Kotler dalam Buchari Alma (2004:148) menyatakan bahwa citra adalah jumlah dari
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu
objek. Sikap dan perilaku seseorang terhadap objek dibentuk oleh citra objek tersebut. Webster dalam Sutisna (2004:331) mendefinisikan citra sebagai gambaran mental atau konsep tentang sesuatu. Sementara pengertian citra menurut Sutisna sendiri (2004:332) adalah total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra sebuah organisasi, internasional maupun lokal merepresentasikan nilai nilai konsumen. konsumen potensial, konsumen yang hilang dan kelompokkelompok masyarakat lain yang mempunyai hubungan dengan organisasi. Menurut Shimp (2003:12) citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat, dan sikap. Atribut sendiri terdiri dari atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai, dan citra penggunaan. Sedangkan manfaat mencakup manfaat secara simbolis dan manfaat berdasarkan pengalaman. Pencitraan adalah sesuatu yang dapat langsung diingat dan memberikan kesan terhadap sesuatu. Di FKM, terdapat tempat sampah yang sudah dibedakan jenisnya menurut bagaimana cara menguraikan sampah tersebut. Namun, jenis tempat sampah semacam itu hanya ada di depan kampus saja. Jadi tempat sampah yang ada di depan kampus itu hanyalah suatu bentuk pencitraan yang menunjukkan bahwa seperti itu jugalah bagaimana bentuk tempat sampah di dalam kampus. Padahal pada kenyataannya, tempat sampah yang berada di dalam kampus tidak dibedakan jenisnya bahkan tidak banyak terdapat di sekitaran kampus.