1) Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk
mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan
oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:
Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,
utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan
konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat Anda
pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util. Selanjutnya, pada
saat Anda meminum air dalam gelas kedua nilai tingkat utilitas Anda meningkat menjadi
11util. Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat
utilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk gelas
keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai tingkat
utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya adalah 21util,
untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util. Situasi tersebut dapat
digambarkan dalam table, buatlah tabelnya!
2) Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia
memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan
yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang
bersifat tersier. Untuk itu,H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal
dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang
dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan
mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU)
berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.
Contoh Tabel yang anda buat tersebut menguraikan tentang seorang konsumen yang
memaksimumkan utilitas dari satu barang (air minum) yang dikonsumsinya. Dalam
kehidupan sehari-hari, setiap konsumen selalu mencoba mancapai utilitas maksimum dari
berbagai jenis barang yang dikonsumsinya. Seandainya harga setiap barang adalah sama,
utilitas akan mencapai maksimum pada saat utilitas marjinal dari setiap barang adalah
sama. Sebagai contoh, Fatimah mengonsumsi 3 jenis barang yaitu X, Y, dan Z. Ternyata
kuantitas X yang kedua, kuantitas Y yang ketiga, dan kuantitas Z yang kelima,
memberikan utilitas yang sama. Jadi, Fatimah akan mencapai utilitas maksimum pada
saat mengonsumsi dua unit barang X, tiga unit barang Y, dan lima unit barang Z. Secara
ringkas, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
MUX = MUY = MUZ
Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori
ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua)
macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari