Anda di halaman 1dari 12

Nama: Darren EL Zhafran

Kelas: X-A
Mata Pelajaran: Ekonomi
Materi: - Indifference Curve, Isocost, Isoquant
- Hukum Gossen
- Kardinal & Ordinal
- Analisis SWOT
Indifference Curve
A. Pengertian
Dilansir dari The Economic Times, kurva indiferen adalah grafik yang menunjukkan
kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan atau utilitas yang sama kepada konsumen.
Kurva indiferen menunjukkan perilaku konsumen yang acuh tak acuh (ketidakpedulian) antar
dua buah produk yang memberikan kepuasan sama. Sehigga kurva indiferen sering disebut
dengan peta ketidakpedulian. Misalnya, jika Anda menyukai hot dog dan hamburger, anda
dapat membeli 14 hot dog dan 20 hamburger ( lihat titik “A” pada grafik di bawah). Kombinasi
mana pun memberikan kegunaan yang sama.

Semakin tinggi kurva indiferen berarti semakin banyak barang-barang yang dapat
dikonsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Masing-masing kurva
indeferen menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda, sehingga jika kurva indeferen sejajar
maka akan menyalahi konsep.
Adapun pembahasan lain terkait kurva Isocost dan Isoquant sebagai berikut. Secara
garis besarnya, kurva isoquant melambangkan kuantitas produksi, sedangkan isocost
memperlihatkan total biaya produksi.
1. ISOCOST
Isocost adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya
yang sama. Isocost juga bisa disebut garis anggaran belanja yang membatasi perusahaan
untuk mengeluarkan biaya berlebih dalam produksi.
2. ISOQUANT
Dalam buku Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis (2011) oleh Vincent
Gaspersz, kurva isoquant adalah kurva yang menunjukkan semua input produksi yang
mampu menghasilkan kuantitas output yang sama. Iso berarti sama dan quant berarti
kuantitas. Selain itu, ada factor-faktor produksi pada yang digunakan pada kurva isoquant,
diantaranya modal, tenaga kerja, bahan pembuatan dan lain sebagainya.
Mengutip dari buku Ekonomi Mikro: Dasar-Dasar Teori (2013) karya Muhammad
Khusaini, ciri utama dari kurva isoquant adalah melengkung dari kiri atas ke kanan bawah.
Hal ini menunjukkan jika semakin ke atas atau ke kanan garis kurvanya, berarti tingkat
output akan semakin tinggi.

Dalam teori ekonomi mikro disebutkan jika kurva isoquant dan isocost saling
bersinggungan, maka akan mencapai kondisi atau titik optimal. Artinya suatu perusahaan bisa
memperoleh hasil produk yang maksimal, apabila menetapkan biaya tertentu.

B. Sifat- Sifat Kurva Indiferen atau IC


• Sebuah IC miring ke bawah ke kanan
• IC selalu cembung ke titik asal
• Kurva indiferen tidak pernah berpotongan satu sama lain dan tidak perlu sejajar satu
sama lain.

• IC yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan IC yang lebih rendah
• IC tidak menyentuh sumbu
C. Analisis kurva Indiferen
Kurva indiferen beroperasi dengan banyak asumsi. Misalnya, setiap kurva indiferen
biasanya cembung ke titik asal, dan tidak ada dua kurva indiferen yang berpotongan.
Konsumen selalu dianggap lebih puas ketika memperoleh kumpulan barang pada kurva
indiferen yang lebih jauh dari titik asal.
Banyak prinsip inti mikroekonomi yang muncul dalam analisis kurva indiferen, antara lain:

• Pilihan individu
• Teori utilitas marjinal
• Penghasilan
• Efek substitusi
• Teori nilai subyektif
Analisis kurva indiferen menekankan tingkat substitusi marjinal (MRS) dan biaya
peluang . Analisis kurva indiferen biasanya mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya
konstan atau stabil.
Kemiringan kurva indiferen dikenal sebagai tingkat substitusi marjinal (MRS). MRS
adalah tingkat kesediaan konsumen untuk menyerahkan (atau mengganti) suatu barang dengan
barang lain.

D. Kegunaaan Indifference Curve


• Menghubungkan titik-titik kombinasi dari pembelian produk berbeda dengan tingkat
kepuasan yang sama
• Para ekonom menggunakannya untuk menjelaskan trade-off yang dipertimbangkan
masyarakat ketika mereka menemukan dua barang yang ingin mereka beli.
• Menentukan titik di mana tingkat kepuasan konsumen maksimal dengan
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.

E. Rumus Indifference Curve


Rumus yang digunakan dalam ilmu ekonomi untuk membangun kurva indiferen adalah:

𝑈(𝑡, 𝑦)=𝑐
Di mana:

• c berarti tingkat utilitas yang dicapai pada kurva dan konstan.


• t dan y adalah jumlah dua barang berbeda, t dan y.
Hukum Gossen
A. Pengertian
Seorang ahli ekonomi Jerman bernama Herman Henrich Gossen (1810-1854) membuat
suatu kesimpulan bahwa, "Jika pemuas terhadap suatu benda berlangsung terus menerus,
kenikmatan mula-mula mencapai kepuasan tertinggi. Namun, makin lama makin turun, sampai
akhirnya mencapai titik nol."
Konsep di atas dikategorikan sebagai teori nilai subjektif. Melalui teori itu, Gossen
mempelajari cara pemuasan kebutuhan manusia yang dikemukakan dalam Hukum Gossen 1
dan Hukum Gossen 2. Hukum Gossen memiliki keterkaitan dengan teori perilaku konsumen.
Adapun teori prilaku konsumen diartikan sebagai teori yang menganalisis perilaku konsumen
dalam mengonsumsi barang dan atau jasa.
Teori perilaku konsumen kemudian dibagi menjadi dua, yakni Teori Kardinal (Hukum
Gossen 1) dan Teori Ordinal (Hukum Gossen 2). Teori Kardinal disebut juga sebagai
pendekatan kepuasan marginal, artinya tingkat kepuasan diukur dan dinilai angka nominal.
Sedangkan, Teori Ordinal merupakan suatu pendekatan ordinal menyatakan bahwa nilai guna
barang tidak dapat dihitung, tetapi hanya bisa dibandingkan.

a. Bunyi Hukum Gossen 1 dan Contohnya


Hukum Gossen 1 menyatakan bahwa “pemenuhan kebutuhan atas suatu jenis barang
secara terus-menerus akan menurunkan tingkat kepuasannya.”. Hukum Gossen 1 juga dikenal
sebagai Hukum kegunaan marginal yang menurun atau hukum penurunan kepuasan marginal
atau the law of deminishing marginal utility or the law of decreasing marginal utility.
Hukum Gossen 1 berlaku dengan syarat:
• Benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
• Pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.

Hukum Gossen 1 tidak berlaku apabila:


• Benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
• Terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang
berbeda-beda.
• Tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba.

Contoh Hukum Gossen 1 adalah:


"Ketika seseorang memimum 1 gelas air maka tingkat kepuasannya akan sangat tinggi.
Namun, tingkat kepuasan tersebut semakin lama semakin berkurang selaras dengan jumlah
air yang diminum."
b. Bunyi Hukum Gossen 2 dan Contohnya
Hukum Gossen 2 menyebutkan bahwa “manusia akan berusaha untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas yang sama. Hukum ini juga
dikenal dengan istilah nilai guna yang sama, atau hukum kepuasan harmoni, atau hukum perata
nilai batas, atau pemenuhan secara horizontal.
Contoh Hukum Gossen 2 adalah:
"Saat mempunyai uang sebesar Rp100.000, anda akan cenderung menghabiskan uang
untuk berbagai kebutuhan. Misalnya, seorang pelajar membelanjakan uang untuk jajan,
membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis.
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan pemenuhan kebutuhan akan
memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang
mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut."
Kardinal & Ordinal
A. Pengertian
Pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal merupakan pendekatan utama yang dipakai
untuk melakukan analisis mengenai perilaku konsumen dalam menikmati barang atau jasa.
Menurut buku Membuka Cakrawala Ekonomi oleh Imamul Arifin, teori perilaku
konsumen menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada (uang)
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan suatu barang. Selain itu, dalam buku Ekonomi
Jilid 1 milik Alam S., beliau berpendapat bahwa teori perilaku konsumen dapat menjelaskan
bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhannya
dengan pendapatan dan harga barang sebagai pembatasnya.
Dalam ilmu ekonomi, teori perilaku konsumen ini dianalisis dengan menggunakan dua
macam pendekatan, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna
ordinal.

