Anda di halaman 1dari 24

PERILAKU KONSUMEN

Kelompok 3:
1. Yahya Nur (90500120052)
2. Muh. Rafli (90500120053)
3. Nurul Zahra Zahirah (90500120054)
4. Asnita Pratiwi Syahrir (90500120055)

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

1
TAHUN 2021

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum w. w.

Segala puji bagi Allah Swt., kami haturkan karena atas izin-Nya jugalah

sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah sebagai tugas dengan judul

“Perilaku Konsumen”.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini, kami

menemui banyak kendala dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

melalui kesempatan ini, kami ingin menghaturkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Samsul SAB, MA. selaku dosen bidang studi Ekonomi Mikro

Syariah.

2. Kedua orangtua kami yang telah bersusah payah siang dan malam telah

mendidik, membimbing, dan membesarkan kami hingga menjadi seperti

saat ini.

Makassar, 8 September 2021

Pemakalah

3
DAFTAR ISI

PERILAKU KONSUMEN.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah......................................................................................................8
C. Tujuan........................................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................10
A. Pengertian Teori Perilaku Konsumen.......................................................................10
B. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen.................................................................11
C. Pentingnya Perilaku Konsumsi.................................................................................13
D. Manfaat Perilaku Konsumen....................................................................................14
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen...........................................16
F. Maslahah dan Utilitas..............................................................................................21
BAB III PENUTUP..............................................................................................................23
A. Kesimpulan...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

A.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi bermakna membelanjakan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan manusia seperti makanan, pakaian, perumahan, barang-barang

kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, kebutuhan pribadi maupun keluarga

dan lainnya, tidak ada batasan bagi keinginan manusia, karena di antara sifat

bawaan (jibillah) manusia adalah tidak pernah merasa puas. Perilaku konsumen

dimaknai sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,

mengonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan

yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan

produsen meneliti keputusan pembelian konsumen secara lebih rinci. Mereka

ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang konsumen beli, dimana

mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, kapan mereka

membeli dan dimana. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan

keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah

pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli sebuah

barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian akan

5
dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor

psikologis.

Dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama, (1) tipe pelanggan

meliputi hal-hal, a) konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu

konsumen yang melakukan pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan

konsumsi sendiri, b) konsumen bisnis (disebut pula konsumen organisasional,

konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah konsumen yang melakukan

pembelian untuk keperluan lebih lanjut, kemudian dijual (produsen). (2) peranan

konsumen terdiri atas hal-hal, a) user merupakan orang yang benar-benar (secara

aktual) menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk atau jasa

yang dibeli, b) payer merupakan orang yang mendanai atau membiayai

pembelian, c) buyer merupakan orang yang berpartisipasi dalam pengadaan

produk dari pasar. Masing-masing peranan tersebut bisa dilakukan oleh satu

orang, bisa pula oleh individu yang berbeda. Jadi, seseorang bisa menjadi user

sekaligus payer dan buyer. Itu semua tergantung kepada konteks atau situasi

pembelian. (3) perilaku pelanggan terdiri dari, a) aktivitas mental, seperti menilai

kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang

diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman aktual dari konsumsi produk

atau jasa, b) aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan

konsumen (katalog), berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk.

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama, faktor

kebudayaan meliputi:

6
1. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang

yang paling mendasar. Pemasar selalu berusaha menegenali pergeseran

budaya untuk menemukan produk baru yang diinginkan.

2. Sub-budaya merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk

perilaku anggotanya. Dapat dibedakan adanya empat macam sub-

budaya, yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok

ras, dan daerah geografis.

3. Kelas sosial, merupakan sebuah kelompok yang relatif sejenis dan

bertahan dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan

jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang memiliki nilai, minat,

dan tingkah laku yang sama.

Kedua, faktor sosial yang meliputi:

1. Kelompok, sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh banyak

kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung terhadap

individu disebut kelompok keanggotaan. Kelompok referensi, tampil

sebagai pengacuan langsung atau tidak langsung dalam membentuk

sikap dan perilaku seseorang. Kelompok aspirasional dimana mereka

tidak termasuk anggota akan tetapi mempunyai keinginan untuk

berpartisipasi atau mengikuti. Kelompok biasanya mempunyai

pemimpin opini yaitu orang dalam kelompok referensi yang karena

keterampilan, pengetahuan, kepribadian, atau karakteristik khusus

lainnya mempunyai pengaruh terhadap anggota yang lain.

7
2. Keluarga, anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli.

Keluarga masih merupakan organisasi pembelian konsumen terpenting

dalam masyarakat.

3. Peran dan status, masing-masing peran membawa status yang

mencerminkan penghargaan umum yang diberikan kepada peran oleh

masyarakat. Peran dan status bukan merupakan variabel yang konstan.

Banyak profesional pemasaran dan penjualan membuat kekeliruan

penilaian yang terkait dengan peran dan status calon pelanggan.

Ketiga, faktor pribadi meliputi:

1. Usia dan tahap daur hidup, jenis barang dan jasa yang dibeli oleh

konsumen berubah seiring dengan bertambahnya usia. Pemasar kerap

mendefinisikan pasar sasarannya berdasarkan siklus atau daur hidup,

dan mengembangkan produk serta rencana pemasaran yang cocok.

2. Pekerjaan, pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli

seseorang atau konsumen. Pemasar berusaha mengidentifikasi

kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap

produk dan jasa. Bahkan pembuatan spesialisasi pembuatan produk

untuk pekerjaan tertentu.

3. Situasi ekonomi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen?

2. Apa manfaat dari mengetahui perilaku konsumen?

8
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari perilaku konsumen.

2. Untuk mengetahui manfaat dari mengetahui perilaku konsumen.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen.

9
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Perilaku Konsumen

Para ahli berpendapat mengenai definisi perilaku konsumen, sebagai berikut:

1. Menurut Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979)

Perilaku konsumen adalah tidakan-tindakan, proses, dan hubungan

sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam

mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu

akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-

sumber lainnya.

2. Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984)

Peilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan

keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam

proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat

mempergunakan barang-barang dan jasa.

3. Menurut Jame F. Engel et.al (1968)

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan

menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses

pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-

tindakan tersebut.

4. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994)

10
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang

diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka

harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

5. Menurut Solomon (2007)

Studi perilaku konsumen merupakan proses ketika individua atau

kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang

produk, pelayanan, ide, dan pengalaman untuk memuaskan

kebutuhannya.

6. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001)

Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau

organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan, dan

membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan

kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan

masyarakat.

B. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an

didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen

akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara

memaksimumkan kepuasan (utilitas). Pada menentukan kuantitas tersebut,

konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas. Sementara

11
itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau konstan yang disebut

dengan istilah ceteris paribus.

Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi

kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan pada perilaku konsumen di

dalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan sebagaimana

disajikan pada rumus berikut:

Fungsi tujuan

Max. U = f(q1, q2)

Kendala:

M = p1 q1 + p2 q2  income

Dimana U adalah utilitas (kepuasan), sedangkan q1 dan q2 masing-masing

adalah komoditas 1 dan 2. Menurut beberapa ahli, teori perilaku konsumen

tersebut secara empiris sulit dibuktikan. Oleh karena preferensi dan selera (taste)

terkait dengan psikologi manusia, maka beberapa ahli mengembangkan teori

perilaku konsumen dengan memasukkan elemen-elemen psikologi dalam

pengambilan keputusan konsumen.

Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi, dan perilaku

(psikomotorik). Dengan demikian teori perilaku konsumen yang berkembang

pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan ekonomi.

Perkembangan tersebut tidak lepas dari pengaruh ilmuwan seperti George Katona,

Robert Ferker, John A. Howard, dan Jogdish N. Sheth.

12
C. Pentingnya Perilaku Konsumsi

Dalam perkembangan konsep pemasaran modern, konsumen ditempatkan

sebagai sentral perhatian. Para praktisi maupun akademisi berusaha mengkaji

aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang

diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia. Menurut Amirullah studi

tentang perilaku konsumen dipelajari karena dua alasan utama:

1. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan setiap hari.

Kalau saja setiap konsumen memiliki perilaku yang konstan, mungkin

kajian tentang perilaku konsumen tidak begitu penting. Tetapi

mengingat konsumen selalu berinteraksi dengan lingkungannya, maka

secara otomatis perilaku itu akan berubah-ubah bahkan dalam hitungan

hari. Perilaku konsumen di sini penting untuk memahami mengapa dan

apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.

2. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.

Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen pasti didasarkan pada

alasan-alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan

masalah kejiwaan dan faktor eksternal. Dengan memahami perilaku

konsumen, pemasar akan mudah untuk menggambarkan bagaimana

proses keputusan itu dibuat.

Sedangkan menurut Setiadi “Studi tentang konsumen menjadi dasar yang

amat penting dalam manajemen pemasaran untuk merancang dan

mengembangkan riset pemasarannya serta menetapkan segmentasi pasar”.

13
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pentingnya bagi pemasar untuk

mempelajari perilaku konsumen yaitu dengan meletakkan konsumen sebagai titik

sentral perhatian pemasaran sehingga dengan memahami konsumen akan

menuntun pemasar pada kebijaksanaan pemasaran yang tepat dan efisien. Dengan

kata lain mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan

memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen yang akan digunakan dalam

menyusun kebijaksanaan pemasaran yang berhasil.

D. Manfaat Perilaku Konsumen

Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau

pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat, yaitu

kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi.

Pemanfaat yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi organisasi pemasaran

(pemasar maupun produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen,

organisasi pemerintah dan politik, serta konsumen. Peran perilaku konsumen bagi

pemasar atau produsen adalah mampu:

1. Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.

2. Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar

pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.

3. Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan,

sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran

dengan baik.

14
Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan

perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi konsumen,

yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas dengan benar,

terhindar dari penipuan serta menjadi konsumen yang bijaksana. Peran perilaku

konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah sebagai dasar perumusan

kebijakan publik dan perundang-undangan untuk melindungi konsumen.

Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan

konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen.

Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang pernah

dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerja sama dengan Departemen

Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, undang-undang

pangan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, yaitu

melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat

jaminan kehalalan produk.

Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumber

daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku

konsumen dapat membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan

berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen terdiri

atas konsumen potensial (potencial consumer) atau calon konsumen dan

konsumen yang sudah melakukan pembelian (effective consumer).

15
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor

tersebut dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan

sekitar seorang konsumen.

1. Faktor-faktor internal:

a. Demografis, psikografis, dan kepribadian

Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan

pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam

pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu

produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan

dan pola konsumsi.

Prikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur

gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian

mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis

memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif.

Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu

produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa

produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor

psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan

industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan

memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik.

16
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai

respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.

Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik

dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang

merespon lingkungannya.

b. Motivasi konsumen

Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang

membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi

seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan

untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis

maupun pembelian dan penggunaan suatu produk.

c. Pengetahuan konsumen

Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari

jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan

pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah

makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di

dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.

d. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen

Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana

seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi

konsumen, yaitu intensi pembelian adalah pendapat mengenai

apa yang akan dibeli, intensi pembelian kembali adalah apakah

akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya, intensi

17
pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan

sebuah produk akan dibeli, intensi pengeluaran adalah berapa

banyak uang yanag akan digunakan, intensi pencarian

mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan

pencarian, dan intensi konsumsi adalah keinginan seseorang

untuk terikat dalam aktivitas konsumsi.

Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh

seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen

untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk.

Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau

pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan

sebagai suatu sikap terhadap sebuah obyek dan relasinya

terhadap obyek lain.

Kepercayaan dapat didefiniskan sebagai penilaian subjektif

mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu

kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah

seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong

timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut.

Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh

(seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat

positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu.

Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap

seorang konsumen.

