Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PPKN

SEMAKIN MENINGKATNYA ANGKA KEMISKINAN


DI INDONESIA

DISUSUN OLEH : { KELOMPOK 3 } – XI AKUNTANSI

Nama Anggota Kelompok :


1. AFRI ELIAN
2. MARTASYA SIHOTANG
3. REZKY FITRI ANISA
4. ANGGI NUR RAHMAH
5. RIKA AGUSTIN
6. INKA SRI RANTI
7. ADINDA PUTRI
8. ASTI AYU SAFITRI

SMK N 2 OKU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
nikmat dan kasih sayang – Nya kepada kami karena hanya dengan izin – Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru PPKN SMK N 2 OKU.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih banyak
kekurangan baik secara sistematika penulisan, bahasa, dan penyusunannya. Oleh karena itu,
kami memohon saran serta pendapat yang dapat membuat kami menjadi lebih baik dalam
melaksanakan tugas di lain waktu. Mudah – mudahan karya tulis yang kami buat menjadi
bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembacanya.

Baturaja, 19 Februari 2024

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian Kemiskinan .......................................................................................... 4


B. Seberapa Luas Penyebaran Kemiskinan di Indonesia ........................................... 5
C. Faktor yang Menguatkan Bahwa Kemiskinan Harus Ditangani Pemerintah ........ 6
D. Kebijakan dan Program Masalah Kemiskinan di Indonesia .................................. 7
E. Perbedaan Pendapat Tiap Organisasi Mengenai Kemiskinan................................ 8
F. Lembaga Yang Bertanggung Jawab Mengenai Masalah Kemiskinan................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
B. Kritik........................................................................................................................ 12
C. Saran........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan suatu masalah bagi Negara-negara di seluruh dunia,


kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi bagi Negara berkembang dan Negara maju
seperti Inggris dan Amerika. Di Inggris kemiskinan terjadi sekitar tahun 1700 pada masa
kebangkitan revousi di Eropa. Amerika Serikat sendiri mengalami kemiskinan pada tahun
1930-an, saat itu ekonomi mereka mengalami depresi dan resesi ekonomi yang hebat namun
setelah tiga puluh tahun kemudian mereka tercatat menjadi Negara Adidaya dan terkaya di
dunia.

Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara spesifik kemiskinan di


Indonesia. Terdapat dua kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, yaitu kemiskinan
alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunanaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan terjadi
karena imbas dari para birokrat kurang kompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai
fasilitas yang tersedia sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari masalah
kemiskinan tersebut.

Begitu banyak kita lihat pengemis, pengamen, pemulung, dan lain lain di sekitar
lingkungan kita sehari-hari, baik pada saat kita bepergian, maupun di lingkungan tempat
tinggal kita. Itu adalah salah satu dari kemiskinan. Sampai saat ini, belum juga ditemukan
cara penanggulangan kemiskinan itu sendiri, dan Pemerintah masih belum juga maksimal
dalam menangani masalah ini. Namun itu bukan hanya salah Pemerintah saja tetapi kita juga
harus dapat berkontribusi dan andil dalam mengatasi kemiskinan tersebut, karena untuk
mengubah kemiskinan harus dibutuhkan mental yang baik.

1
Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak
dari adanya rumah kumuh di pinggiran sungai, timbulnya berbagai macam penyakit,
khususnya penyakit busung lapar maupun gizi buruk. Mungkin kemiskinan terjadi kar?at ini,
bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah
kemiskinan secepat mungkin, kemiskinan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi rakyat miskin tetapi juga bagi warga sekitarnya,
karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.

Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia, maka hal ini menjadi masalah
tersendiri bagi negara ini dan sampai saat ini masih belum ada solusinya. Dan kemiskinan
mempunyai hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus
bersama-sama kita tanggulangi agar angka kemiskinan tidak terus meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jalannya masalah kemiskinan tersebut?
2. Seberapa luas masalah tersebut terjadi pada bangsa dan negara?
3. Mengapa masalah tersebut harus ditangani pemerintah dan haruskah seseorang
bertanggung jawab untuk memecahkannya?
4. Adakah kebijakan tentang masalah kemiskinan tersebut?
5. Adakahperbedaan pendapat tiap organisasi yang berpihak pada masalah ini?
6. PadatingkatatauLembaga pemerintahapasaja yangbertanggungjawab tentang masalah
tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat

 Tujuan:
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang semakin
meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar
ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Mengetahui seberapa luas masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia hingga saat
ini.
3. Mengetahui pendapat dari beberapa organisasi dalam menangani masalah ini.
4. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan
yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
5. Untuk mengetahui sejauh mana upaya serta kebijakan pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
6. Serta untuk mengetahui lembaga pemerintah mana saja yang bertanggung jawab
untuk menangani masalah kemiskinan ini.

