perilaku konsumen adalah suatu perilaku atau tindakan individu maupun kelompok (konsumen) dalam membeli atau mempergunakan produk ataupun jasa yang melibatkan proses pengambilan keputusan sehingga mereka akan mendapatkan produk ataupun jasa yang diinginkan oleh seorang konsumen.
Menurut beberapa ahli tentang teori perilaku konsumen :
1. Berdasarkan penafsiran Hasan (2013) perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. penafsiran Sunyoto (2012) perilaku konsumen (consumer behavior) dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dalam penentuan kegiatankegiatan tersebut. 3. Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 4. Engel, Blackwell dan Miniard (1995), mengartikan perilaku konsumen sebagai (kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini). Tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen 1. Pentingnya Perilaku Konsumen Alasan dalam melakukan aktivitas pemasaran adalah bertujuan untuk menarik perhatian serta membuat konsumen terpengaruh agar konsumen tertarik untuk membeli barang ataupun jasa yang ditawarkan. 2. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang harus diketahui oleh suatu Perusahaan sebagai berikut: a. faktor Budaya (Culture Factor) Faktor budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih menampakkan identitas serta sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Faktor budaya terdiri dari budaya (culture) itu sendiri dan sub-budaya (sub-culture). b. Faktor Sosial (Social Factor) Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi (references group), keluarga (family) serta peran sosial dan status (role and status) turut memengaruhi dalam perilaku pembelian. c. Faktor Pribadi (Personal Factor) Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi ini terdiri dari: 1. Usia dan Tahap Siklus Hidup (Age and Life Cycle Stage) 2. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi (Economic Situation) 3. Kepribadian dan Konsep Diri (Personality and Self-Concept) 4. Gaya Hidup (Life Style) 3. Jenis perilaku konsumen Jenis-jenis perilaku konsumen sendiri memiliki perbedaan antara konsumen yang satu dengan konsumen lainnya dan juga bermacam-macam modelnya. Contohnya ketika konsumen akan membeli atau sebelum melakukan pembelian terhadap produk furniture, konsumen akan melihat terlebih dahulu bahannya dari apa, tingkat ketahanan jangka panjang, harga, kegunaan, bahkan termasuk juga estetika dari furniture tersebut. Intinya konsumen akan melakukan apa yang disebut sebagai perilaku konsumen. Menurut Peter dan Olson (2010), terdapat dua jenis perilaku konsumen yaitu perilaku konsumen yang bersifat rasional dan perilaku konsumen yang bersifat irrasional. Dari kedua jenis perilaku konsumen tersebut mempunyai ciri masing-masing. Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat rasional: a. Konsumen menentukan produk menurut kebutuhan. b. Produk yang diambil konsumen memiliki manfaat yang optimal untuk konsumen. c. Konsumen memastikan produk yang kualitasnya terjaga dengan baik. d. Konsumen membeli produk yang harganya menyesuaikan dengan kemampuan konsumen. Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat irrasional: a. Konsumen sangat mudah tergoda dengan iklan dan promosi dari media cetak ataupun elektronik. b. Konsumen tertarik untuk membeli produk-produk bermerek atau branded yang sudah beredar luas dan sangat populer. c. Konsumen membeli produk bukan karena menurut kebutuhan, melainkan karena status berkelas dan gengsi yang tinggi.
B. Perilaku Konsumen dan Konsep Pemasaran
Bidang Perilaku Konsumen berakar kepada konsep marketing, yaitu filosofi marketing yang berorientasi pada konsumen (consumer oriented), yang berdasarkan pada premis bahwa marketer harus dapat membuat apa yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Perilaku konsumen dapat membantu pemasar dalam: 1. Mengelompokkan pasar ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang berbeda berdasarkan persamaan kebutuhan atau karakteristik serta pemilihan satu atau lebih segmen-segmen untuk menjadi sasaran sebuah bauran pemasaran. 2. Memahami konsumen dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku, bertindak dan berpikir. 3. Memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu dalam memasarkan produknya dengan baik. Dengan memahami konsumen para marketer akan memiliki kemampuan daya saing yang menguntungkan. C. Dasar-dasar Segmentasi Perusahaan tidak akan mungkin mampu dalam melayani serta memuaskan konsumen dengan tingkat kebutuhan yang sangat heterogen tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan segmentasi terhadap pasar, yaitu suatu strategi yang diterapkan dengan melakukan pengelompokan terhadap konsumen yang heterogen menjadi kelompok-kelompok yang lebih homogen. Beberapa variabel pokok yang sering digunakan sebagai pembeda dalam segmentasi pasar antara lain adalah geografis, demografis, psikografis (gaya hidup) dan prilaku. 1. Tingkat Segmentasi Segmentasi pasar menunjukkan usaha untuk meningkatkan ketepatan dalam penentuan sasaran dari suatu perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan yaitu: pemasaran segmen, pemasaran ceruk (niche) serta pemasaran individual. a. Pemasaran Segmen Segmen pasar terdiri dari kelompok-kelompok besar yang dapat diidentifikasikan dari sebuah pasar. b. Pemasaran Ceruk (Niche) Ceruk adalah kelompok pasar yang diidentifikasikan dengan lebih sempit dibandingkan dengan segmen pasar. Pasar ceruk ini adalah kelompok kecil yang kebutuhannya sedang tidak terlayani dengan baik. c. Pemasaran Individual Tingkat segmentasi tertinggi mengarah pada pemasaran secara individual atau pemasran sesuai dengan pesanan (customized marketing). Prinsip dalam pemasaran individual ini adalah pelanggan ingin mengekspresikan kepribadian mereka melalui produkproduk yang mereka beli. 2. Prosedur Segmentasi Konsep segmentasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu segmentasi a-priori dan segmentasi post- hoc. Segmentasi a-priori adalah segmentasi yang dilakukan sebelum suatu produk diluncurkan ke pasar. Contohnya adalah segmentasi dengan pendekatan geografis, psikografis dan prilaku. Segmentasi post-hoc adalah segmentasi yang dilakukan setelah produk diluncurkan. Setelah konsumen datang, dilakukan survey dan pengumpulan data dan kemudian dilakukan pengolahan data.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar