Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR EKOMOMI DAN MANAJEMEN 2

Disusun oleh :

Nama : - I Gusti Made Aditya Chandra (22419860)

- Imelda Putri Atifiany (22419975)

- Dimas Augie Nugroho (27419151)

- Ariq Ahmad Fauzi (21419038)

Kelas : 1IC01

Kelompok : 1

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia


yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum".
Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen
rumah tangga."

Secara umum, prinsip ekonomi mencakup 3 hal utama yaitu :

a. Kegiatan produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa.

b. Kegiatan distribusi merupakan kegiatan menyalurkan produk atau jasa agar dapat
sampai ke tangan konsumen.

c. Kegiatan konsumsi merupakan kegiatan yang dilakukan konsumen untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam


masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Melakukan pendekatan perilaku konsumen adalah suatu proses yang dilalui oleh
seorang pembeli dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi serta bertindak
pada konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan seseorang tersebut.

Memaksimalkan kepuasan konsumen dengan membuat startegi dan rencana dalam


menentukan harga, kualitas, SDM, dan lokasi usaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENDEKATAN PRILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses
pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan
pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan hal-
hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga
meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi,
maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan
melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa
tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan
memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan semakin lama
melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan, mengevaluasi, dan
mempertimbangkan.

2.1.1. Teori Pendekatan Prilaku Konsumen

1. Pendekatan Kardinal

disebut juga dengan pendekatan marginal itulity. Pendekatan kardinal


dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan
yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan
satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah. Semakin besar jumlah
barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen.
Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaanya
dengan pendapatan yang lebih. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua
konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal

2
utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh
individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan
kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya
perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.

2. Pendekatan Ordinal

Disamping pendekatan kardinal, dalam hal konsumsi kita juga mengenal


pendekatan ordinal. Pendekatan Ordinal digunakan karena pendekatan
kardinal memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan
kardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna
marjinal, sebagian besar ekonomi saat ini menolak pendekatan kardinal
yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana seperti es
krim/kopi. Mereka memperkenalkan pendekatak ordinal yang lebih
memberi penekanan bahwa "barang A lebih saya sukai daripada barang si
B". Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi
barang yang dikonsumsi.

2.1.2. Jenis-jenis Prilaku Konsumen

Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu


perilaku konsumen yang bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksudkan dengan
perilaku konsumen yang bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen dalam
pembelian suatu barang dan jasa yang mengedepankan aspek-aspek konsumen
secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan mendesak, kebutuhan utama/primer,
serta daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen pembelinya. Sedangkan
perilaku konsumen yang bersifat irrasional adalah perilaku konsumen yang mudah
terbujuk oleh iming-iming diskon atau marketing dari suatu produk tanpa
mengedepankan aspek kebutuhan atau kepentingan. Untuk lebih jelasnya, berikut
beberapa ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara perilaku konsumen yang
bersifat rasional dan perilaku konsumen yang bersifat irrasional.

3
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

2.Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi


konsumen

3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

4.Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan


konsumen

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:

1.Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak
maupun elektronik

2.Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah


dikenal luas

3.Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan


gengsi atau prestise.

2.1.3. Proses Pembentukan Prilaku Konsumen

Perilaku konsumen dilakukan berdasarkan suatu proses sebelum dan sesudah


seorang konsumen melakukan proses pembelian suatu barang maupun jasa. Dalam
perilaku konsumen tersebut, seorang pembeli akan melakukan penilaian yang
kemudian pada akhirnya akan mempengaruhi proses pengambilan keputusannya
atas pembelian barang atau jasa tersebut. Berikut beberapa tahapan pengambilan
keputusan seorang konsumen :

4
1. Pengenalan Masalah

Biasanya seorang konsumen melakukan pembelian atas dasar kebutuhan


atau untuk menyelesaikan keperluan, masalah dan kepentingan yang
dihadapi. Jika tidak ada pengenalan masalah terlebih dahulu, maka
konsumen juga tidak akan tahu produk mana yang harus dibeli.

2. Pencarian Informasi

Setelah mengetahui permasalahan yang dialami, maka pada saat itu seorang
konsumen akan aktif mencari tahu tentang bagaimana cara penyelesaian
masalahnya tersebut. Dalam mencari sumber atau informasi, seseorang
dapat melakukannya dari diri sendiri (internal) maupun dari orang lain
(eksternal) seperti masukan, sharing pengalaman, dan lain sebagainya.

3. Mengevaluasi Alternatif

Setelah konsumen mendapatkan berbagai macam informasi yang


dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, maka hal selanjutnya yang
dilakukan oleh konsumen tersebut adalah mengevaluasi segala alternatif
keputusan maupun informasi yang diperoleh.  Hal itu lah yang menjadi
landasan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

4. Keputusan Pembelian

Proses selanjutnya setelah melakukan evaluasi pada alternatif-alternatif


keputusan yang ada adalah konsumen tersebut akan melalui proses yang
disebut dengan keputusan pembelian. Waktu yang diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan ini tidak sama, yaitu tergantung dari hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam proses pembelian atau pengambilan
keputusan tersebut.

5
5. Evaluasi Pasca-Pembelian

Proses lanjutan yang biasanya dilakukan seorang konsumen setelah


melakukan proses dan keputusan pembelian adalah mengevaluasi
pembeliannya tersebut. Evaluasi yang dilakukan mencakup pertanyaan-
pertanyaan mendasar seperti apakah barang tersebut sudah sesuai dengan
harapan, sudah tepat guna, tidak mengecewakan, dan lain sebagainya. Hal
ini akan menimbulkan sikap kepuasan dan ketidakpuasan barang oleh
konsumen, mengecewakan dan tidak mengecewakan. Hal tersebut akan
berdampak pada pengulangan pembelian barang atau tidak. Jika barang
memuaskan dan tidak mengecewakan, maka konsumen akan mengingat
merk produk tersebut sehingga akan terjadi pengulangan pembelian di masa
mendatang.  Namun jika barang tidak memuasakan dan mengecewakan,
maka konsumen juga akan mengingat merk barang tersebut dengan tujuan
agar tidak mengulang kembali membeli barang tersebut di masa yang akan
datang.

2.1.4. Cara Mengenali Prilaku Konsumen

Dalam disiplin ilmu ekonomi terdapat 3 pendekatan untuk mengenali perilaku


konsumen, pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Interpretif.

Pendekatan ini adalah pendekatan yang membahas secara mendalam hal-


hal mendasar mengenai perilaku konsumen. Dalam pendekatan ini
menggunakan teknik observasi langsung yaitu menggunakan teknik
wawancara yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh. Selain
wawancara, pendekatan ini juga mengutamakan focus group
discussion. Semua hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai makna suatu produk atau jasa bagi konsumen, serta perasaan
yang dialami konsumen ketika membeli kemudian menggunakan produk

6
maupun jasa tersebut.

2. Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu
Psikologi Kognitif, Sosial dan Behavioral serta Ilmu Sosiologi.

Pendekatan ini menggunakan studi lapangan berupa eksperimen yang


didukung dengan survey dengan tujuan untuk menguji hipotesa penelitian
yang berkaitan dengan teori. Kemudian dicari sebuah pemahaman
mengenai proses seorang konsumen menganalisa beberapa informasi,
membuat keputusan, dan pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku
konsumen tersebut. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk
mengembangkan teori dan metode yang relatif. Yang mana akan digunakan
untuk menjelaskan perilaku konsumen serta pembuatan keputusan
konsumen.

3. Pendekatan Sains Pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu
Ekonomi dan Statistika.

Penelitian dalam pendekatan ini menggunakan pengembangan teori dari


Abraham Maslow yaitu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Teori tersebut
berisi tentang hierarki kebutuhan manusia yang kemudian diuji coba
dengan model Ilmu Matematika. Pendekatan ini dilakukan untuk
memprediksi moving rate analysis atau pengaruh startegi marketing
terhadap pilihan dan pola konsumsi.

2.2. Memaksimalkan Kepuasan Konsumen

7
2.2.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan


(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler
mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya.
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi
ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse  dan Wilson dalam
Nasution, 2004) Oliver (dalam Peter dan Olson, 1996) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang
mengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaan-perasaan yang
terbentuk mengenai pengalaman pengkonsumsian.

2.2.2. Komponen Kepuasan Konsumen

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa ada banyak pengertian


kepuasan konsumen. Menurut Giese & Cote (2000) sekalipun banyak definisi
kepuasan konsumen, namun secara umum tetap mengarah kepada tiga komponen
utama, yaitu:

a. Respon : Tipe dan intensitas

Kepuasan konsumen merupakan respon emosional dan juga kognitif.


Intesitas responnya mulai dari sangat puas dan menyukai produk sampai
sikap yang apatis terhadap produk tertentu.

b. Fokus

8
Fokus pada performansi objek disesuaikan pada beberapa standar. Nilai
standar ini secara langsung berhubungan dengan produk, konsumsi,
keputusan berbelanja, penjual dan toko.

c. Waktu respon

Respon terjadi pada waktu tertentu, antara lain : setelah konsumsi, setelah
pemilihan produk atau jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif. Durasi
kepuasan mengarah kepada berapa lama respn kepuasan itu berakhir.

2.2.3. METODE PENGUKURAN KEPUASAN KONSUMEN

Menurut  Kotler yang dikutip dari Buku Total Quality Management ada


beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran kepuasan
pelanggan, diantaranya (Tjiptono, 2003:104):

a.  Sistem keluhan dan saran


Organisasi yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan
saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide
cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara
tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

b. Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan
atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-
temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan
pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-
produk tersebut. Selain itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara
penanganan setiap keluhan.

9
c. Lost customer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi
pemantauan customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss
rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggannya.

d. Survai kepuasan pelanggan


Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan
penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara
langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal)
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

2.2.4. ELEMEN KEPUASAN KONSUMEN


Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat 5 elemen dalam kepuasan
konsumen yaitu :
1) Expectations

Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum
konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian
dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka
terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang
atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan
konsumen merasa puas.

2) Performance

Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika


digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja actual

10
barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.
3) Comparison

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa
sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut.
Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau
melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.
4) Confirmation/disconfirmation

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap


penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang
lain. Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk.
sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih
rendah dari kinerja aktual produk. konsumen akan merasa puas ketika
tejadi confirmation / discofirmation.

11
12

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pendekatan Prilaku serta memaksimalkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana


manfaat sebuah produk dirasakan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan.

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain :

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk.

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun

pesaing-pesaingnya.                                                                                                   

c. Pengalaman dari teman-teman.

Komponen kepuasan konsumen terdiri dari :

1. Respon : Tipe dan Intensitas

2. Focus

3. Waktu respon
Factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

1. Kualitas produk

2. Kualitas pelayanan

3. Emosional

4. Harga        

5. Biaya

DAFTAR PUSTAKA

[1]. http://lestarinunik.blogspot.com/2017/01/teori-kepuasan-konsumen.html
[2]. https://guruakuntansi.co.id/pengertian-ekonomi/
[3]. https://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
[4]. https://senjayakertiawan.wordpress.com/2012/12/05/perilaku-konsumen-
pendekatan-ordinal-dan-kardinal/

Anda mungkin juga menyukai