Kelompok 16
Kelas : C/6
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Teori
Perilaku Konsumen ini dengan tepat pada waktu yang ditentukan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini semata-mata untuk memenuhi suatu tugas mata
kuliah Teori Ekonomi dalam kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan
tugas ini. Selain itu bertujuan agar kami dapat lebih memahami materi ini .
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada mener Krest D
Tolosang, SE MSi, selaku dosen mata kuliah teori ekonomi yang sudah mengajar dan
membimbing kami dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………….…………………………………........i
Daftar Isi……………………………….………………………………………….ii
ii
Bab III : Penutup ..................................................................................................... 39
A. Kesimpulan ................................................................................................. 39
B. Daftar Pustaka .............................................................................................. 41
iii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Konsumen merupakan seseorang yang mengkonsumsi barang atau jasa, dan disaat
seseorang mengkonsumsi barang atau jasa, ia melakukan sebuah tindakan yaitu
menghabiskan nilai guna dari barang atau jasa itu sendiri . Tindakan tersebut dilakukan
demi mendapatkan kepuasan maksimum .Konsumen akan merasa puas apanbila harapan
mereka terpenuhi atau bahkan terlampaui. Barang konsumsi menurut kebutuhannya yaitu
kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan penyempurna. Konsumen memiliki
perilaku yang tidak mudah ditebak. Produsen bisa saja memiliki pemahaman yang jelas
tentang apa yang dibutuhkan konsumen. Namun, sulit untuk mengetahui apa yang
diinginkan konsumen.
Perilaku konsumen terkait dengan semua manusia dengan segala perbedaan dan juga
keunikannya. Manusia merupakan makhluk ekonomi yang bersifat rasional yang dimana ia
selalu berusaha memenuhi kebutuhannya selama kemampuan finansialnya mencukupi.
Pengambilan keputusan tersebut bukanlah suatu hal yang mudah bagi seorang konsumen
yang masing-masing memiliki perilaku yang berbeda. Keputusan pembelian dipengaruhi
juga oleh karakteristik konsumen.. Untuk memilih barang berharga jual rendah, proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual
tinggi proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Seperti yang diungkapkan oleh Setiadi (2003) bahwa keputusan pembelian pada konsumen
sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli .
Dalam Makalah ini kami akan membahas tentang pemahaman mengenai perilaku
konsumen serta pendekatan-pendekatan yang akan digunakan yaitu pendekatan kardinal
dan ordinal.
1
B. Rumusan Masalah
Apa saja yang perlu diketahui dalam memahami perilaku konsumen ?
Apa itu pendekatan kardinal dan ordinal?
2
Bab 2
Pembahasan
Teori Perilaku Konsumen adalah kerangka berpikir yang digunakan untuk memahami
proses dan tahapan tindakan yang dilakukan individu atau kelompok guna memanfaatkan
atau mengurangi nilai guna barang atau jasa.
Cara berfikir :
3
3. Personal, yakni terkait dengan aspek internal yang ada pada diri seseorang.
Misalnya terkait dengan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan ,pekerjaan dan lain
sebagainya.
4. Psikografis, yakni terkait dengan aspek psikologi seseorang, suka tidak suka, selera
dan pola hidup lainnya.
Teori ini merupakan gabungan pendapat yang diajukan oleh ahli-ahli ekonomi
aliran Austria abad ke sembilan belas, seperti Heinrich Gossen (1854), Stanley Jevons
(1871) dan Leon Walres (1894). Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu
barang tergantung dari subyek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru
mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai dayaguna
baginya. Besarnya dayaguna tergantung dari konsumen bersangkutan. Besar kecilnya
utilitas yang dicapai oleh seorang konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan
jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
Kata utilitas berasal dari bahasa inggris yaitu utility. Utilitas memiliki satuan yang
disebut util. Utilitas yang diperoleh dari konsumen dalam mengonsumsi dapat berupa
utilitas total (total utility) dan utilitas marjinal (marginal utility). Dalam pendekatan ini,
digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU). Marginal Utility adalah
tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi tambahan satu unit produk/barang.
Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari mengkonsumsi barang. Untuk
mengkonsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai
guna total (TU) mencapai maksimum. Untuk memahami penerapan pendekatan
utilitas kardinal ini, misalnya setelah berolahraga, Anda akan merasa haus. Untuk
menghilangkan rasa haus tersebut, Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas.
Kali pertama Anda meminum satu gelas air,Anda akan mendapatkan tingkat utilitas atau
4
utilitas tertentu. Selanjutnya, Anda meminum air dalam gelas yang kedua. Dengan
mengonsumsi air dalam gelas kedua, total utilitas Anda akan meningkat karena air dalam
gelas kedua memberikan tambahan utilitas.
Demikian juga, jika Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas ketiga, nilai
total utility akan bertambah karena air dalam gelas ketiga memberikan tambahan utilitas.
