Masalah Sosial
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai serta yang saya
hormati Bapak Khairul Fuad, MA. Selaku Dosen Pengampuh. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kita. Bagi saya
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ....................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.4 Tujuan................................................................................................................................. 2
1.5 Manfaat ............................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia diklaim sebagai
makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa akan lepas dari efek lingkungannya. manusia
mempunyai keahlian dan kemampuan serta norma untuk berkomunikasi serta berinteraksi
dengan individu dan kelompok lain atau diklaim juga interaksi sosial. hubungan sosial
merupakan suatu unsur utama dari korelasi yang berupa tindakan yang sesuai norma serta
nilai-nilai sosial yang diberlaku serta diterapkan dalam masyarakat. dengan adanya nilai
serta tata cara yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat dilaksanakan dengan baik.
Didalam kegiatan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari korelasi antara satu
dengan yang lainnya, dia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain
untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. tetapi didalam hubungan sosial pula bisa
menyebakan masalah sosial. masalah sosial ialah keadaan yang disebut oleh anggota
masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tak diinginkan, tidak dapat ditoleransi,
atau menjadi ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, serta memerlukan tindakan
kelompok untuk menyelesaikannya. duduk perkara sosial tidak selaras dengan duduk
perkara-problem yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi serta norma.
masalah sosial dinggap masalah sebab melibatkan hubungan manusia dan nilai-nilai
serta menjadi gangguan pada harapan masyarakat atau hal-hal yang diklaim perlu dari segi
moral. Menurut (Soekanto, 1990:358), masalah sosial adalah suatu ketidak selarasan antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang menggangu kehidupan kelompok sosial,
atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan utama warga kelompok sosial
tersebut. Menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat
integrasi serta keadaan yang dianggap sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat. Masalah sosial tersebut dapat berupa kemiskinan,
pengangguran, pendidikan, kriminalitas, dan kesenjangan sosial ekonomi.
1
1.2 Identifikasi masalah
Masalah sosial dewasa ini menjadi pokok utama dikalangan masyarakat yang mana
masyarakat merupakan individu saling terikat dan saling berhubungan satu sama lain,
masalah sosial merupakan wujud penyimpangan dalam masyarakat. masalah sosial ialah
keadaan yang disebut oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tak
diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau menjadi ancaman terhadap nilai-nilai dasar
masyarakat, serta memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. duduk perkara
sosial tidak selaras dengan duduk perkara-problem yang lain karena hubungannya yang
erat dengan institusi serta norma. masalah sosial dinggap masalah sebab melibatkan
hubungan manusia dan nilai-nilai serta menjadi gangguan pada harapan masyarakat atau
hal-hal yang diklaim perlu dari segi moral.
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
masing dalam kehidupan bermasyarakat. Secara garis besar, teori ini dibedakan
menjadi dua, yakni Patologi sosial dan Disorganisasi sosial. Patologi sosial adalah
suatu penyakit sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Misalnya, kenakalan
remaja atau kekerasan.Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat
mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian
masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan
harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya
dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial.
Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.
Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial.
Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam
patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia.
Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak
mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Penyakit sosial seperti
kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena
peran-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak
berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan
menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan
sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial.
4
2.2.3 Teori Interaksi Simbolis
Teori ini menyakan bahwa setiap manusia akan bertindak berdasarkan makna
simbolik yang muncul pada waktu atau situasi tertentu. Teori ini dibagi menjadi dua,
yaitu teori pelabelan dan teori konstruksionisme. Teori ini mengemukakan bahwa
setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi
tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori
pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah
kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut
sudah dianggap sebagai suatu masalah.
Pernyataan tersebut diatas sering kali diartikan kurang luas, yaitu masalah sosial
merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber pada
kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab terpenting masalah
sosial haruslah bersifat dan tertuju pada sosial pula. Ukurannya tidkalah semata-mata
pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga pada sumbernya. Berdasarkan
jalan pemikiran yang inilah, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
Kepincangan-kepincangan yang disebabkan oleh terjadinya gempa bumi, angin
topan, meletusnya gunung api, banjir, epidemi, dan segala sesuatu yang disebabkan
oleh alam bukanlah merupakan bagian dari masalah sosial. Pernyataan yang sempit
ruang lingkungan tadi jelas kurang tidak memuasakan karena banyak kepincangan-
kepincangan masyarakat yang bukan semata-mata disebabkan oleh perbuatan manusia.
Misalnya kemiskinan mungkin karena kegagalan panen, suatu lataran yang bersumber
pada alam yang tidak menguntungkan manusia.
Hal utama disini adalah bahwa akibat gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial
maupun gejala yang bukan sosial menyebakan masalah sosial. Inilah yang antara lain
menjadi tolak ukuran bagi sosiologi. Sosiologi memandang masalah sosial sebagai
suatu hal yang menarik dan penting untuk diamati.
5
2.4 Klasifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu ekonomis,
biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Problem-problem yang berasal dari faktor
ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit misalnya.
Bersumber dari faktor biologis. Dari faktor psikologis tibul persoalan seperti penyakit
syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan seterusnya. Sementara itu, persoalan-
persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan-kenakalan remaja,
konflik rasial, dan keagamaan bersumber pada faktor kebudayaan.
6
2.5 Beberapa Masalah Sosial dalam masyarakat.
7
internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik.
Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara
berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih dekat
ketimbang masa-masa yang lampau. Peperangan merupakan satu bentuk
pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan.
8
seseorang. Jadi prostitusi terjadi akibat kurangnya kesejahteraan lahir dan batin.
“Kesejahteraan lahir batin” tidak terlepas dari aspek kehidupan atau manusia termasuk
rasa aman dan tenteram yang dapat dicapai jika kesadaran masyarakat terhadap
kewajiban penghargaan hak orang lain telah dipahami dan dihayati sehingga
penegakan hukum dan keadilan berdasarkan kebenaran yang telah merupakan
kebutuhan sesama, kebutuhan seluruh anggota masyarakat. Kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan bagi segelintir wanita yang tidak memiliki keterampilan (Skill), melakukan
perbuatan jalan pintas dengan menjajahkan dirinya di tempat-tempat tertentu (di luar
lokalisasi WTS), tampaknya menimbulkan pemandangan yang tidak berkenan di hati.
Dalam tinjauan Teori masalah sosial prostitusi ini terjadi akibat dari faktor ekonomi
dan faktor social. Faktor ini juga terjadi akibat dari kurangnya para pelaku prostitusi
dalam memiliki keterampilan kerja.
9
4. Kita hendaknya lebih menekankan lagi aspek pendidikan moral agar dapat
mencegah masalah sosial.
5. Keikut sertaan masyarakat dalam penanggulangan masalah sosial.
6. Mendidik dan merehabilitasi pelaku masalah sosial.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
10
http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/08/makalah-sosiologi-tentang-masalah-
sosial.html
11