Anda di halaman 1dari 9

Perilaku Konsumen

Pengertian Perilaku Konsumen


Pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan
kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
Kedua perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.

Berikut ini beberapa pengertian tentang perilaku konsumen:


a. Menurut American Marketing Association atau disingkat AMA mendefinisikan bahwa perilaku
konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku
dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek dalam hidup meraka. Paling tidak
ada tiga ide penting, yaitu :
1) Perilaku konsumen adalah dinamis
Definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis berarti seoarang konsumen,
grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
2) Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian disekitar
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus
memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang
mereka lakukan (perilaku), dan apa serta di mana (kejadian disekitar) yang memengaruhi serta
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
3) Perilaku konsumen melibatkan pertukaran diantara individu, peran pemasaran adalah
untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi
pemasaran.

b. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam pendapatan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

c. Menurut Winardi, perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh
orang-orang dalam hal merencanakan, membeli dan meggunakan barang-barang ekonomi dan
jasa-jasa. Sedangkan perilaku pembeli (buyer behavior) memusatkan perhatian pada perilaku
individu khusus yang membeli produk yang bersangkutan, sekalipun orang itu tidak terlibat dalam
hal merencanakan pemebelian tersebut, atau menggunakan produk tersebut.

d. Menurut pendapat pakar yang lain, yaitu:


1) David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, mengemukakan bahwa “Perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
melibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa”.
2) Gerald Zaltman dan Melanie Walendorf, menjelaskan bahwa “perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan
organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat
dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumbersumber lainnya”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
dapat dipengaruhi lingkungan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


a. Faktor eksternal
Faktor-faktor lingkungan eksternal yang memengaruhi perilaku konsumen antara lain:
1) Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengertian, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat..
2) Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen yang bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai minat dan
perilaku yang sama.
3) Keluarga
Keluarga digunakan menggambarkan berbagai macam bentuk rumah tangga.
4) Kelompok referensi dan kelompok sosial
Kelompok referensi adalah kelompok yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk
kepribadian perilakunya. Sedangkan kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
hidup bersama, saling berhubungan timbal balik, pengaruh memengaruhi dan kesadaran untuk
tolong menolong.

b. Faktor Internal
Faktor-faktor lingkungan internal yang memengaruhi perilaku konsumen adalah:
1) Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keiginan individu yang diarahkan pada tujuan
untuk memperoleh kepuasan.
2) Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan dan
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
3) Belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
4) Kepribadian dan konsep diri,
Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah
laku. Sedangkan konsep diri memengaruhi perilaku konsumen di dalam pembelian..
5) Kepercayaan dan sikap
Kepercayaan adalah suatu pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai sesuatu.
Sedangkan sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik.

Teori Tingkah Laku Konsumen

 Teori tingkah laku konsumen adalah Analisis yang mendalami lebih lanjut tentang sifat
permintaan masyarakat dengan menerangkan :
 Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih
rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi.
 Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan
dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.
 Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
 Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
 Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur
 Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total
 Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
 Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran
 Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya.
 Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia
hanya akan mau membayar dengan harga murah.
 Pendekatan kardinal disebut daya guna marginal
 Pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
 Kelemahan pendekatan kardinal : kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang
dapat diukur dengan satuan kepuasan => pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
 Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
 Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
 Tingkat kepuasan konsumen diukur dengan kurva indiferens (kurva yang menunjukkan
tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan
yang sama).
 Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan
kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva Kepuasan Sama, yaitu kurva yang
menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.

KURVA KEPUASAN SAMA


Untuk menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seseorang konsumen
hanya akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja. Dalam contoh yang akan
digunakan kedua barang tersebut adalah makanan dan pakaian. Pemisalan-pemisalan lain adalah
cita rasa masyarakat tidak terubah dan konsumen bebas untuk menentukan kombinasi barang
makanan dan pakaian yang diinginkannya.

KOMBINASI BARANG YANG MEWUJUDKAN KEPUSAN YANG SAMA


Dalam tabel di atas ditunjukan enam gabungan makanan dan pakaian yang akan memberikan
kepuasan yang sama besarnya kepada seorang kosumen. Apakah gabungan A dan B atau C atau D
atau E atau F yang akan dikonsumsikan, untuk konsumen tersebut tidak berbeda kepuasan , Artinya
ialah kalau konsumen itu mengkonsumsi sebanyak 10 makanan dan 2 pakaian (gabungan A) maka
kepuasan yang diperoleh dari melakukan konsumsi tidak berbeda dengan apabila ia mengkonsumsi
7 makanan dan 3 pakaian (gabungan B), atau 5 makanan dan 4 pakaian (gabungan C), atau
gabungan makanan dan pakaian lainnya yang terdapat pada tabel tersebut.
Oleh karena gabungan barang seperti yang ditunjukkan oleh keadaan A, B, C, D, E, dan F
masing–masing memberikan kepuasan yang sama besarnya maka dikatakan konsumen itu bersikap
“indifference” yaitu bersikap tak acuh dalam mebuat pilihan tersebut. Berdasarkan sikap ini, dalam
bahasa inggris dikatakan indifference curve analysis.
Berdasarkan gabungan–gabungan A, B, C, D, D, E, dan F yang ditunjukkan dalam table,
dalam gambar dibuat titik–titik yang menggambarkan gabungan–gabungan tersebut. Kalau titik–titik
A, B, C, D, E, dan F dihubungkan akan diperoleh kurva kepuasan sama. Dengar demikian kurva
kepuasan sama dapat disefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang–
barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.
TINGKAT PERGANTIAN MARGINAL

