Anda di halaman 1dari 16

Patologi Sosial dan Kriminologi

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu

Dra. Nuraini., MS

OLEH

Helena Aprilia Lubis (1173151021)

REGULER B

Prodi Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“ Patologi Sosial dan Kriminologi“ untuk tugas “Critical Book Report “ .

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
sebagai penulis terlebih dahulu mengucapkan kata maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan
penulisan juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini .

Akhir kata kami ucapkan terimakasih , semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca .

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................4
1.3 Manfaat........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Identitas Buku..............................................................................................................................5
2.2 Ringkasan Buku...........................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................................13
3.1 Kelebihan Buku...............................................................................................................................13
3.2 Kelemahan buku..............................................................................................................................14
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
4.2 Saran................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam kehidupan manusia tentunya terdapat aturan yang harus dilakukan dan ditaati.
Salah satunya dalah norma. Norma ini merupakan sekumpulan pendapat mengenai bagaimana
seharusnya manusia itu bertingkah laku serta harus bertindak dengan pantas. Sehingga keharusan
serta kepantasan itu menjadi kebiasaan sekaligus juga bisa diturunkan dengan secara turun
menurun. Hingga mewujudkan segala macam peraturan yang nyata di dalam bergaulan hidup di
masyarakat. Salah satu bagian dari norma adalah norma sosial.

Norma sosial ini merupakan suatu perangkat yang dimana hal tersebut dibuat supaya
hubungan di suatu masyarakat bisa berjalan seperti yang diharapkan. Sedangkan Menurut E.
Utrecht norma sosial merupakan segala himpunan petunjuk hidup yang mengatur mengenai
segala macam bentuk tata tertib, di suatu masyarakat/bangsa yang yang mana peraturan itu harus
ditaati oleh tiap-tiap masyarakat. Serta bila melanggar maka akan terdapat suatu tindakan dari
pemerintah. Tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut
dengan penyimpangan norma sosial. Yang dimana didalam penyimpangan norma sosial
terdadapat bentuk, dan jenis, fungsi, dan peran serta faktor penyebab sehingga dapat terjadi
penyimpangan norma sosial.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam mengkritik buku ini adalah :

 Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan


dan ke kreatifan yang dimiliki oleh mahasiswa.
 Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya
mengenai penyimpangan norma sosial
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dalam mengkritik buku ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang
penyimpangan norma sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama
1. Judul buku : Patologi Sosial: Konsep, Teori dan Aplikasi
2. Pengarang : M Murdianto
3. Penerbit : CV. Elhikam Press
4. Tahun terbit : 2019
5. Kota Terbit : Lombok
6. Tebal Buku : 149 Halaman
2.1.2 Identitas Buku Pembanding
1. Judul : Patologi Sosial
2. Penulis : Dr. Paisol Burlian, S.Ag., M.Hum.
3. Penerbit : Bumi Aksara
4. Tahun terbit : 2015
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tebal Buku : 268 halaman
7. ISBN : 978-602-217-533-9
2.2 Ringkasan Buku

2.2.1 Ringkasan Buku Utama


BAB 2

Penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran norma-norma yang berlaku dimasyarakat


dan menimbulkan usaha untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. Dalam Robert M.
Z. Lawang menjelaskan penyimpangan sosial ialah segala tindakan dan tingkah laku yang tidak
sesuai dengan norma yang sudah berlaku di dalam sistem masyarakat tertentu. Selaras dengan
pandangan dari W. Van Zanden bahwa penyimpangan sosial adalah suatu tindakan atau perilaku
yang menurut sebagian besar orang dianggap sebagai tindakan yang tercela. Dari pendapat para
ahli di atas istilah penyimpangan sosialdalam konsep patologi sosial adalah semua sikap atau
tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku

Ciri-ciri penyimpangan sosial menurut Kartini Kartono antara lain ; 1)deviasi


(penyimpangan) merupakan dampak dari adanya masalah-masalah, baik itu pribadi maupun
sosial, 2) deviasi (penyimpangan) merupakan bentuk penolakan masyarakat, 3) deviasi
(penyimpangan) bersifat universal (menyeluruh) karena menggambarkan tiga fungsi penting
yaitu: a) deviasi dalam menjelaskan aturan, b) deviasi dalam pembentukan grup, c) deviasi dalam
mengembangkan perubahan sosial.

