Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENGANALISIS TEORI PERILAKU KONSUMEN

Dosen pengampu

Putri Sari M.J Silaban SE.M SI


Disusun Oleh:

Angelica Lumban Tobing (7203142003)


Marni Lolo Lingga (7202142006)
Monica Verawati Sirait (7203142024)
Selina Manurung (7203342001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah
PENGANTAR EKONOMI MIKRO dengan judul’’ TEORI PERILAKU EKONOMI’’. Kami
berterimakasih kepada ibu dosen Putri Sari M J Silaban SE,M.SI yang sudah memberikan
bimbingannya. Kami berharap semoga makalah ini walaupun dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam strategi mengubah kegagalan menjadi
sebuah kesuksesan . Dan kami juga berharap semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. "oleh kerena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Sidikalang,13 Oktober 2020

Penyusun

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………........ 1
Latar Belakang………………………………………………...………….. 1.1
Rurmusan Masalah…………………………………………….….….…... 1.2
Tujuan………………………………………………………….….….…... 1.3
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………….
A. Pengetian Kegagalan…………………………………………………... 2.1
B. Macam-Macam Kegagalan …………………………………………... 2.2
C. Faktor Penyebab Kegagalan …………………………………………... 2.3
D. Pengertian Kesuksesan …………………………………………........... 2.4
E. Mengenali Introspeksi Diri……………………………………….......... 2.5
F. Faktor Penyebab Kesuksesan ………………………………………..... 2.6
G. Strategi Bangkit dari Kegagalan……………………………………..... 2.7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………......... 3
Kesimpulan……………………………………………………………................... 3.1
Daftar Pustaka……………………………………………………........................... 3.2

III
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap
sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan
jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap
setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja
produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut.
Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan,yaitu pendekatan guna cardinal atau
cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach.
Pendekatan guna cardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak
hanya dapat dibandingkan,akan tetapi dapat juga di ukur. Oleh karena menurut kenyataan
kepuasan seseorang tidak dapat di ukur, maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat
dikaitkan tidak realistic. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori
konsumen yang menggunakan pendekatan guna cardinal, yang terkenal pula dengan sebuah
teori konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility
approach.
Keseimbangan konsumen adalah ketika konsumen mendapatkan kepuasan yang maksimal
dengan mendapatkan 2 jenis barang yaitu barang agraris dan barang industri dimana
kurva keseimbangan akan tercapai apabila konsumen memberikan sumber-sumber secara
keseluruhan yang dimilikinya 

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagi berikut:
1. Apakah konsep teori perilaku konsumen
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan konsumen cardinal
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan konsumen ordinal
4. Apakah keseimbangan konsumen
5. Efek efek perubahan harga

1
TUJUAN
1. Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep ‘’
Teori Perilaku Konsumen
2. Menambah pengetahuan tentang pendekatan konsumen cardinal dan ordinal
3. Menambah wawasan tentang keseimbangan konsumen serta efek – efek perubahan
harga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap
yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada
tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk,
dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user.
Peran yang dilakukan tersebut adalah:
1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara
sengaja atau tidak;
3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang
akan dibeli, bagaimana membelinya;
4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya;dan
5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu


produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya
dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis,
sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada
penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta
beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

3
 Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha
memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya
terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal
utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
 Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat
diamati secara langsung;
 Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-
kelas sosial dan sebagainya.

B. Teori Perilaku Konsumen

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok
yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi,
psikografi, dan perilaku.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi

4
yang lain tidak berubah(ceterisparibus).
Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang
dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Perilaku Konsumen Rasional


Suatu kegiatan konsumsi bisa dikatakan rasional jika beberapa hal di bawah ini diperhatikan :
1. Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
2. Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
3. Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin atau baik.
4. Harga suatu produk sesuai dan setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh
konsumen.
 Perilaku Konsumen Irasional
Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang dilakukan oleh
konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan pembelian produk tanpa
memperkirakan kegunaan dari produk tersebut, contoh perilaku irasional antara lain :
1. Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan dari suatu produk baik melalui media
cetak, elektronik atupun sosial,
2. Merk yang dimiliki hanya merk terkenal,
3. Mengutamakan gengsi atau prestise.

