Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

TEORI PERILAKU KONSUMEN


PENDEKATAN ORDINAL

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fakultas Ekonomi dan Manajemen AMYARDI.SH.SE.MM.
Bianis
07
Abstract Kompetensi

Mata Kuliah ini membahas tentang hal Mahasiswa diharapkan memiliki


– hal yang berhubungan dengan wawasan yang luas dan mampu
perilaku konsumen dengan teori menjelaskan hal – hal yang
ordinal. Penekanan dalam berhubungan dengan teori perilaku
pembahasan modul ini adalah untuk konsumen dengan pendekatan teori
menjelaskan bagaimana pilihan ordinal atau teori kepuasan yang sama.
konsumen terhadap kombinasi barang Mahasiswa diharapkan memiliki
yang dikonsumsi sehingga atas pilihan pengetahuan dan memahami teori
itu konsumen mendapatkan kepuasan ordinal sebagai salah satu teori yang
yang maksimum. menjelaskan tentang bagaimana pilihan

1
Untuk itu akan dibahas kurva konsumen terhadap dua jenis barang
kepuasan yang sama sebagai kurva ataupun jasa yang dapat memberikan
yang menunjukkan kombinasi dua jenis kepuasan yang maksimum.
barang yang memberikan kepuasan
yang sama disepanjang kurva Disamping itu juga diharapkan
tersebut. Juga dengan menggunakan mahasiswa mampu menjelaskan kurva
bantuan kurva indiferen kita jadikan indiferen sebagai kurva yang
sebagai pemeringkat tingkat kepuasan, menggambarkan kombinasi dua jenis
dimana semakin jauh dari titik original barang yang memberikan kepuasan
maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang sama dan juga memahami
yang diperoleh konsumen. bagaimana kemiringan kurva indiferen
itu merupakan tingkat pergantian dari
Dan pada bagian ini juga akan dibahas dua jenis barang yang tetap
budget line yang merupakan sebuah memberikan keupasan yang sama bila
garis yang menggambarkan batas pergantian itu dilakukan disepanjang
kemampuan konsumen untuk membeli kurva indiferen.
Mahasiswa juga harus memahami
dua jenis barang sesuai dengan bagaimana cara menggambarkan garis
anggaran yang tersedia. Garis anggaran sebagai garis yang
anggaran yang mempunyai kemiringan menggambarkan batas kemampuan
yang negatif dan besarnya kemiringan dalam membeli suatu barang dengan
garis anggaran adalah nilai dari ratio anggaran yang tersedia.
harga kedua barang yang hendak
dikonsumsi. Mahasiswa juga diharapkan memahami
bagaimana menentukan pilihan dua
jenis barang yang memberikan pilihan
yang optimal yang memberikan
kepuasan yang maksimum baik secara
pendekatan grafik maupun dengan
menggunakan perhitungan.

Skenario Perkuliahan :

 Naskah / Buku Referensi :

1. N. Gregory Mankiw, 2006, Pengantar Ekonomi MIkro, edisi 3, Salemba


Empat , Jakarta.
2. Pindyck, R.S and Rubinfield. D. 2012. Microeconomics, Eight Edition,
Pearson Education.
3. Sadono Sukirno , 2010 , MIKROEKONOMI Teori Pengantar ,
PT.RajaGrafindo Persada , Jakarta.
4. Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, 2005, TEORI EKONOMI MIKRO
Suatu Pengantar ,edisi ketiga. Lembaga Penerbit FEUI , Jakarta.
5. Michael Parkin, 2017 , Ekonomi Mikro, edisi kesebelas, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta
6. Soeharno, 2009, Teori Ekonomi Mikro, Penerbit Andi Yogyakarta.