18
2. Faktor-faktor ekternal

a. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial

Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol

lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi,

mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu

lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan

elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang

untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antar

budaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe

kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau

politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti

buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.

Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu

budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas

sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe

produk.

Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat

relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial

dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya

hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi

ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran

seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena

19
penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen

ditentukan oleh kelas sosial.

b. Keluarga dan pengaruh rumah tangga

Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok

yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan

darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan.

Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang

berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit

rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga

mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran

anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah

perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.

c. Kelompok dan pengaruh personal

Suatu perilaku konsumen tidak lepas dari pengaruh kelompok

dan personal yang dianutnya. Reference group adalah

seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku

individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis,

atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-

lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara,

pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas

individu, kedua reference group berperan penting dalam

membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan

membandingkannya dengan orang lain, dan ketiga reference

20
group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma

dalam sebuah kelompok sosial.

F. Maslahah dan Utilitas

Ekonomi konvensional menggunakan konsep utilitas yang diartikan sebagai

konsep kepuasan terhadap barang dan jasa. Muhammad Muflih merangkum

konsep utilitas dalam ekonomi konvensional dalam beberapa poin:

1. Konsep utilitas membentuk persepsi kepuasan materialistis.

2. Konsep utilitas mempengaruhi persepsi keinginan konsumen.

3. Konsep utilitas mencerminkan peranan self interest konsumen.

4. Persepsi tentang keinginan memiliki tujuan untuk mencapai kepuasan

materialistis.

5. Self interest mempengaruhi persepsi kepuasan materialistis kosumen.

6. Persepsi kepuasan menentukan keputusan (pilihan) konsumen.

Adapun dalam perspektif islam, konsep utilitas atau kepuasan tidak cukup

mengakomodasi teori konsumsi dalam islam. Dalam islam dikenal dengan konsep

maslahah. Konsep maslahah bertujuan melahirkan manfaat, untuk kemudian

mencapai falah. Muhammaf Muflih merangkup konsep maslahah dalam beberapa

poin:

1. Konsep maslahah membentuk persepsi bebutuhan manusia.

2. Konsep maslahah membentuk persepsi tentang penolakan terhadap

kemudharatan.

21
3. Konsep maslahah memanifestasikan persepsi individu tentang upaya

setiap pergerakan amalnya mardhatillah.

4. Persepsi tentang penolakan terhadap kemudharatan membatasi

persepsinya hanya pada kebutuhan.

5. Upaya mardhatillah mendorong terbentuknya persepsi kebutuhan

islami.

6. Persepsi seorang konsumen dalam memenuhi kebutuhannya

menentukan keputusan konsumsinya.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu

(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang

mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan, dan menggunakan

barang dan jasa yang diinginkannya. Dalam perkembangan konsep pemasaran

modern, konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian. Pentingnya bagi

pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu dengan meletakkan

konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran sehingga dengan memahami

konsumen akan menuntun pemasar pada kebijaksanaan pemasaran yang tepat dan

efisien. Dengan kata lain mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk

mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen yang akan

digunakan dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran yang berhasil.

23
DAFTAR PUSTAKA

Baraka, Ainun. 2018. Utilitas Dalam Perilaku Konsumen Perspektif Nilai

Keislaman. Jurnal Studi Keislaman, 4(2), 233-239.

Nisa Febianti, Yopi. 2014. Permintaan Dalam Ekonomi Mikro. Jurnal Edunomic,

2(1), 15-24.

Purwani, Khusniyah & Swastha Dharmmesta, Basu. 2002. Perilaku Beralih Merek

Konsumen Dalam Pembelian Produk Otomotif. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia, 17(3), 288-303.

Subianto, Totok. 2007. Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta Implikasinya

Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 3(3), 165-

182.

Tarmizi, Ahmad. 2017. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Produk Sepeda Motor Honda Merek Vario Pada PD. Daya Motor Sungai

Bahor Muaro Jambi. Jurnal of Economics and Business, 1(1), 18-30.

24

Anda mungkin juga menyukai