Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

DOSEN PENGAMPU :

NONI ROZAINI

Disusun Oleh :

1. Aldi Lumbanraja ( 7221210016 )


2. Friska Febiola Aritonang ( 7222510005 )
3. Leo Ivan ( 7223210009 )
4. Nurjannah Marpaung ( 7222510007 )
5. Sri Ningsi Karnance ( 7223210017 )
6. William Girsang ( 7223210019 )

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori Tingkah Laku Konsumen
 ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki.
Dalam Penyusunan makalah ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
ibu Noni Rozaini selaku Dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tingkah laku konsumen. Penyusun juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun supaya menjadi lebih baik
dimasa mendatang.

Medan, 16 September 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...3


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………5

Bab II Pembahasan

2.1 Defenisi Perilaku Konsumen………………………………………………………….6


2.2 Model Perilaku Konsumen……………………………………………………………6
2.3 Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian…………………………………….7
2.4 Tipe-tipe Keputusan Pembelian……………………………………………………….8
2.5 Pengertian Tingkah Laku Konsumen………………………………………………….9
2.6 Teori Tingkah Laku Konsumen……………………………………………………….9
2.7 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen……………………………...10
2.8 Prinsip-prinsip Dasar dalam Analisis Konsumen……………………………………11
2.9 Pendekatan Perilaku Konsumen……………………………………………………..11

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..13
3.2 Saran………………………………………………………………………………....13

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta  penentuan harga-harga
pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan  perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan  penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.

Di dalam pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai Teori Tingkah
Laku Konsumen. Yakni Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,  penggunaan, serta pengevalusian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang
mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan
pembelian misal untuk barang  berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses
pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para pemasar
mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang
lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun  juga ketidakpuasan konsumen pada
tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa  pemasar masih belum menerapkan konsep
pemasaran sehingga mereka tidak  berorientasi pada konsumen dan tidak memandang
kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku
konsumen tidak  pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat
apa yang sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar
mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen tergolong aset paling  berharga
bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak akan eksis. Sebaliknya jika
bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis
kita tumbuh. Lebih dari itu mereka  biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan
relasinya. Setidaknya perlu memahami 10 ayat-ayat agar dapat menajamkan fokus dalam
melayani konsumen. Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah
kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan.
Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting  bagaimana
perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intutif tentang keinginan
konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi perilaku konsumen?
2. Apa itu model perilaku konsumen?
3. Apa saja tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian?
4. Apa saja tipe-tipe keputusan pembelian?
5. Apa pengertian tingkah laku konsumen?
6. Apa itu teori tingkah laku konsumen?
7. Apa saja factor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen?
8. Apa saja prinsip-prinsip dasar dalam analisis konsumen?
9. Apa saja pendekatan perilaku konsumen?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui model perilaku konsumen
3. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian
4. Untuk mengetahui tipe-tipe keputusan pembelian
5. Untuk mengetahui pengertian tingkah laku konsumen
6. Untuk mengetahui teori tingkah lau konsumen
7. Untuk mengetahui factor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen
8. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam analisis konsumen
9. Untuk mengetahui pendekatan perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa konsumen melakukan


dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman dan Kanuk mengemukakan  bahwa studi perilaku
konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen
memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari
berbagai usia, latar belakang  budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh
karena itu, sangatlah  penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.

Menurut Kotler dan Keller perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu,
kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide
atau  pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut
Schiffman dan Kanuk perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan
untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli
barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang
penting, yaitu sebagai kegiatan fisik dan proses pengambilan keputusan.Berdasarkan beberapa
definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan  bahwa perilaku konsumen adalah
semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.2 Model Perilaku Konsumen

Para pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana
mereka berperilaku, bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam
perbedaan namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para pemasar wajib memahami
keragaman dan kesamaan konsumen atau  perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan
produknya dengan baik. Para  pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen
mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan
lebih baik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi


oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan  berkembang. Ini berarti
konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai
penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan
keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler terdiri dari :

1.Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, subbudaya, kelas sosial

2.Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

3.Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri
dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian
dan konsep diri.

4.Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor  psikologi utama
yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan  pendirian.

