ECON 6032
Managerial Economics
Week 3
The Function of Theory Individual
Behavior in Managerial Decision
OUTLINE MATERI :
• Consumer Behavior
• Consumer Equilibrium
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Teori perilaku konsumen diperlukan oleh manajer
(produsen) untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan terutama di bidang
pemasaran. Analisis konsumen merupakan dasar yang sangat penting dalam pemasaran dan
periklanan. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan
konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan.
Produsen tidak hanya dituntut untuk menciptakan sebuah produk, tetapi harus
menciptakan produk yang memiliki nilai tambah atau nilai lebih dan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen, maka produsen akan
mampu memberikan kepuasan kepada para konsumen. Tujuan yang ingin dicapai konsumen
adalah kepuasan maksimum. Perilaku konsumen timbul akibat adanya kendala keterbatasan
pendapatan di satu sisi dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-
banyaknya agar diperoleh kepuasan maksimal di sisi yang lainnya.
1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu menajer
dalam:
a. menyusun bauran pemasaran.
b. Menentukan segmentasi
c. defferensiasi dan product positioning.
d. menyediakan dasar analisisi lingkungan
e. mengembangkan riset pemasaran.
2. Analisis konsumen memainkan peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik.
3. Pengetahuan mengenai perilakuk konsumen mengembangkan kemampuan konsumen
untuk menjadi konsumen yang lebih efektif.
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan tentang perilaku manusia.
5. Studi perilaku konsumen memberikan 3 jenis informasi, yaitu:
Pendekatan nilai guna kardinal (cardinal utility) sering disebut sebagai teori nilai
subyektif (subjective value theory) atau disebut juga pendekatan marginal utility.
a. Utility atau kepuasan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang
atau jasa dapat diukur.
b. Berlaku “Law of Diminishing Marginal Utility” menyatakan bahwa :
Semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi oleh seseorang semakin besar pula
utility (kepuasan) yang akan diperolehnya, tetapi tingkat pertambahan kepuasan
(marginal utility) yang diperolehnya semakin lama semakin kecil. Suatu saat
marginal utility-nya mencapai nol dan total utility-nya akan maksimum. Apabila
penambahan konsumsi barang tersebut dilanjutkan, maka marginal utility-nya
akan negatif dan total utility-nya akan menurun.
Pendekatan nilai guna ordinal (ordinal utility) yang sering disebut dengan analisis
kurva indifference (indifference curve analysis).
Asumsi pendekatan
an cardinal :
1. Konsumen
onsumen mempunyai pola preferensi terhadap
te barang-barang
barang konsumsi
(misalnya barang X dan Y) yang dinyatakan dalam bentuk peta kurve kepuasan
sama (Indifference Map atau kumpulan
Indifference Curve Map) mpulan dari kurve kepuasan sama.
2. Konsumen
onsumen mempunyai jumlah uang tertentu (= pendapatan tertentu)
3. Konsumen
onsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
1. Rasionalitas.
Konsumen diasumsikan rasional: ia ber
berusaha
usaha memaksimumkan utilitinya,
berdasarkan pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga diasumsikan
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang semua informasi yang relevan.
2. Utiliti adalah ordinal.
Konsumen dianggap dapat menyusun secara urut (rank) pilihan
pilihan-pilihannya
terhadap berbagai kelompok barang (basket’s of goods) berdasarkan tingkat
kepuasan setiap kelompok.
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|5
3. Tingkat substitusi marginal yang menurun (diminishing marginal rate of
substitution).
Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen, yang
diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa
slope kurva indiferen adalah menaik. Slope kurva indiferen ini disebut tingkat
substitusi marginal dari suatu komoditi. Teori kurve indiferen didasarkan pada
aksioma ini.
4. Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang dikonsumsi. Secara
matematis ditulis: U =f(q1 ,q2 ,q3, ……, qn).
5. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan.
