DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar..……………………………………………………………………...2
2. Daftar Isi…………………………………………………………………………......3
3. Bab I: Pendahuluan.…………………………………………………………….…4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….5
4. Bab II: Isi…………………………………………………………………………...6
2.1 Definisi Kemiskinan………………………………………………………...6
2.2 Kemiskinan di Indonesia……………………………………………………6
2.3 Kemiskinan dari Sudut Pandang Agama Islam……..………………………8
2.4 Dampak Terjadinya Kemiskinan…..………………………………………..9
2.5 Solusi untuk Mengatasi Kemiskinan…………………………………...…..11
5. Bab III: Penutup…………………………………………………………………..13
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...13
3.2 Saran……………………………………………………………………….13
6. Daftar Pustaka……………………………………………………..……………….14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks lain Kemiskinan kolektif juga terjadi pada suatu daerah atau
negara yang mengalami kekurangan pangan. Kebodohan dan eksploitasi manusia
dinilai sebagai penyebab keadaan itu. Kemiskinan musiman atau periodik dapat
terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. (Ragnar
Nurkse,1953). Misalnya sebagaimana, sekarang terjadi di negara kita Indonesia.
Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap orang, terutama kaum
cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, kelompok lanjut usia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa yang menyebabkan kemiskinan terjadi di Indonesia?
3. Apa itu kemiskinan dari sudut pandang agama islam?
4. Apa dampak terjadinya kemiskinan?
5. Bagaimana cara untuk mengatasi kemiskinan?
4
C. Tujuan
1. Sebagai salah satu penambah wawasan yang sangat bermanfaat dalam
kehidupan.
2. Mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang kosep kemiskinan dalam
Islam.
3. Mengetahui dampak dampak pada masyarakat dengan terjadinya kemiskinan.
4. Menambah wawasan dan pengalaman untuk menghadapi realita kehidupan
yang tidak menentu.
5
BAB II
ISI
A. Definisi Kemiskinan
B. Kemiskinan di Indonesia
6
kehidupannya, selain itu juga karna SDM, SDA, Sistem, dan juga tidak terlepas
dari sosok pemimpin.
Kalau sudah seperti ini siapa yang harus kita salahkan. kemiskinan seakan
menjadi sebuah fenomena atau sebuah persoalan yang tak ada habis-habisnya,
pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan kemiskinan,
7
pemerintah lebih membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang
memikirkan cara untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat kemiskinan dan
membebaskan Negara dari para pengemis jalanan karna kemiskinan.
“..atau orang miskin yang sangat fakir” (QS al-Balad [90]: 16)
Adapun kata fakir yang berasal dari bahasa Arab: al-faqru, berarti
membutuhkan (al-ihtiyaaj). Allah Swt. berfirman:
“…lalu dia berdoa, “Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat membutuhkan suatu
kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (QS al-Qashash [28]:24).
ِ [ َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر
]ُوف
“Kewajiban ayah adalah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara yang makruf” (QS al-Baqarah [2]:233).
“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal, sesuai dengan
kemampuanmu” (QS ath-Thalaaq [65]:6).
8
Rasulullah saw. bersabda:
“Ingatlah, bahwa hak mereka atas kalian adalah agar kalian berbuat baik kepada
mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan” (HR Ibnu Majah).
Dari ayat dan hadis di atas dapat di pahami bahwa tiga perkara (yaitu
sandang, pangan, dan papan) tergolong pada kebutuhan pokok (primer), yang
berkait erat dengan kelangsungan eksistensi dan kehormatan manusia. Apabila
kebutuhan pokok (primer) ini tidak terpenuhi, maka dapat berakibat pada
kehancuran atau kemunduran (eksistensi) umat manusia. Karena itu, Islam
menganggap kemiskinan itu sebagai ancaman yang biasa dihembuskan oleh setan,
sebagaimana firman Allah Swt.“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan” (TQS al- Baqarah [2]:268).
Dengan demikian, siapa pun dan di mana pun berada, jika seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer)nya, yaitu sandang, pangan, dan papan,
dapat digolongkan pada kelompok orang-orang yang fakir ataupun miskin. Oleh
karena itu, setiap program pemulihan ekonomi yang ditujukan mengentaskan fakir
miskin, harus ditujukan kepada mereka yang tergolong pada kelompok tadi. Baik
orang tersebut memiliki pekerjaan, tetapi tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya dengan cara yang makruf, yakni fakir, maupun yang tidak memiliki
pekerjaan karena PHK atau sebab lainnya, yakni miskin.
Jika tolok ukur kemiskinan Islam dibandingkan dengan tolok ukur lain,
maka akan didapati perbedaan yang sangat mencolok. Tolok ukur kemiskinan
dalam Islam memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari tolok ukur lain. Sebab, tolok
ukur kemisknan dalam Islam mencakup tiga aspek pemenuhan kebutuhan pokok
bagi individu manusia, yaitu pangan, sandang, dan pangan.
9
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan
dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat
sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi
kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan
membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak
dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang
semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka
mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan
makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan
sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
10
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat
kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan
ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan
mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang
tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk
mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus
merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya
mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi
baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan
hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
Untuk mengatasi kemiskinan ada banyak cara dari berbagai sudut pandang.
Misalnya saja mengatasi kemiskinan dari sudut pandang ekonomi, politik, budaya,
sosial, dan masih banyak lagi. Tidak semua cara untuk mengatasi kemiskinan tepat
sasaran karena kondisi dan penyebab yang berbeda dapat memengaruhi ketepatan
mengatasi kemiskinan.
Usaha Individu
Penyedekahan
11
karna zakat merupakan salah satu kegiatan keagamaan. Dalam sosial, sudah
seharusnya membantu satu sama lain dengan kegiatan penyedekahan.
Penyedekahan juga merupakan kegiatan untuk peduli satu sama lain, berbaur,
berbagi, dan nilai positif lainnya.
Pelayanan masyarakat
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami
seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal
atau yang layak bagi kehidupannya. Kemiskinan menyebabkan masyarakat rela
melakukan apa saja demi keselamatan hidup, sehingga terjadinya ketimpangan
sosial dimana mana, karena bisa disebut miskin (kekurangan) pada kehidupannya
menurut masing masing orang tentu berbeda. Oleh karena itu kemiskinan menurut
islam adalah masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan primer (sandang,
pangan, papan) agar umatnya tidak berfoya foya (berlebihan) dalam menjalankan
kehidupannya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa/i yang masih dalam tahap pembelajaran, sebaiknya
jangan menghamburkan harta harta kalian secara cuma cuma karena sifat tersebut
sangat dibenci dalam islam. Lebih baik memberi hartanya kepada yang lebih
membutuhkan dari pada hanya dibuat kesenangan belaka, insyaAllah dilipat
gandakan pahalanya. Amiiin…
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.materibelajar.id/2016/04/teori-kemiskinan-pengertian-definisi.html#
https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
https://kmmstksbandung.wordpress.com/2010/02/04/kemiskinan-dalam-
pandangan-islam/
https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/bagaimana-mengatasi-
kemiskinan/
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pandangan-islam-
terhadap.html
http://muhtadiridwan.blogspot.co.id/2013/03/agama-dan-kemiskinan.html
http://kontraberita.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-kemiskinan-di-indonesia.html
14