B. Pendekatan Nilai Guna Kardinal


Merujuk buku Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi terbitan PT
Grafindo Media Pratama, pendekatan kardinal (Cardinal Approach) menyatakan bahwa
utilitas dapat diukur secara langsung melalui angka-angka. Asumsi dalam pendekatan ini,
antara lain:
• Konsumen bertindak rasional (ingin memaksimalkan kepuasan sesuai dengan batas
anggarannya);
• Pendapatan konsumen tetap;
• Uang memiliki nilai subjektif yang tetap.
Beberapa konsep mendasar yang digunakan dalam pendekatan kardinal, yaitu Total
Utility (TU) dan Marginal Utility (MU). Utilitas total adalah yang dinikmati konsumen dalam
mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
Sementara utilitas marjinal adalah pertambahan utilitas yang dinikmati oleh konsumen
dari setiap tambahan satu unit barang dan jasa yang dikonsumsi.

C. Pendekatan Nilai Guna Ordinal


Pendekatan ordinal menganggap bahwa utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup
untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang
diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa.
Pendekatan ini dapat dianalisis dengan menggunakan kurva indiferen (indifference
curve) dan garis anggaran (budget line). Dikutip dari buku Membuka Cakrawala Ekonomi oleh
Imamul Arifin, berikut penjelasannya:
1. Kurva indiferen
Kurva indifieren adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam barang
konsumsi yang memberikan tingkat utilitas yang sama. Misalnya, seorang konsumen membeli
sejumlah barang berupa makanan dan pakaian, lalu berusaha mengombinasikan keduanya
untuk menghasilkan utilitas yang sama.

2. Garis anggaran
Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua macam
barang yang berbeda oleh konsumen dengan pendapatan yang sama. Persamaannya dapat
dituliskan dalam bentuk: I = Px . X + Py . Y.
Analisis SWOT
A. Pengertian
Analisis SWOT adalah metode untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) suatu perusahaan. Analisis ini
berguna untuk menentukan strategi dan arah perusahaan pada masa depan serta melakukan
perencanaan strategis sebelum menjalankan aktivitas bisnis.
Analisis SWOT dilakukan melalui proses identifikasi sejumlah faktor yang memengaruhi
kinerja perusahaan, yaitu:
• Kekuatan: ditentukan berdasarkan faktor internal yang membuat perusahaan lebih
unggul dari kompetitor.
• Kelemahan: ditentukan dari faktor internal yang membuat perusahaan kurang unggul
daripada pesaingnya.
• Peluang: ditentukan dari faktor eksternal yang dapat diambil perusahaan untuk
meningkatkan kinerjanya.
• Ancaman: ditentukan berdasarkan faktor eksternal yang dapat mengancam kinerja
perusahaan.

B. Sejarah
Albert Humphrey mengembangkan analisis SWOT pada tahun 1960-an sebagai bagian
dari proyek penelitian yang didanai oleh Fortune 500 perusahaan. Humphrey adalah seorang
peneliti di Stanford Research Institute (SRI) di California, AS.
Humphrey dan timnya mengumpulkan data dari sekitar 100 perusahaan dan mengevaluasi
kinerja perusahaan. Hasil analisis tersebut menemukan bahwa perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik cenderung memiliki kekuatan internal serta peluang eksternal yang baik.
Mereka juga menemukan bahwa perusahaan yang kurang sukses cenderung memiliki
kelemahan internal dan ancaman eksternal yang kuat.