2
 Tujuan Mat
 a Kuliah :
Mata Kuliah ini memberikan pemahaman kepada Mahasiswa agar
memiliki wawasan yang luas dan mampu menjelaskan hal – hal yang
berhubungan dengan perilaku konsumen dengan pendekatan teori ordinal
dalam menentukan pilihan terhadap barang maupun jasa yang
dikonsumsi sehingga atas pilihannya itu konsumen dapat memperoleh
kepuasan yang maksimum. Terhadap hal tersebut akan dikaji dengan
memperhatikan hal-hal :
 Bahan kajian :
1. Teori Perilaku Konsumen : Pendekatan Ordinal
2. Defenisi Kurva Indiferen
3. Ciri-ciri Kurva Indiferen
4. Marginal Rate of Substitusi
5. Peta Kurva Kepuasan
6. Budget Line
7. Keseimbangan Konsumen

DESKRIPSI – MATA KULIAH


Ada beberapa hal yang harus diterangkan dalam teori perilaku konsumen
dengan pendekatan ordinal yang menggunakan pendekatan kurva kepuasan
yang sama (indiferen curve) dan garis anggaran untuk menjelaskan titik
keseimbangan konsumen yang menunjukkan kombinasi dua jenis barang yang
memberikan kepuasan maksimum atau maksimum ulitity, sebagai berikut :
Pertama, Memahami Pengertian teori perilaku konsumen dengan pendekatan
ordinal Kedua, Mendefenisikan kurva indiferen dan gambar dari kurva indiferen ,
Ketiga, Menjelaskan ciri-ciri kurva indiferen. Keempat, menjelaskan tingkat
pergantian dua barang yang memberikan kepuasan yang sama disepanjang
kurva indiferen, sesuai dengan nilai MRS.Kelima, Menjelaskan peta kurva
kepuasan untuk menunjukkan peringkat kepuasan yang berbeda dengan
menggunakan pemetaan kurva kepuasan. Keenam, Menjelaskan garis anggaran
(Budget line). Ketujuh, Keseimbangan konsumen untuk menentukan pilihan
yang optimal dari kombinasi dua jenis barang yang memberikan kepuasan yang
maksimum bagi konsumen.

3
Modul 7 : Pengantar Ekonomi Makro

1. TEORI PRILAKU KONSUMEN : PENDEKATAN ORDINAL


Teori Kardinal mempunyai kelemahan dalam menentukan utilitas
yang diperoleh dari mengkonsumsi barang dalam bilangan (angka).
Dimana analisis utilitas marginal, memerlukan ukuran bilangan untuk
utilitas agar dapat menentukan kombinasi barang dan jasa yang
optimal. Ekonomi telah mengembangkan pendekatan lain yang lebih
umum terhadap utilitas dan perilaku konsumen, dan tidak
memerlukan bilangan tertentu pada setiap tingkat utilitas.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pendekatan Ordinal :
a. Asumsi Rasionalitas artinya dalam asumsi ini konsumen
berupaya memaksimumkan kepuasanya.
b. Asumsi kepuasan bersifat ordinal artinya meskipun kepuasan
tidak dapat diukur secara numerik, tetapi dapat diukur secara
ordinal, yaitu dapat dibandingkan/diranking.
c. Menurunnya Marginal Rate of Substitution X for Y atau MRS xy
dengan semakin bertambahnya jumlah barang X yang
dikonsumsi.
d. Fungsi kepuasan mempunyai bentuk : TU = f(X 1,X2,X3,…..Xn)
e. Asumsi konsistensi dan Transitivitas :
1). Konsistensi : Bila A > B maka haruslah B < A
2). Transitivitas : Bila A > B > C, maka A > C
Pendekatan ordinal hanya mensyaratkan bahwa konsumen mampu
membuat peringkat atas preferensi mereka terhadap berbagai
kombinasi barang dan jasa. Sebagai contoh. Konsumen harus dapat
mengatakan bahwa kombinasi A lebih disukai dibanding kombinasi
B, atau kombinasi B lebih disukai dibanding kombinasi A, atau
kedua kombinasi tersebut mempunyai tingkat freferensi yang sama.
Pendekatan ini lebih umum dan lebih fleksibel dibanding pendekatan
sebelumnya.

4
2. DEFENISI KURVA INDIFEREN
Kurva indiferen adalah pendekatan dalam studi tentang perilaku
konsumen yang tidak memerlukan ukuran bilangan untuk utilitas.
Kurva indiferen adalah kurva yang diperoleh dari titik-titik yang
menghubungkan berbagai kombinasi antara dua jenis barang yang
dapat memberikan tingkat kepuasan atau utilitas yang sama bagi
konsumen. Jadi, konsumen menganggap bahwa semua kombinasi
yang terdapat dalam suatu kurva indiferen mempunyai tingkat
preferensi yang sama. Mengingat berbagai kombinasi tersebut
menghasilkan tingkat utilitas yang sama, konsumen merasa indiferen
atau sama saja tentang kombinasi yang mana yang akan benar-
benar dipilih.

Menurut buku :

1. Pindyck S. Robert. Kurva indiferensi menunjukkan semua


kombinasi keranjang pasar yang memberikan tingkat kepuasan
yang sama kepada seseorang.

2. Mankiw N. Gregory. Kurva Indiferen adalah kurva yang


menggambarkan kombinasi konsumsi yang memberikan
konsumen tingkat kepuasan yang sama.

3. Sadono Sukirno. Kurva Indiferen atau kurva kepuaan sama


dapat didefenisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan
gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang
sama besarnya.

3. CIRI-CIRI KURVA INDIFEREN

Kurva indiferen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1). Kurva indiferen mencerminkan tingkat utilitas yang konstan,


sehingga konsumen akan merasa sama saja atau indiferen terhadap
kombinasi yang terdapat sepanjang suatu kurva.

2). Kurva Indiferen mempunyai slope negatif. Agar utilitas total tidak
berubah, kenaikan konsumsi suatu barang harus diimbangi dengan

5
penurunan konsumsi barang yang satunya, sehingga kurva indiferen
mempunyai slope negatif.

3). Karena adanya hukum tingkat substitusi marginal (marginal rate


of substitution x for y, MRS xy) yang menurun, kurva indiferen
melengkung ke bawah ke arah titik nol.

4). Kurva indiferen yang lebih tinggi mencerminkan tingkat utilitas


yang lebih tinggi atau kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai
dari pada kurva indiferen yang lebih rendah. Konsumen biasanya
lebih suka mengkonsumsi barang dalam jumlah yang lebih banyak
ini tercermin dalam kurva indiferen. Kurva indiferen yang lebih tinggi
melambangkan jumlah barang yang lebih banyak daripada kurva
yang lebih rendah. Dengan demikian, preferensi konsumen berada
pada kurva indiferen yang lebih tinggi.

5). Kurva indiferen tidak saling berpotongan

Untuk mengetahui mengapa demikian, kita andaikan ada kurva


indiferen yang saling berpotongan, seperti pada gambar 7.1.
Kemudian, karena titik A berada pada kurva indiferen yang sama
dengan titik B, kedua titik akan sama-sama memberi kepuasan
kepada konsumen. Namun demikian,karena titk B berada pada
kurva indiferen yang sama dengan titik C, kedua titik ini juga akan
memberi kepuasan yang sama kepada konsumen. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa titik A dan C dapat memberikan
kepuasan yang sama kepada konsumen, walaupun pada titik C
jumlah kedua barang lebih banyak. Halini bertolak belakang dengan
asumsi kita bahwa konsumen selalu lebih suka apabila konsumsi
mereka lebih banyak. Oleh karena itu, kurva indiferen tidak saling
berpotongan.

6
Jumlah Pepsi

0
Jumlah Pizza

Untuk lebih jelasnya kurva indiferen digambarkan sebagai berikut :

Gambar 7.2 : Lengkungan Kurva Indiferen

a
8 Kuva indiferen

b
4
c
3
d
2

X
0 1 2 3 5

7
Dalam kenyataannya konsumen memilih di antara ribuan barang dan
jasa, tetapi agar mudah dijelaskan, misalkan hanya ada dua barang,
barang Y dan barang X. Dalam gambar 7.1. sumbu horizontal mengukur
jumlah barang X yang dikonsumsi perminggu dan sumbu vertical
mengukur jumlah barang Y yang dikonsumsi seminggu. Titik a, sebagai
contoh, menunjukkan kombinasi konsumsi yang terdiri dari 1 barang X
dan 8 barang Y. misalkan Anda diberi pilihan berupa titik a atau
kombinasi lain yang terdapat pada kurva indifferen.

Pertanyaannya adalah dengan tidak mengubah utilitas total,


berapakah barang Y yang harus dikorbankan untuk mendapatkan
barang x yang kedua? seperti dapat kita lihat, bila bergerak dari titik a
ke titik b, Anda bersedia mengorbankan 4 barang Y untuk
mendapatkan barang X kedua. Utilitas marginal dari tambahan barang X
tersebut perminggu tepat sesuai dengan utilitas yang hilang karena
menurunkan konsumsi barang Y sebesar 4 unit per minggu. Jadi pada
titik b, Anda mengkonsumsi dua unit X dan 4 unit Y per minggu, dan
mempunyai tingkat utilitas total yang sama atau indifferen dengan
kombinasi di titik a.

Bila bergerak dari titik b ke titik c, utilitas total juga konstan, Anda
sekarang hanya bersedia mengorbankan 1 barang Y untuk mendapatkan
tambahan 1 barang X. pada titik C, konsumsi Anda terdiri dari 3 barang
Y dan 3 barang X.

Titik a, b, c dan d dihubungkan untuk membentuk kurva indiferen I, yang


menunjukkan kemungkinan kombinasi barang y dan barang X pada
tingkat utilitas total yang sama. Mengingat titik-titik pada kurva tersebut
memberikan tingkat utilitas total yang sama, Anda merasa sama saja
atau indifferen terhadap titik-titik kombinasi tersebut, sehingga kurvanya
diberi nama kurva indifferen.

Kurva indifferen cembung terhadap titik nol, yang berarti bahwa kurva ini
melengkung ke dalam ke arah titik nol. Kurvanya menjadi semakin datar
bila kita bergerak ke bawah. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
Keinginan Anda untuk mensubstitusi barang Y terhadap X tergantung

8
pada jumlah masing-masing barang tersebut yang sekarang Anda
konsumsi. Pada kombinasi a sebagai contoh, Anda mengkonsumsi 8 unit
Y dan 1 unit X, sehingga barang Y relatif jauh lebih banyak daripada
barang X. Karena barang Y relatif berlimpah dalam konsumsi Anda saat
ini, Anda bersedia mengkorbankan 4 barang Y untuk mendapatkan
tambahan 1 unit barang X. bila Anda telah di titik b, konsumsi barang X
Anda telah dua kali dari titik a, sehingga Anda ingin mengorbankan satu
1 unit Y untuk mendapatkan tambahan 1 unit X. Hal ini berarti Anda
bergerak dari titik b ke titik C.

4. MARGINAL RATE OF SUBTITUTION (MRS)

Marginal rate of substitution (tingkat substitusi marginal atau MRS


antara barang Y dan X menunjukkan jumlah Y yang Anda bersedia
mengorbankannya untuk mendapatkan tambahan 1 unit barang X,
tanpa menyebabkan perubahan total utilitas. Karena MRS mengukur
keinginan untuk megukur Y dengan X, maka MRS tergantung pada
jumlah masing-masing barang yang telah Anda miliki pada saat itu.
Secara matematis, MRS sama dengan nilai absolut kemiringan kurva
indiferen. Ingat bahwa kemiringan suatu garis adalah perubahan
vertical antara dua titik pada garis dibagi dengan perubahan horizontal.
Contoh. Bila bergerak dari titik a ke titik b pada gambar 7.1, Anda
bersedia mengorbankan 4 unit Y untuk mendapatkan tambahan 1 unit
X, slope kedua titik tersebut sama dengan -4, sehingga MRS adalah 4.
Bila bergerak dari titik b ke titik c, kemiringannya adalah -1 adalah 1.
dari titik C ke titik d, kemiringannya adalah - ½ , sehingga MRS adalah
½.

Hukum tingkat substitusi marginal yang menurun atau the Law of


Diminishing Marginal rate of Subsitusi, menyatakan bahwa semakin
banyak barang X yang Anda konsumsi, semakin sedikit jumlah barang
Y yang harus Anda korbankan untuk mendapatkan tambahan X.