Konsumen diasumsikan dalam pilihannya yaitu, jika pada suatu waktu ia memilih
kelompok barang A dari pada kelompok B, ia tidak akan memilih kelompok
barang B dari pada kelompok A pada saat yang lain.Asumsi konsistensi dapat
ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B > A.
Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada
C, maka A lebih disukai dari pada C. Asumsi ini dapat ditulis dengan simbol: Jika
A>B, dan B>C, maka A>C.
6. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
1.2. Teori preferensi konsumen
Preferensi konsumen dapat diartikan sebagai pilihan untuk memiliki atau tidak oleh
seseorang terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler (2011),
preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang
ada. Teori preferensi ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan dari konsumen.
Misalnya, seseorang ingin mengkonsumsi produk dengan sumber daya terbatas maka ia harus
memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh menjadi optimal.
Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan.
Prinsip ini menjelaskan bahwa apabila seorang konsumen mengonsumsi lebih banyak
barang maka kepuasan konsumen tersebut akan meningkat. Hal ini dapat di jelaskan
melalui kurva indiferen (indifference curve) yang semakin meningkat akan
memberikan kepuasan yang lebih baik. Sehingga konsumen akan menambah terus
konsumsinya demi mencapai kepuasan sebesar-besarnya meskipun keterbatasan
anggaran (budget constraint) akan selalu membatasi peningkatan indifference curve.
5. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di
bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar di atas. Dengan demikian tiap
orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua situasi dan kondisi mulai
dari yang paling disenangi hingga yang paling tidak disukai dari bermacam
barang/jasa yang tersedia. Seseorang yang rasional akan memilih barang yang paling
disukainya. Dengan kata lain dari sejumlah alternatif yang ada, orang lebih cenderung
memilih sesuatu yang dapat memaksimalkan kepuasannya. Konsep preferensi
konsumen ini sejalan dengan konsep barang yang lebih diminati memberikan
kepuasan yang lebih besar dari barang yang kurang diminati.
Dari sejumlah alternatif yang ada, orang lebih cenderung memilih alternatif yang
memaksimumkan kepuasannya.
Gambar 2.
2 Marginal Rate of Substitution/MRS
Demikian juga bila ada perpindahan dari titik B ke titik C, ia akan secara sukarela
memberikan 16,67 unit barang Y yang sedianya akan dikonsumsi pada titik B.
Nilai absolute dari kemiringan ini disebut tingkat substitusi marginal (marginal rate of
substitution, MRS).
Jadi dapat dikatakan bahwa MRS (dari barang X untuk barang Y) antara
ara titik A dan titik B
adalah 50. Artinya seseorang bersedia menukarkan 50 barang Y guna memperoleh tambahan
satu unit barang X.
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|9
2. Budget Constraint
Budget constraint (kendala anggaran) merupakan beberapa kombinasi dari dua komoditi
yang dapat dibeli (dikonsumsi) oleh konsumen
konsumen. Teori konsumen mengguna
menggunakan
konsep kendala anggaran dan peta preferensi untuk menganalisis pilihan konsumen. Kedua
konsep ini memiliki representasi secara grafis.
M = Px.Qx + Py.Qy
Kemiringan (slope) kurva M adalah negative, yang merupakan rasio Px dan Py. Secara
grafis, kurva budget line seperti nampak pada Gambar 3.
• Opportunity Set
– The set of consumption bundles
that are affordable.
PxX + PyY ≤ M.
• Budget Line
– The bundles of goods that exhaust
a consumers income.
PxX + PyY = M.
• Market Rate of Substitution
– The slope of the budget line
-Px / Py
Perubahan garis anggaran dapat disebabkan oleh perubahan harga barang X atau barang
Y dan perubahan pendapatan/ anggaran. Perubahan harga dan
an pendapatan akan
mempengaruhi daya beli konsumen. Perubahan diukur dari besar luas bidang segi tiga yang
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|10
dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, maka daya beli
meningkat, begitu juga sebaliknya.
