Anda di halaman 1dari 18

DIMENSI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu : Hasyim Iskandar, S.Kom.I., M.Sos.

Oleh
Barirotul Umah
NIM 19121110006

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2021
ii
DAFTAR ISI

Halaman i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Dimensi Psikologi Komunikasi2

2.2 Korelasi Psikologi Dan Komunikasi 3

2.3 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi 5

2.3.1 Komunikasi Intrapersonal 5

2.3.2 Komunikasi Interpersonal 6

2.3.3 Komunikasi Kelompok & Organisasi 8

2.3.4 Komunikasi Massa 10

BAB III PENUTUP 14

3.1 Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi komunikasi merupakan salah satu cabang dari dua ilmu pengetahuan penting,
yaitu ilmu psikologi dan ilmu komunikasi. Psikologi merupakan ilmu yang telah berkembang
lama, sedangkan Komunikasi merupakan cabang ilmu yang relatif baru berkembang. Salah satu
cabang ilmu psikologi yang membahas bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya
disebut dengan psikologi sosial atau sosiopsikologi. Kemudian psikologi sosial diambil alih
menjadi salah satu cabang ilmu komunikasi dengan nama psikologi komunikasi.

Mempelajari psikologi komunikasi sangat membantu kita dalam berinteraksi dan


berkomunikasi dengan orang lain. Topik-topik yang menjadi perhatian cabang ilmu ini sangat
bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti : Bagaimana manusia bepikir dan
bagaimana pikiran kita bekerja, bagaimana cara membujuk orang, dan apa yang membuat kita
seperti saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan dimensi Psikologi Komunikasi secara umum?


2. Bagaimana korelasi antara psikologi dan komunikasi?
3. Bagaimana bentuk – bentuk psikologi komunikasi (komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan organisasi, komunikasi massa)?

1.3 Tujuan

1. Memahami dimensi psikologi komunikasi secara umum.


2. Memahami korelasi antara psikologi dan komunikasi.
3. Memahami bentuk – bentuk psikologi komunikasi seperti komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan organisasi, komunikasi massa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dimensi Psikologi Komunikasi


Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli-ahli ilmu
sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat
perkembangan kepribadian (Davis, 1940; Wasserman, 1924). Antropolog terkenal, Ashley
Montagu (1967: 450), dengan tegas menulis: “The most important agency through which the
child learns to be human is communication, verbal also non verbal.” Komunikasi amat erat
kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Tidak mengherankan, bahwa
komunikasi selalu menarik perhatian peneliti psikologi.
Dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang sangat luas, meliputi segala
penyampaian energi gelombang suara, tanda diantara tempat sistem atau organisme. Kata
komunikasi sendiri digunakan sebagai proses, pesan, serta pengaruh atau secara khusus sebagai
pesan pasien dalam psikoterapi.
Jadi, psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke
otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara
berbagai sistem dalam diri organisme dan diantara organisme.
Menurut Fisher dalam bukunya Jalaludin Rahmat menyebut 4 ciri pendekatan psikologi
komunikasi:
a.      Penerimaan Stimuli Secara Inderawi (Sensory Reception of Stimuly). 
Pada proses ini komunikasi diawali atau bermula ketika panca indera kita diterpa oleh
stimuli, panca indera tersebut yakni mata, hidung, telinga, kulit, dan mulut. Stimuli bisa
berbentuk orang, pesan, suara, warna, dan sebagainya; segala hal yang mempengaruhi kita. 
b.     Proses yang Mengantarai Stimuli dan Respon (Internal Mediation Of Stimuly).  
Pada ciri pendekatan ini, stimuli yang ditangkap oleh alat indera, kemudian diolah dalam
otak. Kita hanya mengambil kesimpulan tentang proses yang terjadi pada otak dari respon yang
tampak. Melalui tanda-tanda yang diketahui, seperti tersenyum, tepuk tangan, dan meloncat-
loncat, yang memiliki arti sedang gembira. 
c.      Prediksi Respon (Prediction of Response). 
Pada pendekatan ciri ini, Respon yang terjadi pada masa lalu dapat dilihat serta dapat
diramal responnya untuk masalah mendatang. Kuncinya, harus mengetahui sejarah respon
terdahulu, sebelum meramalkan respon individu saat ini. 