Hukum ini sesuai untuk hampir semua pasangan barang. Karena


marginal rate of substitution Anda dari barang Y untuk X menurun
dengan semakin banyaknya konsumsi barang X Anda, maka kurva

9
indiferen mempunyai kemiringan yang semakin kecil, sehingga kurva
ini cembung terhadap titik nol. Bila Anda bergerak ke arah bawah
kurva indiferen, konsumsi barang X naik, sehingga utilitas marginal
dari barang Y meningkat. Jadi bila bergerak ke arah bawah kurva
indiferen, Anda memerlukan semakin banyak barang X untuk
mengganti setiap barang Y yang dikorbankan.

MRSXY mengukur jumlah barang Y yang harus dikorbankan (dikurangi)


sebagai akibat tambahan satu unit barang X yang dikonsumsi, dimana
total utility yang dikonsumen tetap sama.

Contoh :

Misalkan fungsi utility adalah U =f(X,Y)

Maka marginal utility dari barang X adalah U/ = MUX,karena U =

f(X,Y) = C, dimana C adalah konstanta, maka total derivatifnya

adalah : dX + dY = 0 atau dY = - dX

= = MRSXY= adalah slope Indiference Curve (IC)

Nilai MRSxy akan semakin menurun dengan semakin banyaknya


jumlah X yang dikonsumsi> karena dengan semakin banyak jumlah
barang Xyang dikonsumsi, maka Mux semakin menurun, sementara
pengurangan konsumsi terhadap barang Y akan menyebabkan MUy
meningkat. Akibatnya, MUx yang semakin menurun dibagi MUy yang
semakin meningkat akan menyebabkan nilai MRSxy semakin menurun

5. PETA KURVA KEPUASAN


Kurva kepuasan sama yang digambarkan dalam gambar 7.1 adalah salah
satu dari sekumpulan kurva kepuasan sama yang dapat dibuat.Kumpulan
kurva kepuasan sama akan memberi gambaran yang lebih lengkap
mengenai keinginan seorang konsumen untuk mengkonsumsi dua barang
yang memberi kepuasan maksimum kepadanya. Dalam gambar dibuat

10
sekumpulan kurva kepuasan sama dari seorang konsumen yang
mengkonsumsi makanan dan pakaian.

Gambar 7.3 : Peta Kurva Indiferen

Makanan

U33

u2
u1

0
Pakainan

Peta indiferen adalah grafik yang menunjukkan selera konsumen. Setiap


kurva dalam peta indiferen mencerminkan tingkat utilitas yang berbeda.
Sebagian dari peta semacam itu ditunjukkan pada gambar 7.3. Kurva
indiferen untuk seorang konsumen dalam hal ini diberi label I 1, I2, dan I3.
Setiap konsumen mempunyai peta indiferen yang unik, yaitu
berdasarkan preferensi masing-masing konsumen.

Karena kedua barang tersebut menghasilkan utilitas, Anda sebagai


konsumen pasti menginginkan jumlah yang lebih banyak untuk masing-
masing barang. Jadi kurva yang terletak lebih jauh dari titik nol
menunjukkan tingkat konsumsi yang lebih besar atau tingkat utilitas total
yang lebih besar. Utilitas total sepanjang kurva I 2, lebih tinggi
dibandingkan I 1, I3 mencerminkan tingkat utilitas yang lebih besar
daripada I 2 dan seterusnya.

6. BUDGET LINE
Garis anggaran menunjukkan semua kemungkinan kombinasi barang Y
dan X atas dasar harga tertentu untuk kedua barang tersebut serta

11
anggaran konsumen. Garis anggaran memperlihatkan sejumlah dana
yang dimiliki konsumen (M) untuk dibelanjakan terhadap sejumlah
barang (misalnya barang X dan Y) pada tingkat harga masing-masing
(Px dan Py). Jumlah pengeluaran konsumen untuk pembelian barang X
seharga Px dan barang Y seharga Py tidak boleh melebihi anggaran
yang dimiliki sebesar M.
Secara aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :
M X Px + Y Py

Untuk melukiskan pertidaksamaan diatas kedalam bidang komoditi X


dan Y bentuk pertidaksamaan tersebut diubah dulu kedalam bentuk
persamaan :
M = X.Px + Y.Py
Persamaan ini merupakan persamaan garis lurus. Bila Y dituliskan pada
sumbu vertikal, maka :

Y= - X

Dimana M/Py menunjukkan titik potong garis persamaan dengan sumbu


vertiakl (ordinate intercept), sedangkan -Px/Py merupakan kemiringan
(slope) garis persamaan.