2.3 Tahap-tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam  pembelian mereka.
Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah  pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri
atas lima tahap yaitu sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya
keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut
diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera
terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang samasama harus
dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan.
2. Pencarian Masalah
Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang bersifat aktif dapat berupa
kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas  produk,
sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat
kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkiraanya tentang gambaran produk yang
diinginkan.
3. Evaluasi Alternatif
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan
seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan  pembeliannya. Tujuan pembelian bagi
masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang
sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.
4. Keputusan Pembelian
Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian
keputusan yang harus diambil menyangkut jenis  produk, merek, penjual, kuantitas,waktu
pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas
pertanyaan pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan
pembeliannya.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan.
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan
pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian.

2.4 Tipe-tipe Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian.


Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli
dan tingkat perbedaan merek-merek.

1. Keputusan Pembelian yang Rumit ( Complex Decision Making)


Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat
dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan besar di antara merek.
Perilaku pembelian yang rumit itu sering terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli,
berisiko dan sangat mengekspresikan diri. Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki
pengaruhnya adalah: kepercayaan, evaluasi, dan perilaku. Konsumen yang melakukan
pembeliannya dengan pembuatan keputusan (timbul kebutuhan, mencari informasi dan
mengevaluasi merek serta memutuskan pembelian), dan dalam  pembeliannya
memerlukan keterlibatan tinggi. Sebagai contoh, seseorang membeli komputer pribadi
walau mungkin tidak mengetahui sama sekali ciri-ciri yang harus dicari
2. Perilaku Pembekian Pengurang Ketidaknyamanan ( Brand Loyalti )
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit
perbedaan di antara berbagai merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa
pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan berisiko. Dalam kasus ini, pembeli akan
berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup
cepat, barangkali pembeli sangat peka terhadap harga atau terhadap kenyamanan
berbelanja.
Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah: perilaku. Perilaku konsumen
tipe ini adalah melakukan pembelian terhadap satu merek tertentu secara  berulang-ulang
dan konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dalam proses  pembeliannya. Perilaku
pembelian seperti ini menghasilkan tipe perilaku konsumen yang loyal terhadap merek
(Brand Loyalty)
3. Perilaku Konsumen yang Mencari Variasi ( Limited Decision Making )
Konsumen pada tipe ini, hirarki pengaruhnya adalah kepercayaan, perilaku dan evaluasi.
Tipe ini adalah perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan
keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasakurang terlibat. Perilaku
pembelian seperti ini menghasilkan tipe perilaku konsumen limited decision making.
Konsumen dalam tipe ini akan mencari suatu toko yang menawarkan produk berharga
murah, jumlahnya banyak, kupon, contoh cuma-cuma, dan mengiklankan ciri-ciri suatu
produk sebagai dasar atau alasan bagi konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.
4. Perilaku Pembelian karena Kebiasaan ( Inertia)
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun
perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan
peralihan merek. Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah:
kepercayaan kemudian perilaku. Konsumen ini tidak melakukan evaluasi sehingga dalam
melakukan pembelian suatu merek produk hanya berdasarkan kebiasaan dan pada saat
pembelian konsumen ini kurang terlibat. Perilaku seperti ini menghasilkan perilaku
konsumen tipe inertia.

2.5 Pengertian Tingkah Laku Konsumen

Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan konsumen adalah seseorang atau
kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Pengertian lain
tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan
memanfaatkan barang atau jasa. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang
berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantung pada jumlah
pendapatan mereka. Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan
kebutuhan. Adapun pengertian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana
mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan,, mengevaluasi dan memperbaiki
suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagai mana individu
membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang.

2.6 Teori Tingkah Laku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu proses dan aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi
individu ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,  pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.Untuk barang berharga jual
rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek
hidupnya. Dengan kata lainperilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia
dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh
individu, kelompok dan organisasi untuk mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai
suatu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu

1. Pendekatan nilai guna ( utility) cardinal


Pendekatan nilai guna ( utility ) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai
subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitif/dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen
dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari
seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai
jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena
itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference:
yaitu manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang- barang
tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendekatan ini muncul karena adanya
keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan
berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.