Perhatikan perubahan yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan barang yang
dikonsumsikannya dari gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini menaikkan konsumsi
pakaian dari 2 menjadi 3 unit, dan kenaikan ini dimungkinkan oleh pengurangan konsumsi makanan
dari 10 unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti bahwa ini berarti bahwa, untuk mempertahankan
tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut (ingat : setiap gabungan memberikan
kepuasan yang sama besarnya), kenaikan konsumsi satu unit pakaian harusabayar dengan
pengurangan 3 unit makanan.
Penggantian ini menggambarkan besarnya pengorbanan ke atas konsumsi satu barang
lainnya (dalam hal ini makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (dalam hal ini
pakaian), dan pada waktu yang sama tetap mempertahnkan tingkat kepuasan yang diperoleh.
Pengorbanan yang dilakukan tersebut dinamakan tingkat penggantian marginal. Perubahan dari
gabungan A kepada gabungan B tingkat penggantian marginalnya adalah 3.
Selanjutnya perhatikan pula tingkat penggantian marginal apabila konsumen merubah
konsumsinya dari seperti yang ditunjukkan oleh gabungan B kepada seperti yang ditunjukan oleh
gabungan C. Dapat dilihat bahwa untuk memperoleh satu unit lagi pakaian, agar besarnya tingkat
kepuasan tidak mengalami perubahan, sebanyak 2 unit makan harus dikorbankan.
Dengan demikian perubahan konsumsi tersebut tingkat penggantian marginalnya adalah 2.
Bagaimana tingkat pergantian marginal dari perubahaan konsumsi yang berikutnya? Yaitu dari
gabungan C ke gabungan D, dari gabungan D ke gabungan E, dan dari gabungan E ke gabungan F.
Nilainya dapat dilihat pada kolom terakhir dalam tabel. Terlihat penggantian marginal bertambah kecil.
Tingkat penggantian marginal yang semakin bertambah kecil ini mengandung arti berikut:
A. Pada ketika komsumen mempunyai suatu barang X yang relatif banyak jumblahnya dan barang
Y yang relatif sedikit jumblahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang besar ke atas barang
X untuk memperoleh satu tambahan barang Y ; akan tetapi
B. Semakin banyak barang Y yang telah diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang
X yang harus dilakukan oleh suatu barang Y.

akibat dari penggantian marginal yang semakin kecil tersebut kurva kepuasan sama semakin kurang
kecondongannya. Jadi bentuk kepuasan kurva sama adalah cembung ketitik O.

PETA KURVA KEPUASAN SAMA


Kurva kepuasan sama yang digambarkan dalam gambar di atas adalah satu dari sekumpulan
kurva kepuasan sama yang dapat dibuat, kumpulan kurva kepuasan sama akan memberikan
gambaran yang lebih lengkap mengenai keinginan seorang konsumen untuk mengkonsumsikan dua
barang dan memberikan kepuasan yang maksimum kepadanya. Dalam gambar 8.2 dibuat
sekumpulan kurva kepuasan sama dari seorang konsumen yang mengkonsumsi makanan dan
pakaian. Kurva U2 mengambarkan dua gabungan makanan dan pakaian yang terdapat dalam tabel
8.1.

Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat tertentu, dan kurva yang lebih
tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dengan kurva yang dibawahnya. Dengan
demikian U1, U2, U3 dan U4 masing-masing menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Tingkat
kepuasan yang digambarkan oleh U4 adalah lebih besar daripada kurva-kurva lainnya. Yang
digambarkan oleh U3 lebih besar daripada yang digambarkan oleh U1 dan U2 sedangkan yang
digambarkan oleh U2 lebih besar daripada yang digambarkan oleh U1. Bahwa setiap kurva kepuasan
sama yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar tidak sukar untuk
membuktikannya.

Perhatikanlah gabungan jumlah barang yang digambarkan oleh titik tersebut. Bandingkanlah
titik tersebut dengan gabungan jumlah barang yang akan dikonsumsikan, yang ditunjukkan oleh kurva
yang dibawah atau diatas kurva yang pertama tadi. Anda akan memperoleh kesimpulan berikut :
a. Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada dibawah kurva yang pertama adalah
lebih sedikit jumlahnya.ini berarti kepuasan yang diperoleh daripadanya juga lebih sedikit
b. Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada diatas kurva yang pertama adalah lebih
banyak jumlahnya.maka kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikannya juga lebih banyak

GARIS ANGGARAN PENGELUARAN


Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang-
barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Di dalam
gambaran itu belum ditunjukkan sampai dimana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai
gabungan barang-barang tersebut. Dalam kenyataannya konsumen tidak dapat memperoleh semua
barang yang diinginkannya, ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian
persoalan yang dihadapi oleh setiap konsumen adalah : bagaimanakah ia harus membelanjakan
pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang
paling maksimum kepadanya? Dengan menggunakan kurva kepuasan sama saja masalah ini tidak
dapat dipecahkan. Analisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran.
Garis anggaran pengeluaran menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat
dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Seperti juga halnya dengan didalam menggambarkan
kurva kepuasan sama, di dalam menggambarkan garis anggaran pengeluaran misalkan bahwa
konsumen akan membeli dua jenis barang saja.

CONTOH ANGKA DAN GRAFIK


Misalkan seorang konsumen mengeluarkan uang sebanyak Rp 90.000 untuk harga pakaian Rp
9.000 per unit seperti dalam tabel di bawah ditunjukkan beberapa gabungan makanan dan pakaian
yang dapat dibeli oleh uang yang dimiliki oleh konsumen tersebut. Kalau konsumen tersebut membeli
15 makanan, maka ia harus membayar 15 x Rp 6.000 = Rp 90.000. oleh karenanya tidak seunit
pakaian pun dapat dibelinya. Gabungan A menggambarkan keadaan ini.
Gabungan F menggambarkan keadaan yang sebaliknya.konsumen tersebut membeli 10 pakaian, dan
untuk pembeliaan ini ia harus membayar 10 x Rp 9.000 = Rp 90.000. Dengan demikian tidak seunit
makanan pun dibelinya. Dalam kenyataan, kedua gabungan tersebut tidak menjadi piihan konsumen.
Biasanya konsumen akan membeli kedua barang tersebut, oleh karena itu gabungan B sampai E
adalah beberapa gabungan makanan dan pakaian yang lebih mungkin dibeli dengan uang yang
dimiliki konsumen di atas.

Berdasarkan data pada tabel ini dan gambar di bawah ditunjukkan garis anggaran
pengeluaran seperti telah didefinisikan sebelumnya, setiap titik dalam garis tersebut merupakan
gabungan makanan dan pakaian yang bisa dibeli oleh dana yang akan dibelanjakan oleh konsumen
(Rp 90.000). Titik A hingga F menunjukan gabungan barang yang seperti yang ditunjukan dalam
tabel, yaitu yang dapat dibeli dengan uang sebanyak Rp 90.000.
Titik yang berada diatas garis anggaran pengeluaran misalnya titik Y yang menunjukan
gabungan 10 unit pakian dan 9 unit makanan, menggambarkan gabungan yang tidak dapat dibeli
oleh uang yang dimiliki konsumen. Jumlah yang yang harus dibayar adalah lebih tinggi dari uang
yang tersedia. Karena harga pakaian adalah Rp 9000 dan harga makanan dalah Rp 6000 maka
gabungan barang yang ditunjukan oleh titik Y memerlukan uang sebanyak (10x Rp9000 + 9 x
Rp6000)= Rp 144.000. Sedangkan konsumen tersebut hanya mempunyai uang sebanyak Rp 90.000,
yang berarti diperlukan Rp 54.000 lagi untuk membeli gabungan barang tersebut. Titik X adalah
gabungan barang yang dapat dibeli dan uang yang tersedia masih tersisa. Untuk membeli gabungan
barang yang ditunjukkan titik X memerlukan uang sebanyak (3 x Rp9000 + 6 x Rp6000) = Rp63.000,
sehingga uang yang tersedia masih tersisa Rp27.000
EFEK PERUBAHAN HARGA ATAU PENDAPATAN
Akibat perubahan harga
Perubahan garis anggaran pengeluaran yang di sebabkan oleh perubahan harga ditunjukan
dalam Gambar berikut. Dimaksimalkan pendapatan konsumen adalah Rp90.000, harga makan
Rp6.000 dan harga pakaian Rp9.000. Maka pada permulaan garis anggaran pengeluaran adalah AB.
Selanjutnya dimaksimalkan harga pakaian naik menjadi Rp15.000 sedangkan harga makanan tetap.
Akibat dari perubahan ini, pendapatan sebanyak Rp90.000 hanya dapat membeli 6 unit pakaian.
Berarti garis anggaran pengeluaran bergerak dari AB ke arah seperti yng ditunjukanoleh anak panah
a, yaitu menjadi garis AC. Sekarang misalnya pula herga pakaian menjadi Rp6.000 yang
menyebabkan pertambahan jumlah pakaian yang dapat dibeli, yaitu menjadi 15 unit apabila semua
pendapatan digunakan untuk membeli pakaian. Maka garis anggaran pengeluaran sekarang berubah
ke panah b yaitu menjadi AD.
Bagaimana bentuk perubahan terhadap garis anggaran pengeluaran apabila harga berubah
menjadi proposional? Perubahan harga harga yang seperti itu menyebabkan perubahan yang sejajar,
yaitu garis anggaran pengeluaran yang baru adalah sejajar dengan yang lama.

