Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


ATRAKSI INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Dosen Pembina:
Drs. Yusri, M.L.I.S.

Disusun oleh:

Muhammad Rizki Syah Putra – 180401001


Muhammad Rival – 180401029

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UIN AR-RANIRY

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang
lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang
lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan
suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal.

Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan


memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan tanggapan
(feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan
dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai atraksi interpersonal, faktor-
faktor personal dan situasional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal. Atraksi
Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena atraksi interpersonal
dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik. Jadi,
atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar kcenderungan kita untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seeorang sangat penting bagi komunikasi
interpersonal. Jika kita menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri
seseorang tersebut secara positif. sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita
cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.

Dengan bahasa sederhana, ini berarti, dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa
atau siapa menghindari siapa, kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang
akan terjadi. Makin tertarik kita kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita
berkomunikasi dengan dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang
kita sebut sebagai atraksi interpersonal .Karena pentingnya peranan atraksi interpersonal, kita
ingin membicarakan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa personal stimuli menarik kita.
Sebagaimana sering kita bicarakan dalam bagian-bagian lain, di sini pun faktor personal dan
situasional menentukan siapa tertarik pada siapa.

Atraksi Interpersonal pun dapat di artikan sebagai daya tarik seseorang, kesukaan
ataupun sikap positif kepada orang lain.

Menurut Eyang Baron dan Byrne Atraksi Interpersonal adalah suatu sikap seseorang
terhadap orang lain yang dapat diwujudkan dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Pendek
kata, Atraksi Interpersonal adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain.

Pengertian Atraksi Interpersonal menurut para ahli:

1. Brehm dan Kassin (dalam Dayakisni, 2009) mengatakan bahwa atraksi


interpersonal adalah daya tarik interpersonal digunakan untuk merujuk secara
khusus pada keinginan seseorang untuk mendekati orang lain
2. Brigham mengatakan Atraksi Interpersonal adalah kecenderungan untuk menilai
seseorang atau suatu kelompok secara positif untuk mendekatinya dan untuk
berperilaku secara positif padanya

3
3. Dayakisni (2009) mengartikan Atraksi Interpersonal adalah suatu proses
bagaimana orang dapat saling tertarik, saling mengenal, bagaimana ada gairah
tarik menarik satu sama lain

Teori Atraksi Interpersonal

1. Reinforcement Theory
Menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar.
2. Equity Theory
Menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga
keseimbangan antara harga yang dikeluarkan dengan ganjaran yang diperoleh.
3. Exchange Theory
Menjelaskan bahwa interaksi sosial di ibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang
kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologi, maka
akan lebih disukai.
4. Grainloss Theory
Menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang
menguntungkan daripada orang yang merugikan.

2.2 Faktor-Faktor Timbulnya Atraksi Interpersonal

A. Faktor Personal

1. Kesamaan Karakteristik Personal


Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat
sosioekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai. Menurut teori Cognitive
consistency dari Fritz Heider dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), manusia selalu berusaha
mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya. Reader dan English mengukur
kepribadian subjek-subjeknya dengan rangkaian tes kepribadian. Ditemukan mereka yang
bersahabat menunjukkan korelasi yang erat dalam kepribadiannya. Diketemukan, mereka
yang bersahabat menunjukkan korelasi yang erat dalam kepribadiannya.
Don Byrne (1971) menunjukkan hubungan linear antara atraksi dengan kesamaan,
dengan menggunakan teori peneguhan dari Behaviorisme. Persepsi tentang adanya kesamaan
mendatangkan ganjaran, dan perbedaan tidak mengenakkan. Kesamaan sikap orang lain
dengan kita memperteguh kemampuan kita dalammenafsirkan realitas sosial. Kita benar. Kita

4
mendapat dukungan. Kita menyukai orang yang mendukung kita. “An agreeable person,”
kita Disreali, “is a person who agrees with me.” (Tubbs dan Moss, 1974:93)
Asas kesamaan ini pada kenyataan bukanlah satu-satunya determinan atraksi. Atraksi
interpersonal akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi di antara
individu. Walaupun begitu,bagi komunikator, lebih tepat untuk memulai komunikasi dengan
mencari kesamaan di antara semua peserta komunikasi.

Contoh: Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan
baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis
(dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.

2. Tekanan Emosional (Stress)


la orang berada dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan
emosional,ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Stanley Schachter (1959) dalam
Jalaluddin Rakhmat (2011) membuktikan pernyataan diatas dengan sebuah eksperimen. Ia
mengumpulkan dua kelompok mahasiswi.Kepada kelompok pertama diberitahukan bahwa
mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat
menyakitkan. Kepada kelompok kedua diberitahukan bahwa mereka akan hanya akan
mendapat kejutan ringan saja. Schachter menemukan diantara subjek pada kelompok
pertama (kelompok yang tingkat kecemasannya tinggi), 63 % ingin menunggu bersama orang
lain ,dan diantara subjek pada kelompok kedua hanya 33% yang memerlikan
sahabat.Schachter menyimpulkan bahwa situasi penyimpul cemas (anxiety-producing
situations) meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang. Orang-orang yang pernah
,mengalami penderitaan bersama-sama akan membentuk kelompok yang bersolidaritas tinggi.
Ada orang menafsirkan penelitian ini lebih lanjut.

