Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

DUNIA TANPA KEMISKINAN

DISUSUN OLEH

Fahmi Gilang Madani 120110170024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, Desember 2017

Penyusun

(Fahmi Gilang Madani)

2
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar..……………………………………………………………………...2
2. Daftar Isi…………………………………………………………………………......3
3. Bab I: Pendahuluan.…………………………………………………………….…4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….5
4. Bab II: Isi…………………………………………………………………………...6
2.1 Definisi Kemiskinan………………………………………………………...6
2.2 Kemiskinan di Indonesia……………………………………………………6
2.3 Kemiskinan dari Sudut Pandang Agama Islam……..………………………8
2.4 Dampak Terjadinya Kemiskinan…..………………………………………..9
2.5 Solusi untuk Mengatasi Kemiskinan…………………………………...…..11
5. Bab III: Penutup…………………………………………………………………..13
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...13
3.2 Saran……………………………………………………………………….13
6. Daftar Pustaka……………………………………………………..……………….14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Masalah sosial adalah fenomena yang selalu muncul dalam kehidupan


masyarakat. Kemiskinan adalah fenomena yang sangat urgen bagi Negara
Indonesia. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga macam konsep kemiskinan:
kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan subyektif. Seseorang
termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah
garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum:
pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di
bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin relatif dirumuskan
berdasarkan the idea of relative standard, yaitu dengan memperhatikan dimensi
tempat dan waktu. Asumsinya adalah kemiskinan suatu daerah berbeda dengan
daerah lainnya dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu lainnya.

 Dalam konteks lain Kemiskinan kolektif juga terjadi pada suatu daerah atau
negara yang mengalami kekurangan pangan. Kebodohan dan eksploitasi manusia
dinilai sebagai penyebab keadaan itu. Kemiskinan musiman atau periodik dapat
terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. (Ragnar
Nurkse,1953). Misalnya sebagaimana, sekarang terjadi di negara kita Indonesia.
Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap orang, terutama kaum
cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, kelompok lanjut usia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa yang menyebabkan kemiskinan terjadi di Indonesia?
3. Apa itu kemiskinan dari sudut pandang agama islam?
4. Apa dampak terjadinya kemiskinan?
5. Bagaimana cara untuk mengatasi kemiskinan?

4
C. Tujuan
1. Sebagai salah satu penambah wawasan yang sangat bermanfaat dalam
kehidupan.
2. Mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang kosep kemiskinan dalam
Islam.
3. Mengetahui dampak dampak pada masyarakat dengan terjadinya kemiskinan.
4. Menambah wawasan dan pengalaman untuk menghadapi realita kehidupan
yang tidak menentu.

5
BAB II

ISI

A. Definisi Kemiskinan

Menurut Ritongga (2003:1) Memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah


kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi
kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan
dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan social yang
diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
secara layak.

B. Kemiskinan di Indonesia

Permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah


indonesia saat ini adalah kemiskinan, disamping masalah-masalah yang lainnya.
dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan
permasalahan kemiskinan.

Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1) upaya menurunkan tingkat


kemiskinan di Indonesia telah dimulai awal tahun 1970-an diantaranya melalui
program Bimbingan Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes). Tetapi upaya
tersebut mengalami tahapan jenuh pada pertengahan tahun 1980-an, yang juga
berarti upaya penurunan kemiskinan di tahun 1970-an tidak maksimal, sehingga
jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali naik. Disamping itu
kecenderungan ketidakmerataan pendapatan nasional melebar yang mencakup antar
sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah.

 berdasarkan data Bank Dunia jumlah penduduk miskin Indonesia pada


tahun 2002 bukanlah 10 sampai 20% tetapi telah mencapai 60% dari jumlah
penduduk Indonesia yang berjumlah 215 juta jiwa. Hal ini diakibatkan oleh
ketidakmampuan mengakses sumber-sumber permodalan, juga karena infrastruktur
yang juga belum mendukung untuk dimanfaatkan masyarakat memperbaiki

6
kehidupannya, selain itu juga karna SDM, SDA, Sistem, dan juga tidak terlepas
dari sosok pemimpin.

Kemiskinan harus diakui memang terus menjadi masalah fenomenal


sepanjang sejarah Indonesia sebagai negara bangsa, bahkan hampir seluruh energi
dihabiskan hanya untuk mengurus persoalan kemiskinan. Yang menjadi pertanyaan
sekarang ini adalah, mengapa masalah kemiskinan seakan tak pernah habis,
sehingga di negara ini, rasanya tidak ada persoalan yang lebih besar, selain
persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa
mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan,
kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan
publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan
terhadap keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan
memperbaiki kehidupan, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan
rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.