C. Pendekatan Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen bisa dilihat dari beberapa pendekatan, dimana pendekatan tersebut
akan memberi jawaban tentang maksud dari perilaku konsumen. Ada dua pendekatan terkait
hal tersebut, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna (utility)
ordinal.
1. Pendekatan Kardinal

Pendekatan kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan satuan
uang atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan subjek yang
menilainya. 
1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
2. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
3. hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap
unit tambahan konsumsi semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik
sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan

5
semakin turun ).Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU
curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum
Gossen.
4. kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen
memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar
mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia
hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa
disebut sebagai Daya guna marginal.

Pendekatan memiliki asumsi bahwa sebuah produk yang memiliki kegunaan lebih bagi
konsumen maka itulah yang paling diminati. Untuk itu pendekatan ini sering disebut dengan
pendekatan dengan penilaian yang subjektif.
Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
 Gossen I : menyatakan bahwasannya kepuasan konsumen akan menurun ketika
kebutuhan mereka dipenuhi terus-menerus.
 Gossen II : menyatakan bahwasannya seorang konsumen akan terus menerus
memnuhi kebutuhannya sampai mencapai intensitas yang sama. Maksud dari
intensitas yang sama adalah rasio antara marginal utility dan harga dari produk yang
satu dengan rasio marginal utility dan harga produk yang lainnya.
Hipotesisi uatama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang semakin
turun, menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akan semakin menurun
ketika mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk tersebut. Berbicara
tentang nilai guna marginal pasti ada kaitannya dengan bagimana pemaksimuman nilai guna
ayang dirasakan oleh konsumen. Ada beberapa syarat pemaksimuman bisa terjadi yaitu
ketika konsumen berada dalam keadaan-keadaan sebagai berikut :
 Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang dkonsumsinya
jika perbandingan antara nilai guna marginal berbagai produk tersebut sama dengan
perbandingan harga-harga produk tersebut.
 konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang mereka konsumsi jika
terdapat kesamaan diantara setiap rupiah yang dikeluarkan dengan setiap produk
yang dikonsumsi.

Dalam pendekatan kardinal ini terdapat beberapa asumsi,antara lain :

1) Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter satuan harga atau utilitas.
2)Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan hidupnya sesuai
dengan batas kemampuan pendapatannya.
3)Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus melakukan
konsumsi terhadap produk tersebut (diminishing marginal utility).

6
4)memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
5)Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
6)Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri (independent).
7)Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.

Dengan berbagai asumsi tersebut pendekatan kardinal mampu menyusun sebuah formulasi
fungsi permintaan secara baik. Namun meski begitu pendekatan ini memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya :
 Daya guna yang dipandang hanya dari segi subjektif membuat tidak adanya alat ukur
yang tepat dan sesuai dengannya.
 konsep constan marginal utility of money, yang membuat anggapan nilai uang akan
menurun ketika jumlang uang semakin banyak.
 Konsep diminishing marginal utility merupakan permasalah yang sangat sukar dari
segi psikologis dan sulit diterima sebagai aksioma.