M/Py

Y = M/P – Px/Py X

BL
X
0
M/Px

Misalkan harga barang Y adalah Rp.50 per unit, harga barang X adalah
Rp.100 per unit. Jika Anda membelanjakan seluruh anggaran untuk

12
barang Y. Anda akan mampu mengkonsumsi 10 unit barang Y per
minggu. Sebaliknya jika Anda membelanjakan seluruh anggaran untuk
barang x, Anda akan dapat mengkonsumsi sebanyak 5 unit barang X per
minggu dengan anggaran yang Anda miliki sebesar Rp.500.

10

0 5 X
Gambar 7.2 Garis Anggaran

Pada gambar 7.2 garis anggaran Anda memotong sumber vertikal pada
10 unit Y dan memotong sumber horizontal pada 5 unit X. kita dapat
menghubungkan kedua titik perpotongan tersebut untuk membentuk
garis Anggaran. Anda dapat memilih salah satu kombinasi pembelian
barang para garis anggaran atau atas dasar kendala anggaran. Anda
dapat menganggap garis anggaran Anda sebagai consumption
possibilities frontier atau kurva kemungkinan konsumsi.
Pada titik perpotongan garis anggaran dengan sumber vertikal,
maksimum jumlah barang Y yang dapat Anda konsumsi sama dengan
pendapatan Anda dibagi dengan harga barang Y atau I/Py, I adalah
pendapatan dan Py adalah harga barang Y. pada titik perpotongan
antara garis anggaran dengan sumber horizontal, maksimum jumlah
barang X yang dapat Anda beli sama dengan pendapatan Anda dibagi
dengan harga barang X atau I/Px, Px adalah harga barang x.
Slope garis anggaran antara intersep vertikal dan intersep horizontal
pada gambar 7.2 sama dengan perubahan vertikal atau -I/Py, dibagi
dengan perubahan horizontal atau I/Px :
 I / Py Px
Kemiringan garis anggaran = 
I / Px Py

13
Menurut contoh di atas, kemiringannya adalah –Rp.100/Rp.50, atau
sama dengan -2. slope garis anggaran menunjukkan, biaya yang Anda
tanggung dalam bentuk barang Y yang dikorbankan untuk mendapatkan
tambahan barang X. Anda harus mengorbankan 2 barang Y untuk
mendapatkan setiap tambahan 1 unit barang X.
Kurva indiferen menunjukkan apa yang Anda beli. Garis anggaran
menunjukkan apa yang mampu Anda beli. Jadi, kita harus
menggabungkan kurva indiferen dan garis anggaran untuk mendapatkan
jumlah masing-masing barang yang ingin dan mampu Anda beli.

7. KESEIMBANGAN KONSUMEN

Tujuan konsumsi adalah untuk memaksimalkan utilitas. Kita tahu bahwa


kurva indiferen yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat
utilitas yang semakin besar. Anda, sebagai konsumen yang
memaksimalkan utilitas, akan memilih kombinasi pada garis anggaran
pada gambar 7.3 yang terletak pada kurva indiferen tertinggi yang dapat
dicapai. Atas dasar harga dan pendapatan tertentu, Anda akan
memaksimalkan utilitas pada kombinasi barang Y dan barang X di titik E
pada gambar 7.3, yaitu pada saat kurva indiferen I 2 tepat menyentuh
garis anggaran. Pada titik E, Anda membeli 3x seharga Rp.100 per
barang X dan 4 barang Y pada harga barang Rp.50 per unit. Sehingga
Anda telah membelanjakan seluruh anggaran sebesar rp.500 per
minggu.

