelayanan dasar lainnya, sedangkan kesenjangan antar wilayah masih terus terjadi.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 5


C. Jenis – jenis Kemisikinan dan Kesenjangan
1. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan
kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada golongan
penduduk termiskin, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan terendah dari total
penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan/ pengeluaran. Kelompok ini
merupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat
tergantung pada distribusi pendapatan/ pengeluaran penduduk sehingga dengan
menggunakan definisi ini berarti ”orang miskin selalu hadir bersama kita”.
Kenyataannya, negara kaya mempunyai garis kemiskinan relatif yang lebih tinggi dari
pada negara miskin seperti pernah dilaporkan oleh Ravallion (1998). Paper tersebut
menjelaskan mengapa, misalnya, angka kemiskinan resmi (official figure) pada awal tahun
1990-an mendekati 15 persen di Amerika Serikat dan juga mendekati 15 persen di
Indonesia (negara yang jauh lebih msikin). Artinya, banyak dari mereka yang
dikategorikan miskin di Amerika Serikat akan dikatakan sejahtera menurut standar
Indonesia. Ketika negara menjadi lebih kaya (sejahtera), negara tersebut cenderung
merevisi garis kemiskinannya menjadi lebih tinggi, dengan pengecualian Amerika Serikat,
dimana garis kemiskinan pada dasarnya tidak berubah selama hampir empat dekade.
Misalnya Uni Eropa umumnya mendefinisikan penduduk miskin adalah mereka yang
mempunyai pendapatan per kapita di bawah 50 persen dari media (rata-rata) pendapatan.
Ketika median/ rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.
Untuk mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis kemiskinan
relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara
secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan
tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat
kesejahteraan yang sama (BPS, 2009).
2. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang disebabkan oleh ketidakmampuan utk
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Misalnya: seseorang yang berpenghasilan rendah yang
tinggal di ibukota rawan mengalami masalah kemiskinan ini. Kemiskinan relatif adalah
kemiskinan berdasarkan perbandingan kondisi di suatu tempat dan di tempat lainnya.
Misalnya: seseorang yang memiliki penghasilan cukup di Indonesia, bila jumlahnya

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 6


disamakan berdasarkan nilai mata uang di AS, maka ia bisa termasuk golongan miskin di
AS. Kemiskinan absolut itentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi
kebutuhan dasar minimum seperti pangan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan
yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan dasar minimum diterjemahkan
sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang dan nilainya dikenal dengan istilah garis
kemiskinan. Penduduk yang memiliki rata-rata pendapatan/ pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin. Garis kemiskinan
absolut tetap (tidak berubah) dalam hal standar hidup sehingga garis kemiskinan absolut
dapat membandingkan kemiskinan secara umum. Garis kemiskinan absolut sangat penting
jika seseorang ingin menilai efek dari kebijakan anti kemiskinan antar waktu, atau
memperkirakan dampak dari suatu proyek terhadap kemiskinan (misalnya, pemberian
kredit skala kecil). Angka kemiskinan akan terbanding anatar satu negara dengan negara
lain hanya jika garis kemiskinan absolut yang sama digunakan di kedua negara tersebut.
World Bank menghitung garis kemiskinan absolut dengan menggunakan pengeluaran
konsumsi yang dikonversi ke dalam PPP (Purchasing Power Parity/ Paritas Daya Beli).
Tujuannya adalah untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara. Hal ini
bermanfaat dalam menentukan kemana menyalurkan sumber finansial (dana) yang ada,
juga dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi kemiskinan. (BPS,2009).

3. Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat
yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara
kerja. Contoh kemiskinan kultural yang banyak terjadi di masyarakat sebagai berikut:
1. Malas
2. Etos kerja yang rendah
3. Mudah menyerah pada nasib
4. Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme

D. Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan

1. Kurva Lorenz
Cara umum yang lain melihat penghasilan pribadi adalah dengan membuat apa yang
dinamakan dengan Kurva Lorenz. Jumlah penerimaan penghasilan ditempatkan diatas
sumbu horizontal sedangkan sumbu vertikal menggambarkan bagian jumlah penghasilan
yang diterima oleh masing-masing persentase populasi. Kedua sumbu tersebut

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 7


dikombinasikan sampai dengan 100 persen. Dengan demikian kedua sumbu tersebut sama
panjang dan semua angka ditempatkan dalam bujur sangkar. Pada garis diagonal, yang
merupakan garis persamaan digambarkan dari sudut bawah sebelah kiri bujur sangkar
menuju kearah sebelah kanan pada sudut atas Kurva Lorenz tersebut. Kurva Lorenz
memperlihatkan hubungan kuantitatif yang aktual antara persentase-persentase penerimaan
penghasilan yang mereka terima sebenarnya. Semakin jauh Kurva Lorenz dari garis
diagonal berarti semakin besar pula ketimpangan pendapatan yang terjadi, dan sebaliknya
semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal maka akan semakin kecil tingkat
ketimpangan pendapatan yang terjadi.
2. Koefisien Gini
Pengukuran tingkat ketimpangan dengan menggunakan Koefisien Gini diformulasikan
sebagai berikut :

