Anda di halaman 1dari 20

PERMASALAHAN SOSIAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta IPS

Dosen Pengampu : Sri Rohartati S.Pd. SD., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

TSANIYA YASIFA (41154030190024)


RANNY ELISSYA PUTRI (41154030190028)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena kasih dan rahmat-Nya lah
kami dapat menyusun makalah dengan judul “Permasalahan Dalam Ruang Lingkup
Sosiologi”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta IPS. Secara
umum makalah ini membahas bagaimana permasalahan yang terjadi di lingkungan
masyarakat ditinjauh dari aspek sosialnya.

Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun sistematika penulisan. Untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini kedepannya kami sangat mengharapkan keritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua.

Bandung, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Permasalahan Sosial Kemiskinan...................................................................................6
2.2. Permasalahan Sosial Kejahatan.......................................................................................9
2.3. Permasalahan Sosial Kesenjangan Sosial.....................................................................12
2.4. Permasalahan Sosial Ketidakadilan..............................................................................15
2.5. Permasalahan Sosial Penyakit Menular........................................................................16
2.6. Permasalahan Sosial Kenakalan Remaja......................................................................17
2.7 Permasalahan Sosial Aliran Sesat..................................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
3.1.Kesimpulan....................................................................................................................21
3.2.Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang meliputi gejala-
gejala sosial, stuktur sosial dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sosiologi
menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti nonna-norma, kelompok sosial
lapisan masyarakat, lembaga masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan
serta perwujudannya. Gejala-gejala tersebut ada yang tidak berlangsung normal sebagaimana
yang dikehendaki masyarakat merupakan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala patologis,
hal ini disebabkan adanya unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfimgsi sehingga
menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal dinamakan masalah-
masalah sosial. Salah satu contoh masalah sosial masyarakat adalah Kemiskinan, kejahatan,
kesenjangan sosial, ketidakadilan, aliran sesat, dll.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu permasalahan sosial kemiskinan?
2. Apa itu permasalahan sosial kejahatan?
3. Apa itu permasalahan sosial kesenjangan sosial?
4. Apa itu permasalahan sosial ketidakadilan?
5. Apa itu permasalahan sosial penyakit menular?
6. Apa itu permasalahan sosial kenakalan remaja?
7. Apa itu permasalahan sosial aliran sesat?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui permasalah sosial kemiskinan.

2. Untuk mengetahui permasalahan sosial kejahatan.


3. Untuk mengetahui permasalahan sosial kesenjangan sosial.
4. Untuk mengetahui permasalahan sosial ketidakadilan.
5. Untuk mengetahui permasalahan sosial penyakit menular.
6. Untuk mengetahui permasalahan sosial kenakalan remaja.
7. Untuk mengetahui permasalahan sosial aliran sesat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Permasalahan Sosial Kemiskinan


Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Kemiskinan sebagai
suatu fenomena sosial yang tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang
tetapi juga terjadi di negara-negara yang sudah mempuyai kemapanan di bidang ekonomi.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh kondisi nasional suatu negara
dan situasi global. Dengan adanya globalisasi ekonomi dan ketergantungan antar negara
dapat memberikan tantangan dan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu
negara dan juga memberikan resiko ketidakpastian perekonomian dunia.

Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang baik di bidang
ekonomi, kependudukan maupun lingkungan hidup. Pada umurnnya semuanya akibat
kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada peningkatan kesejahteran rakyat. Dampak
dari berbagai kebijakan tersebut adalah masih banyaknya penduduk miskin di Indonesia.

Menurut John Friendman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak


terpenuhinya kebutuhan dasar (esensial) individu sebagai manusia.Sementara Chambers
menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima karakteristik yang saling
terkait: kemiskinan material, kelemahan fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan,
dan ketidakberdayaan.

2.1.1 Jenis-jenis kemiskinan

Besarnya kemiskinan bisa diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut
kemiskinan absolut.

 Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran kesenjangan di dalam distribusi pendapataq


biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi
yang dimaksud.
 Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah dimana kebutuhan-kebutuhan
minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

2.1.2 Penyebab Kemiskinan

Faktor-faktor penyebab kemiskinan sangat sulit untuk dipastikan mana penyebab


yang berpengaruh langsung dan yang tidak langsung terhadap kemiskinan

 Pendidikan yang Rendah. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang


kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya.
Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan
keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.

 Malas Bekerja. Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib)
menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.

 Keterbatasan Sumber Alam. Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber
alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering
dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.

 Terbatasnya Lapangan Kerja. Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi


kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan
lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya
bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.

 Keterbatasan Modal. Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk
melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka
miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.

 Beban Keluarga. Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak
diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan
karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban
untuk hidup yang harus dipenuhi.

2.1.3 Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah menggunakan dua strategi utama penanggulangan kemiskinan. Pertama,


mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan melalui program perlindungan
sosial dan subsidi. Kedua, melakukan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas
kelompok miskin dan rentan untuk meningkatkan kapasitas ekonominya. Penyusunan
berbagai program dan kegiatan merujuk pada sejumlah studi empirik berbasis bukti. Sifat
kemiskinan yang multidimensional berarti bahwa kemiskinan berhubungan erat dengan
faktor sosial-ekonomi lain seperti tingkat dan kualitas pendidikan, kondisi kesehatan, dan
jenis pekerjaan.

James Heckman, ekonom peraih Nobel pada tahun 2000 menekankan pentingnya
intervensi pendidikan pada kelompok usia dini yang memberikan imbal hasil lebih tinggi
dibandingkan intervensi kepada kelompok usia dewasa. Untuk itu pemerintah meluncurkan
Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), Program Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil/Stunting, serta memperluas akses pendidikan untuk memutus rantai
kemiskinan dan mencegah kemiskinan antar generasi. UU sendiri telah mewajibkan
pemerintah mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan.

Di bidang kesehatan, pemerintah menjalankan Program Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN), salah satu program kesehatan berbasis asuransi sosial terbesar di dunia, dan
memperbaiki akses masyarakat ke fasilitas kesehatan. Bagi mereka yang miskin dan rentan
iuran JKN ditanggung pemerintah. Terkait strategi kedua, pemerintah mendorong
peningkatan produktivitas kelompok miskin dan rentan yang antara lain lewat pemberdayaan
UMKM. Ini karena banyak rumah tangga miskin dan rentan bekerja di sektor ini. Upaya ini
dilakukan melalui tiga pilar. Pertama, peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi UMKM
melalui pelatihan, pendampingan, pengembangan kapasitas teknis dan mutu produk, serta
dukungan adopsi teknologi dan digitalisasi UMKM.

Pilar kedua, mendorong lembaga keuangan agar lebih ramah pada UMKM. Dari sisi
regulasi, pemerintah secara bertahap akan meningkatkan kewajiban porsi kredit perbankan
untuk UMKM dari 20 persen saat ini menjadi 30 persen di 2024. Pemerintah melakukan
perluasan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan memperkenalkan skema KUR Super
Mikro, memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan
pembiayaan koperasi melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB).
2.2. Permasalahan Sosial Kejahatan
kejahatan adalah suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok terhadap nilai dan norma atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di
masyarakat. Kejahatan adalah tindakan merugikan anggota masyarakat lainnya dengan latar
belakang dalam diri manusia seringkali di dasari dari proses imitasi seseorang pada
pergaulan, dorongan karena membaca berita atau koran yang hoax, keadaan ekonomi yang
lemah, gaya hidup yang hedon, dan lain sebagainya.

Menurut Soesilo, Definisi kejahatan adalah prilaku masyarakat yang melanggar UU


(Undang-Undang), sehingga bentuk tindakan sosial ini dilihat dari sudut padang sosiologis
menyebabkan banyak hilangnya keseimbangan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat.
Oleh karena itulah harus dilakukan pengentasan yang efesien melalu penegak hukum yang
baik.