2.7 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

1. Faktor Budaya
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang
melalui keluarga dan lembaga penting lainnya.Penentu paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar,
persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus
dalam sebuah lingkungan.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial : Kelompok acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang
tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang
dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan
kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang
berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga
menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan
asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi
yang tidak begitu rutin.
3. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan
pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang.
Dari orientasi seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi
serta ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap
perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Keluarga memberikan pengaruh yang
besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan
pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda
4. Peran dan Status Sosial
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-
perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada
seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran
membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan
oleh masyarakat.
5. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi,
gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, factor psikologis, persepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

2.8 Prinsip-prinsip Dasar dalam Analisis Konsumen


1. Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan. Adanya kelangkaan dan terbatasnya
pendapatan memaksa orang menetukan pilihan agar pengeluaran senantiasa
berada dianggaran yang sudah di tetapkan, meningkatkan konsumsi suatu barang
atau jasa harus disertai dengan pengurangan konsumsi pada barang atau jasa yang
lain
2. Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat. Jika dua barang
memberi manfaat yang sama konsumen akan memilih yang biayanya lebih kecil.
Di sisi lain, bila untuk memperoleh dua jenis barang dibutuhkan biaya yang sama,
maka konsumen akan memilih barang yang memberi manfaat lebih besar.
3. Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat. Saat
membeli suatu barang bisa jadi manfaat yang di peroleh tidak sesuai dengan harga
yang harus di bayarkan
4. Setiap barang dapat di distribusi dengan barang lain. Dengan demikian konsumen
dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara.
5. Konsumen tunduk terhadap hukum berkurangnya tambahan kepuasan (the law of
diminishing marginal utility).Semakin banyak jumlah barang yang di konsumsi,
semakin kecil tambahan kepuasan yang dihasilkan.

2.9 Pendekatan Perilaku Konsumen


a. Pendekatan Kardinal
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara
langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga
dengan  pendekatan kardinal (cardinal approach). Pendekatan kardinal biasa
disebut sebagai Daya guna marginal. Pada  pendekatan Kardinal terdapat
beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingkat
konsumennya,yaitu :
1. Konsumen bersifat rasional konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Tujuan konsumen adalah memaksimumkan utilitas
3. Laju pertambahan utilitas semakin lama semakin rendah dengan semakin
banyaknya barang tersebut dikonsumsi oleh konsumen ini dikenal sebagai The
Law Of Deminishing Marginal Utility.
4. Konsumen memililki sejumlah pendapatan tertentu
b. Pendekatan Ordinal
Teori utilitas ordinal, menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan
hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah apakah
seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi
barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas
sama ( indifference curve) dan garis anggaran (budget line)
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang
konsumen adalah:
1. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking
kebutuhan yang dimilikinya
2. Kepuasan konsumen dapat diurutukan
3. Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit,
artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin
tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang
digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat
diukur dari satu kepuasan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sesuatu hal yang sangat penting untuk mempelajari perilaku konsumen guna memahami baik
siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang. Dalam jangka
pendek, kegiatan konsumsi merupakan komponen utama dari keseluruhan pembelanjaan.
Terdapat sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pola konsumsi pada seorang
konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum, mulai dari perubahan pendapatan dan
substitusi serta faktor lainya dan ketika konsumsi berubah secara tajam, perubahan itu mungkin
mempengaruhi output dan lapangan kerja melalui dampaknya tehadap keseluruhan permintaan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, Sebaiknya para produsen
memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen dan memahami perilaku konsumen
dengan menerapkan konsep pemasaran agar konsumen mendapatkan kepuasaan yang maksimal
serta memandang kepuasan konsumen sebagai hal utama dalam menjalankan suatu usaha.
Karena konsumen adalah aset utama para produsen, jika mereka puas maka usaha yang di
jalankan para produsen juga akan sukses.

Daftar Pustaka

 http://anam-alatas.blogspot.co.id/2015/12/makalah-teori-tingkah-laku-konsumen_2.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/05/teori-pendekatan-kardinal-dan-ordinal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro
https://sites.google.com/site/wwwharmokonet/makalah-perilaku-konsumen
http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai