Anda di halaman 1dari 16

TEORI PERILAKU KONSUMEN

DISUSUN OLEH :

ARLINDA ESTERPRENJES

(2123755965)

PENGANTAR EKONOMI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Ekonomi.

Demikian sepintas tentang makalah yang dibuat. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan. Selebihnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

2
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB IV
 Pengertian – Pengertian dan asumsi utama
a) Barang (Commodities)
b) Utilitas (Utility)
c) Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun
d) Konsistensi Preferensi (Transitivity)
e) Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
 Teori Kardinal
 Teori Ordinal
a) Kurva Indifirensi
b) Kurva garis anggaran
c) Perubahan harga barang dan pendapatan
d) Keseimbangan Konsumen
e) Reaksi terhadap perubahan harga barang
f) Reaksi terhadap perubahan pendapatan nominal
g) Efek subtitusi dan efek pendapatan
 REFERENSI

3
BAB IV
 PENGERTIAN-PENGERTIAN DAN ASUMSI UTAMA

a) Barang (Commodities)
Adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
Barang yang dikonsumsimempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat
yang diperoleh.
b) Utilitas (Utility)
Adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas merupakan ukuran
manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya dan digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh konsumen.
c) Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang
besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi
negatif. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun
(The Law of Diminishing Marginal Utility).
d) Konsistensi Preferensi (Transitivity)
Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan
agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan
preferensi konsumen, yaitu lebih suka dan atau sama-sama disukai. Misalnya ada dua
barang, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-
sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
e) Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan
dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang digunakan dan harga barang dipasar. Mereka mampu memprediksi jumlah
penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

4
 TEORI KARDINAL (CARDINAL THEORY)
Teori ini merupakan gabungan pendapat yang diajukan olh ahli-ahli ekonomi aliran Austria abad
ke sembilan belas, seperti Heinrich Gossen (1854), Stanley Jevons (1871) dan Leon Walras
(1894). (Sudarsono, 1995) Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang
tergantung dari subyek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai dayaguna baginya. Kegunaan marginal
(marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan seorang konsumen karena mengonsumsi satu
unit tambahan barang atau jasa. Kebanyakan barang dan jasa memiliki kegunaan marginal yang
terus menurun. Artinya, saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai guna tambahan yang
diperoleh dari tiap unit tambahan akan turun secara bertahap. Dalam hal ini konsumen dikatakan
mempunyai kepuasan marginal yang menurun ketika ia semakin merasa puas dengan
mengonsumsi produk itu. Jadi, nilai guna marginallah yang menentukan apakah sesuatu barang
itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah. Hal ini akan diperjelas dalam hukum Gossen
berikut. Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional seperti dijelaskan di atas dikenal
sebagai The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Terus
Menurun). Hukum ini dikenal sebagai Hukum Gossen 1. Pendekatan kardinal dalam analisis
konsumen didasarkan pada teori Gossen I dan asumsi yang digunakan bahwa tingkat kepuasan
yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti
uang, jumlah atau buah. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula
tingkat kepuasaan konsumen. Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan
kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep
yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total
adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang
atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya
perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi.

5
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam memahami pendekatan ini adalah sebagai berikut:

1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan


batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan
selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen
dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah
satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat
kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka
semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi.
Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang. Nilai
Guna Total (Total Utility/TU) adalah total kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu
barang. Nilai Guna Tambahan (Marginal Utility/MU) adalah tambahan kepuasan yang diperoleh
dari mengkonsumsi tambahan satu unit produk/barang.

6
Maksimisasi Nilai Guna

Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari mengkonsumsi barang. Untuk
konsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai guna total
(TU) mencapai maksimum.

Surplus Konsumen

Surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen atau selisih antara
kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dari mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang
dilakukan untuk mengkonsumsi barang tersebut

7
 TEORI ORDINAL

a) Kurva Indivirensi
Kurva indifferent adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi (a set of
combination) dari sejumlah barang tertentu yang mrnghasilkan tingkat guna total
sama kepada konsumen, atau dengan mana konsumen berada keadaan indifferen.

Sifat-sifat khusus kurva Indiffreren


1. Berlereng/ slope negatif
Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak
maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2. Cembung ke titik Origin ( Convex )
Menurut hukum Gossen, apabila pada titik tertentu semakin banyak
mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak
begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y.
3. Tidak saling berpotongan
Masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama.
Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang
terjadi tidak demikian.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi
Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y
yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak

Asumsi-asumsi Pendekatan Kurva Indifferen


 Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang
dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
 Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
 Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum.
 Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.

