Disusun Oleh :
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Perilaku
Konsumen”. Pada makalah ini penulis mengambil dari berbagai sumber dan referensi oleh
sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga
pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Di dalam
pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai Teori Perilaku Konsumen.
3
3. Bagaimana menentukan tingkat kepuasan konsumen yang maksimum dengan kurva
indiferen dan budget line (keseimbangan konsumen)?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. (Wikipedia: 2016)
Teori perilaku konsumen (Consumer behaviour) adalah teori yang mempelajari pola
perilaku konsumen dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya.
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat
membeli barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu. Teori ini dikembangkan
dalam dua bentuk, yaitu: teori nilai guna (utiliti) dan analisis kepuasan sama.
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan, yakni;
pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal
Perilaku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan
memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu
kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna
(kepuasan) yang sama.
5
diturunkan dari Total Utility, di mana Total Utility menunjukkan jumlah kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsi berbagai jumlah barang.
TU = f (X1, X2, ...., Xn)
Apabila hanya ada satu barang yang dikonsumsi maka: TU = f (X)
Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk
menunjukan bahwa tingka konsumennya, yaitu :
Hukum Gossen I
Hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,
utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan
konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”
6
Contoh:
Utilitas dari memakan mangga dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat
Anda pertama kali makan, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 30 util. Demikian
juga, pada saat Anda memakan mangga ketiga nilai tingkat utilitas Anda naik lagi
menjadi 65 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk mangga keempat nilai tingkat
utilitasnya menjadi 75 util, untuk mangga kelima nilai tingkat utilitasnya menjadi 83
dan seterusnya. Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel akan tampak
sebagai berikut:
Jika data dari di atas dibuat kurva akan tampak sebagai berikut:
Hukum Gossen II
7
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan
tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai
tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding
harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”
Adapun untuk barang yang memiliki harga berbeda berlaku rumus sebagai berikut:
= 0,1=0,1=0,1
Contoh :
8
1. Diketahui fungsi nilai guna total suatu produk yang dikonsumsi seseorang adalah
TU=1000 x−5 x 2
a) Berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai kepuasan maksimum?
b) Jika harga X per unit Rp. 100, berapa unit X harus dikonsumsi agar tercapai
kepuasan maksimum?
Jawab :
TU=1000 (100)−5(100)2
TU = 50.000
b) Jika ada harga, maka syarat kepuasan maks
MU x =P x
1000-10X = 100
900 = 10X
X = 90
Jadi, kepuasan maksimum pada X=90 dengan P=100
9
Pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang
diperoleh konsumen terhadap berbagai pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui
seberapa besar kepuasan itu sendiri.
Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama
(indifference curve) dan garis anggaran (budget line). Dalam teori perilaku
konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen menurut
Koutsoyiannis (1985:17) teori indifference-curves adalah :
Rasionalitas. Konsumen diasumsikan rasional: ia berusaha memaksimumkan
utilitinya, berdasarkan pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga
diasumsikan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang semua informasi yang
relevan.
Utiliti adalah ordinal. Konsumen dianggap dapat menyusun secara urut (rank)
pilihan-pilihannya terhadap berbagai kelompok barang (basket’s of goods)
berdasarkan tingkat kepuasan setiap kelompok.
Tingkat substitusi marginal yang menurun (diminishing marginal rate of
substitution). Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen,
yang diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal ini menunjukkan
bahwa slope kurve indiferen adalah menaik. Slope kurve indiferen ini disebut
tingkat substitusi marginal dari suatu komoditi. Teori kurve indiferen didasarkan
pada aksioma ini.
Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang dikonsumsi. Secara
matematis ditulis: U = f(q1 ,q2 ,q3, ……, qn).
Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan. Konsumen diasumsikan dalam
pilihannya, yaitu, jika pada suatu waktu ia memilih kelompok barang A dari pada
kelompok B, ia tidak akan memilih kelompok barang B dari pada kelompok A
pada saat yang lain. Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B,
maka B > A. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih
disukai dari pada C, maka A lebih disukai dari pada C. Asumsi ini dapat ditulis
dengan simbol: Jika A>B, dan B>C, maka A>C.
10
(atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen. Dalam teori ini terdapat asumsi
yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa harus
mengatakan bagaimana ia memilihnya.
Secara sederhana kurva indifferen dapat dilihat pada gambar di bawah ini,
11
Keterangan :
Titik A (X1,Y1), B(X2,Y2), C(X3,Y3), dan titik lain di sepanjang kurva indiferen
menunjukkan pilihan konsumen atas konsumsi barang X dari barang Y, yang
memberikan kepuasan setara.
Contoh perhitungan :
Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat
utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang.
12
Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan
atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol. Dengan kata lain,
semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang
diberikan oleh kombinasi kedua barang.
ketika konsumen mempunyai barang Y relatif banyak dan barang X relatif sedikit
maka untuk menaikkan konsumsi satu unit barang X diperlukan pengorbanan atau
pengurangan konsumsi barang Y yang banyak; akan tetapi semakin banyak
barang X yang telah diperoleh, semakin sedikit pengorbanan barang Y untuk
memperoleh tambahan satu unit barang X berikutnya.
13
Perubahan harga dan pendapatan pada budget line
Apabila terjadi perubahan pada harga akan menyebabkan perubahan pada budget
line maka garis anggaran akan berayun ke atas atau ke bawah. Misal, harga
barang X naik sedangkan harga barang Y dan penghasilan (M) tidak berubah
maka garis anggaran akan berayun ke bawah. Jika harga barang X turun
sedangkan harga Y dan penghasilan (M) tidak berubah maka garis anggaran
berayun ke atas (lihat gambar di bawah). Apabila harga barang Y dan X berubah
secara proporsional maka garis anggaran akan bergeser sejajar.
