Siapa yang dapat dan perlu menerapkan standar ISO 14000 tersebut?
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi, pada prinsipnya
dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak
organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen,
masyarakat, investor,dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan.
mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama
dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian
berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak
organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra
organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa
perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.
Standar ISO 14001 adalah satu-satunya standar dalam ISO seri 14000 yang dapat dijadikan
persyaratan sertifikasi, namun penerapan standar ISO 14001 tidak secara otomatis harus
mendapatkan sertifikasi. Standar ISO 14001 memuat komponen dan proses berjalannya sistem
manajemen terhadap aspek lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa suatu organisasi. Suatu
organisasi yang menerapkan SML mengikuti standar ISO 14001 dapat mengajukan permohonan
sertifikasi ISO 14001 kepada Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. Lembaga Sertifikasi
selanjutnya akan mengevaluasi kesesuaian SML organisasi yang bersangkutan dengan standar ISO
14001 dan juga efektivitas SML tersebut.
Banyak pihak mempunyai persepsi yang kurang tepat terhadap SML dan sertifikasinya,
a.l. sbb:
2. Sertifikasi ISO 14001 tidak diberikan oleh pihak Pemerintah, tetapi oleh Lembaga Sertifikasi
yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang berwenang, mengikuti aturan main yang
disepakati secara internasional. Oleh karena itu, Lembaga Sertifikasi-lah yang
bertanggungjawab langsung menjamin ketepatan pemberian sertifikat ISO 14001.
4. Perolehan sertifikat ISO 14001 bukan merupakan tujuan akhir penerapan SML, namun
merupakan salah satu tahap awal dalam mewujudkan proses perbaikan secara sistematis
dan berkelanjutan. Organisasi yang menerapkan SML tanpa sertifikasi pun dapat juga
mewujudkan proses yang sama.
Peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam penerapan ISO 14000 di Indonesia
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia, KLH menyadari potensi
penerapan standar ISO 14000 bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia
serta peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh
karena itu, KLH mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia.
Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Seiring dengan
pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan
pihak swasta yang kompeten, maka KLH mengharapkan agar peran motor penggerak penerapan
standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan
oleh pihak swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang
dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, KLH pada saat ini
mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang
diberikan adalah efektifitas penerapan SML, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang
tidak.
Bagaimana kedudukan dan kaitan ISO 14000 dengan peraturan perundang-undangan lingkungan
hidup?
Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000 diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan oleh organisasi pelaksana
kegiatan/usaha. KLH senantiasa membuka dialog dengan berbagai pihak berkepentingan, khususnya
para praktisi yang terlibat langsung dalam penerapan standar ISO 14000, untuk meningkatkan
sinergi dari penerapan standar ISO 14000 dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan
Tanggapan dari berbagai pihak (dunia usaha, Pemerintah, masyarakat) di Indonesia terhadap
sertifikasi ISO 14001
Pada saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 230 sertifikat ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai
Lembaga Sertifikasi kepada beragam organisasi di Indonesia. Di bandingkan dengan negara lain,
jumlah ini masih relatif kecil. Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia usaha adalah biaya
sertifikasi. Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik untuk
mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi. Sementara
itu, dari pihak Pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami standar ISO
14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu
semakin ditingkatkan.
Sejauhmana penerapan standar ISO 14000 dapat memberikan kontribusi terhadap isu-isu
lingkungan populer yang sedang kita hadapi saat ini atau terhadap upaya pelestarian LH pada
umumnya?
Kita perlu memahami bahwa penerapan standar ISO 14000 tidak akan secara langsung dan segera
memberikan hasil nyata perbaikan kinerja lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup. Potensi
perbaikan bersifat bertahap, namun sistematis dan berkelanjutan, serta efisien. Proses bertahap
inilah yang diharapkan dapat mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Terkait dengan isu lingkungan populer saat ini, pihak-pihak terkait dapat menerapkan standar ISO
14000 yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungannya.
Standar ISO 14000 merupakan investasi bersama, yang merupakan hasil rumusan para pakar dan
praktisi berpengalaman di seluruh dunia. Seyogyanya kita di Indonesia dapat memanfaatkan standar
tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan bersama