G = 1-i ∑ Pi(Qi + Qi –1) 10.000


Keterangan :
G = Koefisien Gini
Pi = Persentase penduduk
Qi = Persentase pendapatan
Qi-1 = Persentase pendapatan sebelumnya

Koefisien Gini adalah persamaan ukuran ketimpangan dan bisa berbeda-beda dari nol
yang mengindikasikan suatu kemerataan sempurna (perfect equality) sampai satu yang
berarti suatu ketimpangan total (perfect inequality) dalam distribusi pendapatan dan
pengeluaran. Adapun kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan Koefisien Gini adalah :
1. Lebih dari 0,5 adalah berat.
2. Antara 0,35 dan 0,5 adalah sedang.
3. Kurang dari 0,35 adalah ringan.
Untuk mengetahui tingkat ketimpangan pendapatan perlu pula membagi penduduk
dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok penduduk dengan pendapatan tinggi yang merupakan 20% dari jumlah
penduduk yang menerima pendapatan nasional/regional/PDRB.
2. Kelompok penduduk dengan pendapatan menengah yang merupakan 40% dari
jumlah penduduk yang menerima pendapatan nasional/regional/PDRB.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 8


3. Kelompok penduduk dengan pendapatan rendah yang merupakan 40% dari jumlah
penduduk yang menerima pendapatan nasional/regional/PDRB (Emil Salim, 1984:
20).
Tingkat kepincangan pembagian pendapatan lazimnya diukur menurut besarnya bagian
pendapatan nasional atau regional yang dinikmati oleh kelompok penduduk dengan
pendaptan rendah yang merupakan 40% dari jumlah penduduk yang dikenal dengan
kelompok rendah 40%. Apabila kelompok rendah 40% menerima pendapatan nasional
atau regional sebesar 17% atau lebih maka tingkat kepincangan pembagian pendapatan
tergolong bisa dibilang rendah. Apabila terletak antara 12% sampai dengan 17% maka
digolongkan dalam tingkat kepincangan pembagian pendapatan yang tinggi (Emil Salim,
1984 : 21).

E. Dampak Kemiskinan dan Kesenjangan


Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks.

1. Pengangguran. Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak


memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak
memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya.
Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat.
Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,
nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata. Meluasnya pengangguran sebenarnya
bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Tetapi, juga
disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro
atau pertumbuhan.
2. Kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan
efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah
melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang
dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara
mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau
sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga
dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
3. Pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi
dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat
lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 9


menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin.
Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus
sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu
akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing
di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
4. Kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir
setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau
oleh kalangan miskin.

F. Laju Pertumbuhan Kemiskinan dan Kesenjangan Daerah Bali

Total perekonomian Bali pada tahun 2021 yang diukur berdasarkan PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 219,80
triliun. Atau jika diukur atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali
tersebut tercatat sebesar Rp 143,87 triliun.
Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali triwulan IV-2021 tercatat tumbuh 4,52
persen jika dibandingkan dengan capaian triwulan III-2021 (q-to-q). Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha Kategori C (Industri Pengolahan)
sebesar 17,71 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat
pada Komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 27,72 persen.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 10


Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-
y), ekonomi Bali triwulan IV-2021 tercatat tumbuh sebesar 0,51 persen. Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha Kategori D (Pengadaan
Listrik dan Gas) sebesar 10,62 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi tercatat pada Komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 20,48 persen.
Jika diakumulasikan pertumbuhan triwulan I-2021 sampai dengan triwulan IV-
2021, maka ekonomi Bali pada tahun 2021 masih tercatat tumbuh negatif atau
terkontraksi sedalam 2,47 persen (c-to-c).

Struktur ekonomi Bali dari sisi produksi, pada tahun 2021 masih didominasi oleh
Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 11


sebesar 16,66 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada
Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 55,55 persen.
Penduduk miskin di Bali pada Maret 2020 tercatat sebesar 3,78 persen, naik 0,17
persen dibandingkan dengan posisi September 2019.