C. Tujuan
1. Memudahkan Pemetaan Faktor-Faktor Penting
2. Memprediksi Berbagai Masalah yang Mungkin Timbul
3. Mengetahui Posisi Perusahaan di Tengah Pusaran Persaingan
4. Memberi Kesempatan untuk Perusahaan Berkembang Lebih Pesat
5. Memudahkan Pengambilan Keputusan
D. Manfaat
1. Mengatasi masalah internal Perusahaan
2. Memperluas jaringan dan membangun relasi bisnis
3. Menghindari kerugian
4. Membuat inovasi dan mengembangkan Perusahaan
5. Analisa keuangan Perusahaan

E. Fungsi
Fungsi juga tujuan dari SWOT adalah untuk menemukan aspek-aspek penting dari
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui
empat aspek tersebut, diharapkan dapat memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,
mengurangi ancaman, dan membangun peluang-peluang di masa depan.
RD Jatmiko menyebutkan tujuan penggunaan analisis SWOT adalah, “…agar
organisasi/perusahaan tersebut mampu memanfaatkan informasi perubahan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitifnya di masa depan.” (RD. Jatmiko, 2003: 30)
Sedangkan Sondang P. Siagian dalam bukunya manajeman strategis menyebutkan bahwa,
“Analisis SWOT bertujuan untuk menggambarkan kuantitas dan kualitas berbagai sumber daya
atau mungkin dikuasainya untuk dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan strategi yang telah
ditentukan.” (Sondang P. Siagian, 1998: 32)

F. Cara Penggunaan
1. Tentukan Tujuan yang akan Dicapai Secara Rinci, Jelas, dan Rasional
2. Buat Diagram atau Matriks Analisa SWOT

3. Bentuk Tim Perencana dan Lakukan Brainstroming


4. Susun Pertanyaan Penting dalam Empat Unsur Analisa SWOT
• Strength: tim digital marketing, respons pelanggan di media sosial, strategi yang
membuat aktivitas digital marketing sebelumnya berhasil, dan kelebihan bisnis
kamu.
• Weakness: kekurangan tim digital marketing, faktor kerugian, respons negatif
pelanggan di media sosial dan beberapa faktor internal bisnis lainnya.
• Opportunities: perkembangan tren, acara atau event untuk meningkatkan
engagement, dan kebutuhan pelanggan.
• Threats: kompetitor, perkembangan teknologi pemasaran yang masif, perilaku
konsumen, masalah dalam bisnis serta solusi.
5. Lakukan Langkah Strategi Kombinasi SWOT
Contoh kombinasinya sebagai berikut:
• Kombinasi Strength dan Opportunity berarti bisnismu memiliki kekuatan dan peluang
besar sehingga bisa menerapkan strategi digital marketing yang cukup agresif.

• Kombinasi Strength dan Threat berarti bisnismu memiliki faktor internal yang kuat,
tetapi ancaman eksternal juga tidak kalah kuat. Pilihlah strategi diferensiasi digital
marketing agar bisnismu makin menonjol dan lebih unik daripada kompetitor.

• Kombinasi Weakness dan Threat berarti bisnismu memiliki kelemahan dan


mendapatkan banyak ancaman. Kamu harus memanfaatkan strategi yang aman dan
mengurangi kelemahan tersebut agar bisa mengantisipasi ancamannya.

• Kombinasi Weakness dan Opportunity berarti bisnismu memiliki kelemahan, tetapi


masih ada peluang besar untuk kesuksesan. Cobalah strategi pemasaran yang inovatif
dan terus berkembang sebagai bukti bahwa bisnismu tetap bertahan di tengah ancaman
pasar.
Daftar Pustaka
1. https://www.investopedia.com/terms/i/indifferencecurve.asp
2. https://www.toppr.com/guides/business-economics/theory-of-consumer-
behavior/indifference-curve/
3. https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/21/125950569/mengenal-kurva-
isoquant-dan-isocost#google_vignette
4. https://tirto.id/teori-perilaku-konsumen-bunyi-hukum-gossen-1-dan-2-serta-
contohnya-glZg
5. https://kumparan.com/berita-bisnis/mengenal-pendekatan-nilai-guna-kardinal-dan-
ordinal-20n0eqrdGHw/full
6. https://www.gramedia.com/best-seller/analisa-swot/#google_vignette
7. https://greatnusa.com/artikel/analisa-swot-adalah/
8. https://frconsultantindonesia.com/id/apa-sih-manfaat-tujuan-dan-fungsi-dari-analisis-
swot/

Anda mungkin juga menyukai