2)Pendekatan Ordinal
Berbeda dengan pendekatan kardinal yang memfokuskan kajian pada daya atau nilai guna
suatu barang, namun dalam pendekatan ordinal daya guna tidak seratus persen diperhatikan
cukup diketahui dan konsumen mampu menyusun urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh ketika mengkonsumsi sebuah produk. Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah
semakin banyak produk yang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan yang didapat oleh
konsumen. Dalam menganalisa tingkat kepuasan pendekatan ini menggunakan kurva
indefferen yang menunjukkan kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk
yang memberikan tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan
kombinasi antara duua macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan
pendapatan yang terbatas.
Perpaduan antara dua kurva ini akan menunjukkan kepuasan yang dicapai oleh konsumen.
Dengan demikian pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah kepuasan yang
maksimum dari melakukan konsumsi terhadap dua macam produk dengan tingkat pendapatan
tertentu. Berbicara tentang pendekatan ordinal pasti tak terlepas dari kurva indeferens yang
memiliki beberapa ciri diantaranya :
 Memiliki garis miring yang negatif, artinya konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya terhadap suatu produk yang satu jika mereka melakukan konsumsi
terhadap produk yang lainnya.
 cenderung menuju ke arah titik origin, artinya hal ini menunjukkan adanya perbedaan
proporsi jumlah yang harus ia keluarkan atau korbankan dalam upaya mengubah
kombinasi antara jumlah masing-masing produk yang dikonsumsi.
 Tidak akan ada saling berpotongan, sehingga konsumen tidak mungkin akan
mendapatkan kepuasaan yang sama pada suatu kurva indeferens yang berbeda.

7
Sama halnya dengan pendekatan kardinal, pendekatan ordinal juga memiliki beberapa
asumsi penting di dalamnya, antara lain :
 Konsumen yang bersifat rasional
 Konsumen memiliki skala prioritas dalam menyusun produk yang akan dikonsumsi
mulai dari yang memiliki daya guna kecil hingga pada yang memiliki daya guna
tinggi.
 Konsumen memiliki sejumlah uang
 Konsumen selalu berupaya untuk mendapatkan kepuasan maksimal.
 Konsumen selalu konsisten
 Hukum yang berlaku adalah hukum transitif.

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan
konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada
kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal mengukur
kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan
menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang
dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:
I. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi
barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
II. Cenderung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi
jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-
masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
III. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada
suatu kurva indiferens yang berbeda.
Perbedaan antara pendekatan kardinal dengan ordinal:
A. Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat
dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat
dinyatakan dalaml bilangan/angka.
B. Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal
utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis
indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

D. Keseimbangan konsumen

8
Keseimbangan konsumen adalah ketika konsumen mendapatkan kepuasan yang maksimal
dengan mendapatkan 2 jenis barang yaitu barang agraris dan barang industri dimana
kurva keseimbangan akan tercapai apabila konsumen memberikan sumber-sumber secara
keseluruhan yang dimilikinya 

Maksimimasi kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi dua jenis barang dapat dapat
ditentukan dengan menggambarkan kurva indiferen dan garis anggaran pada bidang yang
sama. Konsumen akan membelanjakan pendapatannya sedemikian rupa sehingga kepuasan
yang diterimanya maksimum. Proses maksimisasi kepuasan konsumen dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Asumsi sebelumnya menyatakan bahwa konsumen adalah rasional, dalam arti ia ingin
membelanjakan seluruh pendapatannya sedemikian rupa sehingga tercapai kepuasan
maksimum. Berdasarkan gambar di atas, titik kepuasan maksimum yang dapat dicapai adalah
dititik A pada kurva indiferen I2, di mana di titik ini terjadi persinggungan antara garis
anggaran dan kurva indiferen. Keseimbangan konsumen akan tercapai apabila Mu x/Px =
MUy/Py

Titik D dan C terletak pada kurva indiferen I 1 yang lebih rendah dari kurva indiferen I2. Ini
berarti dititik C dan D kepuasan yang diterima lebih rendah walaupun ia telah
membelanjakan semua pendapatannya. Dengan menggeserkan kurva indiferen menjauhi titik
origin maka konsumen tersebut akan mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi pada
garis anggaran yang sama. Kepuasan maksimum akan tercapai di titik A, yaitu pada
persinggunan kurva indiferen I2 dan garis anggaran KL. Sedangkan titik B tidak mungkin
dapat dicapai karena di luar jangkauan kendala pendapatan.