3. Harga Diri yang Rendah


Menurut Elaine Walster dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) membayar beberapa orang
mahasiswi untuk menjadi peserta dalam penelitian tentang keperibadian. Sesuai dengan
rancangan penelitian, sebelum eksperimen dimulai, subjek secara kebetulan (sebetulnya
tidak) berjumpa dengan seseorang mahasiswa yang bermaksud menemui peneliti. Terjadilah
percakapan sambil menunggu kedatangan peneliti. Si mahasiswa menunjukkan minat yang
besar pada mahasiswi itu. Mereka mengobrol selama 15 menit dan sang perjaka berusaha
untuk mengajak berkencan.Setelah itu, subjek diberi tes keperibadian. Sebagian subjek diberi

5
penilaian yang positif (misalnya keperibadian dewasa, orisional, dan sensitif), setengahnya
lagi diberi penilaian negatif. Maksud Walster,sebagian ditinggikan harga dirinya sebagian
lagi direndahkan. Menurut kesimpulan Walster bila harga diri direndahkan,hasrat afiliasi
(bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih
sayang orang lain. Dengan kata lain orang yang rendah diri cendrung mudah mencintai orang
lain (Tubbs dan Moss,1974)

4. Isolasi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial,itu sudah diketahui orang banyak.Manusia mungkin
tahan hidup terasing beberapa waktu,tetapi untuk waktu yang lama. Isolasi sosial adalah
pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti telah menunjukkan bahwa tingkat
isolasi sosial amat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain. Bagi orang
yang terisolasi narapidana, petugas rimba atau penghuni pulau terpencil kehadiran manusia
merupakan kebahagiaan. Karena manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan
kebahagiaan,maka dalam konteks isolasi sosial,kecenderungannya untuk menyenangi orang
lain bertambah.

B. Faktor Situasional
1. Dayatarik Fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi
penyebab utama atraksi interpersonal. Orang – orang yang cantik atau tampan biasanya lebih
disenangi. Mereka, biasanya sangat mudah memperoleh simpati dan perhatian orang. Mereka
cenderung dinilai lebih berhasil dalam hidupnya dana memiliki sifat – sifat yang baik.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang – orang yang cantik atau tampan biasanya
lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang dan biasanya diperlukan lebih sopan.

2. Ganjaran (Reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita. Ganjaran itu berupa
bantuan, dorongan moral, pujian atau hal – hal yang meningkatkan harga diri kita. Menurut
teori pertukaran sosial (sosial exchange theory), interaksi sosial adalah semacam transaksi
dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Dengan demikian,
timbul pada interaksi yang banyak mendatangkan laba. Bila pergaulan saya dengan Anda
sangat menyenangkan,sangat menguntungkan dari segi psikologis atau ekonomis,kita akan

6
saling menyenangi (Thibault dan Kelley, 1959; Homans,1974; Lott dan Lott;1974) dalam
Jalaluddin Rakhmat (2011).

3. Familiarity
Konsep ini artinya adalah hal – hal yang sering kita lihat atau sudah kita kenal
dengan baik. Jika kita sering berjumpa dengan seseorang, bisanya kita akan menyukainya.
Prinsip ini biasa diperluas. Pendapat dan sikap kita biasanya dipengruhi pesan yang diulang –
ulang (repetisi). Prinsip ini misalnya sangat dikenal dalam periklanan. Robert B. Zajonc
dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek
eksperimennya. Ia menemukan makin seriang subjek melihat wajah tertentu maka ia akan
menyukainnya. Dari penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure”
(terpaan saja). Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi pesan
dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.

4. Kedekatan (Proximinity)
Konsep ini erat kaitannya dengan familiarity. Hubungan kita dengn orang lain
tergantung seberapa dekat orang tersebut dengan kita. Penelitian menunjukan bahwa orang
cenderung menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan dan persahabatan lebih
mudah tumbuh di antara tetangga yang berdekatan. Disini perlu dipertanyakan apakah karena
saling menyukai orang berdekatan atau karena berdekatan orang menjadi saling menyukai.
Pada dasarnya, kedua hal itu benar.