Kemiskinan menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja


demi keselamatan hidup, kemiskinan menyebabkan banyak orang melakukan
prilaku menyimpang, harga diri diperjual belikan hanya untuk mendapatkan makan.
Si Miskin rela mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi
mereka yang memiliki uang dan memegang kendali atas sektor perekonomian lokal
dan menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan.
Para buruh bekerja sepanjang hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat
sedikit. Bahkan yang lebih parah, kemiskinan telah membuat masyarakat kita
terjebak dalam budaya memalas, budaya mengemis, dan menggantungkan
harapannya dari budi baik pemerintah melalui pemberian bantuan. kemiskinan juga
dapat meningkatkan angka kriminalitas, kenapa penulis mengatakan bahwa
kemiskinan dapat meningkatkan angka kriminalitas, jawabannya adalah karna
mereka (simiskin) akan rela melakukan apa saja untuk dapat mempertahankan
hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada hal yang lebih
keji dari itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya.

Kalau sudah seperti ini siapa yang harus kita salahkan. kemiskinan seakan
menjadi sebuah fenomena atau sebuah persoalan yang tak ada habis-habisnya,
pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan kemiskinan,
7
pemerintah lebih membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang
memikirkan cara untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat kemiskinan dan
membebaskan Negara dari para pengemis jalanan karna kemiskinan.

C. Kemiskinan dari Sudut Pandang Agama Islam

Menurut bahasa, miskin berasal dari bahasa Arab yang sebenarnya


menyatakan kefakiran yang sangat. Allah Swt. menggunakan istilah itu dalam
firman-Nya:

]‫[أَوْ ِم ْس ِكينًا َذا َم ْت َربَ ٍة‬

“..atau orang miskin yang sangat fakir” (QS al-Balad [90]: 16)

Adapun kata fakir yang berasal dari bahasa Arab: al-faqru, berarti
membutuhkan (al-ihtiyaaj). Allah Swt. berfirman:

َّ َ‫[فَقَا َل َربِّ إِنِّي لِ َما أَ ْنز َْلتَ إِل‬


]ٌ‫ي ِم ْن خَ ي ٍْر فَقِير‬

“…lalu dia berdoa, “Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat membutuhkan suatu
kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (QS al-Qashash [28]:24).

Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak


terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat Islam telah
menentukan kebutuhan primer itu (yang menyangkut eksistensi manusia) berupa
tiga hal, yaitu sandang, pangan, dan papan. Allah Swt. berfirman:

ِ ‫[ َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر‬
]‫ُوف‬

“Kewajiban ayah adalah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara yang makruf” (QS al-Baqarah [2]:233).

ُ ‫[أَ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬


]‫ْث َس َك ْنتُ ْم ِم ْن ُوجْ ِد ُك ْم‬

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal, sesuai dengan
kemampuanmu” (QS ath-Thalaaq [65]:6).

8
Rasulullah saw. bersabda:

“Ingatlah, bahwa hak mereka atas kalian adalah agar kalian berbuat baik kepada
mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan” (HR Ibnu Majah).

Dari ayat dan hadis di atas dapat di pahami bahwa tiga perkara (yaitu
sandang, pangan, dan papan) tergolong pada kebutuhan pokok (primer), yang
berkait erat dengan kelangsungan eksistensi dan kehormatan manusia. Apabila
kebutuhan pokok (primer) ini tidak terpenuhi, maka dapat berakibat pada
kehancuran atau kemunduran (eksistensi) umat manusia. Karena itu, Islam
menganggap kemiskinan itu sebagai ancaman yang biasa dihembuskan oleh setan,
sebagaimana firman Allah Swt.“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan” (TQS al- Baqarah [2]:268).

Dengan demikian, siapa pun dan di mana pun berada, jika seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer)nya, yaitu sandang, pangan, dan papan,
dapat digolongkan pada kelompok orang-orang yang fakir ataupun miskin. Oleh
karena itu, setiap program pemulihan ekonomi yang ditujukan mengentaskan fakir
miskin, harus ditujukan kepada mereka yang tergolong pada kelompok tadi. Baik
orang tersebut memiliki pekerjaan, tetapi tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya dengan cara yang makruf, yakni fakir, maupun yang tidak memiliki
pekerjaan karena PHK atau sebab lainnya, yakni miskin.

Jika tolok ukur kemiskinan Islam dibandingkan dengan tolok ukur lain,
maka akan didapati perbedaan yang sangat mencolok. Tolok ukur kemiskinan
dalam Islam memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari tolok ukur lain. Sebab, tolok
ukur kemisknan dalam Islam mencakup tiga aspek pemenuhan kebutuhan pokok
bagi individu manusia, yaitu pangan, sandang, dan pangan.

D. Dampak Terjadinya Kemiskinan

Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang


berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.

9
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan
dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat
sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi
kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan
membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak
dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang
semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka
mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan
makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan
sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.

Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari


nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa
memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi
kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan,
pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang
bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit
mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang
berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak
heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.

Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan


dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus
sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya
kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah
keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan
kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global
dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-


hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum
lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat
dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya
penyakit yang menyebar.

10
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat
kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan
ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan
mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang
tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk
mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus
merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya
mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi
baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan
hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.

E. Solusi untuk mengatasi kemiskinan

Untuk mengatasi kemiskinan ada banyak cara dari berbagai sudut pandang.
Misalnya saja mengatasi kemiskinan dari sudut pandang ekonomi, politik, budaya,
sosial, dan masih banyak lagi. Tidak semua cara untuk mengatasi kemiskinan tepat
sasaran karena kondisi dan penyebab yang berbeda dapat memengaruhi ketepatan
mengatasi kemiskinan.

 Usaha Individu

Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan masalah kemiskinan


yang dihadapi oleh dirinya. Seseorang itu dapat mengatasi kemisikinan
dirinya menerusi pendidikan, memperbaiki kualitas dirinya, meningkatkana
kapasitas pada dirinya seperti belajar, bermain, bekerja, organisasi dan lain
sebagainya.

 Penyedekahan

Penyedekahan merupakan satu cara yang baik untuk membantu


golongan termiskin dalam masyarakat. Tetapi ia tidak dapat mengatasi
masalah kemisikinan secara keseluruhan. Penyedekahan adalah salah satu
solusi untuk membantu masyarakat miskin. Penyedekahan adalah kegiatan
positif yang berorientasi dengan agama dan sosial. Penyedekahan diharuskan

11
karna zakat merupakan salah satu kegiatan keagamaan. Dalam sosial, sudah
seharusnya membantu satu sama lain dengan kegiatan penyedekahan.
Penyedekahan juga merupakan kegiatan untuk peduli satu sama lain, berbaur,
berbagi, dan nilai positif lainnya.

 Pembangunan Ekonomi kerakyatan

Pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan cara yang bagus untuk


mengatasi masalah kemiskinan. Pembangunan ekonomi ini berdasarkan pada
pembinaan rakyat agar rakyat mempunyai usaha untuk memperbaiki
kekurangan ekonomi dan dapat keluar dari kemiskinan. Misalnya saja UKM,
semua rakyat dapat memperoleh modal dari pemerintah untuk membuat
usaha agar mendapat penghasilan yang pantas untuk memenuhi kebutuhan.
Rakyat dapat mengembangkan dirinya dengan mendirikan usaha apa saja
seperti industry rumah tangga.

 Pelayanan masyarakat

Pelayanan masyarakat merupakan cara mengatasi kemiskinan karena


sebagai pemerintah hendaklah menyejahterakan rakyatnya yang
membutuhkan. Kemiskinan membutuhkan pelayanan karena mereka butuh
untuk dibantu dalam hal apapun sehubungan dengan keterbatasan mereka
untuk mendapat pelayanan. Misalnya saja pelayanan kesehatan gratis, beras
murah untuk sehari-hari, sembako murah, posyandu, pembagian makanan
sehat, dan lain sebagainya. Pelayanan masyarakat merupakan hal yang
membahagiakan bagi rakyat miskin karena mereka tak dapat memenuhi
pelayanan yang memadai.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami
seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal
atau yang layak bagi kehidupannya. Kemiskinan menyebabkan masyarakat rela
melakukan apa saja demi keselamatan hidup, sehingga terjadinya ketimpangan
sosial dimana mana, karena bisa disebut miskin (kekurangan) pada kehidupannya
menurut masing masing orang tentu berbeda. Oleh karena itu kemiskinan menurut
islam adalah masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan primer (sandang,
pangan, papan) agar umatnya tidak berfoya foya (berlebihan) dalam menjalankan
kehidupannya.

B. Saran
Sebagai mahasiswa/i yang masih dalam tahap pembelajaran, sebaiknya
jangan menghamburkan harta harta kalian secara cuma cuma karena sifat tersebut
sangat dibenci dalam islam. Lebih baik memberi hartanya kepada yang lebih
membutuhkan dari pada hanya dibuat kesenangan belaka, insyaAllah dilipat
gandakan pahalanya. Amiiin…

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.materibelajar.id/2016/04/teori-kemiskinan-pengertian-definisi.html#
 https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
 https://kmmstksbandung.wordpress.com/2010/02/04/kemiskinan-dalam-
pandangan-islam/
 https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/bagaimana-mengatasi-
kemiskinan/
 http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pandangan-islam-
terhadap.html
 http://muhtadiridwan.blogspot.co.id/2013/03/agama-dan-kemiskinan.html
 http://kontraberita.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-kemiskinan-di-indonesia.html

14

Anda mungkin juga menyukai