Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tugas Sosiologi ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya, makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada supaya tidak terulang kembali.

Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis,

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. 1

Daftar Isi ...................................................................................................................................... 2

Bab I. Pendahuluan ...................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ......................................................................................................... 4

Bab II. Pembahasan ...................................................................................................................... 4

A. Definisi Kemiskinan ........................................................................................................ 4


B. Indikator-Indikator Kemiskinan ...................................................................................... 5
C. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan .............................................................................. 6
D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia ........................................................... 7
E. Tantangan Kemiskinan di Indonesia ................................................................................ 8
F. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan ............................................................ 9

Bab III. Penutup ........................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 11


3.2 Saran ............................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang kita ketahui khususnya
di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut mengenai kehidupan
bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan
hidup, dll. Permasalahan tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi
yang tidak disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah
kebawah. Hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling
krusial di dunia ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan secara global kemiskinan negara-
negara di dunia, yaitu negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua
Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia.
Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar
pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks
perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut
meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-
negara pinggiran benua Asia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba untuk mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa indikator terjadinya kemiskinan?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?
4. Bagaimanakah tingkat perkembangan kemiskinan di Indonesia?
5. Apa tantangan dalam menghadapi kemiskinan di Indonesia?
6. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?

3
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut
berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan yang
merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di
Indonesia.
4. Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di Indonesia.
5. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata
pelajaran Sosiologi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang
ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang
yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat
dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya
dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba
kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia
pada jaman modern.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif
dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang
lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang

4
diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan
lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan
pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor
produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang
diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan
tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan
relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap
seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

B. Indikator-Indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut.Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana
di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,
sanitasi, air bersih, dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

5
C. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan
kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh
imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai
fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut
kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan
pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim,
yang antara lain adalah:
1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita
bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau
produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu
pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar
perkembangan pendapatan per-kapita:
 Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
 Politik ekonomi yang tidak sehat.
 Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
2) Beban hutang
3) Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4) Perang
2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan.
Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus
didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan
yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal

6
3. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari
tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan
adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya
pengangguran.
4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber
pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu,ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
 Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
 Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya
lapangan pekerjaan
 Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
 Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan seseorang
 Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
 Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
 Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas
dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap
masyarakat.

D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir
keadaan kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya
pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross Domestic Product
(GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu sentral
di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$

7
2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja jika
digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks Pembangunan
Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif sangat rendah
jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. United Nations
Development Programme (UNDP) menempatkan HDI Indonesia di peringkat 124 dari 187
negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama, jumlah penduduk miskin di Indonesia
mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut berada di daerah perkotaan dan
63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan
papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan
berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan dan
jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.

E. Tantangan Kemiskinan di Indonesia


Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat
Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat
Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan
oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar
0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara
negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada
tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu,
kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di
pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi
Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk
miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat
memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh
rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related

8
Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment
Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang
sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan.
Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan
pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka
terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa
masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala
Nasional.

F. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan


1) Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
Penanganan masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi:
 Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang energi
protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat
gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
 Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi
untuk keluarga miskin.
2) Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan
prioritas sebagai berikut :
 Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan
satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
 Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
 Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
3) Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan
prioritas sebagai berikut :
 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas

9
 Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah
perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
 Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit
menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan
pelayanan ke gawat darurat.
 Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada
kelahiran.
4) Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
 Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
 Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
 Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
 Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
 Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan
pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun
melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di
Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite
penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah
dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
 Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air
bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii)
10
pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi
sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen
Dana Alokasi Khusus (DAK).
 Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
 Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara
lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan
bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi
penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia :
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan
diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung
Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong
orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan.
Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan,
tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan
permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan
targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya
Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang
yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan
kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam
artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka

11
kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya
kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit
sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab
agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah
dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari
kemiskinan.
3. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita
yang masih mengalami kemiskinan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://litamardiana.blogspot.com/2012/11/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html
2. http://yulliasurriaunnes.blogspot.com/2012/07/permasalahan-sosial-makalah-
kemiskinan.html
3. http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/
4. http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-
penanggulangannya/

13

Anda mungkin juga menyukai