PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian perilaku konsumen.
2. Memahami jeni-jenis perilaku konsumen.
3. Memahami faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen.
4. Memahami model tiga tahap konsumsi jasa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Harga merupakan salah satu faktor penentu keputusan konsumen, dimana produk
dengan harga jual rendah proses pengambilan keputusan dilakukan konsumen lebih mudah
dibanding dengan produk berharga jual tinggi. Selain itu, kualitas produk, kegunaan, dan
berbagai hal lainnya juga menjadi bahan pertimbangan bagi seorang konsumen sebelum
memutuskan untuk membeli.
2. Mowen
Menurut Mowen, pengertian perilaku konsumen adalah suatu aktivitas saat seseorang
mendapatkan, mengkonsumsi atau membuang suatu produk (barang atau jasa) pada saat
proses pembelian.
2
mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut dilakukan
dengan terlibat secara langsung dalam proses memperoleh, mengkonsumsi, membuang
suatu produk (barang atau jasa).
Secara umum, ada dua jenis konsumen, yaitu konsumen rasional dan konsumen
irasional. Keduanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membuat keduanya mudah dikenali.
2. Konsumen Irasional adalah konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming potongan
harga, atau strategi marketing lainnya dari suatu produk tanpa mengedepankan aspek
kebutuhan atau kegunaan produk tersebut bagi dirinya. Biasanya konsumen irasional
memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
3
c) Biasanya konsumen ini cenderung membeli barang karena prestise atau gengsi,
bukan berdasarkan kebutuhannya.
Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi consumer behavior, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri si konsumen, diantaranya;
a) Motivasi
b) Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku pengambilan
keputusan dalam pembelian sebuah produk. Jika orang tersebut sedang memiliki
uang yang lebih, secara otomatis ia akan memilih produk berkualitas yang
harganya lebih mahal. Jika sedang tidak memiliki uang lebih, konsumen akan
memilih produk yang harganya cenderung lebih murah, atau bahkan akan
mencari produk yang berdiskon.
c) Sikap
Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan
tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap seseorang terhadap produk atau
4
merek memengaruhi tindakan membeli atau menggunakan produk atau merek
tersebut.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah berbagai faktor yang bersumber dari lingkungan si konsumen,
diantaranya sebagai berikut :
a) Kebudayaan
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan budi, dan akal
manusia, yang diwujudkan dalam bentuk simbol dan fakta yang kompleks serta
diwariskan secara turun-temurun. Faktor budaya terdiri dari kultur, sub-kultur dan
kelas sosial. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen karena seseorang cenderung akan
mengikuti budaya di daerah tempat tinggalnya.
c) Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-
anaknya yang hidup bersama-sama. Keluarga adalah kelompok paling kecil di
dalam kehidupan masyarakat, tetapi mempunyai peranan terbesar dalam
pembentukan sikap dan perilaku seseorang terutama pada pembelian sebuah
produk maupun jasa.
5
2.4 Model Tiga Tahap Konsumsi Jasa
1) Tahap Pra Pembelian
Tahap prapembelian ini diawali dengan timbulnya kebutuhan–kebutuhan pelanggan
potensial kemudian dilanjutkan dengan pencarian informasi dan pengevaluasian sejumlah
alternative untuk memutuskan apakah pelanggan akan membeli suatu layanan atau tidak.
a) Timbulnya Kebutuhan
Keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu jasa akan dipicu oleh kebutuhan
dasar atau timbulnya kebutuhan dari seorang individu maupun organisasi. Kesadaran
akan suatu kebutuhan ini akan mendorong pencarian informasi dan pengevaluasian
berbagai alternative sebelum sebuah keputusan diambil. Kebutuhan ini bisa dipicu oleh
beberapa faktor, diantaranya :
1. Pikiran bawah sadar (misalnya: identitas, dan aspirasi pribadi).
2. Kondisi fisik (misalnya: rasa lapar seseorang mendorongnya pergi ke Burger King).
3. Sumber eksternal (misalnya: aktivitas pemasaran perusahaan penyedia jasa).
b) Pencarian Informasi
Begitu suatu kebutuhan atau masalah sudah disadari, para pelanggan akan
termotivasi untuk mencari solusi guna memuaskan kebutuhan mereka. Beberapa
alternatif akan muncul ke pikiran, dan membentuk evoked set atau disebut set
pertimbangan (consideration set) , yaitu suatu kumpulan produk atau merek yang
mungkin dipertimbangkan oleh seorang pelanggan dalam proses pengambilan
keputusan. Set pertimbangan ini dapat diperoleh dari pengalaman masa lalu atau
sumber eksternal seperti iklan, pajangan toko, berita dan lain-lain.