Jumlah penduduk miskin di Bali pada bulan Maret 2020 tercatat sekitar 165,19 ribu
orang. Bertambah sekitar 8,3 ribu orang dibandingkan jumlah penduduk miskin pada
September 2019 yang tercatat sekitar 156,91 ribu orang.
Selama periode September 2019 – Maret 2020, persentase penduduk miskin di
daerah perkotaan tercatat mengalami peningkatan, dari 3,04 persen pada September
2019 menjadi 3,33 persen pada Maret 2020. Sebaliknya, persentase penduduk miskin di
daerah perdesaan mengalami penurunan dari 4,86 persen pada September 2019 menjadi
4,78 persen pada Maret 2020.
Garis kemiskinan tercatat naik sekitar 4,10 persen, dari Rp 412.906,00 per kapita
per bulan pada September 2019 menjadi Rp 429.834,00 per kapita per bulan pada Maret
2020.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Bali pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,524,
naik sebesar 0,02 poin dibandingkan September 2019. Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) tidak mengalami perubahan dibanding September 2019 yang tercatat

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 12


sebesar 0,103. Ketimpangan pendapatan di Bali yang digambarkan dengan indeks Gini
Ratio mengalami penurunan (membaik) 0,001 poin dari 0,370 di September 2019
menjadi 0,369 di Maret 2020.

G. Solusi Menyelesaikan Kemiskinan dan Kesenjangan


Permasalahan kemiskinan tidak hanya menjadi beban bagi masyarakat. Tetapi, juga
menjadi beban negara atau pemerintah. Dalam upaya menekan dan mengurangi angka
kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Beberapa program terus digencarkan oleh pemerintah.
Sebagai upaya untuk terus mengurangi angka kemiskinan yang terjadi hampir setiap
tahunnya. Berikut ini daftar cara dan solusi mengatasi kemiskinan, yaitu :
1. Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak untuk warga
2. Adanya upaya memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang mampu terhadap
kebutuhan pokoknya
3. Upaya meningkatkan berbagai fasilitas warga/masyarakat, seperti jalan, listrik, dan
lainnya.
4. Adanya pembatasan pajak dan retribusi daerah yang dapat merugikan usaha lokal
maupun orang miskin.
5. Mendirikan lembaga yang bergerak dalam bidang mikro, sehingga dapat
memberikan manfaat kepada warga setempat.
6. Memberikan warga atas hak penggunaan tanahnya demi kesejahteraan warga
miskin
7. Melakukan upaya dalam meningkatkan fasilitas kesehatan masyarakat dimana pun
berada.
Selain hal tersebut, adapun keebijakan anti kemiskinan dan distribusi pendapatan mulai
muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting dari lembaga-lembaga dunia,
seperti Bank Dunia, ADB,ILO, UNDP, dan lain sebagainya. Untuk mendukung strategi
yang tepat dalam memerangi kemiskinan diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang
sesuai dengan sasaran atau tujuan perantaranya dapat dibagi menurut waktu, yaitu :
1. Intervensi jangka pendek, berupa :
Pembangunan sektor pertanian, usaha kecil, dan ekonomi pedesaan Manajemen
lingkungan dan SDA pembangunan transportasi, komunikasi, energi dan keuangan
peningkatan keikutsertaan masyarakat sepenuhnya dalam pembangunan proteksi
social.
2. Intervensi jangka menengah dan panjang, berupa :

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 13


a. Pembangunan/penguatan sektor usaha
b. Kerjsama regional
c. Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
d. Desentralisasi
e. Pendidikan dan kesehatan
f. Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
g. Pembagian tanah pertanian yang merata

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 14


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari masalah kemiskinan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kemiskinan dapat
diatasi dengan cara menambah lapangan pekerjaan, meningkatkan akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan dasar, memberikan pelatihan wirausaha kepada masyarakat, dan
memberi bantuan kepada masyarakat miskin. Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya
ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan
tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Kesenjangan dapat di atasi dengan cara mengutamakan pendidikan, menciptakan


lapangan pekerjaan dan meminimaliskan kemiskinan, memberantas korupsi dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan, serta meningkatkan sistem keadilan di Indonesia dan
melakukan pengawasan ketat kepada mafia hukum.

B.Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terjadi kesenjangan pertumbuhan


ekonomi dan kemiskinan antar region (daerah) di Indonesia. Adapun saran yang dapat
diberikan kepada pemerintah adalah:

1. Bagi pemerintah daerah hendaknya mendorong percepatan pembangunan dan


pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh sehingga dapat
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem
wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis. Upaya ini dapat dilakukan melalui
pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi,
sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di
daerah.
2. Berbagai kebijakan dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia harus
dilaksanakan secara multisektor dengan dukungan berbagai pihak. Beberapa
daerah perlu penanganan yang serius dalam penanggulangan kemiskinan.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 15


DAFTAR PUSTAKA

Bayo, A. (1996), Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan, Yogyakarta: Liberty


Arsyad, L. (1997). Ekonomi Pembangunan. Badan Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.
Bali.bps.go.id/Kemiskinan dan Ketimpangan. Di akses ONLINE Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali (bps.go.id)
Diglibi.Unila.ac.id/Pengertian Kesenjangan Pendapatan. Di akses ONLINE
Republika.com/ANTARA.
Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga Dumairy. 1996.
Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Kuswanto.Staff.Gunadarma.ac.id/Kemiskinan dan kesenjangan. Diakses : ONLINE 2018.

MAKALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN INDONESIA 16

Anda mungkin juga menyukai