Anda di halaman 1dari 13

TEORI INFORMASI ORGANISASI TEORI JARINGAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Masa
Dosen Pengampu : Dr.Khoiruddin. M.Si

Disusun Oleh :
Muhamad Fajar Ramadhoni (1204050093)
Muhamad Restu Alwiando (1204050095)
Muhammad Arikza Anjasukma (1204050097)
Neja Nazula Rahmah (1204050107)
Neni Maudi Aprianti (1204050108)
Nurul Izzah Pantjita (1204050113)
Putri Apriliana (1204050118)
Kelompok 2 (Jurnalistik 3C)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

1
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Teori Informasi Organisasi & Teori Jaringan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari bapak Dr.
Khoiruddin, M.Si selaku dosen pada mata kuliah Teori Komunikasi. Dan tujuan lainnya yaitu
agar semakin menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada
bidang yang dipelajari.
Saya ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Khoiruddin, M.Si yang telah
memberikan kami tugas ini. Sehingga kami mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan
mengenai bidang yang kami tekuni. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.

Bandung, 11 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………...…………………………………………………….. 2


DAFTAR ISI ………………………...……………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………..………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………..………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penulisan ………………..……………………………………………... 4
1.4 Manfaat Penulisan ………………………..……………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Informasi Organisasi ..……….……………………………… 6
2.2 Pengertian Teori Jaringan ……….…..………………………………………… 7
2.3 Pengaplikasian Teori Informasi ………..……………………………………… 8
2.4 Pengaplikasian Teori Jaringan ………..……………………………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………….…….……………..………………………… 11
3.2 Saran ……………….……………...………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………..…………….………………………………………. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang


membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam organisasi untuk menjaga
kelangsungan hidup organisasi tersebut. Teori ini menekankan proses dimana individu
mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.

Teori Jaringan merupakan Teori yang berfokus pada bagaimana nilai budaya dan
juga sosialisasi membentuk norma dan dalam suatu kelompok sosial dan pada tahap
selanjutnya setiap individu yang menjadi anggotanya terinternalisasi oleh norma dan nilai
tersebut.

Dalam melihat interaksi atau hubungan antar individu, Mizruci sebagai teoritis
melihat bahwa interaksi tersebut dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya suatu hubungan
sosial antar individu dengan individu lainnya. Dalam artian, interaksi akan lebih sering
dilakukan oleh seseorang dengan orang lain karena adanya kesamaan nilai dan norma
dibandingkan dengan individu yang berbeda nilai dan norma. Dengan demikian,
munculah kohesi diantara sesama kelompok sosial tertentu yang memiliki kesamaan nilai
dan norma.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana definisi dan proses informasi organisasional dengan pendekatan Karl
Wick ?
2. Apa definisi teori jaringan ?
3. Bagaimana pengaplikasian teori informasi organisasi ?
4. Bagaimana pengaplikasian teori jaringan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dan proses informasi organisasional dengan pendekatan
Karl Wick
2. Untuk mengetahui definisi teori jaringan
3. Untuk mengetahui pengaplikasian teori informasi organisasi
4. Untuk mengetahui pengaplikasian teori jaringan

4
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat teoritis serta manfaat praktis dari dilakukannya penulisan ini adalah :
1. Manfaat Akademis menambah pengetahuan serta wawasan mengenai teori informasi
organisasi dan teori jaringan serta menjadi sarana pengembangan berfikir ilmiah dan
rasional dalam rangka mengkaji lebih dalam bidang ilmu komunikasi khususnya teori
komunikasi.
2. Manfaat Praktis penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat bagi pembaca agar mengetahui bagaimana teori informasi organisasi dan
teori jaringan. Untuk penulis-penulis selanjutnya diharapkan penulisan ini menjadi
bahan masukan yang bermanfaat.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Informasi Organisasi