8
b) Kurva garis anggaran
Budget Line (Garis Anggaran) menggambarkan semua kombinasi barang-barang
yang tersedia bagi rumah tangga pada penghasilan atau pendapatan tertentu dan pada
harga barang-barang yang dibelinya.

Garis anggaran mengandung beberapa sifat penting yaitu :


1. Titik- titik pada garis anggaran menggambarkan sekumpulan barang-barang
yang harga belinya persis menghabiskan seluruh penghasilan rumah tangga.
2. Titik-titik di antara garis anggaran dengan titik nol menggambarkan sekumpulan
barang-barang yang harga belinya lebih rendah daripada pendapatan rumah
tangga.
3. Titik di atas garis anggaran menggambarkan kombinasi barang-barang yang
harga belinya melampaui pendapatan rumah tangga saat ini.

Faktor yang dapat merubah Budget Line :

1. Perubahan Harga. Jika harga suatu barang naik, maka Budget Line akan
mengarah ke titik Origin dan jika harga suatu barang turun, maka Budget Line
akan bergeser menjauhi titik 0.
2. Perubahan Pendapatan rumah tangga dengan harga-harga barang tetap konstan,
akan menggeser garis anggaran sejajar dengan garis anggaran semula. Garis
akan bergeser ke luar (menjauhi titik nol) jika pendapatan meningkat. Dan
bergeser ke dalam (mendekati titik nol jika pendapatan nominal merosot.

Seorang konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat


bahwa dia mencapai titik dimana Bugdet Line menyinggung Indefference Curve.
Dengan diketahuinya citarasa konsumen (yang ditunjukan oleh Kurva Kepuasan
Sama = IC/ Indefference Curve) dan berbagai gabungan barang yang mungkin
dibeli konsumen (yang ditunjukkan oleh Budget Line) dapatlah sekarang
ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasaan yang
maksimum. Untuk maksud tersebut perlu Garis Anggaran Pengeluaran (BL) dan
Indefference Curve (IC) digambarkan dalam satu grafik.

9
c) Perubahan harga barang dan pendapatan
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of
Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh
barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Dalam membeli dan memperoleh barang,
konsumen biasanyamemiliki prilaku tersendiri yang disebut sebagai prilaku
konsumen dalam ekonomi mikro.Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas
yang berhubungan dengan konsumsi dariindividu. Perilaku konsumen berhubungan
dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,
dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untukmemuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).Dalam hal iniPerilaku konsumen dalam
kegiatan pembelian sering dipengarugi oleh beberapa faktor ekonomi dari segi mikro
ekonomi, misalnya perubahan harga, perubahan pendapatan dan substitusi. Oleh
karena, ketika faktor-faktor tersebut berubah maka relatif pola perilaku konsumen
dalam proses kegiatan konsumsi juga mengalami perubahan. Ada tiga perubahan
penting yang mempengaruhi, (berpengaruh terhadap ekuilibrium pada suatu
kurvaindiferensi), yaitu:

10
 Ada kemungkinan keadaan konsumen menjadi lebih baik atau lebih buruk
karena pendapatanya berubah tetapi harga-harga tetap konstan. Kebutuhan-
kebutuhan konsumen bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan
pendapatanya semakin besar atau kecil untuk dibelanjakan. Akibat-akibat
perubahan semacam ini dinamakan efek-efek pendapatan.
 Ada kemungkinan harga-harga berubah tetapi pendapatan konsumen dalam
bentuk uang juga berubah sedemikian rupa dalam waktu yang bersamaan
sehingga akibatnya ia tidak menjadilebih baik dan juga tidak menjadi lebih
buruk. Namun sementara itu, ia akan merasa lebih baikmembeli baranag-
barang yang harganya relatif murah lebih banyak lagi. Ia akan mengganti
barang-barang yang harganya relatif mahal dengan barang-barang yang
harganya relatif lebihmurah. Akibat perubahan semacam ini disebut efek-efek
substitusi.
 Kemungkinan harga dari suatu barang bisa naik atau turun, sedangkan
pendapatan konstan,sehingga konsumen bisa menjadi lebih buruk atau bisa
menjadi lebih baik. Dalam situasi sepertiini, konsumen tidak hanya harus
mengatur kembali pembelianya berdasarkan efek substitusi.Pendapatan riel-
nya, penghasilanya dalam bentuk barang-barang yang dibelinya, juga harus
berubah.