2
d.     Peneguhan Respons (Reinforcement of Response)  
Pada pendekatan ciri ini timbul perhatian pada gudang memori (memori storage) dan set
(penghubung masa lalu dan masa sekarang). Salah satu unsur sejarah respon ialah peneguhan.
Peneguhan adalah respon lingkungan (atau orang lain pada respon organisme yang asli). Berger
dan Lambert menyebutnya feedback (umpan balik), tetapi Fisher tetap menyebutnya Peneguhan.
Menurut George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku komunikasi
individu. Peristiwa mental adalah proses yang mengantarai stimuli dan respons (internal
mediation of stimuli) yang berlangsung sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Namun,
Prof. Nina W. Syam, pada Buku Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, memaparkan bahwa
dalam psikologi komunikasi yang terpenting adalah gejala kejiwaan yang ada pada aliran
psikologi, yang sangat bermanfaat untuk menganalisis proses komunikasi interpersonal, ketika
orang sedang melakukan proses interpretasi dari suatu stimulus, mulai dari sensasi, asosiasi,
persepsi, memori, sampai dengan berpikir, baik untuk pekerjaan mengirim, maupun menerima
pesan.
Ciri-ciri pendekatan psikologi komunikasi, terlihat bagaimana psikologi komunikasi
memakai perspektif keilmuan lain dan sekaligus mendeskripsikan kemandirian psikologi
komunikasi sendiri sebagai sebuah disiplin keilmuan. Dari gambaran itu dapat dikemukakan
bagaimana tujuan umum psikologi komunikasi. Seorang psikologi komunikasi akan
menggunakan pendekatan yang berbeda : Pertama, ia menyingkirkan semua sikap memihak dan
semua usaha menilai secara normatif (mana yang benar, dan mana yang salah). Kedua, ketika
merumuskan prinsip-prinsip umum, psikologi komunikasi harus menguraikan kejadian menjadi
satuan-satuan kecil untuk analisa. Ia dapat melihat komunikator dan menganalisa
karakteristiknya sebagai sumber informasi. Ketiga, psikologi komunikasi berusaha memahami
peristiwa komunikasi dengan menganalisa keadaan internal (suasana batiniah) dari individu.

2.2 Korelasi Psikologi dan Komunikasi


Hubungan psikologi dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Komunikan atau komunikate

Manusia komunikan atau komunikate adalah salah satu unsur komunikasi yang menjadi
fokus utama dalam psikologi komunikasi. Menurut sudut pandang psikologi, komunikan atau
komunikate memiliki beberapa karakteristik yang dapat dijelaskan dengan menggunakan
berbagai konsepsi tentang manusia. Dalam psikologi terdapat empat konsep tentang manusia
yaitu manusia berkeinginan (psikoanalisis), manusia berpikir (psikologi kognitif), manusia
mesin (behaviorisme), dan manusia bermain (humanistis).

Selain konsep tentang manusia komunikan atau komunikate, psikologi juga berusaha
menjelaskan berbagai konsep yang terkait dengan cara-cara komunikasi merubah perilaku dan

3
berbagai alasan tidak terjadinya perubahan perilaku pada komunikan. Konsep-konsep yang
dimaksud adalah persepsi selektif, perhatian selektif, dan retensi selektif.

2. Komunikator
Hubungan psikologi dalam komunikasi selanjutnya terkait dengan komunikator. Ketika
manusia berkomunikasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu apa yang
dikatakan/disampaikan oleh komunikator atau karakternya. Bagi komunikan, terkadang
karakter komunikator lebih penting dibandingkan apa yang dikatakannya.
Karakter komunikator ini sering disebut dengan ethos yang terdiri dari kredibilitas,
atraksi, dan kekuasaan komunikator. Ethos ini berkaitan erat dengan jenis pengaruh sosial
yang ditimbulkan. Selain ethos, faktor-faktor yang mempengaruhi karakter komunikator
adalah kemampuannya dalam berkomunikasi, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya
yang melatarbelakangi darimana dia berasal.
3. Produksi Pesan
Setiap individu yang berkomunikasi memiliki tujuan untuk mencapai sejumlah kepuasan
seperti kesenangan, kasih sayang, inklusi, pelarian, relaksasi, dan kontrol. Terkait dengan
produksi pesan, psikologi menjelaskan cara-cara menyusun pesan agar dapat menyentuh sisi
psikologis komunikan.
4. Hubungan, Koneksi, dan Interaksi
Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah semakin membaiknya hubungan sosial
yang dijalin antara partisipan komunikasi. Hubungan sosial yang baik hanya dapat dicapai
apabila kebutuhan untuk menumbuh kembangkan dan mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan,
dan cinta serta kasih sayang.
Kebutuhan sosial hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
Tidak terpenuhinya kebutuhan sosial dapat menyebabkan aliensi, kesepian, dan kehilangan
keakraban.
5. Proses Pengiriman Pesan
Komunikasi dapat dikatakan berlangsung secara efektif manakala terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Proses ini diawali dengan proses
pengiriman pesan yang dilakukan oleh komunikator. Komunikator menyandi (encode) pesan
yang akan disampaikan kepada komunikan, dalam artian komunikator memformulasikan
pikiran atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan.

4
2.3 Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

2.3.1 Komunikasi Intra Personal

Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam
diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif
dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim
sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal
yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang
lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan
kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu
untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui
proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan,
bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.

Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya
memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdoa, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau
perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi
secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam hidup kita.

TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

- Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-
individu dalam hubungan dengan situasi sosial. Latar belakang timbulnya psikologi sosial
berasal dari beberapa pendapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan pokok-pokok teori
psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar
manusia.

Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa
individu dan jiwa massa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud berbeda dengan
Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa
individu, hanya saja tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan
terpendam. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar
dalam psikologi dimulai di sebagian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi social
bedasarkan potensi-potensi manusia dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah
individu itu hidup dalam lingkungan. Potensi-potensi itu antara lain :

1. Kemampuan menggunakan bahasa


2. Adanya sikap etik
3. Hidup dalam 3 dimensi

5
- Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)

Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage
(gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding
untuk dimasukkan ke dalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan
komputer.

Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara
visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat
detik.

- Teori Aus

Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita
baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat, makin jelek
kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengautkan memori.

2.3.2 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (1991, 112) didefinisikan sebagai
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang
dengan efek dan umpan balik secara langsung. Selanjutnya bahwa komunikasi interpersonal,
individu selain menunjukkan perhatian juga menunjukkan seberapa jauh perhatian itu diberikan.
Semakin besar interaksi interpersonal yang ada menunjukkan semakin besar perhatian seseorang
pada orang lain yang diajak komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi interpersonal
yang terjadi semakin kecil orang memperhatikannya.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan
saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang
merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan
efek umpan balik secara langsung.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Citra Diri (Self Image)


Citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri
melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.

6
2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak
lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang
dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi
gugup dan bingung.Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan
citra pihak lain.

3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada
norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik
sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.

4. Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan
komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang
harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk
membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

5. Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat
dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang
stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya
mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima.

6. Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim  melalui kata-kata yang diucapkan. Badan
juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar.
Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat
ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.

4. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal


Rakhmat (1988, 75) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua
orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek penting yang mendukung keberhasilan
komunikasi interpersonal, yaitu :
1. Rasa Percaya
2. Sikap Suportif
3. Sikap Terbuka

7
2.3.3 Komunikasi Kelompok & Organisasi

1. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana
anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara
tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan
kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut: 

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka; 

2. Kelompok memiliki sedikit partisipan; 

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin; 

4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama; 

5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.
Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang
untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua
aspek kehidupan. Ia biasa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi
(keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para
anggotanya (kelompok belajar) dan ia bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan
bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat
yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa
ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain
adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat
dikatakan sebagai orang yang antisosial.

8
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya telah banyak klasifikasi kelompok
yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya
dua klasifikasi kelompok.

a. Kelompok primer dan sekunder

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan
bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab,
personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder
adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya,


sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder


nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi,
sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder


instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

6. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

b. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif
dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang
harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright
mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium,
diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

1. FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK

1. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu
kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya
seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya
untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.

9
2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok
secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.

3. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota


lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha
persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota
lainnya.

4. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan


persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving)
berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan
pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih
solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.

2. JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI

Yang dimaksud dengan jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan
pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama,
kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola
komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi
ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam
mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa
dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana
komunikasi organisasi.

Arus Komunikasi Organisasi

Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam bentuk arah arus


informasinya sangat penting. Komunikasi ke atas dan ke bawah (sering disebut vertikal) dan
komunikasi lateral barangkali merupakan yang paling penting. Di samping itu, kita akan melihat
pada informasi samar dan juga pada sebab dan akibat adanya kepadatan informasi.

2.3.4 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses melalui mana komunikator-komunikator


menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus
menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan
beragam dengan melalui berbagai cara” (DeFleur & McQuail, 1985, McQuail, 2000).

Karakteristik Komunikasi Massa

1. Ditujukan ke khalayak luas, heterogen, tersebar, anonim serta tidak mengenal batas
geografis dan kultural.

2. Bersifat umum bukan perorangan.

10
3. Penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak yang luas
dalam waktu yang relatif singkat (messages multiplier)

4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah

5. Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir.

6. Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer.

7. Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan (sosial, ekonomi, politik, budaya, dll.)

KONSEP MASSA

Massa memiliki unsur-unsur penting, yaitu:

1. Terdiri dari sekelompok masyarakat dalam jumlah yang sangat besar, yang menyebar
dimana-mana dan satu dengan lainnya tidak saling mengenal atau pernah bertemu atau
berhubungan secara personal.

2. Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya.
Misalnya penonton RCTI dengan Antv.  Karenanya konsep massa dari segmentasi sulit
diprediksi dengan angka-angka pasti (akurat).

3. Karena jumlah yang besar maka massa juga sukar diorganisir.  Jumlah massa yang besar itu
cenderung bergerak sendiri-sendiri berdasarkan sel-sel massa yang dapat dikendalikan oleh
orang-orang dalam sel itu.  Gerakan-gerakan massa akan semakin besar apabila sel-sel itu
bertemu dan bergerak berdasarkan kondisi sesaat yang terjadi di lapangan.  Interaksi yang
terjadi biasanya bersifat emosional.

4. Massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas. Setiap bentuk kehidupan sosial
merefleksikan suatu kondisi masyarakat secara keseluruhan.

PROSES KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks
dan rumit.  Menurut McQuail (1999)  proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:

1. melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi
massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran
atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan besar.

2. proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari
komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak.  Interaksi yang terjadi sifatnya
terbatas.

11
3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan
komunikan.  Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat
sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan tidak permanen. 

4.  Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan anonim.

5. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhan-


kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa yang dibutuhkan
pemirsa.  Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh rating yaitu ukuran di mana
suatu program di jam yang sama di tonton oleh sejumlah khalayak massa.

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Robert K.Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu
fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata
atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan.  Sehingga pada dasarnya setiap
fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.

a. Fungsi pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan
terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan
kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.  Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk
aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.  Seperti,
pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media massa dan
ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak
terjerumus dalam pengaruh narkoba.  Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward
dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.  Medai massa dapat
memberi reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat
lainnya, namun sebagainya akan memberikan punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat
bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat

b. Fungsi social learning

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan
pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.  Media massa bertugas untuk memberikan
pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi itu berlangsung.  Komunikasi
massa itu dimaksukan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar
secara bersamaan di masyarakat secara luas.  Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah
andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedogogi yang dilaksanakan
melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedogogi hanya dapat
berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja.

12
c. Fungsi penyampaian informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, emiliki fungsi utama, yaitu menjadi
proses penyampaian informai kepada masyarakat luas.  Komunikasi massa memungkinkan
informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat
sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi transformasi budaya

Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang
lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya.  Komunikasi massa sebagaimana difat-sifat
budaya massa, maka yang terpentin adalah komunikasi massa menjadi proses transormai budaya
yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang
dilakukan oleh media massa.

e. Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain,
komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komuniasi massa
menggunakan media massa, adi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga
merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan atau penjelasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa komunikasi sangat
erat kaitannya dengan psikologi, karena ketika seorang komunikator berminat untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan, maka dalam diri komunikator akan terjadi suatu proses
yang berlangsung dalam penyampian tersebut. Dan psikologi dapat menganalisa seluruh bagian
yang terlibat dalam suatu komunikasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/240400/Psikologi-Komunikasi-1.pdf
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2013/03/pendekatan-psikologi-dalam-
komunikasi.html
https://www.academia.edu/9434506/FAKULTAS_ILMU_KOMUNIKASI

15

Anda mungkin juga menyukai