14
Contoh : Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah Rp.
200.000, sedangkan harga barang X adalah Rp. 20.000 dan harga barang Y adalah Rp.
8.000, maka fungsi anggarannya adalah?
Jawab :
I Px
Fungsi garis anggaran Y =
Py ( )
−
Py
X
I = Rp. 200.000
Px = Rp. 20.000
Py = Rp. 8.000
I Px
Sehingga, Y =
Py
−( )
Py
X
200.000 20.000
Y=
8.000
− (
8.000
X )
Y =25−2,5 X
15
Misal X adalah 0, 2, 4, 6, 8, dan 10. Lalu disubtitusikan nilai X pada fungsi budget line.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Membuat kurva, fungsi garis anggaran berbentuk linear sehingga untuk membuat
kurvanya dengan menghubungkan dua titik akhir kurvanya. Untuk titik akhir 1 pada X =
0 dan titik akhir 2 pada Y = 0.
Membuat titik akhir 1 dengan mensubtitusikan X = 0 ke fungsi budget line berikut:
Y = 25-2,5X
Y = 25-2,5(0)
Y = 25
Jadi, titik akhir 1 adalah (0,25).
Membuat titik akhir 2 dengan mensubtitusikan Y=0 ke fungsi budget line
Y = 25-2,5X
0 = 25-2,5X
2,5X = 25
X = 25/2,5 = 10
Jadi, titik akhir 2 adalah (10,0)
16
2.3 Keseimbangan Konsumen
Keseimbangan konsumen akan digambarkan dengan persinggungan antara Budget
Line dan Indefference curve. Persinggungan antara Budget Line dan Indefference curve
ini akan menggambarkan kombinasi barang yang diinginkan konsumen, berarti dicapai
kepuasan maksimum.
Tingkat kepuasan konsumen maksimum dicapai pada konsumsi kombinasi barang Y
dan X yang terletak pada titik singgung antara garis anggaran dan kurve kepuasan sama
(indifference curve) dari konsumen yang bersangkutan.
Pada titik keseimbangan itu berlaku : slope budget line = slope IC (indifference curve)
M = U = f (X,Y) + λ( I –X . Px –Y .Py )
Penyelesaiannya adalah:
dM / dX = 0 atau U x– λPx = 0
dM / dY = 0 atau U x– λPy = 0
17
dM / dI = 0 atau I – X . Px –Y . Py = 0
Dimisalkan konsumen tersebut akan berbelanja sebanyak Rp. 150.000. Barang yang
dikonsumsinya adalah makanan dan pakaian dimana harga masing-masing barang
tersebut adalah Rp. 2500 dan Rp. 3000. Tentukanlah kombinasi keseimbangan yang
dapat memberikan kepuasan paling tinggi dengan anggaran yang tersedia.
Jawab :
Anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kombinasi dapat dihitung dengan rumus
berikut : I = X .Px + Y . Py.
Kombinasi 1 = (10×2500) + (10×3000) = Rp. 55.000
Kombinasi 2 = (20×2500) + (20×3000) = Rp. 110.000
Kombinasi 3 = (30×2500) + (25×3000) = Rp. 150.000
Kombinasi 4 = (40×2500) + (40×3000) = Rp. 220.000
Kombinasi 5 = (50×2500) + (50×3000) = Rp. 275.000
Kombinasi 6 = (60×2500) + (60×3000) = Rp. 330.000
18
Dari tabel dan perhitungan di atas diketahui bahwa kombinasi 3 membutuhkan
anggaran 150.000. Kebutuhan anggaran ini sama dengan anggaran atau dana yang
disediakan oleh konsumen. Kombinasi 3 terdiri dari 30 barang x (makanan) dan 25
barang y (pakaian). Artinya, anggaran Rp. 150.000 digunakan untuk membeli 30 unit
makanan dan 25 unit pakaian.
Kurva memberi
U4
kepuasaan yang lebih tinggi daripada kurva kepuasan sama lainnya. Tetapi kurva ini
berada di atas garis anggaran pengeluaran. Dengan demikian gabungan makanan dan
pakaian yang ditunjukkannya tidak dapat dibeli oleh pendapatan yang tersedia. Jadi
kurva U 4 menunjukkan tingkat kepuasan yang tidak dapat dijangkau oleh konsumen.
19
Sekiranya konsumen ingin mengkonsumsi gabungan barang seperti yang ditunjukkan
oleh titik A, B, C atau D maka kepuasannya belum mencapai tingkat yang maksimum.
Karena, kalau konsumen itu bergerak sepanjang garis anggaran pengeluaran masih ada
titik lain yang berada pada kurva kepuasan sama yang lebih tinggi. Titik tersebut adalah
titik E yang terletak pada kurva U 3. Tidak ada titik lain yang terletak pada garis anggaran
pengeluaran dan terletak pula pada kurva kepuasan sama yang lebih tinggi dari U 3. Titik
E menunjukkan bahwa gabungan barang yang memberi kepuasan maksimum terdiri dari
30 unit makanan dan 25 unit pakaian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro
Engel, James F, BlackWell Roger D, Miniard Paul W..1994. Perilaku Konsumen,
Jakarta, Binarupa Aksara.
21
22