Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmed Bilal Vallenry

Npm : 10219353

Kelas : 2EA29

Jawaban

V-Class Ekonomi Manajerial

1. Nilai guna merupakan kepuasan yang dinikmati oleh individu sebagai konsumen di dalam
menagkonsumsi suatu produk. Semakin tinggi tingkat kepuasan dalam mengkonsumsi suatu
produk, maka semakin tinggi tingkat utilitinya.

2. Untuk memahami konsep utilitas dalam analisis perilaku konsumen, terdapat berapa asumsi
yang harus dipahami. Pertama, bahwa individu atau masyarakat akan selalu untuk
memaksimalkan utilitasnya. Nilai guna merupakan kepuasan yang dinikmati oleh
individu sebagai konsumen di dalam mengkonsumsi suatu produk. Semakin tinggi
tingkat kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk, maka semakin tinggi tingkat
utilitinya.
Kedua, individu (konsumen) diasumsikan mempunyai kemampuan untuk
menyusun skala kebutuhan prioritas di dalam mengambil keputusannya, sehingga
diharapkan individu (konsumen) mempunyai sikap konsistensi preferensi akan
suatu produk.

3. Untuk menganalisis perilaku konsumen, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
a. Pendekatan nilai guna cardinal
Pendekatan yang menjelaskan nilai guna (nilai manfaat) yang diperoleh individu
atau masyarakat dapat dinyatakan secara kuantitatif. Analisis perilaku konsumen
dengan menggunakan pendekatan nilai guna kardinal, sering juga disebut
pendekatan kepuasan marjinal. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa marginal
merupakan pertambahan (atau pengurangan) jumlah kepuasan yang diperoleh
individu (konsumen) dikarenakan adanya pertambahan (atau pengurangan) di
dalam mengkonsumsi suatu produk, sehingga secara matematis nilai guna
marginal (marginal utility, MU), dapat dirumuskan sebagai berikut:

∆ TU
MU = ∆Q
¿
¿
b. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan yang menjelaskan nilai guna (nilai manfaat) yang diperoleh
individu atau masyarakat dapat dinyatakan tidak secara kuantitatif. Tingkat nilai
guna menurut pendekatan ini adalah nilai guna dapat dinilai dengan cara
membandingkan tingkat nilai guna dari mengkonsumsi beberapa produk.
Menurut pendekatan nilai guna ordinal, seorang individu dan masyarakat untuk
dapat memaksimalkan kepuasannya dapat ditunjukkan melalui empat hal yaitu:
- Kurva kepuasan sama (indifference curve)
- Kendala anggaran konsumen (budget line)
- Tingkat pergantian marjinal (marginal rate of substitutions)
- Tingkat keseimbangan konsumen

4. Pertambahan nilai guna yang diperoleh individu, semakin lama akan mengalami penurunan jika
terus seorang individu secara terus-menerus untuk mengkonsumsi suatu produk.
Jika pertambahan nilai guna menjadi negatif, maka pertambahan konsumsi suatu produk akan
menyebabkan nilai guna atas konsumsi suatu produk tersebut juga akan semakin berkurang.

5. Kurva kepuasan sama (indifference curve) merupakan kurva yang menggambarkan urutan
tingkat nilai guna (utilitas) yang diperoleh oleh individu (konsumen) di dalam mengkonsumsi
sejumlah produk. Untuk menentukan urutan tingkat nilai guna (utilitas), individu (konsumen)
akan dihadapkan pada penentuan keputusan untuk menentukan kombinasi produk-produk
mana saja yang memiliki nilai guna yang tinggi dan nilai guna yang rendah. Kombinasi dari
berbagai produk, akan dimungkinkan ada yang memiliki nilai guna yang sama, dan hal ini dapat
digambarkan pada sebuah kurva.
6. Kurva kepuasan sama (indifference curve) yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan analisis
mengenai kombinasi konsumsi beberapa produk. Analisis tersebut tidak mempertimbangkan
tersebut tidak mempertimbangkan: a) jumlah pendapatan yang diperoleh oleh individu
(konsumen), dan b) harga produk yang dikonsumsi. Kedua faktor tersebut merupakan faktor
yang membatasi perilaku individu (konsumen) untuk mengkonsumsi suatu produk, sehingga hal
ini dikenal sebagai “fungsi kendala anggaran” atau “budget line.”

7. Kurva kepuasan sama (indifference curve) memiliki konsekuensi adanya tingkat pergantian
konsumsi antar produk. Titik-titik di sepanjang kurva kepuasan sama, menggambarkan
kombinasi konsumsi beberapa produk yang berbeda. Kombinasi konsumsi beberapa produk
yang berbeda telah mengindikasikan adanya tingkat pergantian di antara produk-produk yang
dikonsumen. Metode yang menganalisis tingkat pergantian di antara produk-produk yang
dikonsumen dan pada sisi yang lain tetap mempertahankan nilai guna totalnya, dikenal sebagai,
“tingkat pergantian marginal” atau “marginal rate of substitutions.” Secara matematis, tingkat
pergantian marginal (MRS) dapat dirumuskan sebagai berikut:
−∆ Y
MRS =
∆X
8. Keseimbangan konsumen akan terjadi pada, jika memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
1) Jumlah konsumsi pada suatu produk telah mencapai titik yang maksimum
pada anggaran pendapatan yang dimiliki oleh individu (konsumen).
2) Lengkung kurva kepuasan sama (indifference curve) telah menyinggung
pada kurva kendala anggaran konsumen (budget line).

Anda mungkin juga menyukai