Jenis-jenis penyimpangan sosial ada dua; pertama penyimpangan sosial Primer,


penyimpangan yang bersifat sementara (temporer) orang yang melakukannya masih tetap dapat
diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak terus menerus melanggar aturan. Kedua,
penyimpangan sosial Sekunder, penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya secara
terus menerus walaupun telah diberikan sanksi-sanksi.

Bentuk – Bentuk Penyimpangan sosial seperti kriminalitas, perjudian, narkoba, minuman


keras dan premanisme.

1. Kriminalitas

Secara sosiologis kriminalitas adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku yang selain
merugikan penderita juga sangat merugikan masyarakat yakni hilangnya keseimbangan
ketenteraman dan ketertiban (R.Susilo, 1990). Kriminalitas secara umum juga disebut
sebagai tindakan dimana dalam perbuatannya yaitu melanggar hukum dan aturan serta
norma-norma sosial didalam suatu lingkungan masyarakat, sehingga dampak kriminalitas
sendiri bisa jadi berupa penentangan dari masyarakat.

Adapun macam-macam kriminalitas sebagai berikut: 1), Kejahatan tanpa korban (crime
without victims) adalah kejahatan atau kriminalitas yang tidak mengakibatkan penderitaan
pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, mabuk-mabukan,
penyalahgunaan narkoba, dsb. 2), Sedangkan kejahatan kerah putih ialah suatu tindak
kejahatan yang pelakunya adalah orang yang terpandang atau orang yang memiliki status
sosial yang tinggi yang berada pada pekerjaan tertentu.Contohnya ialah korupsi. 3),
Kejahatan terorganisasi suatu tindak kejahatan yang melewati batas Negara, pelakunya ialah
organisasi yang memiliki jaringan global. Contohnya ialah perdagangan hewan yang
termasuk langka ke luar negeri. 4), Corporate crime yaitu suatu tindak kejahatan yang
memiliki tujuan yaitu untuk makan kerugian serta meningkatkan keuntungan pelakunya
ialah organisasi formal. Contohnya kasus first travel.

Untuk dapat menanggulanginya dilakukan cara berikut ini; tindakan tegas dari
pemerintah, hukum berlaku sama pada setiap golongan masyarakat, menciptakan lapangan
kerja baru pada masyarakat,dan menggerakan roda perekonomian yang tidak tebang pilih.

2. Perjudian

Perjudian ialah salah satu bentuk penyakit masyarakat satu bentuk patologi sosial.
Perjudian secara umum ialah pertaruhan dengan sengaja: yaitu mempertaruhkan satu
nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan
harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan,
perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya..

Klasifikasi perjudian sebagai berikut ; 1). transaksi-transaksi berdasarkan


pertaruhan dan spekulasi, 2) aktivitas-aktivitas agen totalisator, 3) macam-macam
lotre (nalo, lotto, lotre buntut, dan lain-lain). Sedangkan klasifikasi lainnya dari
bentuk perjudian, ialah : 1) bentuk permainan dan undian yang legal, dengan izin
pemerintah, 2) bentuk permainan dan undian yang ilegal. Berdasarkan klasifikasi di
atas,. Dalam hal ini hemat penulis menawarkan cara-cara melepaskan diri
melepaskan diri dari kebiasaan judi yaitu : a) niat agar berhenti berjudi, b)
mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan berzikir dan berpikir ilmiah, c)
berkumpul bersama keluarga, d) berkumpul dengan orang-orang baik, e) mengubah
gaya hidup, f) mencari hobi baru, g) giat bekerja, h) membayar hutang, i) berfikir
positif.

3. Minuman Keras

Menurut Anang Syah (2001) akibat atau dampak dari penyalahgunaan zat adiktif
bagi pemakai adalah: pertama, Kepribadian rusak. Kedua, Tingkah laku (bohong,
manipulasi). Ketiga, Pola pikir keras. Keempat, Pelanggaran norma. Kelima, Fisik
(gemetaran, siang tidur malam begadang).

Solusi dalam mengatasi persoalan minuman keras; 1) Bergaulah dengan orang-


orang yang positif, 2) Lakukan hobi yang positif, 3) Jalani pola hidup dan makanan
yang sehat.dan 4) Kurang pergi ke kelab.

4. Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain


"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Zat- zat tersebut dapat membuat berbagai efek
samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Dampak
kejahatan Narkoba akan terimbas kepada seluruh keluarga. Merusak tatanan dan
tata karma yang pernah ada.Angka kejahatan narkoba berkembang pesat diseluruh
Indonesia, kejahatan tersebut tidak hanya dilakukan warga Indonesia tapi juga
orang asing. Itu berarti sindikat internasinal sudah menjadikan Indonesia tidak saja
sebagai transit atau peredaran saja melainkan sebagai sarang produksi narkoba
internasional

Untuk dapat menggulangi pemakaian narkoba adalah 1) dekatkan diri kepada


Tuhan, 2) pendekatan psikologis, dengan memberi nasehat, melakukan
pembicaraan dari hati ke hati oleh orang yang terdekat dengannya yang sesuai
dengan karakter kepribadian mereka. 3) pendekatan sosial, menyadarkan mereka
bahwa mereka merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya.
Dengan cara seperti itu, diharapkan mereka bisa merasakan bahwa kehadiran
mereka di tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting.

5. Premanisme

Premanisme berasal dari kata bahasa Belanda vrijman yang diartikan orang
bebas, merdeka dan kata isme yang berarti aliran. Premanisme adalah sebutan
pejoratif yang sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok
orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok
masyarakat lain

Adapun solusi untuk mengatasi premanisme; pertama, pendekatan agama


(religious), Kedua Tindakan tegas dari penegak hukum, memberikan hukum yang
tegas bagi pelaku tanpa tebang pilih. Ketiga menciptakan lapangan kerja yang
luas. Keempat melakukan perbaikan sistem pada administrasi serta pengawasan
agar dapat menghindari penyimpangan- penyimpangan tertentu. Kelima
meningkatkan penyuluhan hukum agar dapat meningkat pemerataan dalam
kesadaran hukum. Keenam meningkatkan personil keamanan untuk lebih
meningkatkan tindakan preventif maupun refresif. Ketujuh meningkat
ketangguhan akan moral serta profesionalisme bagi penegak hukum.

2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding

BAB 5

1. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan produk dari masyarakat sehingga apabila kesa- daran hukum
telah tumbuh di masyarakat, dengan sendiri tingkat kriminalitas akan turun. Dengan
demikian, tujuan akhir politik kriminal, yaitu upaya perlindungan masyarakat dan upaya
mencapai kesejahteraan masyarakat akan terwujud.

Ada dua tahapan dalam pencegahan dan penanggulangan terhadap krimi- nalitas,
yaitu langsung dan tidak langsung. Secara langsung misalnya dengan memberikan
pengamanan fisik terhadap objek, memperbaiki lingkungan dan menyempurnakan
struktur sosial serta memperbarui hukum yang sudah tidak relevan. Adapun secara tidak
langsung bisa dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi serta kesadaran dan
tanggung jawab terhadap masalah kriminalitas, membuat peraturan serta ancaman,
menumbuhkan kesan akan adanya peng- awasan, dan sebagainya

2. Perjudian

Perjudian menurut Kartini Kartono adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu


mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya
risiko dan harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa, per- mainan pertandingan,
perlombaan, dan kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya. Upaya menanggulangi
perjudian antara lain sebagai berikut.

a. Mengadakan perbaikan ekonomi nasional secara menyeluruh dengan cara


menetapkan undang-undang atau peraturan yang menjamin gaji minimum bagi
buruh, pekerja, dan pegawai yang sepadan dengan biaya pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari, memperluas lapangan pekerjaan, dan lain-lain.

b. Adanya keseimbangan antara bujet di pusat dan daerah. Adanya diskri- minasi
pemberian bujet, akan menimbulkan rasa tidak puas.

c. Menyediakan tempat hiburan dan rekreasi yang sehat, disertai intensifikasi


pendidikan mental dan ajaran-ajaran agama.

d. Khusus untuk mengurangi jumlah judi buntut, turunkan nilai hadiah tertinggi dari
macam-macam lotre resmi, lalu tambahkan jumlah hadiah hiburan lainnya
sehingga hadiah yang paling rendah itu nilainya hanya beberapa puluh kali saja
harga kertas lotre.

e. Lokalisasi perjudian khususnya bagi wisatawan-wisatawan asing, golongan


ekonomi kuat, dan warga negara keturunan asing.

3. Korupsi

Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan
guna mengeruk keuntungan pribadi yang merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi,
korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari ke- kuasaan, demi keuntungan
pribadi, terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan
kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya diri sendiri.

4. Minuman Keras

Pelaku yang minum minuman keras tidak dihukum hanya karena minum
minuman keras yang memabukkan. Hukum memandang suatu perbuatan pelanggaran
atau tindak pidana hanya dari sisi kerugian yang ditimbulkan pelakunya. Dalam kasus
pelaku yang meminum minuman keras dalam ruangan tertutup dan hanya dia seorang diri
minum sampai mabuk, sulit sekali mencari kerugian akibat perbuatan tersebut. Lain
halnya apabila ia melakukannya di tempai ramai atau tempat di jalan umum, barulah hal
tersebut diperhitungkan. Hal ini dapat kita lihat pada Pasal 536 ayat (1) KUHP.
Pemberian sanksi bagi pemabuk bukanlah karena perbuatan itu sendiri, melainkan karena
akibat dari perbuatan itu dilakukan di keramaian dan merugikan orang banyak

5. Narkoba

Jadi istilah yang sebenarnya lebih tepat digunakan untuk kelompok zat yang dapat
memengaruhi sistem kerja otak ini adalah NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat
adiktif) karena istilah ini lebih mengacu pada istilah yang digunakan dalam Undang-
Undang Narkotika dan Psikotropika. Narkoba adalah obat, bahan, dan zat yang bukan
termasuk jenis makanan. Oleh sebab itu, jika kelompok zat ini dikonsumsi oleh manusia
baik dengan cara dihirup, diisap, ditelan, atau disuntikkan, ia akan memengaruhi susunan
saraf pusat (otak) dan akan menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, sistem kerja otak
dan fungsi vital organ tubuh lain, seperti jantung, pernapasan, peredaran darah, dan lain-
lain akan berubah meningkat pada saat mengonsumsi serta akan menurun pada saat tidak
dikonsumsi (menjadi tidak teratur).

6. Prostitusi

Masalah prostitusi merupakan masalah klasik yang sudah lama menjadi polemik.
Permasalahan prostitusi mengalami dilema yang menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang
pro mengkaitkan prostitusi sebagai hak ekonomi bagi pelaku bisnis pros- titusi itu sendiri
sedangkan yang kontra menganggap lokalisasi sebagai bentuk legalisasi bisnis haram
yang bertentangan dengan aspek moralitas masyarakat. Salah satu cara yang digunakan
pemerintah dalam menekan bertambahnya jumlah PSK di antaranya dengan mencatat
rutin jumlah PSK dan muncikari

7. Pornografi

Pornografi umumnya dikaitkan dengan tulisan dan penggambaran karena cara


seperti itulah yang paling banyak ditemukan dalam mengekspos masalah seksualitas.
Akhir-akhir ini dalam masyarakat kita terdapat istilah baru, yaitu pornoaksi. Hal yang
dimaksudkan dengan pornoaksi adalah penampilan sese- orang yang sedikit banyak
menonjolkan hal-hal seksual, misalnya gerakan- gerakan yang merangsang atau cara
berpakaian minim yang menyingkap sedikit atau banyak bagian yang terkait dengan alat
kelamin. Akan tetapi, tidak semua penonjolan atau penyingkapan itu dapat disebut
sebagai pornoaksi, di kolam renang misalnya, siapa pun bebas untuk berpakaian mini.
Jadi, soal pornoaksi itu sangat relatif, tergantung motif manusianya