2
 Manfaat :

a. Bagi Penulis

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari
mata pelajaran PPKN [Pendidikan Kewarganegaraan].

b. Bagi Pihak Lain

Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan dan upaya penyelesaian angka kemiskinan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jalannya Kemiskinan di Indonesia

3
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan.
Sejak krisis, angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Berdasar data Badan Pusat
Statistik Nasional Indonesia (BPS) bahwa 17,7 persen atau 39 juta penduduk indonesia
tergolong kategori penduduk miskin.
Pengangguran sebanyak 10,4 persen. Di antara 100 juta angkatan kerja menganggur.
Indonesia termasuk salah satu negara termiskin di dunia yang masuk pada urutan ke-68.
Sementara itu, di sisi lain praktik korupsi terus tumbuh subur di negeri ini. Badan Pemeriksa
Keuangan bahkan melaporkan uang negara yang dikorupsi mencapai Rp103 triliun. (RIZ)"
Dengan jumlah Penduduk miskin yang masih cukup besar dan permasalahan kemiskinan
yang kompleks dan luas di Indonesia menuntut penanganan yang berkelanjutan dalam
menurunkan jumlah penduduk miskin.
Untuk bisa menjawab dari permasalahan kemiskinan, penting bagi kita untuk menelusuri
secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Indikator-indikator kemiskinan menurut
Badan Pusat Statistika adalah sebagai berikut :

- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandan, pangan dan papan).


- Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,
sanitasi, air bersih dan transportasi).
- Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak ada investasi untuk pendidikan dan
keluarga).
- Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
- Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
- Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
- Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
- Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
- Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

B. Seberapa Luas Penyebaran Kemiskinan di Indonesia


Sumber data BPS untuk mengukur data kemiskinan menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung
Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

4
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2010 lalu masyarakat miskin di
Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02 juta orang dari jumlah penduduk
Indonesia. Di akhir tahun 2010, jumlah kemiskinan tersebut tentunya tidak jauh
berbeda.Memasuki September 2016 penduduk miskin tercatat 28,01 juta atau 10,86%.
Kemudian September 2017 penduduk miskin tercatat 27,77 juta atau 10,64%. Terakhir pada
September 2018 jumlah penduduk miskin tercatat 25,95 juta orang atau 9,82%.
Dari data juga disebutkan jumlah orang miskin di daerah perkotaan periode 2018
tercatat 10,14 juta turun 128,2 ribu orang dibandingkan periode September 2017 sebesar
10,27 juta. Sementara itu di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang (dari 16,31 juta
orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada September 2018).

5
Sedangkan dari segi persentase penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat 7,02%
lebih rendah dibanding periode September 2017 sebesar 7,26%. Sementara itu, persentase
penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47%, turun menjadi
13,20% pada September 2018.Ini berarti kemiskinan masih merupakan masalah besar bangsa
ini. Bayangkan dengan jumlah penduduk miskin sebesar itu, kita mencatatkan diri sebagai
Negara yang orang miskinnya lebih banyak dari jumlah penduduk Negara tetangga Malaysia
yang berpenduduk 26,79 juta orang di tahun yang sama.

C. Faktor yang Menguatkan Bahwa Kemiskinan Harus Ditangani Pemerintah


Kemiskinan terjadi karena terjadinya ketidakmerataan pendapatan yang diterima pada
tiap individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendapatan ini dipengaruhi
oleh banyak hal diantaranya, (1) kemampuan dan keahlian yang berbeda, (2) intensitas kerja
orang yang satu dengan lainnya beragam, (3) perbedaan antar jabatan (okupasi), (4)
perbedaan tingkat pendidikan, (5) faktor-faktor lain seperti, warisan, tabungan dan
pengambilan resiko, dan wiraswasta (entrepreneurship). Sehingga, pemerintah wajib
berperan aktif dalam upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia ini. Karena jika tidak segera
ditangani oleh pemerintah angka kemiskinan akan semakin meningkat, Indonesia akan
menjadi negara yang terbelakang dalam hal apapun, terutama perekonomian Indonesia.
Miskin ilmu dan miskin kesehatan. Jika pemerintah tidak bertanggungjawab terhadap
masalah ini, negara akan semakin kacau, dan perekonomian di Indonesia akan menurun.
 Penanggung Jawab Masalah Kemiskinan
Meningkatnya angka kemiskinan menjadi tanggung jawab seluruh warga negara yang
berada di negara tersebut. Seseorang dapat bertanggung jawab dengan membuka lapangan
pekerjaan untuk mengurangi pengangguran. Dengan angka pengangguran yang menurun
tingkat kemiskinan pun menjadi menurun juga. Jadi, seseorang baik pemerintah maupun
warga dapat bertanggung jawab terhadap masalah ini yaitu meningkatnya angka kemiskinan.

D. Kebijakan dan Program Masalah Kemiskinan di Indonesia


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan,
pemerintah telah mempersiapkan 5 strategi untuk menekan jumlah kemiskinan di Indonesia.
Untuk diketahui, pada Maret 2018 kemiskinan di Indonesia menurun jadi 9,82 persen atau
mencakup 25,9 juta penduduk Indonesia.

6
Pertama, meningkatkan efektivitas penurunan kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi inklusif. Di tataran ekonomi makro, pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi
inklusif, menjaga stabilitas makro ekonomi, stabilisasi harga, menciptakan lapangan
kerjaproduktif, menjaga iklim Investasi, menjaga regulasi perdagangan, meningkatkan
produktivitas sektor pertanian, dan mengembangkan infrastruktur wilayah tertinggal.

Untuk ekonomi mikro, bagi masyarakat sangat miskin dan miskin, pemerintah
berupaya memberikan bantuan pangan (rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunal (BPNT),
Bantuan Tunai Bersyarat (Program Keluarga Harapan), dan Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan Kartu Indonesia Sehat. Selanjutnya, untuk masyarakat miskin dan rentan,
pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan dengan akses permodalan, meningkatkan
kualitas produk dan akses pemasaran, mengembangkan keterampilan layanan usaha, serta
mengembangkan kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan.

Langkah kedua, pemerintah akan memantapkan kelompok menengah ke bawah


juga melakukan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di luar pulau Jawa.Hal ini
dilakukan untuk memperkuat infrastruktur konektivitas yang menghubungkan antara pusat
ekonomi dan wilayah penunjang sekaligus memperkuat pengembangan produk lokal dan
jaringan rantai pasok produk ekspor terus dilaksanakan.

Selain itu, penguatan perekonomian Inspired middle Income class diwujudkan melalui
kemudahan izin usaha bagi pemula, penguatan usaha mikro dan kecil serta pemberdayaan
koperasi, serta peningkatan keahlian tenaga kerja dan sertifikasi keahlian.

Selanjutnya langkah ketiga ialah melakukan reformasi anggaran subsidi.


Alokasi untuk subsidi bahan bakar turun signifikan sejak 2015. Alokasi subsidi dialihkan ke
Dana Desa dan Transfer Daerah untuk mengurangi ketimpangan. Reformasi subsidi terus
dilakukan untuk memastikan ketepatan sasaran, kesinambungan fiskal dan diversifikasi
energi.

Sementara itu langkah keempat yaitu peningkatan anggaran perlindungan


sosial. Pada periode 2010 hingga 2018, penurunan subsidi yang signifikan, dari 3,4 persen
menjadi 0,8 persen PDB pada periode 2015 dan 2018 dialokasikan untuk perlindungan sosial
melalui premi asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin serta perluasan program bantuan
sosial. Pada 2018, anggaran yang cukup besar akan dialokasikan untuk infrastruktur dan
investasi ekonomi.

Terakhir langkah kelima yaitu melakukan penguatan ekonomi domestik dan


tata kelola impor. Penguatan ekonomi domestik diwujudkan melalui realisasi peningkatan
kemudahan berusaha di daerah yang dipantau dengan ketat, mengingat implementasinya
sering tidak sesuai dengan kebijakan pusat.

Selain itu, pemerintah mendorong konsumsi masyarakat dengan menjaga inflasi


terutama dari tekanan sisi suplai melalui pengurangan hambatan arus distribusi antarwilayah
dan antarpulau, mengefektifkan TPID, serta mendorong penyediaan produksi pangan dan
bahan pokok lain.

Investor domestik dan wirausaha lokal juga didorong untuk mengembangkan bisnis di
Indonesia. Pemerintah mengurangi tekanan impor melalui penerapan kewajiban penyedia

7
lapak online menjual barang lokal dengan komposisi minimal tertentu serta kemudahan
investasi sektor industri untuk menyediakan bahan baku yang selama ini diimpor.

 Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses


partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia.
Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite
penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama
penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam
mengatasi kemiskinan.

 Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air
bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan
jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada
daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus
(DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan
bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

 Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.


Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan
diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung
Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong
orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan.
Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan,
tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.

Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan
dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli
melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/
Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud
adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai
Tukar Beras”.

Selain itu, ada beberapa kebijakan dan program pemerintah yang lain untuk mengatasi
angka kemisiknan di Indonesia.
 Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah antara lain :
1. Peningkatan akses fakir miskin terhadap sumber daya social ekonomi.
2. Peningkatan prakarsa dan peran aktif warga masyarakat dalam pemberdayaan fakir
miskin.

8
3. Perlindungan hak – hak fakir miskin.
4. Peningkatan kualitas manajemen pemberdayaan fakir miskin.

 Program yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan yaitu :

1. Program Pokok

Program penanggulankemiskinankronis

o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah hutan kemasyarakatan


o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pedesaan
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah sub urban (desa-kota)
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah perkotaan
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pesisir pantai
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah kepulauan terpencil
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah perbatasan antar negara
o Pemberdayaan fakir miskin di wilayah pertambangan dan industri
Program penanggulangan kemiskinan Transient

o Pemberdayaan fakir miskin Eks korban bencana alam


o Pemberdayaan fakir miskin Eks Bencana social

1. Program terpadu pengembangan desa miskin atau adopsi desa miskin


2. Program Peningkatan Kualitas Manajemen Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir
Miskin
Untuk mendukung program pokok, akan dilaksanakan kegiatan pendukung dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan social bagi keluarga fakir
miskin.

E. Perbedaan Pendapat Tiap Organisasi Mengenai Kemiskinan

Perbedaan pendapat tentu tentang kemiskinan ada. Ada yang berpihak untuk membiarkannya.
ada juga yang berpihak memberantasnya hingga ke akar-akarnya dan ada juga yang yang
berpendapat untuk mencegah dan mengilangkannya dengan pendekatan yang sedikit-sedikit.

Organisasi yang Berpihak Pada Masalah "Semakin Meningkatnya Angka Kemiskinan" antara
lain:
1. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) merupakan lembaga
untuk menangani dan berkoordinasi dalam hal yang berhubungan dengan penanggulangan
dan pemberantasan kemiskinan di Republik Indonesia.
2. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang terbentuk
berdasarkan Perpres No. 15 tahun 2010 yang merupakan tim lintas sektor kepentingan di
tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk melakukan percepatan penanggulangan
kemiskinan di tingkat daerah yang bersangkutan.

9
3. MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan)
merupakan program bersama Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia dengan
tujuan meningkatkan jangkauan pelayanan publik dan kehidupan perempuan miskin di
Indonesia dengan cara memperkuat organisasi perempuan dan isu jender serta anggota
parlemen untuk mempengaruhi kebijakan dan layanan di lima isu strategis.

4. Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) yang dibentuk melalui Kepres No. 124 Tahun
2001, Kepres. No. 8 Tahun 2002, Kepres. No. 34 Tahun 2004. pemerintah mendirikan
lembaga ini dengan dua pendekatan untuk menanggulangi kemiskinan, antara lain:
- mengurangi beban biaya bagi penduduk miskin
- meningkatkan pendapatan atau daya beli penduduk miskin.
4.6

F. Lembaga Yang BertanggungJawab Mengenai Masalah Kemiskinan

Ada 19 kementerian lembaga yang menangani kemiskinan dan saat ini masih bekerja
untuk penurunan angka kemiskinan menjadi 3-4% jumlah penduduk pada tahun 2019.

Intervensi penanganan fakir miskin, dilakukan 19 kementerian lembaga. Ada kementerian-


kementerian yang memiliki signifikansi untuk bisa mereduksi angka kemiskinan. Salah satu
dari 19 kementerian itu antara lain:
- Kemensos kontribusi 1%.
- Kementrian Pertanian kontribusi 1,5%.
- Kementrian Kelautan dan Perikanan 0,5%.
- Sedangkan 1% lainnya berbagai kementerian lembaga salah satunya Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Karena kondisi infrastruktur sangat penting
misal waduk, irigasi teknis, bahan baku timah. Salah satu program yang bisa
mengurangi angka kemiskinan dari Kemensos yang bekerjasama dengan 14
perguruan tinggi se-Indonesia yaitu Desa Sejahtera Mandiri. Dalam program tersebut
ditargetkan akan terbentuk kemandirian dalam lima tahun.