6
dicoba, dirasakan, atau di ‘’test drive’’ oleh para konsumen prospektif sebelum
melakukan pembelian. Atribut berwujud ini membantu para pelanggan untuk
memahami dan mengevaluasi apa yang akan mereka dapatkan sebagai pertukaran
dari uang yang mereka keluarkan serta mengurangi rasa ketidakpastian atau risiko
yang terkait dengan pembelian produk.
7
d. Mencari garansi dan jaminan.
e. Mengunjungi fasilitas layanan atau uji coba beberapa aspek dari layanan sebelum
melakukan pembelian, dan mempelajari tanda-tanda yang terlihat (tangible
cues) atau sejumlah bukti fisik seperti bagaimana rasa dan tampilan dari
pengaturan layanan atau berbagai penghargaan yang dimenangkan oleh
perusahaan itu.
f. Menanyakan kepada karyawan yang cukup berpengetahuan mengenai produk jasa
yang saling berkompetisi.
Selain itu, Perusahaan perlu bekerja secara proaktif untuk mengurangi persepsi
pelanggan akan risiko, dengan beberapa strategi sebagai berikut :
a. Mendorong para pelanggan prospektif untuk mengenali layanan dari brosur, situs
web dan video.
b. Mendorong para pelanggan prospektif untuk mengunjungi fasilitas layanan
sebelum melakukan pembelian.
c. Menawarkan uji coba gratis yang cocok untuk jasa dengan atribut pengalaman
yang tinggi.
d. Iklan. Hal ini memberi para konsumen suatu interpretasi dan nilai suatu produk
atau layanan.
e. Menunjukkan bukti kualifikasi.
f. Penggunaan manajemen bukti, sebuah pendekatan terorganisasi dengan
menunjukkan bukti logis kepada para pelanggan mengenai citra yang ingin diraih
oleh perusahaan dan proposisi nilainya.
g. Menerapkan prosedur keamanan yang dapat membangun rasa yakin dan percaya.
h. Memberikan kepada para pelanggan akses informasi online mengenai status dari
pesananan atau prosedur mereka.
i. Menawarkan jaminan layanan seperti garnsi uang kembali.
8
Ekspektasi terhadap layanan meliputi beberapa elemen, yaitu layanan yang
diinginkan, memadai, dan sesuai dengan perkiraan, serta suatu zona toleransi yang
terletak di antara tingkat yang diinginkan dan tingkat yang memadai.
1. Layanan yang diinginkan (desired service).
Jenis layanan yang diharapkan untuk diterima oleh para pelanggan disebut desired
service. Hal ini adalah tingkat ‘’harapan’’ suatu kombinasi akan apa yang para
pelanggan anggap dapat dan harus dihantarkan dalam konteks kebutuhan pribadi
mereka. Layanan yang diinginkan juga bisa dipengaruhi oleh janji eksplisit dan
implisit yang dibuat oleh penyedia layanan jasa word of mouth, dan pengalaman
masa lalu.
9
e) Keputusan Pembelian
Berbagai keputusan pembelian untuk layanan jasa yang sering dilakukan
merupakan hal yang cukup sederhana dan dapat dibuat dengan cepat, tanpa perlu terlalu
banyak pemikiran-persepsi risikonya rendah, pilihan-pilihannya jelas, dan karena
pernah digunakan sebelumnya, karakteristik-karakteristiknya mudah dipahami. Jika
konsumen sudah memiliki pemasok favorit, dia mungkin akan memilihnya lagi selama
tidak ada alasan kuat untuk memilih yang lain.
2) Tahap Pelayanan
Tahap ini sering dimulai dengan pemesanan, meminta reservasi, atau bahkan
mengirimkan formulir aplikasi. Tahap transaksi interaksi layanan adalah waktu pada saat
seorang pelanggan berinteraksi secara langsung dengan penyedia layanan.
a) Proses Pelayanan adalah moment of truth
Kita bisa berkata bahwa persepsi kualitas dibentuk pada saat moments of truth, ketika
penyedia layanan dan pelanggan saling berhadapan di arena. Pada saat itu mereka lebih
tergantung pada diri mereka sendiri. Hanya ada ketrampilan, motivasi, dan sarana yang
digunakan oleh perwakilan perusahaan dengan ekspektasi dan perilaku pelanggan yang
bersama-sama akan menciptakana proses layanan (ichard Norman).
c) Sistem Servuction
Untuk menggambarkan bagian dari lingkungan fisik organisasi layanan yang dapat
dilihat dan dialami oleh para pelanggan. Sistem servuction terdiri dari inti bersifat
10
teknis yang tidak terlihat oleh pelanggan dan sistem penghantaran layanan yang terlihat
dan dialami pelanggan.