Berdasarkan Teori Informasi Organisasi yang dikembangkan oleh Karl Weick,
organisasi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan
informasi yang mereka terima dari lingkungan yang masih membingungkan atau
ambigu kemudian informasi 6 tersebut ditafsir dan dikomunikasikan sehingga
menjadi informasi yang masuk akal. Definisi lain menyebutkan bahwa organisasi
merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hirarki jenjang
dan pembagian kerja, berupa mencapai tujuan yang ditetapkan (Marhaeni, 2009:121).
Organisasi juga dikatakan sebagai sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan komunikasi adalah perekat yang
memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan
fungsinya dengan baik.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, organisasi dipandang sebagai
sekumpulan individu-individu yang membentuk suatu sistem kerja dengan
menggunakan komunikasi sebagai dasar pencarian, pengelolaan hingga memahami
suatu informasi yang diterimanya agar dapat mengurangi ketidakjelasan informasi.
Organisasi sebagai sebuah sistem yang hidup terlibat di dalam sebuah proses aktivitas
untuk mempertahankan fungsi dan keberadaannya, oleh sebab itu sebuah organisasi
harus mempunyai prosedur untuk menghadapi semua informasi yang harus dikirim
dan diterima dalam mencapai tujuannya.
Teori Informasi Organisasi ini berfokus pada proses pengorganisasian anggota
organisasi untuk mengelola informasi daripada berfokus pada struktur organisasi itu
sendiri. Sejumlah asumsi yang mendasari teori ini yaitu (West & Turner, 2008:339) :
1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi
2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal
ketidakjelasannya
3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi
ketidakjelasan informasi
Ketiga asumsi dari teori ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada
informasi dan lingkungan informasi sebagai sesuatu yang berbeda dari lingkungan
fisik dimana keberadaan organisasi dapat menimbulkan ambiguitas-ambiguitas
informasi sehingga organisasi memulai aktivitas kerjasama untuk membuat informasi
yang diterimanya dapat lebih dipahami. Weick melihat proses mengurangi
ketidakjelasan sebagai suatu aktivitas bersama diantara anggota organisasi.

6
Informasi-informasi yang ada di sebuah organisasi dipengaruhi pula oleh
kondisi organisasi, baik kondisi yang baik maupun kondisi organisasi yang buruk.
Apabila sebuah organisasi dalam kondisi yang tidak stabil atau menurun, organisasi
tersebut harus berusaha untuk bertahan dengan mengambil sebanyakbanyaknya
informasi dari lingkungan, baik informasi yang positif maupun negatif.
Hal seperti ini dapat diandaikan dengan Teori Evolusi Sosiokultural Darwin
yang menjadi dasar dari Teori Informasi Organisasi yang menyatakan bahwa sebuah
organisasi yang dapat beradaptasilah yang akan tetap bertahan. Tradisi Sosiokultural
yang juga diwakili oleh teori strukturasi yang menghadirkan gagasan dari Anthony
Giddens yang menyatakan bahwa strukturasi merupakan proses akibat yang
diharapkan dari tindakan menciptakan norma, aturan, dan susunan sosial lain yang
membatasi atau mempengaruhi tindakan di masa depan (Littlejohn & Foss, 2009:374)

2.2 Pengertian Teori Jaringan


Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss (2009: 371-374) berjudul Teori
Komunikasi (Theories of Human Communication) yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Mereka telah membahas mengenai teori jaringan. Pembahasan
mereka merupakan bagian dari analisis jaringan komunikasi sebagai bagian dari
analisis jaringan organisasi.
Jaringan (networks) merupakan susunan sosial yang diciptakan och
komunikasi antarindividu dan kelompok. Manusia pada saat saling berkomunikasi,
mata rantai tercipta. Mata rantai tersebut merupakan jalur komunikasi dalam Suatu
organisasi. Beberapa di ataranya ditentukan oleh aturan-aturan organisasi (seperti
susunan birokrasi yang dinyatakan oleh Weber) dan mendasari jaringan formal
(formal network), akan tetapi saluran-saluran ini hanya mengungkapkan bagian
susunan organisasi. Jaringan yang berkembang (emergent network), sebaliknya,
adalah saluran-saluran informal yang dibangun, bukan oleh regulasi formal
organisasi, tetapi oleh kontak regular sehari-hari antaranggotanya.
Alat bantu penelitian jaringan memungkikan peneliti untuk melakukan analisis
sinkronik (synchronous), untuk meneliti pengaruh jaringan dalam suatu waktu, dan
analisisdiakronik (diachronic), yang menunjukkan bagaimana jaringan berubah
seiring waktu. Manusia karena cenderung lebih sering berkomunikasi dengan
anggota-anggota lain dariorganisasi, terbentuklah jaringan kelompok (group
networks). Organisasi biasanya terdiriatas kelompok-kelompok yang lebih kecil yang
saling terhubung ke dalam kelompok, dan kelompok terhubung ke dalam Suatu
organisasi yang lebih besar. Salah satu teori jaringan komunikasi sebagai berikut
yaitu:
Jaringan Sosial
Jaringan sosial bisa dikatakan sebagai bagian daripada sebuah pola hubungan
sosial individu maupun kelompok dalam berbagai bentuk yang sifatnya kolektif.
Adapun hubungan tersebut dapat berupa hubungan interpersonal yang bersifat