 Landasan Kebijakan Penanggulangan KemiskinanDalam UUD 1945

10
Konstitusi Negara kita (UUD’45) dengantegasmenyebutkanbahwa Negara wajib ”melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dan secara khusus
landasan kebijakan Penanggulangan kemiskinan dalam Undang-undang Dasar 1945 yang
tertuang dalam beberapa pasal yakni:

1. Pasal 27 ayat2: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”
2. Pasal 28 H Ayat 1: “Setiap orang berhak hidup sejak terlahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”
3. Pasal 28 H Ayat 2 : ”Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan”
4. Pasal 28 H Ayat 3 : “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”
5. Pasal 28 H Ayat 4 : “Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun
6. Pasal 31 ayat 1 : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan”
7. Pasal 33 Ayat 1 : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
8. Pasal 33 Ayat 2 : “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”
9. Pasal 33 Ayat 3:“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran rakyat”
10. Pasal 33 Ayat 4:“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonominasional”
11. Pasal 34: Ayat 1 : “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”
12. Ayat 2 : ”Negara mengembangkan system jaminan social bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”.
13. Ayat 3:”Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelayanan umum”.
Sebagai turunan UUD’45, landasan yuridis yang relevan dengan kebijakan penanggulangan
secara langsung adalah:

1. UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional


2. Perpres No 7/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Bab
XVI tentang Penanggulangan Kemiskinan
3. UU 11/2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Sosial,
Budaya, dan Ekonomi
4. UU 12/2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan
Politik
5. UU 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia
6. Peraturan Presiden No. 54/2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
BAB III

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas, untuk keluar dari masalah
kemiskinan tersebut kita seharusnya paham tentang apa yang dimaksud kemiskinan dan
faktor-faktor penting penyebab masalah kemiskinan tersebut. Dan pengentasan kemiskinan
tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga harus dibantu oleh sektor lain dan
harus dimulai dari diri kita sendiri. Pemerintah pun harus mempunyai program pengentasan
kemiskinan yang lebih baik dari yang sudah ada dan diharapkan pemerintah baik di kota atau
daerah bisa menjalankan dengan sejujur mungkin tanpa adanya korupsi yang saat ini
merajalela. Bila itu bisa terlaksana dengan baik maka dipastikan keadaan ekonomi di
Indonesia bisa lebih baik dari sekarang dan penyakit sosial ekonomi ini dipastikan akan
berkurang.
B. Kritik
Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat kurang peduli dengan meningkatnya angka
kemiskinan. Dengan ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat Indonesia, banyak dampak
negatif yang dapat ditimbulkan. Meningkatnya angka kemiskinan mempengaruhi pendapatan
masyarakat di Indonesia rendah, masyarakat di Indonesia akan mengalami banyak kerugian
dan masalah.
C. Saran
Sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia peduli terhadap apa yang sedang
terjadi saat ini. Kita harus memperhatikan masalah yang ada dan memikirkan solusinya.
Tidak hanya masyarakat, pemerintah sebagai pemimpin rakyat juga harus mengarahkan
masyarakat Indonesia menjadi yang lebih baik. Dengan pemerintah mengadakan lapangan
kerja yang luas, dan mengurangi hutang-hutang milik Indonesia, Indonesia akan terbebas dari
angka kemiskinan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

12
http://awangaliakbar.blogspot.com/2012/04/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html
https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
https://www.merdeka.com/uang/ini-5-langkah-pemerintah-untuk-tekan-kemiskinan-di-
indonesia.html
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrgDumQ5Y1cZ7UAIORXNyoA;_ylu=X3oDMTEyYWFscjhuBGNvbG8DZ3ExBH
BvcwMzBHZ0aWQDQjY4MjFfMQRzZWMDc3I-/RV=2/RE=1552832016/RO=10/
RU=http%3a%2f%2falvianfirman.blogspot.com%2f2015%2f04%2fdefinisi-kemiskinan-
penyebab-dampak-dan.html/RK=2/RS=ouoTtjbTDcUv1Gzq1l7LgvXyv.o-
https://anfieldvillage.wordpress.com/2015/05/31/perundang-undangan-sosial-pengentasan-
kemiskinan-dan-prakteknya/

13

Anda mungkin juga menyukai