Anda di halaman 1dari 9

KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata


Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Kelas 08
Dosen Pengampu :

Kelompok 6

No Nama NIM
1. Mhammad Azhar gusti Abdurrafi 14010122140105
Muhammad Iqbal Dwi P 14010122140203
2. Tjhang Mirza Prima Bredy Putra 14010122140195
3. Rangga Lintang Hasnuholil 14010122140171
4. Iqbal Fikri Nur Prasatya 14010122140178
5. Ramadhan Putra Satria Perkasa 14010122110046

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


DEPARTEMEN POLITIK DAN
PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2023

i
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
BAB 2...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Definsi Kemiskinan....................................................................................................................2
2.2 Definisi Keterbelakangan..........................................................................................................2
2.3 Faktor-Faktor Kemiskinan.......................................................................................................3
2.4 Faktor-Faktor Keterbelakangan..............................................................................................3
2.5 Bentuk-Bentuk Kemiskinan......................................................................................................4
2.6 Bentuk-Bentuk Keterbelekangan.............................................................................................4
2.7 Hubungan Antara Kemiskinan Dan Keterbelakangan...........................................................5
2.8 Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Kemiskinan Dan Keterbelakangan...................5
BAB 3...................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemiskinan dan keterbelakangan menjadi salah satu faktor ketidakberhasilan tujuan negara,
dan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakatnya. Khususnya di negara Indonesia ini
masih banyak angka kemiskinan, dimana masyarakatnya yang tidak mampu dalam mencukupi
kebutuhan kehidupan sehari-hari. Walaupun sudah banyak bantuan pemerintah, tetapi tidak
dapat menghilangkan angka kemiskinan di negara Indonesia ini. Hal tersebut memberikan
dampak ekonomi dalam negara yang mana semakin banyak angka pengangguran,sumber daya
manusia yang rendah, dan juga tidak tercukupi.

Dibelakang angka kemiskinan yang tinggi ada juga masalah yang membuat salah satu tujuan
negara tidak dapat di wujudkan, yaitu keterbelakangan. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang masih banyak kekurangannya jika dibandingkan dengan negara maju. Dengan
kemajuan negara maju membuat Indonesia mempunyai banyak keterbelakagan, yaitu dalam
keterbelakangan teknologi, infrastruktur, dan juga pendidikan. Keterbelakangan juga membuat
banyak masalah dalam segi ekonomi dan juga dalam mensejahterakan masyarakat. Dengan
keterbelakangan teknologi indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, tetapi tidak
mempunyai teknologi untuk mengolah sumber daya itu. Indonesia harus mengekspor barang
mentah yang jika dijual harganya lebih murah debandingkan barang jadi. Dengan
keterbelakangan infrasturktur Indonesia juga mengalami kendala yang cukup besar dalam segi
pembangunan negara. Yang dimana masih harus membutuhkan bantuan teknologi dari negara
luar yang dimana hal tersebut membuat anggaran negara menjadi lebih besar jika dibandingkan
bila Indonesial mempunyai teknologi dalam negeri. Dengan keterbelakangan pendidikan juga
membuat indonesia mempunyai sumber daya manusia yang terbilang cukup rendah bila
dibandingkan negara maju. Hal-hal tersebut membuat indonesia mempunyai kesulitan dalam
meningkatkan ekonomi negara dan juga dalam melayani masyarakat.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definsi Kemiskinan


Secara sederhana, kemiskinan (absolute) berarti tidak mampu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga baik berupa pangan maupun non pangan (Tjondronegoro, 1996). Badan pusat statistik
menetukan garis kemiskinan berdasarkan pengularan rumah tangga yang nilainya sekitar Rp
211.726 (Maret 2010) atau Rp 233.740 (Maret 2011). 1 Maka seseorang dikatakan miskin jika
pengeluarannya kurang dari sekitar Rp 8000/hari. Berbeda dengan BPS, Bank Dunia
memberikan definisi kemiskinan yang lebih komprehensif, meliputi kebutuhan dasar, deprivasi
kesejahteraan dan ketidakcukupan kapasitas untuk hidup lebih baik. Oleh karena itu kemiskinan
dapat diukur dengan mendefinisikan ukuran kesejahteraan individu dan mendefinisikan batas
kemiskinan. 1

