Dosen Pembina:
Drs. Yusri, M.L.I.S.
Disusun oleh:
UIN AR-RANIRY
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang
lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang
lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan
suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai atraksi interpersonal, faktor-
faktor personal dan situasional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal. Atraksi
Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena atraksi interpersonal
dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik. Jadi,
atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar kcenderungan kita untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seeorang sangat penting bagi komunikasi
interpersonal. Jika kita menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri
seseorang tersebut secara positif. sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita
cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.
Dengan bahasa sederhana, ini berarti, dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa
atau siapa menghindari siapa, kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang
akan terjadi. Makin tertarik kita kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita
berkomunikasi dengan dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang
kita sebut sebagai atraksi interpersonal .Karena pentingnya peranan atraksi interpersonal, kita
ingin membicarakan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa personal stimuli menarik kita.
Sebagaimana sering kita bicarakan dalam bagian-bagian lain, di sini pun faktor personal dan
situasional menentukan siapa tertarik pada siapa.
Atraksi Interpersonal pun dapat di artikan sebagai daya tarik seseorang, kesukaan
ataupun sikap positif kepada orang lain.
Menurut Eyang Baron dan Byrne Atraksi Interpersonal adalah suatu sikap seseorang
terhadap orang lain yang dapat diwujudkan dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Pendek
kata, Atraksi Interpersonal adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain.
3
3. Dayakisni (2009) mengartikan Atraksi Interpersonal adalah suatu proses
bagaimana orang dapat saling tertarik, saling mengenal, bagaimana ada gairah
tarik menarik satu sama lain
1. Reinforcement Theory
Menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar.
2. Equity Theory
Menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga
keseimbangan antara harga yang dikeluarkan dengan ganjaran yang diperoleh.
3. Exchange Theory
Menjelaskan bahwa interaksi sosial di ibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang
kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologi, maka
akan lebih disukai.
4. Grainloss Theory
Menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang
menguntungkan daripada orang yang merugikan.
A. Faktor Personal
4
mendapat dukungan. Kita menyukai orang yang mendukung kita. “An agreeable person,”
kita Disreali, “is a person who agrees with me.” (Tubbs dan Moss, 1974:93)
Asas kesamaan ini pada kenyataan bukanlah satu-satunya determinan atraksi. Atraksi
interpersonal akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi di antara
individu. Walaupun begitu,bagi komunikator, lebih tepat untuk memulai komunikasi dengan
mencari kesamaan di antara semua peserta komunikasi.
Contoh: Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan
baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis
(dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.
5
penilaian yang positif (misalnya keperibadian dewasa, orisional, dan sensitif), setengahnya
lagi diberi penilaian negatif. Maksud Walster,sebagian ditinggikan harga dirinya sebagian
lagi direndahkan. Menurut kesimpulan Walster bila harga diri direndahkan,hasrat afiliasi
(bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih
sayang orang lain. Dengan kata lain orang yang rendah diri cendrung mudah mencintai orang
lain (Tubbs dan Moss,1974)
4. Isolasi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial,itu sudah diketahui orang banyak.Manusia mungkin
tahan hidup terasing beberapa waktu,tetapi untuk waktu yang lama. Isolasi sosial adalah
pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti telah menunjukkan bahwa tingkat
isolasi sosial amat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain. Bagi orang
yang terisolasi narapidana, petugas rimba atau penghuni pulau terpencil kehadiran manusia
merupakan kebahagiaan. Karena manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan
kebahagiaan,maka dalam konteks isolasi sosial,kecenderungannya untuk menyenangi orang
lain bertambah.
B. Faktor Situasional
1. Dayatarik Fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi
penyebab utama atraksi interpersonal. Orang – orang yang cantik atau tampan biasanya lebih
disenangi. Mereka, biasanya sangat mudah memperoleh simpati dan perhatian orang. Mereka
cenderung dinilai lebih berhasil dalam hidupnya dana memiliki sifat – sifat yang baik.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang – orang yang cantik atau tampan biasanya
lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang dan biasanya diperlukan lebih sopan.
2. Ganjaran (Reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita. Ganjaran itu berupa
bantuan, dorongan moral, pujian atau hal – hal yang meningkatkan harga diri kita. Menurut
teori pertukaran sosial (sosial exchange theory), interaksi sosial adalah semacam transaksi
dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Dengan demikian,
timbul pada interaksi yang banyak mendatangkan laba. Bila pergaulan saya dengan Anda
sangat menyenangkan,sangat menguntungkan dari segi psikologis atau ekonomis,kita akan
6
saling menyenangi (Thibault dan Kelley, 1959; Homans,1974; Lott dan Lott;1974) dalam
Jalaluddin Rakhmat (2011).
3. Familiarity
Konsep ini artinya adalah hal – hal yang sering kita lihat atau sudah kita kenal
dengan baik. Jika kita sering berjumpa dengan seseorang, bisanya kita akan menyukainya.