d) Keseimbangan Konsumen
Setelah kita mempelajari Indifference Curve dan Budget Line, kini saatnya
menggabungkan dua kurva tersebut untuk memperoleh keseimbangan konsumen.
Indifference Curve sendiri sebenarnya merupakan gambaran mengenai preferensi
(keinginan) konsumen, sedangkan Budget Line menggambarkan kemampuan konsumen.
Seperti kita ketahui bahwa konsumen diasumsikan bertindak rasional. Pengambilan
keputusan seorang konsumen senantiasa didasarkan pada keinginan dan kemampuannya
dalam mengonsumsi barang dan jasa. Konsumen yang rasional selalu berusaha mencapai
kepuasan tertinggi dengan anggaran yang tersedia.
Titik optimal bagi konsumen tercapai ketika apa yang diinginkannya dapat diperoleh
dengan anggaran yang dimiliki. Keseimbangan konsumen ini secara grafis nampak ketika
Indifference Curve bersinggungan/bersentuhan dengan Budget Line pada tingkat
kombinasi konsumsi 5 unit makanan dan 2 unit pakaian.

11
Sebagai catatan, jika Indifference Curve dan Budget Line saling berpotongan, maka titik
perpotongan tersebut bukanlah titik optimum bagi konsumen. Kondisi tersebut
ditunjukkan oleh Gambar 5 berikut ini.

12
Untuk memaksimalkan kepuasannya, konsumen diharuskan mencapai IC yang tertinggi
yang mungkin diraihnya dengan anggaran yang dimiliki. Jika konsumen memilih
kombinasi konsumsi di titik A atau B, maka titik tersebut belumlah optimal. Titik A dan
B berada di IC2, di mana kedua titik tersebut memiliki level kepuasan lebih rendah dari
titik E yang berada di IC1. Jadi kesimpulannya, keseimbangan konsumen tercipta di titik
E pada IC1 yang merupakan IC tertinggi yang bersentuhan dengan Budget Line.

e) Reaksi terhadap perubahan harga barang


Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untukmendapatkan
produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.Harga
merupakan factor yang paling menarik dari suatu perubahan yang di hadapi
olehkonsumen. Di sini, harga-harga barang yang kita bicarakan relatif berubah tetapi
tidak adavariasi kompensasi pendapatan. Oleh karena itu, pendapatan nyata konsumen
bisa naik atauturun. Pendapatanya dalam bentuk uang memberikan kepuasan yang lebih
besar atau lebih kecildaripada sebelumnya karena harga-harga telah berubah.Perubahan
harga satu barang (dengan pendapatan yang tidak berubah ) menyebabkangaris anggran
berputar kira-kira satu perpotongan. Apabila harga makanan jatuh pakain jatuhmaka garis
anggaran berputar ke luar. Namun jika harga naikmaka garis itu berputar ke dalam.

f) Reaksi terhadap perubahan pendapatan nominal


Untuk efek perubahan pendapatan maka jika pendapatan tidak mengalami
perubahanmaka kenaikan harga menyebabkan pendaptan riil menjadi semakin sedikit.
Dengan perkataanlain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-
barang menjadi bertambahkecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan
konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang
mengalami kenaikan harga. Penurunanharga suatu barang menyebabkan pendapatan riil
bertambah, dan ini akan mendorong konsumenmenambah jumlah barang yang
dibelinya.,Keluaraga-keluarga makin harus membelanjakan pendapatan mereka terutama
padakebutuhan hidup: makanan dan perumahan. Karena pendapatan meningkat,
pengeluaran atas banyak barang makanan naik. Orang makan lebih banyak dan lebih
baik. Akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang akan dibelanjakan orang pada
makanan ketika pendapatanmereka naik. Akibatnya, proposi total pengeluaran yang
diberikan untuk makanan menurun saat pendapatan meningkat.Pengeluaran untuk
pakaian, rekreasi, dan kendaraan meningkat lebih banyak dari yangsebanding untuk
pendapatan stelah pajak, sampai pendapatan yang tinggi dicapai. Pengeluaranuntuk
barang-barang mewah meningkat dalam proporsi yang lebih besar daripada pendapatan.
Perubahan pendapatan (dengan harga yang tidak berubah mengakibatkan garisanggaran
bergeser parallel dengan garis semula. Jika pendapatan naik garis bergeser keluar,
dansebaliknya, jika pendapatan turun garis begeser ke dalam.

