Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

"MASALAH SOSIAL"
(Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Antropologi
Kesehatan Kelas D)

Dosen Pengampu :
Afif Hamdalah, S.KM., M.Kes

Disusun oleh:
Almira Aisha Devi 202110101126
Chrisanty Rotua Angelica Pasaribu 202110101180

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul "Masalah
Sosial" dengan baik dan selesai tepat waktu.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
dan Antropologi Kesehatan Kelas D. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para
pembaca serta dalam hal pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Afif Hamdalah, S.KM., M.Kes selaku dosen pengampu dan tidak lupa rekan-
rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar dalam tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Jember, 30 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 Definisi Masalah Sosial.............................................................................4
2.2 Klasifikasi Masalah Sosial dan Penyebabnya...........................................6
2.3 Ukuran-ukuran Sosiologis Terhadap Masalah Sosial...............................7
2.4 Beberapa Masalah Sosial Penting.............................................................9
2.3.1 Kemiskinan........................................................................................9
2.3.2 Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern......................10
2.5 Pemecahan Masalah Sosial.....................................................................10

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, masalah sosial merupakan bagian yang
sangat penting serta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial
dalam masyarakat. Masalah sosial dapat diartikan sebagai suatu
fenomena atau gejala yang timbul dalam kehidupan nyata dalam
bermasyarakat. Banyak cara dalam mengidentifikasi permasalahan
yang muncul di lingkungan masyarakat serta beragam jenis
permasalahannya antara masyarakat satu dengan yang lainnya.
Masalah sosial dapat berupa suatu masalah pengangguran,
kemiskinan, pendidikan, kesenjangan sosial ekonomi, dan
kriminalitas.

Masalah sosial tersebut dapat timbul dari berbagai macam


kekurangan yang ada pada diri manusia maupun kelompok-
kelompok sosial yang sumbernya yaitu dari beragam faktor, seperti
faktor budaya, ekonomis, biologis dan biopsikologis. Setiap
kalangan masyarakat memiliki suatu aturan atau norma yang
berlaku di lingkungannya, tentunya hal tersebut tentunya memiliki
hubungan atau ada sangkut-pautnya dengan kesejahteraan dari
suatu kebendaan, kesehatan mental atau mental health, kesehatan
fisik, dan penyesuaian diri individu dalam kelompoknya.

Menurut Soerjono (2002: 739) masalah sosial adalah suatu


ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dalam keadaan
normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada
hubungan-hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Masalah sosial tersbeut dianggap sebagai suatu
permasalahan karena telah melibatkan suatu relationship antara

1
manusia dengan manusia serta norma yang berlaku dan hal tersebut
menimbulkan suatu gangguan pada harapan yang muncul di
masyarakat.

Gejala sosial yang muncul di masyarakat serta tidak


dikehendaki oleh masyarakat tersebut dapat diartikan pula sebagai
masyarakat sosial. Masalah sosial ini merupakan suatu gejala yang
timbul dan bersifat abnormal atau dapat dapat disebut pula gejala
patologis. Masalah sosial yang sering menghantui dan mengelilingi
kehidupan bermasyarakat dalam segi peradabannya karena dapat
menjauhkan individu tersebut dari sebuah kesejahteraan hidup.
Masalah sosial tersebut apabila ditinjau dari sudut sosial tersebut
timbul akibat dari sebuah proses perubahan budaya dan perubahan
sosial. Perubahan-perubahan tersebut merupakan suatu proses yang
terjadi secara terus menerus cepat atau lambat akan dialami oleh
setiap individu manusia dalam bermasyarakat.
Pada konsepnya, masalah sosial tersebut telah menyangkut
nilai-nilai moral dan sosial. Masalah yang timbul tersebut dapat
disebut sebagai suatu persoalan yang bersangktan dengan tata
kelakuan yang bersifat immoral, yaitu berlawanan dengan hukum
yang berlaku dan sifatnya merusak. Dengan mempertimbangkan
hal-hal tersebut, masalah sosial tidak akan dapat ditelaah tanpa
memikirkan ukuran masyarakatyang berkaitan dengan asesuatu hal
yang dianggap baik ataupun buruk sekalipun.

Seluruh individu manusia tentunya ingin memiliki kualitas


hidup yang baik, seperti tercukupinya kebutuhan hidup jasmani
dan rohani, serta kebutuhan sosial. Setiap individu manusia
tersebut akan terus berkompetisi dan berusaha untuk dapat
mencukupi kebutuhan hidup demi bertahannya kehidupan diri
sendiri dan keluarganya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarakan pemaparan latar belakang masalah sosial,
maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah dalam makalah ini,
yaitu bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan masalah sosial
dan bagaimana pencegahan masalah sosial dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bentuk-bentuk masalah sosial serta
pemecahan masalah sosial yang ada pada kehidupan
bermasyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian masalah sosial
2. Mengetahui klasifikasi dan penyebab masalah sosial.
3. Mengetahui ukuran ukuran sosiologis terhadap masalah
sosial.
4. Mengetahui beberapa masalah sosial penting.
5. Mengetahui Pemecahan masalah sosial.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Masalah Sosial
Masalah sosial adalah sebuah fenomena atau gejala yang akan
selalu ada pada setiap kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia.
Masalah sosial tersebut akan terus ada selama masyarakat tersebut
mengalami proses perubahan dan sekaligus akan berpengaryh dalam
dimensi kehidupan masing-masing individu. Menurut (Soekanto,
1990:358), masalah sosial adalah suatu ketidaksesuain antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga
kelompok sosial tersebut. Menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam
keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada
hubungan-hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.
Masalah sosial juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
yang oleh masyarakat dianggap sebagai sesuatu hal yang berpengaruh
namun keberadaannya tidak diinginkan serta tidak dapat diberi toleransi
serta dalam penyelesaiannya memerlukan tindakan dari kelompok.
Permasalahan sosial dianggap sebagai suatu masalah karena
mengikutsertakan hubungan manusia serta nilai-nilai dan telah menjadi
sebuah tantangan atau suatu hal yang dianggap berpengaruh dari segi
moral. Masalah sosial memiliki perbedaan dengan masalah-masalah yang
lain, mengapa demikian karena masalah sosial erat hubungannya dengan
sebuah institui dan norma. Masalah sosial dapat terbagi menjadi dua
kategori besar yaitu disorganisasi sosial dan perilaku menyimpang
(devian). Disorganisasi sendiri maksudnya lebih merujuk kepada sebuah
kekurangan atau kegagalan dalam sistem sosial sehingga tujuan serta cita-
cita individu di dalam kelompok tersebut sulit untuk diraih.

4
Lain halnya dengan devian, devian berarti suatu perilaku yang
menyimpang dari norma yang telah ditetapkan bagi sekumpulan orang
dalam status mereka. (Parrillo, 2002) juga telah merumuskan empat
elemen penting yang bisa menjadi pertimbangan suatu situasi dianggap
sebagai masalah sosial, yaitu:
1. Dapat menimbulkan berbagai kerugian baik terhadap keadaan fisik
atau mental baik pada individu atau pun pada masyarakat.
2. Merupakan pelanggaran terhadap satu atau beberapa nilai atau
standar yang dimiliki oleh sebagaian besar masyarakat atau mereka
yang memiliki kekuatan pengaruh di masyarakat.
3. Keadaan yang terus menerus terjadi.
4. Memunculkan kebutuhan untuk dipecahkan berdasarkan evaluasi
dari berbagai kelompok di masyarkat.
Raab dan Selznick (1964, dalam Soetomo), menyatakan bahwa tidak
semua masalah dalam kehidupan manusia merupakan masalah sosial.
Masalah sosial pada dasarnya adalah masalah yang terjadi dalam
hubungan antar warga masyarakat. Hal ini menyangkut aturan dalam
hubungan bersama baik formal maupun informal. Raab dan Selznick
menyebutkan masalah sosial bisa terjadi bila memenuhi dua kriteria
sebagai berikut,
1. Adanya hubungan antar warga masyarakat yang menghambat
pencapaian tujuan penting dari sebagian besar warga
masyarakat.
2. Organisasi sosial menghadapi ancaman serius oleh
ketidakmampuan mengatur hubungan antar warga.

Terdapat pula definisi yang melihat masalah sosial sebagai sebuah kondisi
atau keadaan yang dipersepsikan relatif oleh masyarakat yang memiliki
pandangan berbeda, yaitu yang dikemukakan oleh Weinberg (1981),
bahwa masalah sosial adalah situasi atau kondisi yang dinyatakan sebagai
keadaan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh sejumlah
orang yang cukup signifikan, dan mereka memiliki kesepakatan

5
dibutuhkannya tindakan untuk merubah keadaan tersebut. Berdasarkan
definisi tersebut dapat dkatakan bahwa sebuah kondisi sosial disebut
masalah sosial jika orang atau sekelompok orang yang memiliki pengaruh
mnganggap situasi tersebut sebagia masalah. Maksud dari suatu pihak
berpengaruh tersebut yaitu bisa pihak yang memliki otoitas kekuasaan
seperti pemerintah atau otoritas kemasyarakatan seperti tokoh masyarakat,
atau otoritas keilmuan seperti para ilmuwan atau para ahli.

2.2 Klasifikasi Masalah Sosial dan Penyebabnya


Masalah sosial disebabkan oleh kekurangan dalam diri manusia
atau kelompok dalam masyarakat yang bersumber pada beberapa faktor.
Menurut Soekanto, berdasarkan sumber faktornya, masalah sosial dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Faktor Ekonomis, pada faktor ekonomi masalah sosial yang


timbul seperti kemiskinan, pengangguran, dan lain sebagainya.
2. Faktor Biologis, contohnya adalah penyakit yang tersebar di
masyarakat.
3. Faktor Psikologis, masalah sosial yang disebabkan oleh faktor
psikologis adalah timbul persoalan (penyakit saraf), bunuh diri,
gangguan jiwa, keterbelakangan mental dan sebagainya.
4. Faktor Kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kecanduan
minuman keras, kesejahteraan anak, jompo, perundungan,
kenakalan remaja, konflik rasial dan keagamaan, dan lain-lain.

R. Stark pada tahun 1957 membuat pengelompokan lain, Ia


mengelompokan atas sifat masalah menjadi 3 kelompok besar, diantaranya
adalah perilaku menyimpang, konflik dan kesenjangan, dan perkembangan
manusia. Dalam masing-masing 3 kelompok besar tersebut terdapat
sejumlah masalah sosial. Contoh masalah sosial pada perilaku
menyimpang adalah kecanduan, gangguan mental, kejahatan, kenakalan,
kekerasan pergaulan dan lain sebagainya. Masalah sosial yang terdapat
pada kelompok konflik dan kesenjangan adalah kemiskinan, kesenjangan,

6
konflik antarkelompok, pelecehan seksual, lingkungan dan lain-lain,
Sedangkan masalah sosial pada perkembangan manusia seperti masalah
keluarga, jompo, kependudukan, dan masalah seksual.(Tangdilintin, 2014)

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Abdul Syani, mengatakan


bahwa masalah sosial memiliki dua penyebab, yaitu menyebabkan
disorganisasi di dalam keehidupan masyarakat, seperti keresahan dan
pertentangan antara kelompok masyarakat serta adanya ketidakmampuan
dalam berhadapan dengan inovasi, seperti ketertinggalan teknologi dan
ilmu pengetahuan. (Abdulsyani, 1987)

2.3 Ukuran-ukuran Sosiologis Terhadap Masalah Sosial


Terdapat lima ukuran sosiologis terhadap suatu masalah sosial, meliputi:

1. Kriteria utama dalam masalah sosial

Kriteria yang paling utama suatu masalah sosial yaitu suatu


masalah sosial dapat terjadi apabila tidak adanya kesesuaian antara
ukuran dan nilai sosial dengan kenyataan-kenyaan serta tindakan-
tindakan sosial, artinya terdapat kepincangan-kepincangan antara
anggapan masyarakat mengenai apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang terjadi dalam realitas pergaulan hidup. Tiap
masyarakat ukuran kepincangan-kepincangan dapat didefinisikan
dengan berbagi macam arti.

2. Sumber masalah sosial

Masalah sosial adalah sebuah persoalan yang muncul


secara langsung yang sumbernya langsung pada kondisi-kondisi
maupun proses sosial. Ukuran masalah sosial tersebut tidak
semata-mata pada pewujudannya yang bersifat sosial, akan tetapi
juga pada sumbernya. Maka kejadian- kejadian yang bersumber
pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
Kepincangan-kepincangan yang disebabkan oleh gempa bumi,
angin taufan, meletusnya gunung api, banjir dan sebagainya

7
bukanlah masalah sosial. Yang menjadi pokok disini adalah bahwa
gejala bukan sosial tersebut menyebabkan suatu masalah sosial

3. Pihak-pihak yang menentapkan apakah kepincangan merupakan


masalah sosial atau tidak.

Ukuran-ukuran siapa yang meetapkan kepincangan


menjadi relatif. Menurut Soekanto (1990), menyebutkan bahwa
masyarakat sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala
merupakan suatu masalah sosial atau tidak.

4. Manifest social problems dan latent social problems.

Manifest social problems merupakan masalah sosial yang


muncul dan timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-
kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan tersebut muncul
dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara tindakan dengan norma
dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masalah sosial tersebut
menurut keyakinan masyarakat masih dapat diperbaiki, dibatasi
atau bahkan dihilangkan. Latent social problems tersebut lebih
menyangkut kepada hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai
masyarakat, akan tetapi tidak diakui sebagai sebuah masalah sosial.
Masalah sosial tersebut sulit diatasi walaupun masyarakat tidak
menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya mengatasinya.
Dalam memecahkan permasalahan tersebut sebaiknya tetap
berpegangan pada suatu perbedaan antara kedua macam problema
tersebut yang tetap didasarkan pada sebuah sistem nilai-nilai
masyarakat setempat.

5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.

Sebuah kejadian yang mana merupakan masalah sosial


tersebut belum tentu mendapat perhatian yang sepernuhnya dari
masyarakat, sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat perhatian

8
masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial, misalnya
seperti, pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan kereta api.

2.4 Beberapa Masalah Sosial Penting


.4.1 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh masalah sosial, yaitu
suatu kondisi seseorang tidak mampu secara finansial memenuhi
kebutuhan hidup yang sesuai dengan taraf kehidupan kelompok.
Masalah kemiskinan bukanlah hal yang baru di Indonesia, tetapi
sebagai masalah sosial, kemiskinan selalu aktual untuk dibahas,
karena meskipun sudah berjuang puluhan tahun untuk melepaskan
diri dari kemiskinan, pada kenyataannya Indonesia belum terlepas
dari masalah kemiskinan. (Purwanto, 2007)
Konsep dan indikator kemiskinan pada masyarakat sangatlah
beragam, nilai garis kemiskinan dapat mengacu pada kebutuhan
minumum energi makanan yang dibutuhkan seseorang, yaitu 2100
kalori per kapita per hari, serta kebutuhan non-makan yaitu
kebutuhan papan, sandang, pendidikan, transportasi, serta
kebutuhan rumah tangga dan individu lainnya. Menurut BPS,
seseorang yang memiliki pengeluaran lebih rendah dari garis
kemiskinan maka seseorang itu dapat dikatakan miskin. (Badan
Pusat Statistik, 2017)
Masalah sosial kemiskinan, pada kehidupan modern terutama di
kota-kota besar biasanya terjadi kepada individu yang tidak
kekurangan kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal,
maupun pakaian tetapi karena mereka menganggap harta yang
mereka miliki tidaklah cukup untuk memenuh taraf kehidupan
yang ada, sehingga batasan kemiskinan diukur dari kemampuan
seseorang dalam kebutuhan sekunder maupun tersiernya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan yaitu adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang datang dari

9
dalam diri individu, seperti sikap menerima apa adanya sehingga
tidak mau berusaha, tidak bersungguh sungguh berusaha, kondisi
fisik yang tidak sempurna sehingga tidak memiliki pekerjaan, dan
lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang
datang dari luar diri seseorang, seperti perubahan iklim, kerusakaan
alam, kehidupan sosal, struktur sosial, kebijakan dan program
pemerintah yang tidak merata.

.4.2 Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern


Masalah Generasi Muda atau Remaja yang ada pada
lingkungan masyarakat umumnya ditandai oleh dua ciri, yaitu
keinginan remaja untuk melawan dan memiliki sifat yang apatis.
Keinginan untuk melawan yaitu dalam bentuk radikalisme,
delikuensi, dan lainnya. Sifat melawan ini bisa jadi dikehendaki
oleh ketakutan akan hancurnya masyarakat atas perbuatan
menyimpang.

Pada masa transisi, generasi muda terkadang terjepit


menghadapi norma-norma yang sudah lama terbentuk maupun
yang baru terbentuk, sehingga dapat dikatakan bahwa generasi tua
seolah tidak memberi kesempatan kepada generasi muda untuk
menunjukkan kemampuannya, padahal era ini kemampuan
seharusnya dipandang lebih tinggi daripada hanya sekadar usia.
Timbulnya masalah sosial juga dilatarbelakangi oleh kurangnya
perhatian orang tua kepada anaknya sehingga seiring pertumbuhan
ada nilai-nilai yang kurang ditanamkan dalam diri remaja oleh
orang tua, sehingga hal ini dapat menjadi bibit-bibit tumbuhnya
kelompok pemuda informal yang sifatnya merugikan masyarakat.

2.5 Pemecahan Masalah Sosial


Pemecahan masalah sosial adalah proses usaha mengidentifikasi
dan mencari solusi dari masalahs sosial, yang efektif dan terbaik diantara
beberapa alternatif dengan menggunakan berbagai kemampuan.

10
Ada empat tahap dalam pemecahan masalah sosial menurut Polya:1973,
yaitu 1) memahami permasalahan, 2) merencanakan pemecahan masalah,
3) melaksanakan rencana, 4) memeriksa kembali.

Lalu untuk metode-metode yang digunakan dalam pemecahan masalah


sosial adalah:

a. Metode Preventif
Metode ini dilakukan harus didasarkan pada penelitian terlebih
dahulu pada sebab-sebab terjadinya masalah sosial, maka dari itu
metode ini cukup sulit dilaksanakan.
b. Metode Represif
Metode ini banyak digunakan karena setelah suatu gejala yang
dapat dipastikan sebagai masalah sosial baru dilakukan tindakan.

2.6 Perencanaan Sosial


Perencanaan sosial merupakan rangkaian proses penentuan tentang
bagaimana mewujudkan perubahan sosial atau perkembangan yang paling
baik serta mengatasi kemungkinan timbulnya masalah sosial yang terjadi
pada masa perubahan. Menurut ilmu sosiologi, perencanaan sosial harus
didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu
budaya dapat berkembang dari taraf rendah menuju taraf modern. Dari
sudut pandang sosiologi, perencanaan sosial digunakan sebagai alat untuk
melihat perkembangan sosial di kehidupan bermasyarakat. Menurut
Ogburn dan Nimkoff, prasyarat suatu perencanaan sosial yang efektif
adalah dengan adanya unsur modern dalam masyarakat dengan kemajuan-
kemajuan pada bidang-bidang tertentu, seperti teknologi dan ilmu
pengetahuan, dan lain sebagainya, lalu adanya sistem pengumpulan
analisis, sikap positif dari publik dalam menyambut usaha-usaha
perencanaan sosial, lalu yang terakhir adanya pimpinan politik dan
ekonomi yang progresif. Pemecahan-pemecahan masalah terkait dengan
perencanaan sosial sebenarnya telah diketahui, yang terpenting adalah
implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat.

11
BAB 3
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah penulis susun, kesimpulan yang dapatt
kami paparkan adalah:
1. Masalah sosial adalah sebuah fenomena atau gejala yang akan
selalu ada pada setiap kehidupan masyarakat di seluruh penjuru
dunia. Masalah sosial tersebut akan terus ada selama masyarakat
tersebut mengalami proses perubahan dan sekaligus akan
berpengaryh dalam dimensi kehidupan masing-masing individu.
2. Kalsifikasi Masalah sosial disebabkan oleh berbagai fakor, seperti
faktor ekonomi, psikologi, biologis, dan kebudayaan. Hal-hal
tersebut dapat melatarbelakangi terjadinya masalah sosial.
3. Berdasarkan Ukuran-ukuran sosiologis pada masalah sosial, pokok
ukurannya adalah kriteria utama masalah sosial, sumber masalah
sosial, pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan
merupakan masalah sosial atau bukan, Manifest social problems
dan latent social problems, perhatian masyarakat dan masalah
sosial.
4. Masalah sosial yang sangat penting dan sedang terjadi adalah
mengenai masalah tingkat kemiskinan di Indonesia dan juga
fenomena generasi muda dalam kehidupan masyarakat modern
yang menimbulkan masalah sosial lainnya.
5. Dalam pemecahan masalah sosial dapat digunakan metode
preventif dan metode represif, tetapi yang mudah dan sering
dilakukan adalah metode represif.
6. Perencanaan Sosial harus dilakukan demi mewujudkan perubahan
sosial serta mengatasi kemungkinan timbulnya masalah-masalah
sosial, dengan dilakukan perencanaan sosial maka dapat dilihat
kehidupan sosial masyarakat apakah sudah lebih baik.

12
Implementasi perencanaan sosial sangatlah penting dalam
kehidupan bermasyarakat.

.2 Saran
Dalam kehidupan bermasyarakat pasti selalu ada masalah sosial yang
mengikutinya, tetapi pembaca diajak untuk memiliki wawasan mengenai
masalah sosial, penyebab, serta penyelesaiannya. Seluruh masyarakat
memiliki tanggung jawab bersama untuk memberikan perhatian kepada
masalah-masalah sosial yang ada. Lalu, untuk melaksanakan perencanaan
sosial yang baik sebaiknya masyarakat bersikap positif terhadap usaha-
usaha perencanaan sosial.

Penulis memohon maaf bila maka terdapat kesalahan-kesalahan dalam


makalah yang telah disusun, kritik dan saran sangat diterima untuk
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

13
GLOSARIUM

Relationship : hubungan (terjemahan)


Modern : terkini, baru, masa kini.
Apatis : sikap tak acuh atau tidak peduli terhadap segala sesuatu yang
terjadi di sekitar.
Manifest social problems : suatu masalah yang terjadi di masyarakat dikarenakan
ketimpangan antara nilai sosial dengan norma sosial, namun masyarakat masih
bisa mengatasi permasalahan tersebut.
Latent social problem : suatu masalah yang berlawanan dengan nilai-nilai
masyarakat dan sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya,
masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Gani, H. A., & Rokhmah, D. (2014). Sosiologi Kesehatan. In Jember
University Press (Issue 614).
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://
repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2015.10.005%0Ahttp://www.biomedce
ntral.com/1471-2458/12/58%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?
T=JS&P

Muflikhah, D., Suhita, R., & Andayani. (2014). MASALAH SOSIAL DALAM
NOVEL AIR MATA TJITANDUY KARYA BAMBANG SETIAJI (Kajian
Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter). I(April), 437–447.

Parrillo, V. N. (2002). Contemporary social problems (5th ed.). Allyn and


Bacon. https://opac.uitm.edu.my/opac/detailsPage/detailsHome.jsp?
detailLinking=true&_rqst=undefined&db=null&tid=585467

Phelps, H. A. (1947). Contemporary Social Problems. The American


Catholic Sociological Review, 8(2), 160. https://doi.org/10.2307/3707572

Rahman, M. T. (n.d.). Glosari Teori Sosial (Baik).pdf (pp. VI–139).

Rosmalia, D., & Sriani, Y. (2017). Sosiologi Kesehatan. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia, 108.
https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/siklus/article/view/298%0Ahttp://
repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2015.10.005%0Ahttp://www.biomedce
ntral.com/1471-2458/12/58%0Ahttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?
T=JS&P

Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung.


Badan Pusat Statistik. (2017). Garis Kemiskinan (pp. 335–358).
https://doi.org/10.1055/s-2008-1040325

15
Parrillo, V. N. (2002). Contemporary social problems (5th ed.). Allyn and
Bacon.
Purwanto, E. A. (2007). Mengkaji Potensi Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) untuk pembuatan Kebijakan Anti Kemiskinan. Jurnal Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik, 10(3), 295–324.
Tangdilintin, P. dkk. (2014). Mengenal Masalah Sosial. Jurnal Pendidikan
Universitas Terbuka, 2 (302), 1–49.

16

Anda mungkin juga menyukai