Pada kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai atas dasar harga dan
pendapatan tertentu, Anda akan memaksimalkan utilitas pada
kombinasi barang Y dan barang x di titik E pada gambar 7.3, yaitu pada
saat kurva indiferen I 2, tepat menyentuh garis anggaran. Pada titik E,
maka membeli 3x seharga Rp.100 per barang x dan 4 barang Y pada
harga barang Rp.500 per unit. Sehingga anda telah membelanjakan
seluruh anggaran sebesar Rp.500 per minggu

14
Gambar 7.3 : Maksimisasi Utilitas

10
a

E
4 I3

I2

I1
0
3 5 X

Kombinasi lain yang mungkin dicapai pada garis anggaran


menunjukkan tingkat utilitas yang lebih rendah. Sebagai contoh, titik a
terletak pada garis anggaran, sehingga merupakan kombinasi yang
mampu Anda capai, tetapi titik a terletak pada kurva indiferen yang
lebih rendah I 1.
Karena Anda dapat memaksimalkan utilitas Anda pada titik e, maka
kombinasi tersebut merupakan kombinasi equilibrium. Ingat bahwa
kurva indifferen menyinggung garis anggaran pada titik equilibrium.
Pada titik tersebut, kemiringan kurva indifferen sama dengan
kemiringan garis anggaran. Ingat bahwa nilai absolut kemiringan kurva
indifferen merupakan tingkat substitusi marginal, sedangkan
kemiringan garis anggaran merupakan rasio harga barang. Jadi dalam
kondisi equilibrium, tingkat substitusi marginal antara barang Y dan X,

15
MRS (Marginal Rate of Substitution) harus sama dengan rasio harga

x
barang X terhadap harga barang Y atau MRS 
y
Karena tingkat substitusi marginal sama dengan perbandingan utilitas
marginalnya, kita dapat menuliskan kondisi optimisasi ini sebagai :

Sekarang kita susun kembali persamaan ini menjadi sebagai berikut :

Persamaan ini interpretasinya sederhana : Pada titik optimum, utilitas


marginal untuk setiap nilai uang yang dikeluarkan untuk barang X
sama dengan utilitas marginal untuk setiap nilai uang yang dikeluarkan
untuk barang Y. ( Mengapa ? Jika persamaan ini tidak berlaku, maka
konsumen akan meningkatkan utilitasnya dengan melakukan
pembelanjaan yang lebih sedikit atas barang yang memberikan utilitas
marginal untuk setiap nilai uang yang lebih kecil, serta melakukan
pembelanjaan lebih banyak atas barang yang memberikan utilitas
marginal untuk setiap nilai uang yang lebih besar).
Ketika membahas teori pilihan konsumen, para ekonom sering kali
menggunakan berbagai istilah yang berbeda dari teori tersebut.
Seorang ekonom mungkin mengatakan bahwa tujuan konsumen
adalah untuk memaksimalkan utilitas. Ekonom lainnya mungkin
mengatakan bahwa tujuan konsumen adalah untuk memperoleh kurva
indiferen tertinggi. Ekonom pertama akan menyimpulkan bahwa pada
titik optimum konsumen utilitas marginal per nilai uang sama untuk
setiap barang, sedangkan ekonom kedua akan menyimpulkan bahwa
batasan anggaran merupakan garis singgung darikurva indiferen. Pada
intinya, maksud keduanya adalah sama.

Contoh Soal :
Diketahui

16
U = X3Y2
Px = 150 dan Py = 200, M = 4.000.
Ditanya :
a. Tentukam jumlaj barang X dan Y agar tercapai maximum utility
b. Berapa TU yang dicapainya
Jawab :
U=X3Y2…………………………………………………………………....1
150X + 200Y = 4000………………………………………………………2
V = (X3Y2) + (150X + 200Y - 40000)…………………………………...3