13
g) Efek subtitusi dan Efek pendapatan

Efek Substitusi
Apa yang akan terjadi apabila terjadi penurunan harga atau kenaikan harga? Ekonom
Case, Fair dan Oster dalam bukunya memberikan ilustrasi singkat bahwa saat terjadi
penurunan harga, akan membuat opportunity cost barang tersebut menurun, kemudian
memunculkan efek substitusi sehingga rumah tangga membeli lebih banyak. Sebaliknya,
saat terjadi kenaikan harga akan membuat opportunity cost barang tersebut meningkat,
kemudian terjadi efek substitusi yang menyebabkan rumah tangga membeli lebih sedikit
barang tersebut.
Kita ilustrasikan bahwa telah terjadi penurunan harga barang X. Karena harga barang
lebih murah tentu anda akan merasa lebih baik atau diuntungkan dengan harga lebih
murah. Secara relatif bahwa harga yang lebih murah tersebut membuat barang tersebut
dinilai lebih murah dibandingkan barang lain.
Harga barang yang menjadi relatif lebih murah tersebut potensial untuk terjadinya
substitusi. Karena relatif lebih murah dibandingkan barang lain, barang X menjadi lebih
menarik untuk dibeli bagi rumah tangga. Rumah tangga dapat beralih dari sebelumnya
mengkonsumsi barang pengganti atau substitusi yang sejenis barang X, menjadi membeli
barang X karena secara relatif lebih murah. Peralihan pembelian ini disebut sebagai efek
substitusi atas perubahan harga.

Efek Pendapatan
Case, Fair, dan Oster mengilustrasikan efek pendapatan dengan alur yang ringkas.
Misalkan pada saat terjadinya penurunan harga, rumah tangga relatif menjadi lebih baik
(pendapatan riil meningkat), kemudian terjadi efek pendapatan yang membuat rumah
tangga membeli lebih banyak barang. Sebaliknya, pada saat terjadi kenaikan harga, akan
membuat rumah tangga lebih buruk (pendapatan riil menurun), lalu terjadi efek
pendapatan sehingga rumah tangga menurunkan permintaan barangnya.
Mari kita buat ilustrasi, bayangkan bila terjadi penurunan harga tiket kereta. Bila
sebelumnya anda mempunyai kebiasaan mengunjungi orang tua anda di kota lain setiap 3
bulan sekali. Harga tiket kereta yang harus anda bayar yaitu sebesar 300.000. Dalam
setahun anda menghabiskan 1,2 juta untuk mengunjungi orang tua anda di kota lain.
Karena satu dan lain hal, harga tiket kereta mengalami penurunan menjadi 200.000.
Anggap saja selama setahun harga tersebut tidak berubah. Dengan harga tiket kereta yang
lebih murah, anda menjadi lebih baik karena pendapatan anda secara riil sebenarnya
meningkat. Bila sebelumnya anda menghabiskan 1,2 juta, tapi sekarang anda hanya butuh
800 ribu untuk 4 kali perjalan setahun untuk mengunjungi orang tua anda. Disini anda
mempunyai kelebihan pendapatan 400 ribu dari sebelumnya. Saat ini terjadi kita
menganggap bahwa kesejahteraan anda meningkat.

14
Pada saat ada kelebihan 400 ribu yang ada peroleh, pendapatan riil anda dikatakan
meningkat. Anda dapat membelanjakan lagi kelebihan pendapatan riil anda tadi. Pilihan
anda bisa saja mengunjungi orang tua lebih sering atau membelanjakan pendapatan anda
tadi pada hal lain. Katakanlah anda memilih untuk mengunjungi orang tua anda lebih
sering menjadi 2 bulan sekali. Sehingga setahun anda tetap menghabiskan 1,2 juta tapi
menjadi lebih sering mengunjungi orang tua.
Perubahan konsumsi barang akibat perbaikan kesejahteraan ini disebut sebagai efek
pendapatan dari perubahan harga. Dalam contoh kasus ini, harga tiket yang lebih murah
membuat anda lebih sejahteraan karena pendapatan riil anda meningkat. Peningkatan
pendapatan riil ini anda pergunakan untuk membeli tiket lebih banyak untuk
mengunjungi orang tua lebih sering. Dengan demikian, jumlah permintaan tiket akan
meningkat. Hal ini menjadi gambaran terjadinya efek pendapatan.

15
REFERENSI
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/teori-perilaku-konsumen.html

https://ekonomisku.blogspot.com/2019/10/teori-pendekatan-kardinal.html

https://winitha.wordpress.com/2014/05/25/teori-perilaku-konsumen-analisis-kurva-indifferent/

https://idoc.pub/documents/budget-line-garis-anggaran-dan-analisis-kurva-kepuasan-sama-
inddefferen-curve-2nv8x67xprlk

https://jagoekonomi.com/2020/07/03/teori-perilaku-konsumen-pendekatan-ordinal-budget-line-
dan-keseimbangan-konsumen/

https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/efek-substitusi-dan-efek-pendapatan/

16

Anda mungkin juga menyukai