2.2.1 Jenis-Jenis Kejahatan

Adapun untuk macam-macam jenis kejahatan. Antara lain;

A. Kejahatan Terorganisir (Organized Crime)

Tipe keajahan ini untuk para pelaku memiliki ikatan sosial dan jaringan sosial yang
kuat. Sehingga individu dan kelompok yang bergabung melakukan tindakan dengan
bersama-sama demi memperkaya diri dengan cara tersistematis dan rapih. Adapun
conthnya yaitu adanya tindakan korupsi yang dilakukan oleh sebagai para pejabat
publik di Indonesia.

B. Kejahatan Tanpa Korban (Crime Without Victim)

Tipikal prilaku kejahatan tidak menjadi penyebab tumbulnya koraban pada orang lain.
Alasannya karena tindakan pelaku tersebut hanya merugikan untuk dirinya sendiri.
Adapun prihal ini contohnya saja seperti adanya penyalahgunaan narkoba yang
dilakukan oleh sebagaian artis di Indonesia.

C. Kejahatan Korporat (Corporate Crime)

Bentuk kejahatan atau dalam arti kriminalitas ini dilakukan dengan atas nama
organisasi sosial ataupun perusahaan tertentu dengan maksud untuk menakan angka
kerugian ataupun melakukan penggelapan dalam sistem perpajakan. Adapun
contohnya adalah perusahaan tertentu yang membuat limbahnya langsung kedalam
laut sehingga menyebabkan lingkungan tercemar.

D. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)

Tipikal kejahatan dalam bentuk ini dilakukan dalam jenis kelas sosial menengah ke
bawah. Lantaran hanya merugikan jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat
hanya saja kadangkala sanksi sosialnya lebih tinggi. Contoh kejatanan kerah biru
misalnya saja mencuri sepatu di masjid.

E. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)

Makusd daripada kejahatan kerah putih atau yang dikenal dalam istilah sosiologis
dengan white collar crime adalah tindakan yang dilakukan oleh orang orang dari kelas
menangah ke atas sehingga secara status sosial dan peran sosialnya sangat tinggi.
Untuk contohnya seperti adanya tindakan suap yang dilakukan sebagai pejabat dalam
menutup kasus hukumnya

2.2.2 Faktor Penyebab Kejahatan

A. Keinginan

Keinginan mendapatkan hak orang lain menjadi salah satu penyebab kejahatan.
Keinginan ini bisa di dasarkan pada psikologi manusia, yang selalu merasa kekeurang
dengan apa yang dimilinya. Oleh karena itulah jika kehatan dilakukan berdasarkan
keinginan akan lebih sulit untuk menyadarkannya.

B. Kesempatan

Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat bisa didasari pada kesempatan, kesempatan
ini diperoleh dari adanya hubungan kedekatan antara pelaku dan korban. Oleh karena
itulah kesempatan yang mendorong seseorang melakukan kejahatan misalnya karena
kondisi yang sepi, barang-barang mewah, dan lain sebaginya.

C. Lemahnya Iman

Kelemahan iman yang dimiliki seseorang juga menjadi salah satu unsur kejahatan
seseorang, iman berkaitan dengan kepercayaan pada tuhan. Definisi iman ini haruslah
diyakini dalam hati, dilakukan dengan amal perbuatan, dan diucapakan dengan lisan.
Iman yang berhubungan dengan lembaga agama sangat memiliki keterikatan
masyarakat untuk mencehag tindakan yang melanggar hukum.

2.3. Permasalahan Sosial Kesenjangan Sosial


Kesenjangan sosial merupakan fenomena yang terjadi di berbagai negara, termasuk
Indonesia. Kesenjangan sosial disebut juga ketimpangan sosial karena ketidakseimbangan
masyarakat sehingga terlihat perbedaan yang mencolok. Contoh fenomena kesenjangan sosial
dilihat dari segi ekonomi, antara masyarakat kaya dan miskin, pejabat dan rakyat biasa.
Faktor utama penyebab kesenjangan sosial karena kurangnya lapangan kerja sampai
kemiskinan. Kesenjangan sosial masuk dalam masalah sosial yang berdampak pada konflik.
Tidak hanya dari segi ekonomi, konflik bisa karena masalah hukum, pelayanan publik,
birokrasi, pendidikan, agama, dan suku.

2.3.1 Faktor penyebab kesenjangan sosial

Mengutip dari kemdikbud.go.id, faktor penyebab kesenjangan sosial ekonomi karena


pendidikan, demografi, kurangnya lapangan kerja, perbedaan status sosial, dan kemiskinan.
Berikut penjelasannya:

A. Demografi : Faktor pertama kesenjangan sosial berhubungan dengan masalah


kependudukan. Ada tiga faktor demografi yang mempengaruhi kesenjangan sosial
berdasarkan jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan persebaran penduduk.

B. Jumlah Penduduk : Contoh kesenjangan sosial terjadi di kota besar yang padat
penduduk. Kota besar seperti Jakarta misalnya, lebih banyak jumlah penduduk
dibandingkan daerah lain. Penyebabnya karena permasalahan di kota besar lebih
kompleks daripada di desa.

C. Pendidikan : Pendidikan termasuk faktor penyebab kesenjangan sosial, karena


pendidikan bisa meningkatkan status dan mobilitas sosial. Majunya suatu negara
dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Di Indonesia,
fasilitas pendidikan belum merata dilihat dari segi kualitas dan mutu pendidikan.

D. Perbedaan Status Sosial Status sosial bisa menjadi penyebab kesenjangan sosial
berdasarkan kekuasaan, kekayaan, usia, dan pribadi. Status sosial terjadi karena
stratifikasi sosial yaitu penggolongan masyarakat ke dalam kelas yang bisa disusun
secara bertingkat. Contoh status sosial antara lain: Majikan dengan buruh. Pemimpin
partai politik dan anggota. Pendidikan semakin tinggi akan mempengaruhi status
sosial. Adanya kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

E. Kurangnya Lapangan Kerja Selain pendidikan, lapangan kerja juga mempengaruhi


perekonomian dan kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan kerja bisa meningkatkan
jumlah pengangguran di sebuah negara. Penyebab pengangguran diakibatkan karena
rendahnya kualitas SDM, kurangnya jumlah lapangan kerja, angkatan kerja makin
tinggi, tidak berani membuat lapangan kerja sendiri.

F. Kondisi Kesehatan Fasilitas kesehatan mempengaruhi kesenjangan sosial tiap daerah.


Contohnya saja masyarakat kelas menengah dan atas bisa menikmati fasilitas
kesehatan terbaik di rumah sakit. Fasilitas SDM ini bisa mempengaruhi SDM di
daerah setempat. Ekonomi Faktor kesenjangan sosial disebabkan oleh tidak meratanya
sumber daya dan faktor produksi. Sehingga pendapatan antar daerah bisa berbeda
yang menyebabkan ketimpangan sosial. Contoh faktor ekonomi yaitu tidak meratanya
pembangunan antar wilayah, kurangnya pengambangan sumber daya alam, dan faktor
produksi. Jumlah pendapatan tiap daerah bisa mempengaruhi kesenjangan sosial.

G. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan individu atau kelompok yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar, seperti pendidikan, pakaian, tempat tinggal, dan
makanan. Kemiskinan terjadi karena masalah sosial dan ekonomi

2.3.2 Contoh Kesenjangan Sosial

 Kurangnya fasilitas umum yang bisa membantu orang-orang disabilitas, misal


sarana transportasi dan jalan.

 Standar pendidikan tinggi bisa berpengaruh pada kualitas pendidikan di berbagai


daerah yang tidak merata.

 Orang yang berpendidikan lebih tinggi mendapatkan akses pekerjaan lebih mudah
dibandingkan orang yang tidak mempunyai pendidikan atau sertifikasi formal.

 Hukum dan pengadilan lebih memihak kalangan atas dibandingkan kelas bawah.

 Orang yang berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan bajunya mahal mendapat
perlakuan lebih istimewa di beberapa tempat.
2.3.3 Dampak Kesenjangan Sosial

Kesenjangan sosial tidak selamanya berdampak negatif pada masyarakat dan


pemerintah. Ada dampak positif yang bisa diambil untuk mengatasi ketimpangan sosial.

