Anda di halaman 1dari 14

Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar

Masalah Sosial

Dosen Pengampuh : Khairul Fuad, MA.


Nama : Ahmad Haichel
NPM : 213503516003
Prodi : Sosiologi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai serta yang saya
hormati Bapak Khairul Fuad, MA. Selaku Dosen Pengampuh. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kita. Bagi saya
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 28 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


2. DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ....................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.4 Tujuan................................................................................................................................. 2
1.5 Manfaat ............................................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Sosial ................................................................................................... 3


2.2 Teori-teori Masalah Sosial .................................................................................................. 3
2.3 Sumber-sumber Masalah Sosial ........................................................................................... 5
2.4 Klasifikasi Masalah sosial ................................................................................................... 6
2.5 Beberapa Masalah Sosial dalam masyarakat ........................................................................ 7
2.6 Dampak Masalah Sosial ...................................................................................................... 8
2.7 Contoh kasus Masalah Sosial ............................................................................................... 8
2.8 Pemecahan Masalah Sosial .................................................................................................. 9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia diklaim sebagai
makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa akan lepas dari efek lingkungannya. manusia
mempunyai keahlian dan kemampuan serta norma untuk berkomunikasi serta berinteraksi
dengan individu dan kelompok lain atau diklaim juga interaksi sosial. hubungan sosial
merupakan suatu unsur utama dari korelasi yang berupa tindakan yang sesuai norma serta
nilai-nilai sosial yang diberlaku serta diterapkan dalam masyarakat. dengan adanya nilai
serta tata cara yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat dilaksanakan dengan baik.

Didalam kegiatan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari korelasi antara satu
dengan yang lainnya, dia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain
untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. tetapi didalam hubungan sosial pula bisa
menyebakan masalah sosial. masalah sosial ialah keadaan yang disebut oleh anggota
masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tak diinginkan, tidak dapat ditoleransi,
atau menjadi ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, serta memerlukan tindakan
kelompok untuk menyelesaikannya. duduk perkara sosial tidak selaras dengan duduk
perkara-problem yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi serta norma.

masalah sosial dinggap masalah sebab melibatkan hubungan manusia dan nilai-nilai
serta menjadi gangguan pada harapan masyarakat atau hal-hal yang diklaim perlu dari segi
moral. Menurut (Soekanto, 1990:358), masalah sosial adalah suatu ketidak selarasan antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang menggangu kehidupan kelompok sosial,
atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan utama warga kelompok sosial
tersebut. Menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat
integrasi serta keadaan yang dianggap sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat. Masalah sosial tersebut dapat berupa kemiskinan,
pengangguran, pendidikan, kriminalitas, dan kesenjangan sosial ekonomi.

1
1.2 Identifikasi masalah

Masalah sosial dewasa ini menjadi pokok utama dikalangan masyarakat yang mana
masyarakat merupakan individu saling terikat dan saling berhubungan satu sama lain,
masalah sosial merupakan wujud penyimpangan dalam masyarakat. masalah sosial ialah
keadaan yang disebut oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tak
diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau menjadi ancaman terhadap nilai-nilai dasar
masyarakat, serta memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. duduk perkara
sosial tidak selaras dengan duduk perkara-problem yang lain karena hubungannya yang
erat dengan institusi serta norma. masalah sosial dinggap masalah sebab melibatkan
hubungan manusia dan nilai-nilai serta menjadi gangguan pada harapan masyarakat atau
hal-hal yang diklaim perlu dari segi moral.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian dan Definisi Masalah Sosial?

2. Apa Sajakah Bentuk-Bentuk Masalah Sosial?

3. Bagaimana Masalah Sosial dalam Perspektif Sosiologi?

1.4 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian dan Definisi Masalah Sosial