2.2 Definisi Keterbelakangan


Menurut Frank (1984) keterbelakangan merupakan hasil dari kontak yang diadakan oleh
negara-negara berkembang dengan negara-negara maju. Kontak dengan negara-negara maju
tidak
menularkan nilai-nilai modern yang dibutuhkan pembangunan,tetapi sebaliknya dia
membutuhkan suatu kolonialisme didalam negeri yang dilakukan oleh kaumelite dari negara-
negara berkembang yang bekerja sama dengan kaum pemodaldari luar negeri dan mengeksploitir
rakyat miskin dinegeri tersebut.Untuk melihat fenomen keterbelakangan yang dialami negara-
negara berkembang paling tidak dapat dianalisis dengan menggunakan dua teori
pembangunan,yaitu teori modernisasi dan teori ketergantungan (dependensi). 2

Everett Hagen (1962) mengatakan bahwa orang-orang di negara-negara berkembang kurang


kreatif,kurang punya kemauan untuk mengambil inisiatif.Sebagai penyebab menunjuk kepada
cara anak-anak dibesarkan di dalamkeluarga.Anak-anak tidak diberi kesempatan untuk
menyatakan pikiran-pikirannya,anak-anak dianggap tidak tahu apa-apa dan dianggap tidak sopan
untuk ikut-ikutan berbicara dengan orang tua.Kalau negara-negara berkembang mau maju,pola
pendidikan atau cara membesarkan anak semacam itu harus diubah.Dari pendapat pelopor teori
1
Wardis Girsang, Kemiskinan multidemensional di pulau-pulau kecil (Ambon, Universitas Pattimura,
2011), hlm 2 & 3.
2
http://eprints.ipdn.ac.id/236/4/4.ISI-BUKU.pdf

2
modernisasi diatas menunjukkan bahwa keterbelakangan yang dialami negara-negara
berkembang bersumber dari dalam negara itu sendiri,yang ditunjukkan dengan sikap mental dan
nilai-nilai budaya yang tidak mendukung pembangunan.3

2.3 Faktor-Faktor Kemiskinan


Menurut Kartasasmita (1996) konsep kemiskinan berdasarkan pola waktu, yaitu: 4

1. kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun Daerah seperti itu pada umumnya
merupakan daerah-daerah yang kritis sumber daya alamnya, atau daerahnya yang
terisolasi (persistent poverty)
2. kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan (cyclical poverty)
3. kemiskinan musiman seperti dijumpai pada kasus nelayan dan petani tanaman pangan
(seasonal poverty)
4. kemiskinan karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu
yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat (accidental
poverty).

2.4 Faktor-Faktor Keterbelakangan


Keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:5

1. kesadaran manusia : Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan
kerja keras.Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia,
sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak
bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan
beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
2. struktur yang menindas : Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir
orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan
oleh problem struktural disebut kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang sengaja
diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu.

4
Sa’diyah El Adawiyah, Kemiskinan dan faktor-faktor penyebabnya (Jakarta, Universitas
Muhammadiyah Jakarta,2020), hlm 44.
5
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 1 (Makassar, Universitas Islam Negeri
Alauddin,2014).

3
3. fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya : Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab
orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan
posisinya, akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat bahkan kacau.

2.5 Bentuk-Bentuk Kemiskinan


Kemiskinan memiliki 3 bentuk, yaitu:6

1. Kemiskinan Absolut : suatu kondisi di mana pendapatan seseorang atau sekelompok


orang berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan standar untuk pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup.
2. Kemiskinan Relatif : bentuk kemiskinan yang terjadi karena adanya pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan atau ketimpangan standar kesejahteraan.
3. Kemiskinan Struktural : kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap
sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya ataupun sosial
politik yang kurang mendukung adanya pembebasan kemiskinan.

2.6 Bentuk-Bentuk Keterbelekangan


Keterbelakangan memiliki 3 bentuk, yaitu:

1. Keterbelakangan Teknologi: Rendahnya atau kurangnya negara dalam meneliti dan


membuat teknologi yang baru.
2. Keterbelakangan infrastruktur: Rendahnya atau kurangnya negara dalam pembangunan
negara.
3. Keterbelakangan Pendidikan : Rendahnya atau kurang nya negara dalam memajukan
pendidikan negara.