5. Kemampuan (Competence)
Ada kecenderungan bahwa kita menyukai orang – orang yang memiliki kemampuan
lebih tinggi dari kita atau berhasil dalam kehidupannya. Pemain-pemain bulu tangkis dipuja
orang ketika mereka berhasil mengalahkan lawannya, dan dicaci maki ketika mereka gagal.
Orang-orang yang sukses dalam bidang apa pun,profesional atau nonprofesional umumnya
mendapat simpati orang banyak. Aronson dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) menemukan
dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi adalah orang yang
memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa kelemahan. Aronson menciptakan
empat kondisi eksperimental, yaitu:
1) Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
2) Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah
3) Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah

7
4) Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah

2.3 Pengaruh Atraksi Interpersonal Pada Komunikasi Interpersonal

a.Penafsiran Pesan dan Penilaian


Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak semata-
mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika
kita menyenangi seseorang,kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia
secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya
secara negatif.
Komunikator yang dipandang menarik, karena kesamaan, kedekatan, daya tarik fisik,
lebih efektif dalam mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap. Beberapa penelitian
mencoba menghubungkan apa yang dipilih dalam Pemilu dengan kesukaan pada calon
anggota Congress di Amerika Serikat. Kesamaan sikap antara pemilih dengan calon, apalagi
kalau ditambah daya tarik fisik calon, merupakan prediktor (peramal) yang sangat tepat untuk
meramalkan pilihan orang dalam Pemilu.

b. Efektifitas Komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan
hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang
memiliki kesamaan dengan kita,kita merasa gembira, dan terbuka. Berkumpul dengan orang-
orang yang kita benci akan membuat kita tegang,resah, dan tidak enak. Kita akan menutup
diri dan menghindari komunikasi.
Bila keadaan seperti ini, yang sudah di buktikan oleh Wolosin (1975), kita perluas
pada situasi komunikasi lainnya, kita dapat menyatakan bahwa komunikasi akan lebih efektif
bila komunikan saling menyukai.
Situasi Yang Akan Terjadi Jika Komunikasi Antar Pribadi Tak Ada Atraksi:
1. Komunikasi menjadi semakin sulit karena ada pihak yang enggan berkomunikasi
bersama
2. Salah seorang dari komunikator atau komunikan mungkin sombong dan sok tahu
segala macam hal yang membuat lawan bicaranya merasa jelek, tersinggung atau
tidak merasa selera berkomunikasi
3. Jika tak ada atraksi, hal-hal seharian yang patutnya gampang kini menjadi sulit

8
4. Taraf kehidupan sosial menjadi rendah karena isolasi diri dan kegagalan untuk
bersosial dan menyepadukan diri dengan masyarakat
5. Sulit mendapatkan pekerjaan. Ketika wawancara, jika berbicara saja sudah tidak yakin
dan bertele-tele maka bos atau direktur tersebut kemungkinan tak akan manerima
bekerja ditempatnya

Daya Tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai
seseorang, maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif,
sebaliknya jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita melihat segala sesuatu dari diri
orang tersebut dengan negatif.

2.4 Atraksi Interpersonal pada Komunitas Beda Agama

Atraksi Interpersonal pada Komunitas Beda Agama yaitu cara seseorang


menghadirkan dirinya pada orang lain dalam suatu kelompok yang didalamnya memiliki latar
belakang agama yang berbeda. Pada komunitas beda agama, mereka memiliki kesamaan
minat dan ketertarikan akan sesuatu. Namun disisi lain terdapat perbedaan latar belakang
agama dari tiap individunya.

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana atraksi
interpersonal komunikan dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif pada
komunitas beda agama. Adapun hasil dari penelitian ini adalah memunculkan bentuk atraksi
beda agama antara lain: Sikap terbuka, empati, kesamaan minat, tumbuhnya kedekatan yang
disebabkan oleh kebersamaan, daya tarik fisik dan keterbukaan.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
- Teori Atraksi Interpersonal
1. Reinforcement Theory
2. Equity Theory
3. Exchange Theory
4. Grainloss Theory
Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor personal
a) Kesamaan Karakteristik Personal
b) Tekanan emosional (Stress)
c) Harga diri yang rendah
d) Isolasi Sosial
2. Faktor Situasional
a) Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
b) Ganjaran (Reward)
c) Familiarity
d) Kedekatan (proximity) atau closeness.
e) Kemampuan (competence)
3. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal

a) Penafsiran pesan dan penilaian


b) Efektivitas komunikasi
4. Atraksi Interpersonal pada Komunitas Beda Agama
hasil dari penelitian ini adalah memunculkan bentuk atraksi beda agama antara lain:
1. Sikap terbuka
2. Empati
3. kesamaan minat

10
4. tumbuhnya kedekatan yang disebabkan oleh kebersamaan
5. daya tarik fisik
6. keterbukaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://andis8.wordpress.com/2012/04/27/atraksi-interpersonal-dan-hubungan-interpersonal-
psikologi-komunikasi/

http://safril-faqat.blogspot.co.id/2010/12/faktor-faktor-menumbuhkan-hubungan.html

http://www.academia.edu/15628154/teori_hubungan_interpersonal

http://miftakhulfanani.blogspot.co.id/2014/10/atraksi-interpersonal.html

http://citrapurnamarahmann.blogspot.co.id/2013/01/atraksi-interpersonal.html

12

Anda mungkin juga menyukai