A. Dampak positif kesenjangan sosial:

 Ketimpangan sosial membuat beberapa daerah memaksimalkan potensi sumberdaya


dan produktivitas.

 Kesenjangan sosial menumbuhkan rasa empati, sehingga beberapa kelompok


membantu demi mendapatkan kesetaraan dan keadilan.

 Ketimpangan sosial bisa mendorong individu supaya tidak gampang puas dan terus
berkontribusi ke arah yang lebih baik.

 Mendorong manusia untuk selalu bersyukur atas apa yang terjadi. Mengajarkan arti
penting kehidupan yang beragam.

B. Dampak Negatif Kesenjangan Sosial

 Melemahnya minat untuk berwirausaha atau wiraswasta.

 Diskriminasi sosial.

 Kecemburuan sosial.

 Kriminalitas.

 Konflik sosial.

2.4. Permasalahan Sosial Ketidakadilan


Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang-wenang. Ketidak adilan pada
umumnya menyangkut maslah pembagian suatu terhadap hak sesorang atau kelompok yang
dilakukan secara tidak proporsional. Jika ketidakadilan tersebut terjadi berlarut-larut dan
tidak disikapi dengan baik oleh penyelenggara negara hal itu akan menimbulkan
berbagaimasalah.
2.4.1 Bentuk-bentuk Ketidakadilan

 Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan ras, jenis
kelamin kebanggaan dan keterampilan komunikasi verbal maupun non verbal.

 Marginalisasi adalah proses pemutusan hubungan antar kelompok-kelompok tertentu


dengan lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga
sosial ekonomi lainnya. Perbedaaan antara populasi dan kelompok seperti etnis, ras,
agama, budaya, bahasa, adat istiadat, penampilan dan afiliasi memungkinkan populasi
dominan untuk meminggirkan kelompok yang lemah.

 Subordinasi atau penomorduaan adalah perbedaan perlakukan terhadap identitas


sosial tertentu. Biasanya yang menjadi kelompok subordinasi adalah kelompok
minoritas.

 Dominasi adalah sifat yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok mayoritas,


sedangkan kelompok minoritas dinomorduakan atau bahkan diabaikan. Ada berbagai
bentuk dominasi yaitu perbudakan, diskriminasi, kolonial, despotisme, kapitalisme,
feodalisme, dan sebagainya

2.5. Permasalahan Sosial Penyakit Menular


Penyakit menular yang disebakan karena faktor biologis dapat menjadi masalah
sosial apabila memunculkan adanya kepincangan ikatan sosial dalam masyarakat baik
dalam aspek sosial, ekonomi, maupun politik. Misalnya masalah pandemi yang
menyerang beberapa daerah sehingga menganggu aktivitas sosial masyarakat, sistem
perekonomian dan politik suatu negara. space. Penyakit bisa menimbulkan terjadinya
permasalahan sosial. Faktor ini sangat relevan dengan yang saat ini terjadi. Munculnya
pandemi Covid-19 membuat berbagai masalah sosial baru yang berdampak pada masalah
ekonomi, kriminalitas, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, permasalahan sosial yang berasal dari munculnya penyakit baik
pandemi maupun endemi ini menjadi berbagai fasilitas kesehatan kurang bisa diakses
karena adanya berbagai batasan, sehingga akhirnya banyak masyarakat yang tidak
tertolong.
Terjadi pula masalah kekurangan pangan karena banyak lapangan kerja yang
ditutup karena berbagai aturan pembatasan, warung-warung kecil yang juga kekurangan
pelanggan, dan masih banyak lagi ini terjadi karena adanya wabah penyakit menular.

2.5.1 Dampak Dari Permasalahan Pandemi Covid 19 Terhadap Aspek Sosial

dampak pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat, di


antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang
yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli
makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu
apakah bersih atau tidak. Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit
virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau
memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan. Pada saat kita
berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan rumah dan dengan
masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang tua,
sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati yang lebih
tua. Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan dan harus
menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain, apalagi orang yang tidak kita
kenal

2.6. Permasalahan Sosial Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam
menjalani prosesproses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa
kanak-kanaknya. Masa kanakkanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan
remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma
dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun
trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa
rendah diri. Kenakalan remaja dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam
perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung
makna bahwa ada jalur baru yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut
berarti telah menyimpang.