Prinsip ini biasa diperluas. Pendapat dan sikap kita biasanya dipengruhi pesan yang diulang –
ulang (repetisi). Prinsip ini misalnya sangat dikenal dalam periklanan. Robert B. Zajonc
dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek
eksperimennya. Ia menemukan makin seriang subjek melihat wajah tertentu maka ia akan
menyukainnya. Dari penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure”
(terpaan saja). Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi pesan
dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.
4. Kedekatan (Proximinity)
Konsep ini erat kaitannya dengan familiarity. Hubungan kita dengn orang lain
tergantung seberapa dekat orang tersebut dengan kita. Penelitian menunjukan bahwa orang
cenderung menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan dan persahabatan lebih
mudah tumbuh di antara tetangga yang berdekatan. Disini perlu dipertanyakan apakah karena
saling menyukai orang berdekatan atau karena berdekatan orang menjadi saling menyukai.
Pada dasarnya, kedua hal itu benar.
5. Kemampuan (Competence)
Ada kecenderungan bahwa kita menyukai orang – orang yang memiliki kemampuan
lebih tinggi dari kita atau berhasil dalam kehidupannya. Pemain-pemain bulu tangkis dipuja
orang ketika mereka berhasil mengalahkan lawannya, dan dicaci maki ketika mereka gagal.
Orang-orang yang sukses dalam bidang apa pun,profesional atau nonprofesional umumnya
mendapat simpati orang banyak. Aronson dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) menemukan
dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi adalah orang yang
memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa kelemahan. Aronson menciptakan
empat kondisi eksperimental, yaitu:
1) Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
2) Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah
3) Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah
7
4) Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah
b. Efektifitas Komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan
hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang
memiliki kesamaan dengan kita,kita merasa gembira, dan terbuka. Berkumpul dengan orang-
orang yang kita benci akan membuat kita tegang,resah, dan tidak enak. Kita akan menutup
diri dan menghindari komunikasi.
Bila keadaan seperti ini, yang sudah di buktikan oleh Wolosin (1975), kita perluas
pada situasi komunikasi lainnya, kita dapat menyatakan bahwa komunikasi akan lebih efektif
bila komunikan saling menyukai.
Situasi Yang Akan Terjadi Jika Komunikasi Antar Pribadi Tak Ada Atraksi:
1. Komunikasi menjadi semakin sulit karena ada pihak yang enggan berkomunikasi
bersama
2. Salah seorang dari komunikator atau komunikan mungkin sombong dan sok tahu
segala macam hal yang membuat lawan bicaranya merasa jelek, tersinggung atau
tidak merasa selera berkomunikasi
3. Jika tak ada atraksi, hal-hal seharian yang patutnya gampang kini menjadi sulit
8
4. Taraf kehidupan sosial menjadi rendah karena isolasi diri dan kegagalan untuk
bersosial dan menyepadukan diri dengan masyarakat
5. Sulit mendapatkan pekerjaan. Ketika wawancara, jika berbicara saja sudah tidak yakin
dan bertele-tele maka bos atau direktur tersebut kemungkinan tak akan manerima
bekerja ditempatnya
Daya Tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai
seseorang, maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif,
sebaliknya jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita melihat segala sesuatu dari diri
orang tersebut dengan negatif.
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana atraksi
interpersonal komunikan dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif pada
komunitas beda agama. Adapun hasil dari penelitian ini adalah memunculkan bentuk atraksi
beda agama antara lain: Sikap terbuka, empati, kesamaan minat, tumbuhnya kedekatan yang
disebabkan oleh kebersamaan, daya tarik fisik dan keterbukaan.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
- Teori Atraksi Interpersonal
1. Reinforcement Theory
2. Equity Theory
3. Exchange Theory
4. Grainloss Theory
Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor personal
a) Kesamaan Karakteristik Personal
b) Tekanan emosional (Stress)
c) Harga diri yang rendah
d) Isolasi Sosial
2. Faktor Situasional
a) Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
b) Ganjaran (Reward)
c) Familiarity
d) Kedekatan (proximity) atau closeness.
e) Kemampuan (competence)
3. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal
10
4. tumbuhnya kedekatan yang disebabkan oleh kebersamaan
5. daya tarik fisik
6. keterbukaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://andis8.wordpress.com/2012/04/27/atraksi-interpersonal-dan-hubungan-interpersonal-
psikologi-komunikasi/
http://safril-faqat.blogspot.co.id/2010/12/faktor-faktor-menumbuhkan-hubungan.html
http://www.academia.edu/15628154/teori_hubungan_interpersonal
http://miftakhulfanani.blogspot.co.id/2014/10/atraksi-interpersonal.html
http://citrapurnamarahmann.blogspot.co.id/2013/01/atraksi-interpersonal.html
12