7
ekonomi, politik, sosial budaya, maupun hubungan sosial yang lainnya. Jaringan
sosial adalah sebuah pola dalam arti hubungan sosial yang dimiliki individu maupun
kelompok yang dimana pola hubungan tersebut memiliki sebuah keteraturan sosial
untuk bagaimana mereka bersikap dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan norma
dan nilai yang ada.
Contoh Jaringan Sosial
Berikut merupakan kajian yang bisa dijadikan sebagai contoh jaringan sosial
dalam masyarakat, antara lain:
1. Meminta pertolongan teman yang bekerja di suatu perusahaan untuk memberi
informasi terkait lowongan kerja.
2. Memberdayakan teman-teman yang tergabung dalam sebuah contoh
komunitas untuk meramaikan acara amal.
3. Meminta bantuan teman untuk memasarkan produk terbaru yang kita ciptakan
agar dikenal secara meluas di lingkungan masyarakat.

2.3 Pengaplikasian Teori Informasi Organisasi


Fokus dari teori informasi organisasi adalah komunikasi informasi, hal yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Sangatlah jarang
satu orang atau satu bagian pada perusahaan memiliki seluruh informasi yang
diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Informasi yang dibutuhkan berasal
dari berbagai sumber. Namun demikian,tugas mengelola atau memproses informasi
tidaklah sekedar bagaimana memperoleh informasi, bagian tersulit adalah bagaiman
memahami informasi dan mendistribusikan informasi yang diterima itu didalam
organisasi.
Teori ini memfokuskan perhatiannya pada proses mengorganisasian anggota
suatu organisasi untuk mengelola informasi daripada struktur organisasi. Terdapat
beberapa asumsi yang mendasari teori ini, yaitu bahwa suatu organisasi berada dalam
suatu lingkungan informasi, informasi yang diterima suatu organisasi berbeda dalam
hal tingkat kepastiannya dan organisasi berusaha untuk mengurangi ketidakpastian
informasi.
1. Organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi
Suatu organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi berarti bahwa
organisasi bergantung pada informasi untuk dapat berfungsi secara efektif dan
untuk dapat mencapai tujuan. Pada dasarnya informasi memiliki dua tugas utama
untuk dilakukan agar dapat mengelola berbagai sumber informasi dengan berhasil:
1. Organisasi harus menafsirkan informasi eksternal yang ada dalam
lingkungan informasi mereka, dan
2. Organisasi harus mengkoordinasikan informasi untuk membuatnya
menjadi bermakna bagi anggota organisasi dan tujuan organisasi
Proses interprestasi ini menurut organisasi untuk mengurangi ketidakpastian
atau multitafsir informasi agar dapat membuat informasi menjadi bermakna.

8
2. Informasi yang diterima suatu organisasi berbeda dalam hal tingkat kepastiannya
Dalam hal ini organisasi perlu memutuskan siapa anggota yang paling
mengetahui atau yang paling berpengalaman dalam menangani inormasi tertentu
yang diterima organisasi. Siapa atau departemen apa yang paling mampu untuk
menangani informasi.
3. Organisasi berusaha untuk mengurangi ketidakpastian informasi
Menurut Weick kegiatan organisasi berfungsi mengurangi ketidakpastian
informasi dan proses untuk mengurangi ketidakpastian merupakan kegiatan
bersama di antara para anggota organisasi.