2.7 Hubungan Antara Kemiskinan Dan Keterbelakangan


Keterbelakangan sangat berpengaruh pada kondisi suatu negara. Dengan adanya keterbelakangan
kondisi ekonomi negara sangat rendah dengan negara lainnya, seperti keterbelakangan pendidikan
dengan adanya hal tersebut sumber daya manusia di dalam suatu negara tersebut akan menjadi
6
http://e-journal.uajy.ac.id/1756/3/2EP15294.pdf, hlm 29-30.

4
rendah dan hal tersebut dapat menyebabkan kemiskinan karena penyedia lapangan kerja tidak
akan menerima pekerja yang mempunyai pendidikan yang rendah.

2.8 Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Kemiskinan Dan Keterbelakangan.


Pemerintah berusaha meminimalisir angka kemiskinan, yaitu dengan dua cara melalui
pemberdayaan sosial. Satu, mendorong pribadi masyarakat untuk bekerja keras. Akan kurang
efektif jika pemerintah terus menggelontorkan biaya bantuan yang membuat orang orang miskin
ini terlalu bergantung dan enggan untuk bekerja keras. Dan untuk mengarahkan pada solusi yang
sesuai memotivasi masyarakat, maka perlu identifikasi masalah terlebih dulu mengenai kebiasaan
masyarakat. Kedua, pemerintah perlu menjadi fasilitator. Seperti yang disebutkan sebelumnya,
kalau memotivasi masyarakat untuk bekerja keras perlu fasilitas pula. Fasilitas itu dapat berupa
banyak hal, teknologi, pendidikan, maupun lapangan tenaga kerja. Melalui teknologi, maka bisa
mengatasi permasalahan yang dapat menimbulkan kemiskinan, seperti mengatasi ketidaksuburan
lahan dengan teknologi tepat guna pertanian. Melalui pendidikan, maka masyarakat bisa
meningkatkan kemampuannya yang dibutuhkan untuk pekerjaan pekerjaan memadai. Serta
melalui pembukaan lapangan tenaga kerja, maka masyarakat bisa terdorong untuk bekerja keras
memenuhi kriteria lapangan kerja tersebut dan kerja kerasnya itu tidak akan sia sia karena
lapangan kerjanya telah memadai.7

7
Mohammad Mulyadi, Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan dalam Masyarakat
(Jakarta, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI,2016), hlm 115.

5
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemiskinan yang dialami negara-negara berkembang paling tidak mampu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga baik berupa pangan maupun non pangan. Badan pusat statistik
menetukan garis kemiskinan berdasarkan pengularan rumah tangga yang nilainya sekitar Rp
211.726 (Maret 2010) atau Rp 233.740 (Maret 2011). Maka seseorang dikatakan miskin jika
pengeluarannya kurang dari Rp 8000/hari. Keterbelakangan merupakan hasil dari kontak yang
diadakan oleh negara-negara berkembang dengan negara-negara maju.Keterbelakangan
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kemiskinan manusia, kesadaran fatalistik, struktur yang
menindas, dan fungsi struktur. Kemiskinan dan keterbelakangan juga memiliki tiga bentuk.

6
DAFTAR PUSTAKA

Wardis Girsang, Kemiskinan multidemensional di pulau-pulau kecil (Ambon, Universitas Pattimura,


2011), hlm 2 & 3.

Sa’diyah El Adawiyah, Kemiskinan dan faktor-faktor penyebabnya (Jakarta, Universitas


Muhammadiyah Jakarta,2020), hlm 44.

Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 1 (Makassar, Universitas Islam
Negeri Alauddin,2014).

Mohammad Mulyadi, Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan dalam
Masyarakat (Jakarta, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI,2016), hlm 115.

http://e-journal.uajy.ac.id/1756/3/2EP15294.pdf, hlm 29-30.

http://eprints.ipdn.ac.id/236/4/4.ISI-BUKU.pdf

Anda mungkin juga menyukai