2. Mengetahui Bentuk-bentuk Masalah Sosial

3. Mengetahui Masalah Sosial dalam Perspektif Sosiologi

1.5 Manfaat

1. untuk mengetahui dan memahami arti Masalah Sosial

2. adanya pengetahuan dan pemahaman serta kesimpulan terhadap Masalah Sosial

3. Memahami dan mengatahui tentang apa itu Masalah Sosial

4. Memahami dan mengetahui Contoh-contoh Masalah Sosial

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Sosial


Masalah sosial merupakan suatu ketidak selarasan kebudayaan dan perilaku
individu atau kelompok, yang dapat mengganggu kehidupan kelompok sosial.
Masalah sosial juga adalah sebuah penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-
norma masyarakat sosial tertentu. Menurut (Soekanto 1990:311) Masalah sosial
menyangkut nilai-nilai dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena
menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat
merusak. Oleh sebab itu, masalah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa
mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk.
Masalah sosial muncul dari kekurangan dalam diri individu atau kelompok
sosial yang bersumber dari pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan
kebudayaan. Setiap masyarakat memiliki norma yang saling terikat dangan
kesejateraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian dalam
diri individu-individu atau kelompok sosial. Ketidak sesuaian atau penyimpangan
terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan
masalah sosial.
Salah satu masalah sosial yang sering dihadapi adalah kejahatan. Kejahatan,
dilihat dari sudut pandang pendekatan legal, diartikan sebagai suatu perbuatan yang
melanggar hukum pidana atau undang-undang yang berlaku di masyarakat. Pada
hakikatnya, suatu perbuatan yang melanggar hukum pidana atau undang-undang
yang berlaku dalam suatu masyarakat sangat merugikan masyarakat yang
bersangkutan. Menurut asalnya tidak ada pembatasan secara resmi dan juga tidak ada
campur tangan penguasa terhadap kejahatan, melainkan kejahatan semata- mata
dipandang sebagai persoalan pribadi atau kelompok.

2.2 Teori-teori Masalah Sosial


2.2.1 Teori Fungsionalis

Teori ini menyatakan bahwa permasalahan sosial timbul di masyarakat sebagai


akibat masyarakat belum mampu atau tidak mampu melaksanakan fungsinya masing-

3
masing dalam kehidupan bermasyarakat. Secara garis besar, teori ini dibedakan
menjadi dua, yakni Patologi sosial dan Disorganisasi sosial. Patologi sosial adalah
suatu penyakit sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Misalnya, kenakalan
remaja atau kekerasan.Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat
mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian
masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan
harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya
dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial.
Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.

Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial.
Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam
patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia.
Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak
mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Penyakit sosial seperti
kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena
peran-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak
berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan
menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan
sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial.

2.2.2 Teori Konflik

Teori ini menyatakan bahwa permasalahan sosial yang muncul di masyarakat


terjadi sebagai akibat konflik yang berkepanjangan, baik konflik antar kelompok, antar
etnis hingga konflik beragama. Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai
macam konflik sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua
perspektif dalam teori konflik, yaitu teori Marxis dan teori Non-Marxis. Teori Marxis
terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori
Marxis muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat
ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis berfokus
pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut disebabkan oleh
kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain.

4
2.2.3 Teori Interaksi Simbolis

Teori ini menyakan bahwa setiap manusia akan bertindak berdasarkan makna
simbolik yang muncul pada waktu atau situasi tertentu. Teori ini dibagi menjadi dua,
yaitu teori pelabelan dan teori konstruksionisme. Teori ini mengemukakan bahwa
setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi
tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori
pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah
kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut
sudah dianggap sebagai suatu masalah.

2.3 Sumber-sumber Masalah Sosial

Pernyataan tersebut diatas sering kali diartikan kurang luas, yaitu masalah sosial
merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber pada
kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab terpenting masalah
sosial haruslah bersifat dan tertuju pada sosial pula. Ukurannya tidkalah semata-mata
pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga pada sumbernya. Berdasarkan
jalan pemikiran yang inilah, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
Kepincangan-kepincangan yang disebabkan oleh terjadinya gempa bumi, angin
topan, meletusnya gunung api, banjir, epidemi, dan segala sesuatu yang disebabkan
oleh alam bukanlah merupakan bagian dari masalah sosial. Pernyataan yang sempit
ruang lingkungan tadi jelas kurang tidak memuasakan karena banyak kepincangan-
kepincangan masyarakat yang bukan semata-mata disebabkan oleh perbuatan manusia.
Misalnya kemiskinan mungkin karena kegagalan panen, suatu lataran yang bersumber
pada alam yang tidak menguntungkan manusia.
Hal utama disini adalah bahwa akibat gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial
maupun gejala yang bukan sosial menyebakan masalah sosial. Inilah yang antara lain
menjadi tolak ukuran bagi sosiologi. Sosiologi memandang masalah sosial sebagai
suatu hal yang menarik dan penting untuk diamati.

5
2.4 Klasifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu ekonomis,
biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Problem-problem yang berasal dari faktor
ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Penyakit misalnya.
Bersumber dari faktor biologis. Dari faktor psikologis tibul persoalan seperti penyakit
syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan seterusnya. Sementara itu, persoalan-
persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, kenakalan-kenakalan remaja,
konflik rasial, dan keagamaan bersumber pada faktor kebudayaan.

Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang


immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Maka dengan itu masalah-
masalah sosial tidak akan mungkin diamati tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran
masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

Masalah sosial adalah suatu ketidak selarasan antara unsur-unsur kebudayaan


individu atau masyarakat yang menggangu kehidupan kelompok sosial. Atau
Mengganggu tercapainya keinginan-keinginan dan cita-cita pokok warga kelompok
sosial tadi sebagai akibatnya mengakibatkan kepincangan ikatan sosial. pada keadaan
normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada korelasi-korelasi antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Adapun klasifikasi masalah sosial sesuai
sumber-sumbernya yaitu ekonomis, biologis, biopsikologis serta kebudayaan.
klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-
kepincangan dalam warisan fisik, biologis, sosial serta kebijakan sosial. Adapun suatu
masalah dapat dikatakan masalah sosial apabila:

1. Tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan kenyataan-


kenyataan /tindakan-tindakan sosial.
2. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu
gejala sosial atau bukan yang menyebabkan masalah sosial. Contohnya: gagal
panen.
3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial
atau tidak tergantung dari karakteristik masyarakatnya.
4. Manifest social problems dan latent social problems
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
6. Sistem sosial dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki.

6
2.5 Beberapa Masalah Sosial dalam masyarakat.

Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh


masyarakat tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi, ada
beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat yang pada umumnya
sama, yaitu misalnya sebagai berikut.
2.5.1 Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja susunan
dan organisasinya kemiskinan mungkin bukan merupakan masalah sosial
karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga
tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Namun dalam masyarakat
modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap
yang membenci kemiskinan tersebut. Seseorang bukan karena miskin
karena kurang makan, pakaian atau perumahan tetapi karena harta miliknya
dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini
terlihat dikota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta.
2.5.2 Kejahatan
Kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang
sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Untuk mengatasi
masalah kejahatan dapat dilakukan tindakan-tindakan represif yaitu dengan
teknik rehabilitasi.
2.5.3 Disorganisasi keluarga
Merupakan perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-
anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibanya yang sesuai dengan
peranan sosialnya.pada umumnya masalah-masalah tersebut disebabkan
karena kesulitan-kesulitanuntuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
kebudayaan. Ada juga disorganisasi keluarga karena tidak adanya
keseimbangan dari perubahan unsur-unsur warisan sosial.
2.5.4 Peperangan
Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya karena
menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerukan kerjasama

7
internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik.
Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara
berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih dekat
ketimbang masa-masa yang lampau. Peperangan merupakan satu bentuk
pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan.

2.6 Dampak Masalah Sosial

Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa


dampak bagi masyarakat itu sendiri. Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik
dampak positif maupun negatif. Adapun dampak negatif dari adanya permasalahan
sosial di masyarakat, antara lain:

1. Meningkatnya tingkat kriminalitas.


2. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
3. Adanya perpecahan kelompok.
4. Munculnya perilaku menyimpang
5. Meningkatkan pengangguran