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|11
3. Keseimbangan Konsumen
Tujuan seorang konsumen yang rasional ialah mendapatkan kepuasan yang maksimum
dari suatu barang yang dikonsumsinya. Seorang konsumen yang mencapai kepuasan yang
maksimum dari mengkonsumsi suatu barang, dikatakan
dikatakan konsumen tersebut berada dalam
kondisi keseimbangan (equilibrium
equilibrium).
MU X MU Y
= dengan budget constraint : M = PX.QX + PY.QY
PX PY
Dimana,
Gambar 6.
6 Keseimbangan konsumen
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|12
3.1. Perubahan Keseimbangan Konsumen
Efek total adalah perubahan jumlah yang diminta konsumen yang ditunjukkan dengan
pergerakan dari satu titik keseimbangan ke titik keseimbangan yang lain, dan merupakan
penjumlahan kedua efek tersebut.
Perbedaan efek subtitusi dan efek pendapatan dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior, atau giffen. Pengertian
barang normal adalah barang yang memiliki efek pendapatan selalu positif, sedangkan barang
superior dapan ditentukan bila efek pendapatan lebih besar daripada nilai absolut efek
subtitusi apabila efek pendapatan negative dan lebih besar daripada nilai absolut efek
subtitusi maka akan menimbulkan efek total yang negative pula. Jenis barang ini disebut
sebagai barang giffen. Gejala tidak berlakunya hukum permintaan pada barang giffen disebut
Efek subtitusi digambarkan sebagai pergeseran garis anggaran pada sebuah kurva
indiferensi yang tetap, sedangkan efek pendapatan digambarkan sebagai pergeseran parallel
dari garis anggaran. Penjelasan secara grafis
gr dapat dilihat pada Gambar 7.
IE
SE
Normal Inferior
Good Good
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|14
4. Hubungan antara indeference curve analysis and demand curves
Kurva berlereng menurun dapat dicari dengan menggunakan analisis kurva indiferensi
dan garis kendala anggaran. Mula-mula keseimbangan kepuasan maksimal konsumen pada
titik E0 yaitu persinggungan kurva indiferensi I0 dengan garis kendala anggaran BL0. Pada
harga P0X kuantitas X yang diminta sebesar X0 dan kuantitas Y yang diminta sebesar Y0.
Ketika harga barang X turun dari P0X menjadi P1X maka garis kendala anggaran berotasi
berlawanan dengan arah jarum jam dari BL0 menjadi BL1 sedangkan harga barang Y
dianggap tetap konstan. Keseimbangan konsumsi sekarang adalah pada titik E1yaitu titik
singgung baru antara BL1 dan I1. Pada harga P1X , kuantitas barang X yang diminta sebesar
X1 dan barang Y yang diminta tetap sebesar Y1. Jika titik-titik keseimbangan konsumen
tersebut dihubungkan maka akan diperoleh kurva konsumsi harga (KKH). Jika kurva
konsumsi harga tersebut diturunkan pada sumbu X kuantitas barang X dan sumbu Y pada
harga barang X maka diperoleh kurva permintaan barang X. Ketika harga barang X turun
maka jumlah barang X yang diminta konsumen lebih banyak. Hal ini dapat digambarkan
melalui Gambar 8.
ECON6032 – Managerial
nagerial Economics
Economics|16
SIMPULAN
Teori perilaku konsumen perlu dipelajari oleh seorang manajer untuk menentukan
strategi pemasaran produk yang dihasilkannya. Dalam pasar yang semakin intensif tingkat
persaingannya, dan tuntutan konsumen yang semakin tinggi, pemahaman manajer akan
konsumen sangat diperlukan. Untuk itu perlu dipelajari pengetahuan tentang perilaku
konsumen untuk memuaskan konsumen dan memenangkan persaingan.
Jadi, konsep perilaku konsumen merupakan kajian-kajian yang sangat mendasar dalam
seluruh kegiatan pemasaran. Di samping itu, perilaku konsumen adalah dasar untuk
membangun keunggulan kompetitif.