2.4 Pengaplikasian Teori Jaringan


Pengaplikasian teori jarinan yaitu Memahami dan memilih teori yang
sesuai untuk diaplikasikan ke dalam kajian. Dan itu merupakan satu perkara yang
agak kompleks. Kerana setiap saintis mempunyai pandangan yang berbeda mengenai
sesuatu konsep. Tambahan pula, teori adalah bersifat abstrak dan sukar diukur.
Teori dan konsep mengenai sesuatu bidang ilmu atau sesuatu isu harus diterokai
secara mendalam kerana teori dengan sendirinya tidak memberikan apa-apa
makna kepada penulisan. Dalam kajian sains sosial, konsep dan teori
memainkan peranan yang sangat penting untuk memberi penjelasan, ramalan
dan kesimpulan menyeluruh mengenai sesuatu kajian yang dilakukan (Creswell,
1998).

Kerangka konsep dan kerangka teori adalah saling berkait dengan


kerangka kajian. Kerangka kajian merujuk kepada struktur idea yang abstrak
atau logis yang menjadi panduan kepada perancangan, pelaksanaan dan laporan
sesuatu kajian. Kerangka kajian berlandaskan kepada kajian melalui penjelasan
pendekatan yang digunakan dan dianggap sebagai tempat rujukan yang menyediakan
konteks bagi meneliti masalah atau persoalan yang menjadi fokus kajian. Kerangka
kajian boleh berbentuk konsep atau teori.

Konsep Jaringan Soaial

Jaringan sosial merupakan teras kehidupan manusia sejak zaman


memburu sampai zaman sekarang. Manusia dihubungkan antara satu sama lain
melalui satu ikatan perhubungan dan kebergantungan yang diwujudnka antara
satu sama lain. Konsep asas jaringan menjelaskan bahwa jaringan adalah “a
collection of points, partially connected with each other”(Polister, 1980: 71).
Beberapa paham klasik (spt., Bott, 1957; Mitchell, 1969; Wellman, 1979)
mendefinisikan jaringan sosial sebagai satu set rantai sambungan hubungan
yang menyediakan sistem maklumat. Jaringan kemudian telah dipadankan dengan
konsep jaringan sosial; yaitu sebagai hubungan di antara sekumpulan individu
(walaupun hanya dalam kalangan keluarga). Melalui konsep ini, jaringan sosial
dilihat sebagai struktur perhubungan yang berlaku apabila wujud permintaan.
Sokongan bantuan dalam kalangan masyarakat serta menjadi rangkaian terhadap
hubungan komunikasi (Garbarino, 1982). Streeter dan Gillespie (1992)

9
mendefinisikan jaringan sosial sebagai satu set ikatan unit-unit sosial yang
dihubungkan di antara satu sama lain. Definisi yang dijelaskan oleh Streeter
dan Gillespie ini menjelaskan tiga perkara yang penting. Secara umumnya,
konsep jaringan sosial ada pada satu set fenomena sosial yang kompleks. Adapun
Konsep jaringan sosial terbagi menjadi beerapa yaitusbagai berikut:

a) Konsep Jaringan Sosial dari Aspek Hubungan


Cirinya berhubungan dengan memfokuskan pada intisari hubungan
sosial dalam kalangan ahli-ahli jaringan dan bentuk hubunganny. Kajian ini
berkaitan dengan ciri-ciri perhubungan (relational properties), biasanya kita
memahami wujud itu degan satu jaringan dan fungsi jaringan. Misalnya,
Streeter dan Gillespie (1992) mendapati sumber, maklumat, pengaruh dan
sokongan sosial, yaitu merupakan asas dalam suatu hubungan. Menurut Siti
Hajar (2007) dan Borgatti (2002), jaringan sosial dilihat sebagai
hubungan-hubungan sosial yang melingkari kehidupan individu. Hubungan
sosial ini digambarkan secara ironik sebagai sekumpulan sendi (nodes) dan
ikatan (ties).