/ = 3X2Y2 + 150 = 0 dapat dituliskan -λ = …………………4

/ = 2X3Y + 200 = 0 dapat dituliskan -λ = ……………………5

= 150x + 200y – 4000 = 0 maka 150X + 200Y = 4.000………….6

Dengan menyamankan λ=λ diperoleh =

300X3Y = 600X2Y2
300X3Y – 600X2Y2= 0 dengan membagi X2Y maka persamaan menjadi
300X – 600Y = 0…………………………………………………………..7
Eliminasi persamaan (6) dan (7)
150X + 200Y = 4.000 x2 300X + 400Y = 8/000
300X – 600Y = 0 x1 300X – 600Y = 0
1.000Y = 8.000
Y=8
150 X + 200 (8) = 4.000
150X = 2.400
X = 16
a. Kepuasan maximum tercapai pada konsumsi barang X = 16 unit, dan
Y = 8 unit
b. TU = X3Y2= 163.82= 262.144

17
8. Penentuan jumlah komoditi yang optimal

Bila konsumen memiliki anggaran sebesar M yang dibelanjakan untuk


membeli barang X dan Y masing-masing seharga Px dan Py, mak
jumlah barang X dan Y yang dapat dikonsumsi secara optimal dapat
dijelaskan dengan konsep keseimbangan konsumen sebagai berikut :
Misalkan fungsi utility diperlihatkan sebagai
U = f(x,y)………………………………………………………….(6/8)
Sedangkan fungsi anggarannya :
M = X Px + Y Py atau X Px + Y Py – M = 0……………………...(6.9)
Untuk memaksimumkan 6.8 dengan Batasan 6.9 dapat digunakan
Lagrangian multiplier (λ), yaitu dengan membentuk fungsi baru
misalkan V yang merupakan fungsi dari X dan Y.
V = g(x,y) = f(x,y) +λ(X.Px + Y.Py – M)………………………..(6.10)
Untuk memaksimumkan V :

= + λPx = 0 atau – λ = ………………………………(6.11)

= + λPy = 0 atau – λ = ………………………………(6.12)

= X.Px + Y.Py – M = 0 atau M = XPx + Y Py…………..(6.13)

Samakan persamaan 6.11 dam 6.12 maka diperoleh kondisi maksimal


kepuasan konsumen, yaitu :

= atau ………………………………………………...(6.14)

= atau = ………………………………………...(6.15)

Dengan Batasan M = X. Px + Y. Py
Contoh soal

18
Diketahui :
TU = 5X – 0,25X2+ 12Y – 0,25 Y2
Px = 100, Py = 300 dan M = 6.600
Tentukan Jumlah X dan Y yang dapat dikonsumsi konsumen agar
tercapai keseibangan konsumen.
Jawab :
U = 5X – 0,25X2+ 12Y – 0,25Y2……………………………………(1)
Fungsi anggaran berbentuk : 100X + 300Y = 6.600………………...(2)
BUat persamaan gabungan fungsi utilitas dan fungsi anggaran :
V = 5x – 0,25X2+ 12Y – 0,25Y2+ (100X +300Y – 6.600)………...(3)

Maksimumkan V dengan cara menurunkan pers (3) terhadap X,Y, M :

= + = (5 – 0,5X) + 100λ=0 atau =(5-0,5X)/100……….(4)

= + = (12 – 0,5Y) + 300λ= 0 atau – λ = (12 – 0,5Y)/300….(5)

= 100X + 300Y – 6.600 = 0 atau 100X + 300Y = 6.600…...(6)

Substitusikan persamaan (4) dan (5)


(5 -0,5X)/100 = (12-0,5Y)/300 dengan perkalian silang, diperoleh :
100(12 -0,5Y) = 300(5 – 0,5X atau 1.200 – 50Y = 1.500 – 150X atau
150X – 50Y = 300………………….……………………………….(7)
Eliminasi persamaan (6) dan (7)
100X + 300Y = 6.600……x1 100X + 300Y = 6.600
150X – 50Y = 300………..x6 900X – 300Y = 1.800 +
1000X = 8.400
X = 8,4
100(8,4) + 300Y = 6.600 atau Y = (6.600 – 840)/300 = 19,2
Sehingga :
TU = 5(8,4) – 0,25 (8,4)2+ 12 (19,2) – 0,25 (19.2)2= 162,6

19

Anda mungkin juga menyukai