Derivasi Kurva Permintaan konsumen

Kurva permintaan konsumen dapat diturunkan dari perubahan harga salah satu barang.
Dengan memisalkan harga X turun sedangkan harga Y dan pendapatan konsumen tetap.
Penurunan harga barang X akan menyebabkan pendapatan riil konsumen naik sehingga

9
semakin banyak jumlah barang X yang dibeli. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai
berikut

Keseimbangan konsumen mula-mula dititik A, penurunan harga X akan menyebabkan


keseimbangan berubah menjadi ttik B. Keseimbangan konsumen di titik A pada kurva
indiferen ditranformasikan pada kurva permintaan menjadi titik A dengan memisalkan harga
P1x, dan dengan jumlah permintaan barang X sebesar X1x,. Kemudian penurunan harga
menyebabkan jumlah X yang dibeli bertambah, titik B pada kurva indiferen ditansformasikan
menjadi titik B pada kurva permintaan. Harga yang terjadi adalah di titik B , yaitu P 2x adalah
lebih rendah harga P1x.

Kurva permintaan konsumen didapat dengan menghubungkan titik A dengan titik B. Jadi
hukum permintaan yang menyatakan apabila harga turun jumlah yang diminta naik atau
apabila harga naik jumlah yang diminta turun, dalam hal ini telah terpenuhi.

Efek-efek Perubahan harga.

Efek-efek perubahan harga dapat dibedakan atas tiga, yaitu efek subsitusi, efek, pendapatan
dan efek total. Efek substitusi (subsitution effect) adalah perubahan jumlah barang yang
diminta karena perubahan harga relatif sesudah penghasilan konsumen dikompensasi. Efek
pendapatan (income effect) adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat pendapatan
riil konsumen berubah. Efek total (total effect) adalah perubahan jumlah yang diminta
konsumen apabila konsumen bergerak dari satu keseimbangan ke keseimbangan yang lain
(efek total adalah penjumlahan efek pendapatan dan efek substitusi)

Ketiga efek ini juga dapat dibedakan pengaruhnya antara barang normal, barang inferior dan
barang giffen. Barang normal (normal goods) adalah barang yang apabila harganya turun

10
maka permintaan naik, dan apabila harga naik maka permintaannya turun (sesuai dengan
hukum permintaan), sedangkan barang inferior (inferior goods) atau biasa disebut barang
yang berkualitas rendah, yaitu kenaikan harga akan menyebabkan pendapatan riil konsumen
turun dan mengakibatkan jumlah yang diminta naik, sebaliknya apabila harga turun
permintaan akan turun. Hal ini disebabkan konsumen merasa lebih baik dan ia akan
menggantikan barang inferior tersebut dengan barang yang berkualitas lebih baik. Barang
giffen (giffen  goods) adalah barang apabila terjadi penurunan harga akan menyebabkan
terjadinya kenaikan permintaan. Penamaan barang giffen diambil dari nama ekonom
penemunya, yaitu bernama Sir Robert Giffen (1837-1910), di mana dinyatakan

Untuk melihat pengaruh kenaikan harga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Keseimbangan mula-mula berada di titik A, yaitu pada garis anggaran BL0 dan kurva
indiferen I0. Kenaikan harga barang X akan menyebabkan permintaan terhadap barang X
menurun, keseimbangan konsumen sekarang berpindah ke titik C, yaitu pada garis anggaran
BL1 dan kurva indiferen I1. Efek subsitusi digambarkan dengan membuat garis anggaran
imaginer yang sejajar dengan garis anggaran yang baru, yaitu BL2 (warna merah garis putus-
putus). Garis anggaran BL2 dimaksudkan apabila konsumen diberi tambahan pendapatan
sedemikian rupa sehingga konsumen tetap pada kurva indiferen mula-mula, atau I0. Efek
subsitusi adalah pergerakan dari titik A ke titik B, di mana titik konsumen tidak mungkin
mengkonsumsinya, karena secara riil pendapatan konsumen sudah tidak mencukupi

Efek pendapatan adalah pergerakan dari titik B ke titik C. Dalam gambar di atas, garis
anggaran BL2 sejajar dengan garis anggaran BL1, keadaan ini menggambarkan penurunan
pendapatan riil konsumen. Sedangkan efek total adalah pergerakan dari titik A ke titik C.