2.6.1 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2. Teman sebaya yang kurang baik

3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik.

2.6.2 Mengatasi Kenakalan Remaja

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga


yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan


memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan
teknologi lainnya.

7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan


perkembangan anakanak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja

8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat
berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja.

2.7 Permasalahan Sosial Aliran Sesat


Aliran sesat adalah aliran yang menyimpang dari norma keagamaan itu sendiri,
meskipun mereka menganggap semua hal yang mereka yakini itu adalah suatu kebenaran,
tapi pada kenyataannya mereka tetaplah salah. Mereka tidak mengakui Tuhan sebagai
pencipta dari segala yang ada di jagad semesta ini, melainkan mereka mentuhankan hal-hal
yang tidak masuk diakal seperti patung, pohon, benda-benda antik dan sebagainya. Tapi
diantara beberapa aliran sesat tersebut ada yang mengakui Tuhan itu ada, tapi pelaksanaannya
tidak sesuai dengan tata cara agama yang telah ada sebelumnya, sehingga meskipun
mengakui adanya Sang Maha Pencipta, namun tetap saja pelaksanaannya salah dan dapat
dikategorikan menyimpang. Hal itulah yang memicu banyaknya penyimpangan sosial lain,
baik berupa tindak anarkis ataupun asusila. Hal ini dikarenakan dalam beberapa ajarannya,
aliran sesat ini biasanya membebaskan para pengikutnya untuk berbuat sesuatu yang melebihi
norma dan kewajaran, seperti pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, penganiayaan, dan
lain sebagainya.

Dalam prakteknya selama ini terutama di indonesia, banyak sekali ajaran sesat yang
berkembang dan tumbuh diantara masyarakat indonesia. Kebanyakan dari pengikutnya
berasal dari kalangan menengah ke bawah yang tergiur masuk dalam suatu aliran sesat karena
di iming-imingi kekayaan dan kesejahteraan yang mereka pikir tidak dapat mereka dapatkan
dari agama yang mereka anut selama hidup mereka.

Dalam keadaan tertekan beban ekonomi, tentu saja iman mereka dapat melemah dan
tidak menutup kemungkinan mereka akan berpindah keyakinan hanya dengan di iming-
imingi kekayaan semu yang belum tentu mereka bisa dapatkan. Masalah aliran sesat ini
masuk ke dalam daftar masalah sosial yang cukup rumit mengingat ini adalah kemauan
individunya sendiri yang dengan sadar memasuki aliran tersebut. Melihat sifat dasar orang
indonesia yang mudah terpengaruh ajakan yang menggiurkan, bukan tidak mungkin bahwa
ajaran-ajaran sesat tersebut dapat berkembang pesat di indonesia.
BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah permasalahan sosial ini adalah:
1. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan
bersifat merusak.
2. Dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu masalah atau persoalan  yang
harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Banyak sekali faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya masalah
diantaranya faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis. Setiap
masalah sosial yang terjadi pasti ada solusinya dan dapat terselesaikan melalui beberapa
pendekatan yaitu pendekatan ekologi, pendekatan sistem, dan pendekatan interdisipliner.
3. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah
kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain: peningkatan dan pemantapan aparatur
penegak hukum, adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur
pemerintah lainnya yang saling berhubungan, adanya partisipasi masyarakat untuk
membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas, membuat undang-
undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.

3.2.Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam
meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan suasana
hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial dengan
baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial secara langsung, karena
Indonesia memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA

Soetomo. 2008. Masalah social dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

https://penerbitbukudeepublish.com/masalah-sosial/

hup : //komunitas. wikispaces. com/fi 1elvieWkemiskinan+dan+upaya+pember


dayaan+masyarakt.pdf

Anda mungkin juga menyukai