1. Inti yang bersifat teknis, dimana input diproses dan elemen produk jasa diciptakan.
Inti bersifat teknis ini biasanya ada di bekakang layar dan tidak terlihat oleh
pelanggan.
2. Sistem penghantaran layanan, dimana perakitan terakhir dilakukan dan produk
dihantarkan kepada pelanggan. Subsistem ini termasuk bagian yang terlihat dari
sistem operasi pelayanan.
b) Ekspektasi Layanan
Selama proses pengambilan keputusan, para pelanggan menilai atribut-atribut dan
berbagi risiko yang berhubungan dengan layanan yang ditawarkan. Di dalam proses itu,
mereka mengembangkan sejumlah ekspektasi tentang bagaimana pelaksanaan layanan
yang mereka pilih (tingkat layanan yang diperkirakan, diinginkan, dan memadai seperti
yang telah didiskusikan pada bagian keputusan pembelian).
11
c) Apakah Ekspektasi Selalu Menjadi Standar Perbandingan?
Membandingkan kinerja dengan ekspektasi akan berguna dalam pasar yang kompetitif
di mana para pelanggan memiliki cukup pengetahuan untuk memilih layanan yang
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Lalu ketika ekspektasi tersebut terpenuhi,
pelanggan akan terpuaskan. Tetapi dalam pasar yang nonkompetitif atau dalam kondisi
di mana pelanggan tidak memiliki kebebasan untuk memilih (misalnya, terkendala oleh
biaya untuk beralih ke penyedia jasa lain, atau karena batasan waktu atau lokasi), ada
risiko dalam mendefinisikan kepuasan pelanggan secara relative terhadap ekspektasi
mereka sebelumnya. Contohnya, jika ekspektasi pelanggan rendah dan layanan actual
yang dihantarkan hanya sekadarnya memenuhi tingkat harapan, maka pelanggan tidak
akan merasa bahwa mereka menerima kualitas layanan yang baik.
d) Kegembiraan Pelanggan
Temuan dari riset yang dilakukan oleh Richard Oliver, Roland Rust dan Sajeev Varki
menunjukkan bahwa kegembiraan pelanggan merupakan fungsi terdiri dari dua
komponen: (1) kinerja tingkat tinggi yang tidak diduga, (2) munculnya kegairahan
(misalnya kejutan, kegirangan). Jika pelanggan merasa gembira, maka ekspektasi
mereka akan meningkat. Mereka akan merasa kecewa jika tingkat pelayanan kembali
turun ke tingkat sebelumnya, dan akan membutuhkan lebih banyak upaya untuk
membuat mereka “gembira”.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa sebuah layanan dapat
menentukan tingkat kepuasan suatu konsumen terhadap produk jasa yang ditawarkan.
Konsumen juga dihadapkan pada beberapa alternatif yang membandingkan dan mengevaluasi
perbedaan dan penawaran-penawaran jasa. Adapun tingkat kesulitan yang dialami konsumen
yaitu atribut pencarian, atribut pengalaman, dan atribut kredibilitas.
Biasanya pelanggan mencoba untuk menilai penyelenggaraan dari setiap layanan pada atribut
yang dianggap penting bagi mereka dan memilih layanan yang dianggap paling baik dalam
memenuhi kebutuhan mereka dalam menilai sebuah produk jasa yang bersaing.
Dalam proses pencarian dan pengambilan keputusan, konsumen sangat dipengaruhi
oleh pencarian informasi dan pengevaluasian atribut-atribut produk. Jika sebelumnya tidak
memiliki pengalaman yang relevan mungkin akan memiliki ekspektasi sebelum membeli
yang mengacu dari komentar mulut ke mulut. Setelah para konsumen mengevaluasi berbagai
pilihan alternative, berbagai keputusan pembelian untuk layanan jasa pun sering dilakukan.
Setelah mengambil keputusan pembelian, pelanggan melakukan transaksi interaksi layanan
yang dimulai dengan pemesanan, meminta reservasi, atau bahkan mengirimkan formulir
aplikasi.
13