8. Geng Motor

Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak


keberingasan anak muda. Perkembangannya tak lepas dari tren dan mode yang sedang
berlangsung saat itu. Oleh karena itu, aksi brutal ini perlu diredam. Geng motor kini
memang menjadi salah satu perhatian utama pihak berwenang karena tindakan mereka
kian berani. Selain meminta korban sesama anggota geng, tindakan mereka juga me-
makan korban masyarakat umum. Tak salah jika masyarakat menyebut geng motor
tersebut tidak berbeda dengan perampok atau pencuri. Tindak kejahatan yang dilakukan
sebagian besar merupakan perampasan barang berharga milik korban, seperti uang,
ponsel, dompet, hingga motor. Dalam aksinya, mereka tak segan-segan menganiaya
korban.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku

BUKU UTAMA

1) Buku utama terdapat penjelasan tentang pengertian penyimpangan norma


sosial dari para ahli, bentuk – bentuk penyimpangan sosial yang lengkap dan
terperinci disertai dengan bagaimana cara menanggulangi penyimpangan
tersebut dan juga menjelaskan tentang ciri – ciri penyimpangan tersebut
dengan lengkap dan disertai dengan para ahli.

2) Penulisan dan penyampaian materi mudah diterima oleh masyarakat awan dan
mahasiswa. Oleh karena itu buku ini cocok untuk menjadi buku pegangan
bagi mahasiswa

3) Referensi dalam buku ini sangat aktual dan up to date sehingga buku ini
sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat sekarang

BUKU PEMBANDING

1) Buku ini menjelaskan macam – macam penyimpangan sosial secara jelas


dan terperici mulai dari aspek hukum, sosiologis, psikologis dan lain – lain

2) Dalam buku ini terdapat tindak – tindak hukum yang dapat digunkan jika
kita menglanggar/ melakukan penyimpangan tersebut

3) Referensi yang digunakan juga aktual dan up to date sehingga sesuai


dengan permasalahan masyarakat sekarang ini
3.2 Kelemahan buku

BUKU UTAMA

Selama penulis review buku utama kelemahan yang ditemukan adalah tidak
adanya tindak – tindak hukum yang dijelaskan jika melakukan penyimpangan
tersebut.

BUKU PEMBANDING

Selama penulis meriview buku pembanding kelemahan yang ditemukan adalah


buku ini hanya menjelaskan tentang macam – macam penyimpangan sosial dan
tidak disertai dengan pengertian, ciri, faktor, dan dampak dari penyimpangan
sosial.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Norma sosial merupakan segala himpunan petunjuk hidup yang mengatur mengenai
segala macam bentuk tata tertib, di suatu masyarakat/bangsa yang yang mana peraturan itu harus
ditaati oleh tiap-tiap masyarakat. Serta bila melanggar maka akan terdapat suatu tindakan dari
pemerintah. Tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut
dengan penyimpangan norma sosial. Yang dimana didalam penyimpangan norma sosial
terdadapat bentuk, dan jenis, fungsi, dan peran serta faktor penyebab sehingga dapat terjadi
penyimpangan norma sosial.

4.2 Saran

Saran kepada pembaca adalah :

1. Kepada Guru BK adalah buku ini bagus untuk dijadikan sebagai buku pegangan dalam
menghadapi peserta didik yang memiliki tingkah laku menyimpang dan mengeatahui
cara mengatasi tingkah laku peserta didik yang menyimpang tersebut.

2. Kepada peserta didik adalah buku ini dapat dijadikan bahan bacaan dalam menentukan
tingkah laku dirinya sendiri dan cara menghadapi tingkah laku yang menyimpang dari
orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Burlian, Paisol. 2016. Patologi Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Murdianto, 2019. Patologi Sosial. Lombok : CV. Elhikam Press

Anda mungkin juga menyukai