Untuk kasus penurunan harga dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Keseimbangan mula-
mula terjadi di titik A, yaitu pada persinggungan garis anggaran BL1 dan kurva indiferen I1.
Dengan menganggap harga barang X turun sedangkan harga barag Y dan pendapatan tetap
maka garis anggaran akan bergeser berlawanan arah dengan arah jarum jam (arah keluar)

11
Keseimbangan konsumen setelah terjadi penurunan harga akan mengakibatkan keseimbangan
pindah ke titik C, yaitu pada persinggungan garis anggaran BL2 dan kurva indiferen I2. Efek
substitusi dapat dicari dengan membuat garis garis anggaran imaginer (garis putus-putus)
yang sejajar dengan garis anggaran baru, yaitu BL (di mana BL sejajar dengan BL2).
perpindahan dari titik A ke titik B disebut efek substitusi (sebesar X1  X2), di mana titik ini
sebenarnya konsumen tetap bertahan pada kurva indiferen I1. Efek subsitusi menggambarkan
bahwa konsumen tetap mempertahankan kepuasan pada kurva indiferen yang lama, di mana
sebenarnya konsumen bisa meningkatkan kepuasan karena secara riil pendapatan konsumen
meningkat dengan terjadinya penurunan harga barang X. Perpindahan dari titik B ke titik C
disebut efek pendapatan (sebesar X2 - X3, perhatikan bahwa garis anggaran BL sejajar dengan
garis anggaran BL2) , dan perpindahan dari titik A ke titik C disebut efek total (sebesar X1 
X3)

12
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap
yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada
tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk,
dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Pendekatan Perilaku Konsumen ada dua pendekatan terkait yaitu pendekatan nilai
guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna (utility) ordinal.
Pendekatan kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan satuan
uang atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan subjek yang
menilainya. Pendekatan ordinal adalah manfaat yang diperoleh konsumen tidak dapat
dinyatakan secara kuantitatif (tidak dapat diukur). Namun, seseorang dapat
mengekspresikan kepuasan layanan tersebut dengan sikap baik, kurang atau sama bila
dibandingkan dengan yang lain.

Keseimbangan konsumen adalah ketika konsumen mendapatkan kepuasan yang maksimal


dengan mendapatkan 2 jenis barang yaitu barang agraris dan barang industri dimana
kurva keseimbangan akan tercapai apabila konsumen memberikan sumber-sumber secara
keseluruhan yang dimilikinya 
Efek-efek perubahan harga dapat dibedakan atas tiga, yaitu efek subsitusi, efek, pendapatan
dan efek total. Efek substitusi (subsitution effect) adalah perubahan jumlah barang yang
diminta karena perubahan harga relatif sesudah penghasilan konsumen dikompensasi. Efek
pendapatan (income effect) adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat pendapatan
riil konsumen berubah. Efek total (total effect) adalah perubahan jumlah yang diminta
konsumen apabila konsumen bergerak dari satu keseimbangan ke keseimbangan yang lain
(efek total adalah penjumlahan efek pendapatan dan efek substitusi)
B.SARAN
Dalam memutuskan suatu pembelian,perilaku konsumen harus memperhatikan beberapa
tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada
tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk,
dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Roger E. Backhouse, 2008. "methodology of economics," The New Palgrave
Dictionary of Economics, 2nd Edition. Abstract.
2. Lawrence A. Boland, 1987. "methodology," The New Palgrave: A Dictionary of
Economics, v. 3, pp. 455-56.
3. Daniel M. Hausman, 1989. "Economic Methodology in a Nutshell," Journal of
Economic Perspectives, 3(2), pp. 115-127.
4. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-ilmu-ekonomi.html
5. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-ekonomi.html
6. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/metodologi-ekonomi.html

14

Anda mungkin juga menyukai