KELAS D
DISUSUN OLEH :
2. SUSANTI MAMONTO
3. CINDY P. WAHYU
4. EFRONIUS RIVALDO
5. ANASTASYA
6. ADRIEL F. SIAHA’AN
7. KRISTINA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Teori Perilaku Konsumen “. Pada makalah ini kami banyak mengambil
dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
BAB I
PENDAHULUAN 4
BAB II
PEMBAHASAN 6
2.3.1.Pendekatan Kardinal7
2.3.2.Pendekatan Ordinal 11
2.4.2.Efek Pendapatan 15
BAB III
PENUTUP 17
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................17
3.2. Saran......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikro ekonomi) adalah cabang
dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta
penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan
jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya,
menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Di dalam pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai
Teori Tingkah Laku Konsumen. Yakni tingkah laku individu atau kelompok
dalam mempergunakan pendapatan yang mereka miliki untuk memenuhi
kepuasaan masing-masing.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum
dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan
konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan
permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa
asumsi yang akan menyederhanakan realitas ekonomi.
4
1.3. Tujuan Masalah
1) Memenuhi tugas pembuatan makalah mengenai Teori Tingkah Laku
Konsumen
2) Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang
konsep “Teori Perilaku Konsumen”.
3) Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor dan pendekatan-
pendekatan yang mempengaruhi dan digunakan dalam perilaku
konsumen.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Teori perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari pola tingkah laku
konsumen dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya.
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan
tertentu.
6
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
• Faktor Psikologis, mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar,
dan sikap perseorangan.
• Faktor Pribadi, mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
• Faktor Sosial, mencakup keluarga, pendapat pemimpin, dan kelompok
referensi lainnya seperti teman, dan rekan seprofesi.
• Faktor Budaya, mencakup cara hidup, subkultur, dan kelas sosial.
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi
dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
a) Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
• barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
• barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
• mutu barang terjamin dan harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
b) Perilaku Konsumen tidak Rasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika
konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegu naannya terlebih
dahulu. Contohnya, yaitu:
• tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
• memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
• ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
• prestise atau gengsi.
7
Pendekatan Nilai Guna Kardinal yaitu pendekatan yang daya guna
dapat diukur, dengan satuan uang atau utilitas dan tinggi rendahnya nilai
atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur
secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut
juga dengan pendekatan kardinal.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada
pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk
menunjukan bahwa tingka konsumennya, yaitu :
a. Konsumen bersifat rasional konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
b. Tujuan konsumen adalah memaksimumkan utilitas
c. Laju pertambahan utilitas semakin lama semakin rendah dengan semakin
banyaknya barang tersebut dikonsumsi oleh konsumen ini dikenal sebagai The
Law Of Deminishing Marginal Utility
d. Konsumen memililki sejumlah pendapatan tertentu
e. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai
dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika
konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah
maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
Hukum Gossen I
Contoh:
8
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat
Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util.
Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat
utilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk
gelas keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai
tingkat utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya
adalah 21 util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util.
Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel akan tampak sebagai berikut.
Dari Tabel 1. terlihat bahwa utilitas total akan naik sejalan dengan kenaikan
konsumsi air, tetapi laju kenaikannya yang semakin menurun. Tabel 1. juga
memperlihatkan bahwa utilitas total dari mengkonsumsi sejumlah air sama
dengan jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik tertentu.
Coba perhatikan. Pada saat Anda mengonsumsi 4 gelas air minum, utilitas total
adalah 18 util. Jumlah dari utilitas marjinal hingga Anda mengonsumsi 4 gelas air
minum adalah 6 + 5 + 4 + 3 = 18 util. Jadi, utilitas total adalah jumlah seluruh
utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik tertentu. Jika data dari Tabel 1.
dibuat kurva akan tampak sebagai berikut.
9
Hukum Gossen II
Adapun untuk barang yang memiliki harga berbeda berlaku rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
MUX = marginal utility barang X
MUY = marginal utility barang Y
MUZ = marginal utility barang Z
PX = price (harga) barang X
PY = price (harga) barang Y
PZ = price (harga) barang Z
10
2.3.2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan Nilai Guna Ordinal yaitu pendekatan yang daya guna suatu
barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi
sekelompok orang.
Teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung,
melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah
apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada
kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan
kurva utilitas sama dan garis anggaran.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang
konsumen adalah:
11
asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi
tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya.
Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit pakaian
dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan kombinasi
barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan 10 unit buku.
Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku
lebih rendah daripada pengurangan 2 unit pakaian, Anda akan memilih kombinasi
barang yang pertama. Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak
berbeda atau indifferen. Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan,
Anda memperoleh beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indiferen.
Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan memberikan
utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
sebagai berikut.
12
Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat
utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang.
Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke
kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol. Dengan kata
lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas
yang diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva
indiferen dinamakan peta indiferen.
13
Adapun jika digunakan untuk membeli buku, Anda dapat membeli 20 buku.
Beberapa kemungkinan dari kombinasi pakaian dan buku tersebut terlihat pada
Tabel berikut.
14
2.4. Efek-Efek Pendapatan dan Substitusi Terhadap Perilaku Konsumen
2.4.1. Efek Penggantian (Substitusi)
Dalam penurunan harga suatu barang akan menyebabkan permintaan pada
barang tersebut semakin bertambah banyak. Penurunan harga barang tersebut
mewujudkan nilai guna marginal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna
marginal marginal per rupiah dari barang-barang lainya yang tidak berubah
harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai
guna, permintaan pada barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila
haragnya bertambah rendah. Dengan kata lain bahwa efek penggantian akan
menyebabkan konsumsi barang yang telah menjadi lebih murah dan mengurangi
konsumsi barang lain.
15
2.5. Surplus Konsumen
Adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total (Total Utility) yang
dinikmati dengan uang yang dimiliki konsumen dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu dengan pengorbanan totalnya yang dinilai dengan uang untuk
memperoleh sejumlah barang tersebut.Perbedaan diantara kepuasan yang
diperoleh seseorang didalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran
yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh :
Seseorang ingin makan durian, Dia bersedia membayar per buah durian Rp.
15.000. Setelah di pasar harga per buahnya Rp. 10.000. Orang tersebut
memperoleh surplus Rp. 5.000.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Berdasarkan isi dari konsep tentang “Teori Tingkah Laku Konsumen”
maka studi teori perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik
bagi para pengusaha, ekonom, mahasiswa, dosen, guru ataupun pemerintah serta
umum karena dengan kita mempelajari dan memahami konsep teori dan perilaku
konsumen dalam membelanjakan sejumlah pendapatan yang dimilikinya, maka
kita akan mengetahui sejumlah pemahaman daripada siklus bisnis jangka-pendek
maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26286/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=A73B19B044661E082FFA4A7DC207CC68?
sequence=4
18