Apabila seseorang memakan mangga maka ia memperoleh sejumlah kepuasan daripadanya. Jumlah
kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat memakan sebuah mangga lagi.
Kepuasan yang lebih tinggi lagi akan diperoleh bila ia diberi kesempatan untuk makan 1 buah
mangga lagi. Sampai mangga ke-8 nilai guna marginal adalah positif, maka nilai guna total terus
menerus bertambah jumlahnya. Ketika memakan mangga yang ke-9 nilai guna marginal adalah
negatif. Ini berarti kepuasan dari memakan mangga mencapai tingkat yang paling maksimum apabila
jumlah mangga yang dimakan adalah 8.. .
C. Pemaksimuman Utilitas Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman utilitas
adalah jika konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut: (Sadono Sukirno, 2005:130)
Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikannya
apabila perbandingan utilitas marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga-harga barang tersebut.
Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang dikonsumsikannya
apabila utilitas marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap
barang yang dikonsumsikan. Jadi syarat untuk pemaksimuman utilitas adalah : Setiap
rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan
memberikan utilitas marjinal yang sama besarnya.
Kurva kepuasan sama adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang
yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya (Sukirno, 2005:170).
Indifference curve adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari dua
macam barang konsumsi yang dapat memberikan kepuasan sama. Berdasarkan data berikut dapat
kita membuat kurva indifferen (indifference curve) (Amaliawati dan Murni, 2017:142):
Kurva IC merupakan garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi A, B, C, D, E, dan F
yang menunjukkan berbagai kemungkinan jumlah kombinasi konsumsi pakaian (P) dengan
makanan (M) yang berbeda pada setiap titik, tapi tingkat kepuasan yang diperoleh sama. Dengan
tingkat kepuasan yang sama maka konsumen bersikap indifferent yaitu sikap tak acuh dalam
membuat pilihan. Sehingga disebut indifference curve analysis.
Karakteristik IC (indifference curve):
IC bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini menunjukkan adanya prinsip
subsitusi. Artinya apabila seorang konsumen kepuasannya berada di titik A dia akan mengkonsumsi
makanan 10 unit dan pakaian 2 unit, bila kepuasan bergeser ke B maka konsumsi makanan berkurang
dan konsumsi pakaian bertambah, utility terhadap makan berkurang dan utility terhadap pakaian
bertambah. Penggantian satu barang oleh barang lain dinamakan tingkat penggantian marjinal
(marginal rate of substitution-MRS).
Convex to Origin menunjukkan bahwa MRS menurun karena MRS
mencerminkan subjective valuation consumer terhadap suatu barang dibandingkan barang lain.
Apabila jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar, maka nilai relatifnya bagi konsumen akan
semakin kecil dan jika jumlah barang yang dikonsumsi semakin kecil, maka nilai relatifnya bagi
konsumen semakin besar. MRSPM nilainya semakin kecil (jumlah pakaian yang dikonsumsi semakin
besar maka nilai relatifnya semakin kecil), nilainya semula sebesar 3 menjadi 0,3 sedangkan
MRSMP nilainya semakin besar (jumlah makanan yang dikonsumsi semakin kecil maka nilai
relatifnya semakin besar), nilainya semula 1/3 berubah menjadi 3.
http://kipsmel.blogspot.com/2016/10/teori-tingkah-laku-
konsumen-analisis.html
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/
123456789/2102/02_buku%20ekonomi
%20mikro_Karmini.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://repository.uki.ac.id/1398/1/8.MODUL%20Teori
%20Perilaku%20Konsumen_Kardinal5.pdf
https://belajarbersamakelompokdua.wordpress.com/
2017/10/20/bab-8-teori-tingkah-laku-konsumen/
https://docs.google.com/presentation/d/
1ePRW7UYwUN7VqL85i06aypwdqZ9jLuXLC_mC0lEuHcc/
htmlpresent
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/09/teori-
tingkah-laku-konsumen-analisis.html