Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

“MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG ADA DALAM MASYARAKAT”

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan”

Dosen Pengampu :
Siti Rusdianah Jafar,SKM.,M.Kes.

Disusun Oleh
Kelompok 8

1. ARPIANI (P07120420008)
2. Adinda Shaffira Putri (P07120420002)
3. Ammar Abdullah (P07120420004)
4. Anggi Husriyanti (P07120420005)
5. Anggi Rahmawati(P00620420001)
6. Muhammad Rifki (P7124020026)

KEMENTRIAN KESEHATAN REBUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATANPENDIDIKAN PROFESI

T.A. 2021/2022
KATA PENGHANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

30 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3

Pengertian masalah sosial................................................................................... 3

Faktor penyebab masalah sosial dalam masyarakat............................................ 4

Contoh masalah yang timbul dalam masyarakat................................................. 5

Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat........... 10

Dampak Gejala Sosial di Masyarakat................................................................. 11

Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat.................................... 12

BAB III PENUTUP........................................................................................... 14

Kesimpulan......................................................................................................... 14

Saran.................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga sebagai
makhluk sosial, di mana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya.
Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi
sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat.
Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat
berlangsung dengan baik. Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar
dalam masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan,
serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak
dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis.

Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Apabila antar unsur-
unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu
sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah-masalah
sosial tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di dalam masyarakat
karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dinamakan masalah karena bersnagkut-
paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?

2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial?

3. Apa sajakah contoh masalah sosial dalam masyarakat?

iv
4. Apakah Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat?

5. Apakah Dampak Gejala Sosial di Masyarakat?

6. Apakah Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui masalah sosial

2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah
sosial

3. Untuk mengetahui contoh masalah sosial dalam masyarakat

4. Untuk mengetahui Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam


Masyarakat

5. Untuk mengetahui Dampak Gejala Sosial di Masyarakat

6. Untuk mengetahui Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Sosial

Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial”
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan
masalah lainnya. Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial.
Kata “sosial” antara lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial,
dan organisasi sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi,
perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit. Masalah
Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Adanya berbagai pandangan para tokoh sosiologi dalam mengidentifikasi masalah


sosial. Pandangan itu antara lain, sebagai berikut:

1. Soerjono Soekanto

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan


atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

2. Soetomo

Masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian
besar warga masyarakat.

3. Martin S. Weinberg

Masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai suatu yang bertentangan
dengan nilai – nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, di mana mereka
sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

vi
B. Faktor Penyebab Masalah Sosial dalam Masyarakat

Terdapat 4 faktor utama penyebab timbulnya masalah sosial, yaitu antara lain:

1. Faktor Ekonomi

Biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini bisanya yang
bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan
lapangan perkerjaan bagi masyarakat. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan acuan
maju atau tidaknya suatu negara dan faktor eknonomi juga dapat mempengaruhi
aspek psikologis dan biologis masyarakat.

2. Faktor Biologis

Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara
nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat
dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta
kualitas masalah pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan. Misalnya seperti
kurang gizi, penyakit menular dan lain – lain.

3. Faktor budaya

Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka


penyakit kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan
transportasi) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan,
keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.

4. Faktor Psikologis

Ini muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga
dapat muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya
yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan
luapan emosi dan stres yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota
masyarakat.

vii
C. Contoh Masalah yang timbul dalam Masyarakat

1. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial dalam Masyarakat

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara


dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat
kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu:

a. Secara Absolut, ialah kemiskinan tersebut dapat diukur dengan standar tertentu.
Seseorang yang memiliki taraf hidup di bawah standar, maka dapat disebut miskin.
Namun, jika seseorang yang berada di atas standar dapat dikatakan tidak miskin.

b. Secara Relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah mengalami perkembangan


dan terbuka.

Melalui konsep ini, kemiskinan dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup
lapisan terbawah yang dibandingkan dengan lapisan masyarakat lainnya.

Secara teoritis kemiskinan berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 kategori,


yaitu:

1) Kemiskinan Natural atau Alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul sebagai akibat
terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat perkembangan teknologi yang
rendah.

2) Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial yang
ada membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi
dan fasilitas – fasilitas secara merata.

2. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial dalam Masyarakat

Kriminalitas berasal dari kata “crime” yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah
semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum
pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu. Kejahatan juga dapat timbul
karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat yang abnormal. Tindakan
kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan

viii
masyarakat sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:

a. Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.

b. Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah


lainnya yang saling berhubungan.

c. Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan


penanggulangan kriminalitas.

d. Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan


kejahatan.

3. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di


masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal
kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek
keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedakan dalam
aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini.
Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan yang
terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Kesenjangan sosial dapat
terjadi karena pembangunan dan modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan
berimbang.

Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks
sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
yang memiliki seperangkat kondisi:

a. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk keuntungan tetap
tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil

b. Rendahnya upah buruh

c. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi


sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah

d. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan

ix
e. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan
penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap
hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil
ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.

Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan


kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi
tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu bentuk adaptasi
yang realistis.

Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :

a. Fatalisme,

b. Rendahnya tingkat aspirasi,

c. Rendahnya kemauan mengejar sasaran,

d. Kurang melihat kemajuan pribadi ,

e. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,

f. Perasaan untuk selalu gagal,

g. Perasaan menilai diri sendiri negatif,

h. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan

i. Tingkat kompromis yang menyedihkan.

4. Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial

Menurut kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil
berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun dan tidak sewenang-wenang.
Sedangkan menurut istilah keadilan adalah penagkuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia, ada tiga macam keadilan menurut Aristoteles, yaitu :

a Keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama dan memberikan tidak
sama yang tidak sama

x
b. Keadilan kommutatif, yaitu penerapan asas proporsional, biasanya digunakan
dalam hal hukum bisnis

c. Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya


digunakan dalam perkara gugatan ganti kerugian.

Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:

1) Keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan
dimana fokusnya adalah pelaku

2) Keadilan restoratif, yaitu keadlian yang berlaku dalam proses penyelesaian


sengketa non-litigasi dimana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan
“victims” (korban).

Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan


kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia.
Masih banyak kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan
perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah


perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas
atau pejabat yang punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan
hukum. Ini jelas merupakan sebuah ketidakadilan.

Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai


kekuasaan, yang mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka
pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa
seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang hanya melakukan tindakan
pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang
pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapat
berkeliaran dengan bebasnya

Sebagai salah satu contoh lagi ketidakadilan di negara ini adalah budaya hakim
sendiri. Budaya tersebut dilakukan bila terjadi tindakan kejahatan dan menangkap
basah pelaku kejahatan tersebut. Pelaku kejahatan biasanya akan babak-belur atau
bahkan meninggal jika polisi tidak langsung menanganinya langsung. Budaya
tersebut sebaiknya tidak dilakukan oleh masyarakat, seharusnya masyarakat

xi
menyerahkan pelaku kejahatan kepada aparat hukum dan membiarkan aparat hukum
yang menindak langsung terhadap tindak kejahatan.

Tetapi apakah fenomena budaya hakim sendiri terjadi karena ketidakpercayaan


masyarakat terhadap aparat hukum dan hukum yang berlaku di Indonesia? Mungkin
saja fenomena hakim sendiri lahir karena aparat hukum yang tidak menegakkan
hukum. Banyak juga kita lihat di televisi aparat-aparat hukum yang berlaku tidak adil,
sebagai contoh kita ambil kasus korupsi simulator SIM petinggi POLRI. Seharusnya
aparat hukum yang menegakkan hukum, tetapi pada kenyataannya adalah aparat
hukum tersebut yang melanggar hukum. Atau bahkan seorang hakim yang seharusnya
jadi pengadil di negeri ini malah disuap. Harus kemanakah mencari keadilan di negeri
ini?

5. Pengangguran

Pengangguran adalah masalah serius yang dihadapi Indonesia sejak beberapa tahun
yang lalu. Jumlah penduduk yang semakin banyak tak diimbangi dengan jumlah
lapangan kerja yang banyak pula, sehingga terjadi banyak pengangguran.

Pengangguran juga bertambah seiring kebiasaan masyarakat yang datang dari daerah
memadati ibu kota. Kadang mereka datang dengan modal nekat tanpa ketrampilan
khusus sehingga di kota mereka tak punya kerjaan. Sebenarnya lapangan pekerjaan
bisa kita ciptakan sendiri tanpa harus pergi ke ibukota.

6. Pendidikan

Indonesia termasuk negara yang tingkat pendidikannya cukup rendah di dunia.


Banyak sekali anak-anak yang harusnya sekolah, mereka sibuk membantu orang
tuanya untuk bekerja mencari nafkah.

Pastinya mereka (anak-anak Indonesia) ingin merasakan sekolah seperti anak-anak


yang lain. akan tetapi keadaan perekonomian orang tua yang kurang mampu
membuat mereka mengubur keinginan tersebut. Meskipun pemerintah telah
mengucurkan dana BOS, tetapi pada kenyataannya masih banyak anak-anak di
jalanan ketika jam sekolah.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah,


tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita

xii
tidak hanya memperhatikan kepada kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika
kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.
Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR
besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah
pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan
terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak
Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka

D. Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat

Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau tidak,


sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu sebagai
berikut:

a. Kriteria Utama

Suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-
nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur
yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok
antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya, adanya
kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.

b. Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial

Pernyataan tersebut di atas sering kali diartikan secara sempit, yaitu masalah sosial
merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber
langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab
terpenting masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata
pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya. Berdasarkan jalan
pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial.

c. Pihak-Pihak yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan Masalah


Sosial atau Tidak.

xiii
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian di
uji coba pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang
menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu masalah sosial atau tidak.

d. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial

Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-


kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau
bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi
karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarakat tidak berdaya untuk
mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah tersebut, sosiologi seharusnya berpegang
pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-
nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki
kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin
dihilangkan atau diatasi.

E. Dampak Gejala Sosial di Masyarakat

Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.

1 Dampak positif

Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat
terbuka dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan
tersebut akan berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Hal ini dapat dilihat
dengan kemajuan bidang tekhnologi. Dalam bidang tekhnologi kita mengenal
tekhnologi komunikasi, seperi telepon, handphone, telegram, email, dsb. Dengan
adanya alat komunikasi yang modern, maka, maka kita dapat melakukan interaksi
jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.

2 Dampak negatif

Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami
keguncangan culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala
sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang.

xiv
F. Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat

1. Membentuk institusi atau lembaga

Institusi atau lembaga dibentuk untuk mengawasi tindakan-tindakan anggota


masyarakat. termasuk juga orang-orang yang duduk dalam lembaga itu, agar
tindakkannya tidak menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku umum di
masyarakat. Adapun lembaga yang dibentuk di antaranya adalah pengadilan, lembaga
keagamaan, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

2. Penerapan hukum secara tegas

Hukum dibuat untuk mengatur anggota masyarakat agar tingkah lakunya sesuai
dengan norma yang berlaku. Apabila ada anggota masyarakat yang melakukan
penyimpangan, maka harus dihukum, sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini
dimaksudkan untuk menegakkan pelaksanaan hukum dalam masyarakat agar tercipta
keadilan dan terjaminnya kepastian hukum dalam masyarakat.

3. Pembinaan melalui lembaga permasyarakatan

Pembinaan ini diterapkan bagi para nara pidana yang ada di lembaga
permasyarakatan. Pembinaan ini dimaksudkan agar setelah selesai menjalani
hukuman narapidana tersebut dapat kembali hidup secara wajar dan tidak mengulangi
perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Pembinaan yang diberikan, antara lain
pembinaan keagamaan, moral, dan pemberian keterampilan sebagai modal apabila
nanti kembali ke masyarakat.

4. Penerangan dan bimbingan hidup beragama

Nilai ini terutama dilakukan kepada remaja dan kelompok masyarakat terbelakang.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara langsung, misalnya dengan memberikan ceramah

xv
keagamaan melalui pengajian-pengajian dan melalui sekolah dengan memberikan
pelajaran agama dilakukan tidak langsung dengan memanfaatkan televisi dan radio
sebagai media untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang agama.

5. Penciptaan lapangan kerja

Pengangguran merupakan masalah sosial yang memicu munculnya penyimpangan


sosial yang dilandasi alasan ekonomi. Kebutuhan hidup yang kompleks mendorong
manusia yang menganggur melakukan tindak kejahatan seperti pencurian,
penodongan, perampokan, dan berbagai tindak kejahatan lainnya agar bisa
mendapatkan uang untuk memenuhi hidupnya. Dengan diciptakannya lapangan
pekerjaan berarti memberi peluang dan kesempatan kepada anggota masyarakat untuk
bisa mendapatkan pekerjaan, sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

xvi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah Sosial ialah ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan yang


membahayakan kehidupan kelompok sosial dan sebagai suatu kondisi yang tidak
diinginkan oleh sebagian masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi
bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi
kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah sosial dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu alam, biologis, budaya dan sosial. Masalah sosial juga memiliki
karakteristik khusus yang menjadikan masalah tersebut menjadi masalah sosial.

Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, pengangguran, pendidikan,


kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern,
peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan,
masalah lingkungan hidup, birokrasi. Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku
menyimpang dan kondisi masyarakat yang abnormal. Ukuran - ukuran Sosiologi
terhadap masalah sosial meliputi, kriteria utama, sumber - sumber sosial dan masalah
sosial.

B. Saran

Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam
meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan
suasana hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah
sosial dengan baik. Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial
secara langsung, karena negara kita memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-
hal seperti itu.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial diakses pada tanggal 29 agustus 2021

http://www.astalog.com/5858/pengertian-masalah-sosial.htm diakses pada tanggal 29

agustus 2021

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial diakses pada tanggal 29 agustus 2021

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah-dan-upayapencegahannya diakses pada tanggal

29 agustus 2021

http://www.anneahira.com/pengertian-sosial.htm diakses pada tanggal 29 agustus

2021

http://donaldtintin.blogspot.co.id/2018/04/klasifikasi-masalah-sosial.html

diakses pada tanggal 29 agustus 2021

http://www.ilmupsikologi.com/2018/04//definisi-dan-klasifikasi-masalah-sosial.

diakses pada tanggal 29 agustus 2021

xviii
xix

Anda mungkin juga menyukai