INSTRUKTUR/DOSEN :
Dr. Tri Sudarwanto,S.Pd, MSM
Disusun Oleh :
Selvianny P.R Runtukahu,S.Pd
Pendahuluan
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para
pemasar mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan
yang lebih besar kepada konsumen. Modul ini menjelaskan konsep dan teori yang
melandasi Perilaku Konsumen dalam Bisnis Ritel, Proses Pembelian dan Tori Kepuasan
Pelanggan Bisnis Ritel serta, Menarik dan Mempertahankan Pelanggan Ritel
Modul ini terdiri dari dua kompetensi dasar yaitu : 1) Menganalisis prilaku
konsumen dalam bisnis ritel, 2) Melakukan identifikasi prilaku konsumen dalam bisnis
ritel. Pada akhir pembahasan modul ini peserta didik diharapkan memperoleh kemampuan
sebagai berikut :
a. Faktor Budaya.
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-
masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya
mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada
dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi
lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat
yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang
para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas
sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang
dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati
posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial
ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan,
kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel.
Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas
sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda,
tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.
b. Faktor sosial.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat
seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku
serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk
mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan
seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang
tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan
orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan
cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan
berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan
akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
c. Faktor pribadi.
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.
d. Faktor psikologi.
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik
konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan
pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran,
dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
2. Teori Kepuasan
a. Nilai guna total (total utility)
Merupakan nilai kepuasan secra keseluruhan yang didapat konsumen dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa.Pada nilai ini jumlah yang dikonsumsi sama
dengan nilai guna totalnya.
b. Nilai guna marginal (marginal utility)
Merupakan pertambahan nilai kepuasan yang didapat konsumen sebagai akibat dari
pertambahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
c. Nilai guna menurun (dimishing utility)
Nilai guna suatu barang ata jasa jika di konsumsi terus menerus,nilai gunanya akan
meningkat.Namun perlahan-lahan akan menurun dan akhirnya akan terjadi
kejenuhan.
d. Nilai guna yang sama (Hukum Gosen II)
Nilai barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen dalam
intensitas yang sama.Dengan kata lain,dengan adanya keterbatasan yang dimiliki
manusia atau konsumen akan berusaha untuk memenuhi bermacam-macam
kebutuhannya sampai pada intensitas yang sama.
Sumber: Wiratmajaty.blogspot.com