Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta IPS
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena kasih dan rahmat-Nya lah
kami dapat menyusun makalah dengan judul “Permasalahan Dalam Ruang Lingkup
Sosiologi”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta IPS. Secara
umum makalah ini membahas bagaimana permasalahan yang terjadi di lingkungan
masyarakat ditinjauh dari aspek sosialnya.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun sistematika penulisan. Untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini kedepannya kami sangat mengharapkan keritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Permasalahan Sosial Kemiskinan...................................................................................6
2.2. Permasalahan Sosial Kejahatan.......................................................................................9
2.3. Permasalahan Sosial Kesenjangan Sosial.....................................................................12
2.4. Permasalahan Sosial Ketidakadilan..............................................................................15
2.5. Permasalahan Sosial Penyakit Menular........................................................................16
2.6. Permasalahan Sosial Kenakalan Remaja......................................................................17
2.7 Permasalahan Sosial Aliran Sesat..................................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
3.1.Kesimpulan....................................................................................................................21
3.2.Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang meliputi gejala-
gejala sosial, stuktur sosial dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sosiologi
menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti nonna-norma, kelompok sosial
lapisan masyarakat, lembaga masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan
serta perwujudannya. Gejala-gejala tersebut ada yang tidak berlangsung normal sebagaimana
yang dikehendaki masyarakat merupakan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala patologis,
hal ini disebabkan adanya unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfimgsi sehingga
menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal dinamakan masalah-
masalah sosial. Salah satu contoh masalah sosial masyarakat adalah Kemiskinan, kejahatan,
kesenjangan sosial, ketidakadilan, aliran sesat, dll.
PEMBAHASAN
Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang baik di bidang
ekonomi, kependudukan maupun lingkungan hidup. Pada umurnnya semuanya akibat
kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada peningkatan kesejahteran rakyat. Dampak
dari berbagai kebijakan tersebut adalah masih banyaknya penduduk miskin di Indonesia.
Besarnya kemiskinan bisa diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut
kemiskinan absolut.
Malas Bekerja. Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib)
menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
Keterbatasan Sumber Alam. Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber
alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering
dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.
Keterbatasan Modal. Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk
melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka
miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
Beban Keluarga. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak
diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan
karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban
untuk hidup yang harus dipenuhi.
James Heckman, ekonom peraih Nobel pada tahun 2000 menekankan pentingnya
intervensi pendidikan pada kelompok usia dini yang memberikan imbal hasil lebih tinggi
dibandingkan intervensi kepada kelompok usia dewasa. Untuk itu pemerintah meluncurkan
Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), Program Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil/Stunting, serta memperluas akses pendidikan untuk memutus rantai
kemiskinan dan mencegah kemiskinan antar generasi. UU sendiri telah mewajibkan
pemerintah mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan.
Pilar kedua, mendorong lembaga keuangan agar lebih ramah pada UMKM. Dari sisi
regulasi, pemerintah secara bertahap akan meningkatkan kewajiban porsi kredit perbankan
untuk UMKM dari 20 persen saat ini menjadi 30 persen di 2024. Pemerintah melakukan
perluasan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan memperkenalkan skema KUR Super
Mikro, memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan
pembiayaan koperasi melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB).
2.2. Permasalahan Sosial Kejahatan
kejahatan adalah suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok terhadap nilai dan norma atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di
masyarakat. Kejahatan adalah tindakan merugikan anggota masyarakat lainnya dengan latar
belakang dalam diri manusia seringkali di dasari dari proses imitasi seseorang pada
pergaulan, dorongan karena membaca berita atau koran yang hoax, keadaan ekonomi yang
lemah, gaya hidup yang hedon, dan lain sebagainya.
Tipe keajahan ini untuk para pelaku memiliki ikatan sosial dan jaringan sosial yang
kuat. Sehingga individu dan kelompok yang bergabung melakukan tindakan dengan
bersama-sama demi memperkaya diri dengan cara tersistematis dan rapih. Adapun
conthnya yaitu adanya tindakan korupsi yang dilakukan oleh sebagai para pejabat
publik di Indonesia.
Tipikal prilaku kejahatan tidak menjadi penyebab tumbulnya koraban pada orang lain.
Alasannya karena tindakan pelaku tersebut hanya merugikan untuk dirinya sendiri.
Adapun prihal ini contohnya saja seperti adanya penyalahgunaan narkoba yang
dilakukan oleh sebagaian artis di Indonesia.
Bentuk kejahatan atau dalam arti kriminalitas ini dilakukan dengan atas nama
organisasi sosial ataupun perusahaan tertentu dengan maksud untuk menakan angka
kerugian ataupun melakukan penggelapan dalam sistem perpajakan. Adapun
contohnya adalah perusahaan tertentu yang membuat limbahnya langsung kedalam
laut sehingga menyebabkan lingkungan tercemar.
Tipikal kejahatan dalam bentuk ini dilakukan dalam jenis kelas sosial menengah ke
bawah. Lantaran hanya merugikan jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat
hanya saja kadangkala sanksi sosialnya lebih tinggi. Contoh kejatanan kerah biru
misalnya saja mencuri sepatu di masjid.
Makusd daripada kejahatan kerah putih atau yang dikenal dalam istilah sosiologis
dengan white collar crime adalah tindakan yang dilakukan oleh orang orang dari kelas
menangah ke atas sehingga secara status sosial dan peran sosialnya sangat tinggi.
Untuk contohnya seperti adanya tindakan suap yang dilakukan sebagai pejabat dalam
menutup kasus hukumnya
A. Keinginan
Keinginan mendapatkan hak orang lain menjadi salah satu penyebab kejahatan.
Keinginan ini bisa di dasarkan pada psikologi manusia, yang selalu merasa kekeurang
dengan apa yang dimilinya. Oleh karena itulah jika kehatan dilakukan berdasarkan
keinginan akan lebih sulit untuk menyadarkannya.
B. Kesempatan
Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat bisa didasari pada kesempatan, kesempatan
ini diperoleh dari adanya hubungan kedekatan antara pelaku dan korban. Oleh karena
itulah kesempatan yang mendorong seseorang melakukan kejahatan misalnya karena
kondisi yang sepi, barang-barang mewah, dan lain sebaginya.
C. Lemahnya Iman
Kelemahan iman yang dimiliki seseorang juga menjadi salah satu unsur kejahatan
seseorang, iman berkaitan dengan kepercayaan pada tuhan. Definisi iman ini haruslah
diyakini dalam hati, dilakukan dengan amal perbuatan, dan diucapakan dengan lisan.
Iman yang berhubungan dengan lembaga agama sangat memiliki keterikatan
masyarakat untuk mencehag tindakan yang melanggar hukum.
B. Jumlah Penduduk : Contoh kesenjangan sosial terjadi di kota besar yang padat
penduduk. Kota besar seperti Jakarta misalnya, lebih banyak jumlah penduduk
dibandingkan daerah lain. Penyebabnya karena permasalahan di kota besar lebih
kompleks daripada di desa.
D. Perbedaan Status Sosial Status sosial bisa menjadi penyebab kesenjangan sosial
berdasarkan kekuasaan, kekayaan, usia, dan pribadi. Status sosial terjadi karena
stratifikasi sosial yaitu penggolongan masyarakat ke dalam kelas yang bisa disusun
secara bertingkat. Contoh status sosial antara lain: Majikan dengan buruh. Pemimpin
partai politik dan anggota. Pendidikan semakin tinggi akan mempengaruhi status
sosial. Adanya kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
G. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan individu atau kelompok yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar, seperti pendidikan, pakaian, tempat tinggal, dan
makanan. Kemiskinan terjadi karena masalah sosial dan ekonomi
Orang yang berpendidikan lebih tinggi mendapatkan akses pekerjaan lebih mudah
dibandingkan orang yang tidak mempunyai pendidikan atau sertifikasi formal.
Hukum dan pengadilan lebih memihak kalangan atas dibandingkan kelas bawah.
Orang yang berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan bajunya mahal mendapat
perlakuan lebih istimewa di beberapa tempat.
2.3.3 Dampak Kesenjangan Sosial
Ketimpangan sosial bisa mendorong individu supaya tidak gampang puas dan terus
berkontribusi ke arah yang lebih baik.
Mendorong manusia untuk selalu bersyukur atas apa yang terjadi. Mengajarkan arti
penting kehidupan yang beragam.
Diskriminasi sosial.
Kecemburuan sosial.
Kriminalitas.
Konflik sosial.
Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan ras, jenis
kelamin kebanggaan dan keterampilan komunikasi verbal maupun non verbal.
Tak hanya itu, permasalahan sosial yang berasal dari munculnya penyakit baik
pandemi maupun endemi ini menjadi berbagai fasilitas kesehatan kurang bisa diakses
karena adanya berbagai batasan, sehingga akhirnya banyak masyarakat yang tidak
tertolong.
Terjadi pula masalah kekurangan pangan karena banyak lapangan kerja yang
ditutup karena berbagai aturan pembatasan, warung-warung kecil yang juga kekurangan
pelanggan, dan masih banyak lagi ini terjadi karena adanya wabah penyakit menular.
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat
berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
Dalam prakteknya selama ini terutama di indonesia, banyak sekali ajaran sesat yang
berkembang dan tumbuh diantara masyarakat indonesia. Kebanyakan dari pengikutnya
berasal dari kalangan menengah ke bawah yang tergiur masuk dalam suatu aliran sesat karena
di iming-imingi kekayaan dan kesejahteraan yang mereka pikir tidak dapat mereka dapatkan
dari agama yang mereka anut selama hidup mereka.
Dalam keadaan tertekan beban ekonomi, tentu saja iman mereka dapat melemah dan
tidak menutup kemungkinan mereka akan berpindah keyakinan hanya dengan di iming-
imingi kekayaan semu yang belum tentu mereka bisa dapatkan. Masalah aliran sesat ini
masuk ke dalam daftar masalah sosial yang cukup rumit mengingat ini adalah kemauan
individunya sendiri yang dengan sadar memasuki aliran tersebut. Melihat sifat dasar orang
indonesia yang mudah terpengaruh ajakan yang menggiurkan, bukan tidak mungkin bahwa
ajaran-ajaran sesat tersebut dapat berkembang pesat di indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah permasalahan sosial ini adalah:
1. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan
bersifat merusak.
2. Dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu masalah atau persoalan yang
harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Banyak sekali faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya masalah
diantaranya faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis. Setiap
masalah sosial yang terjadi pasti ada solusinya dan dapat terselesaikan melalui beberapa
pendekatan yaitu pendekatan ekologi, pendekatan sistem, dan pendekatan interdisipliner.
3. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah
kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain: peningkatan dan pemantapan aparatur
penegak hukum, adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur
pemerintah lainnya yang saling berhubungan, adanya partisipasi masyarakat untuk
membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas, membuat undang-
undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.
3.2.Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam
meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan suasana
hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial dengan
baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial secara langsung, karena
Indonesia memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitbukudeepublish.com/masalah-sosial/