b) Konsep Jaringan Sosial dari Aspek Struktur


Struktur menggambarkan cara-cara yang sesuai atau sepadan dalam
kalangan ahli-ahli jaringan untuk membentuk jaringan sosial. Struktur jaringan
boleh dibahagikan kepada tiga tahap analisis; yaitu ahli secara individu, sub-
kumpulan dan jumlah jaringan. Struktur jaringan ahli-ahli secara individu
merujuk kepada perbedaan perhubungan dalam kalangan ahli-ahli yang
berbeda. Perbedaan yang wujudnya boleh digunakan untuk mengenal pasti
peranan individu dalam jaringan sama saja sebagai bintang (star), liaison;
sebagai penghubung, bridge; individu yang mempertemukan individu
dengan individu lain, dan gatekeeper; sebagai pemain utama atau penjaga
maklumat (Tichy & Fombrun, 1979; Paulson, 1985). Jumlah jaringan adalah
keseluruhan struktur dan sub-kumpulan yang terbentuk atau hasil dari satu
ikatan yang sama dalam satu ruang lingkup jaringan sosial yang sama.
Wasserman dan Faust (1994) mentakrifkan jaringan sosial sebagai satu
struktur sosial yang terbentuk melalui nod. Individu maupun organisasi
dihubungkan melalui satu atau lebih dari hubungan atau juga saling
ketergantungan. Misalnya, individu dan organisasi dihubungkan melalui
kepercayaan nilai, idea, pertukaran kewangan, perdagangan, persahabatan,
ikatan kekeluargaan, keberkesanan peranan sosial yang dimainkan (spt., rasa
hormat, tidak suka dan sebagainya), atau tindakan seperti bercakap, keluar
makan bersama-sama. Dalam bentuk yang paling ringkas, jaringan sosial
adalah gambaran semua ikatan yang terbentuk di antara nod-nod yang terlibat.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang
membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam organisasi untuk
menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut.Teori ini menekankan proses
dimana individu mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.

Teori informasi organisasi memiliki sejumlah asumsi dasar, yaitu :


a) Organisasi berada dalam suatu linkungan informasi. Asumsi ini
menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi agar dapat
berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka. Informasi yang
diterima suatu organisasi berbeda dalam hal tingkat kepastian. Kepastian
yang dimaksud adalah ambiguitas dalam hal informasi yang diterima oleh
organisasi.
b) Organisasi berusaha untuk mengurangi ketidakpastian informasi. Dalam
upaya mengurangi ambiguitas tersebut, organisasi mulai melakukan
aktivitas kerjasama untuk membuat informasi yang diterima dapat
dipahami dengan baik.
Melalui teori ini, kita mulai melihat adanya perluasan dari tindakan
tunggal menjadi interaksi, interaksi ganda hingga siklus prilaku dalam organisasi.
Pola-pola interaksi menyatukan sejumlah individu kedalam kelompok dan
mengikat kelompok itu bersama-sama dengan kelompok lainnya menjadi jaringan
yang lebih besar.

3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak, maka penulis menyadari makalah ini
tentunya masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, atas saran dari berbagai
pihak sangat diharapkan yang bersikap membangun dan berguna untuk
pembenahan dan penyempurnaan serta memotivasi penulis dalam penulisan
makalah selanjutnya. Semoga saran dari pembaca dapat memberikan perbaikan
kepada penulis di penulisan makalah selanjutnya. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi pembaca dalam menambah ilmu
pengetahuan teori komunikasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Siti Hajar Abdul Rauf, Haris Abd Wahab, Siti Hajar Abu Bakar Ah, Malaysian Journal of
SOCIAL Sciences and Humanities (MJSSH) 4 (3), 14-163, 2019.
Web
Ruskhdiani,Rahmi. 2017. Teori Informasi Organisasi: Jakarta. Kompasiana
https://dosensosiologi.com/
https://www.scribd.com/
Jurnal
http://e-journal.uajy.ac.id/3944/2/1KOM03927.pdf

12
.

13

Anda mungkin juga menyukai