Akibat Perubahn Pendapatan


Gambar berikut menunjukkan akibat dari perubahan pendapatan konsumen atas
kemampuannya untuk membeli makanan dan pakaian. Misal pada permulaan gambaran tersebut
adalah sama seperti dalam menerangkan akibat perubahan harga, yaitu pendapatan adalah
Rp90.000, harga makanan adalah Rp6.000, dan harga pakaian adalah Rp9.000.
Maka pada permulaannya garis anggaran pengeluaran adalah PQ. Kalau harga tetap dan
pendapatan menurun menjadi Rp54000, apakah akibatnya? Dengan pendapatan sebanyak
Rp54.000, sebanyak 9 unit makanan atau 6 unit pakaian dapat dibeli. Dengan demikian garis
anggaran pengeluaran telah bergeser secara sejajar ke kiri yaitu seperti yang ditunjukkan oleh garis
RS. Sebaliknya, kenaikan Pendapatan menyebabkan garis anggaran pengeluaran pindah ke kanan.
Sebagai contoh, misalkan pendapatan bertambah menjadi Rp108.000 sedangkan harga makanan
dan pakaian tidak berubah. Pendapatan tersebut akan dapat membeli 18 unit makanan atau 12 unit
pakaian. Maka garis anggaran pengeluaran pindah kearah kanan, yaitu menjadi garis TU.

SYARAT UNTUK MENCAPAI KEPUASAN MAKSIMUM


Dengan diketahuinya cita rasa konsumen (yang ditunjukan oleh kurva kepuasan sama) dan
berbagai gabungan barang yang mungkin dibeli konsumen (yang ditunjukan oleh garis anggaran
pengeluaran) dapatlah sekarang ditunjukan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan
yang maksimum. Untuk maksud tersebut, garis anggaran pengeluaran dan peta kepuasan sama
digambarkan dalam suatu grafik dan ini dapat dilihat dalam Gambar berikut.
Dalam menggambarkan garis anggaran pengeluaran misal konsumen tersebut akan
berbelanja sebanyak Rp150.000. Barang yang dikonsumsinya adalah makanan dan pakaian dimana
masing-masing barang tersebut adalah Rp2.500 dan Rp3.000. Garis anggaran pengeluaran yang
dibuat berdasarkan kepada pemisalan ini memotong kurva kepuasan sama U 1 di A dan D memotong
kurva kepuasan sama U2 di B dan C dan meyinggung kurva kepuasan sama U3 di E. Kurva
kepuasan sama U4 tidak dipotong atau disinggungnya sama sekali.
Keadaan bagaimanakah yang menyebabkan konsumen itu mencapai kepuasan yang
maksimum? Sudah jelas bahwa kurva U4 yang memberi kepuasan yang lebih tinggi dari pada Kurva
kepuasan sama lainnya. Tetapi kurva ini berada diatas garis anggaran pengeluaran. Dengan
demikian gabungan makanan dan pakaian yang ditunjukkannya tidak dapat dibeli oleh pendapatan
yang tersedia. Jadi kurva U4 menunjukkan tingkat kepuasan yang tidak dapat dijangkau oleh
konsumen. Sekiranya konsumen ingin mengkonsumsi barang gabungan seperti yang ditunjukan
oleh titik A, B, C, atau D maka kepuasan belum mencapai tingkat yang maksimum karena kalau
konsumen itu bergerak sepanjang garis anggaran pengeluaran masih ada titik lain yang berada pada
kurva kepuasan sama yang lebih tinggi.
Titik tersebut adalah titik E yang berada pada kurva U 3. Tidak ada titik lain yang terletak pada garis
anggaran pengeluaran dan terletak pula pada kurva kepuasan yang sama yang lebih tinggi dari
U3. Berdasarkan analisis ini dapatlah disimpulkan bahwa seorang konsumen akan mencapai
kepuasan yang maksimum apabila mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung
kurva kepuasan sama. Titik E menunjukkan bahwa gabungan barang yang memberi kepuasan
maksimum terdiri dari 30 unit pakaian dan 25 unit makanan.

Anda mungkin juga menyukai