2.7 Contoh Kasus Masalah Sosial

Prostitusi telah ada sepanjang sejarah manusia. Di Indonesia sejarah pelacuran


dapat ditelusuri sejak berlakunya sistem colonial, yang ditandai dengan penamaan
Gang Dolly dan beberapa tempat prostitusi yang sudah dikenal sejak zaman kolonial
Belanda. Prostitusi telah menjadi sorotan beberapa waktu lalu, karena merupakan
masalah moral, sosial dan agama. Prostitusi sering dibicarakan, mengingat besarnya
dampak yang ditimbulkan masalah yang berskala nasional ini. Prostitusi memiliki
dimensi yang sangat kompleks sebab berkaitan erat dengan masalah penyimpangan
tatanan nilai dan norma agama, budaya masyarakat serta terkait erat dengan masalah
ekonomi, ketertiban dan kesehatan. Jika ditinjau dari faktor-faktor penyebab seseorang
melakukan tindak pidana penyediaan tempat hiburan sebagai sarana prostitusi , maka
sebagian besar masalahnya terletak pada faktor ekonomi dan faktor social. Faktor
ekonomi di pengaruhi oleh penghasilan atau kebutuhan seseorang, sedangkan faktor
sosial dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, suasana lingkungan maupun pendidikan

8
seseorang. Jadi prostitusi terjadi akibat kurangnya kesejahteraan lahir dan batin.
“Kesejahteraan lahir batin” tidak terlepas dari aspek kehidupan atau manusia termasuk
rasa aman dan tenteram yang dapat dicapai jika kesadaran masyarakat terhadap
kewajiban penghargaan hak orang lain telah dipahami dan dihayati sehingga
penegakan hukum dan keadilan berdasarkan kebenaran yang telah merupakan
kebutuhan sesama, kebutuhan seluruh anggota masyarakat. Kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan bagi segelintir wanita yang tidak memiliki keterampilan (Skill), melakukan
perbuatan jalan pintas dengan menjajahkan dirinya di tempat-tempat tertentu (di luar
lokalisasi WTS), tampaknya menimbulkan pemandangan yang tidak berkenan di hati.
Dalam tinjauan Teori masalah sosial prostitusi ini terjadi akibat dari faktor ekonomi
dan faktor social. Faktor ini juga terjadi akibat dari kurangnya para pelaku prostitusi
dalam memiliki keterampilan kerja.

2.8 Pemecahan Masalah Sosial

Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk menyelesaikan masalah sosial,


berbagai analisis, pengamatan dan metode telah diterapkan. Akan tetapi tidak ada hasil
yang memuaskan . saat ini telah ditemukan cara-cara pengamatan dan analisis yang
lebih efektif walaupun cara-cara lama yang terbukti tidak efisien belum dapat
dihilangan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup
menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan pokok masalah sosial. Lagi
pula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan secara langsung, tetapi
setelah jangka waktu yang cukup lama. Di dalam mengatasi masalah sosial, tidaklah
semata mata melihat aspek sosiologis, tetapi juga aspek lainnya. Dengan demikian,
diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya
untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi. Ada beberapa solusi dalam
menangani Masalah Sosial :
1. Pemerintah hendaknya membuat program baru agar sosial ekonomi pada
Masyarakat lebih meningkat serta lebih meningkatkan promosi.
2. Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan pada keikutsertaan Masyarakat dalam
pembangunan agar mereka bisa berpartisipasi walaupun dalam lingkup kecil,
3. Bagi pihak lain hendaknya memberikan partisipasi tidak hanya dalam bentuk
bantuan barang, uang saja melainkan bisa dalam bentuk fisik.

9
4. Kita hendaknya lebih menekankan lagi aspek pendidikan moral agar dapat
mencegah masalah sosial.
5. Keikut sertaan masyarakat dalam penanggulangan masalah sosial.
6. Mendidik dan merehabilitasi pelaku masalah sosial.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah masalah sosial ini adalah:


Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum
dan bersifat merusak. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui
berbagai pendekatan, yaitu: secara absolut dan secara relatif. Faktor-faktor yang
melatar belakangi adanya sumber masalah kemiskinan, meliputi: faktor biologis,
psikologis, dan kultural dan faktor struktural. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk menghindari terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara
lain: peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum, adanya koordinasi antara
aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah lainnya yang saling
berhubungan, adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan
penanggulangan kriminalitas, membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan
membendung adanya tindakan kejahatan.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. "Pengantar sosiologi." Jakarta: Rajawali Pers (1990).

SUNARTO, Kamanto. Pengantar sosiologi. Universitas Indonesia Publishing, 2005.

Jamaludin, Zakiyah. "Masalah sosial remaja: Tinjauan daripada perspektif sosiologi."


(2001): 117-124.

10
http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/08/makalah-sosiologi-tentang-masalah-
sosial.html

11

Anda mungkin juga menyukai