Tambahan utilitas ini disebut utilitas marjinal atau marginal utility . Sejalan
dengan hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal
utility), semakin banyak Anda mengonsumsi air, utilitas tambahan yang
diperoleh dari mengonsumsi air tersebut semakin berkurang. Konsep inilah yang disebut
dengan Hukum Gossen I. Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi dari fakta
berdasarkan pegalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis benda tertentu
dilakukan terus-menerus, kenikmatannya akan terus menerus berkurang sampai akhirnya
mencapai suatu kejenuhan. Dengan demikian kenikmatan benda yang dikonsumsi terakhir
merupakan kenikmatan marginal.
5
1. Asumsi Yang Digunakan Dalam Pendekatan Kardinal
a) Kepuasan yang dapat diukur dengan satuan ukur.
b) Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
c) The Law Of Diminishing Marginal Utility atau Hukum Guna Batas Yang Menurun
(oleh Herman Heinrich Gossen : 1810 – 1858 di Jerman), artinya tambahan utilitas
yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari
komoditas tersebut.
d) Pendapatan konsumen tetap.
e) Constant marginal utility of money, artinya uang mempunyai nilai subjektif yang
tetap
f) Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari
sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
dikonsumsi.
Misalnya : U = f (X1, X2,…….., Xn) maka
U = U1 (X1) + U2 (X2) + … Un (Xn)
Sedangkan independent mengandung pengertian bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
oleh Tindakan mengkonsumsi barang X2, X3 …Xn dan sebaliknya. Apabila hanya ada satu
barang yang dikonsumsi maka :
TU = f (X)
Atas dasar fungsi Total Utility diatas maka Marginal Utility :
MU = dTU/Dx
Kurva Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU) terhadap suatu barang
6
TU Titik jenuh
Qx
MUx
MUx
Qx
Fungsi utilitas pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin banyak barang X
yang dibeli maka semakin tinggi tingkat kepuasan, namun sampai mencapai titik
maksimum, tambahan barang X yang dikonsumsi oleh konsumen justru akan menurunkan
kepuasan konsumen, hal ini sesuai dengan Hukum Gossen I yang dijelaskan di atas.
Tabel 1. Contoh kasus. Marginal Utiliti, Total utility, dan Avarage Utiliti seorang
konsumen dalam mengkonsumsi air minum.
7
6 3 34 5.66
7 2 36 5.14
8 1 37 4.625
9 0 37 4.1
10 -1 36 3.6
2. Hubungan Marginal Utiliti (MU), Total Utiliti (TU), dan Avarage Utiliti
(AU)
1. Cara menentukan Total Utility (TU)
a) Jika MU diketahui :
TUn = MU1 + MU2 + … + MUn
TU4 = 9 + 7 + 6 + 5
TU4 = 27
b) Jika AU diketahui :
TUn = AUn x n
TU4 = 6.75 x 3
TU4 = 27
2. Cara menetukan AU (Avarage Utiliti)
a) Jika TU diketahui :
AUn = TUn : n
AU4 = TU4 : 4
AU4 = 27 : 4
AU4 = 6.75
b) Jika MU diketahui :
AUn = MU1 + MU2 + MU3 + … +MUn / n
AU4 = MU1 + MU2 + MU3 + MU4
AU4 = (9 + 7 + 6 + 5) / 4
AU4 = 27/4
AU4 = 6.75
8
3. Cara menetukan MU (Marginal Utiliti)
a) Jika TU diketahui :
MUn = TUn – TUn-1
MU4 = TU4 – TU3 (TU4 -1)
MU4 = 27 – 22
MU4 = 5
b) Jika AU diketahui :
MUn = (AUn) x (n) – (AUn) – (1) x (n – 1)
MU4 = (AU4) x (4) – (AU4 – 1) x (4 – 1)
MU4 = (AU4) x (4) – (AU3) x (3)
MU4 = (6.75) x (4) – (7.3) x (3)
MU4 = 27 – 22
MU4 = 5
Seorang konsumen yang berpikir secara rasional tidak akan melakukan kegiatan
konsumsi lagi terhadap satu macam barang dengan kuantitas lebih dari kuantitas unit yang
menghasilkan MU = 0 atau tidak akan melakukan konsumsi barang dengan kuantitas yang
menghasilkan MU tanda negatif (-).
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan
berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Syarat
pemaksimuman nilai guna adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan berbagai jenis barangakan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
9
Tingkat Kepuasan Maksimum akan tercapai pada waktu nilai guna total (Total Utility)
mencapai tingkat maksimum. Prinsip kesamaan marginal ini disebut dengan Hukum
Gossen II = Equimarginal Principle
Contoh Kasus :
1. Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan barang
Y. Harga barang X per unit (Px) adalah Rp. 2 dan harga barang Y per unit (Py)
adalah Rp. 1. Anggaran yang akan digunakan kosumen untuk membeli kedua
macam barang tersebut adalah Rp. 12. Tingkat Kepuasan Marginal (MU) dalam
mengkonsumsi barang X dan barang Y dapat dilihat pada table dibawah :
10
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8
Marginal Utiliti 16 14 12 10 8 6 4 2
Barang X (MUx)
Marginal Utiliti 11 10 9 8 7 6 5 4
Barang Y (MUy)
Pertanyaannya :
a) Tentukan berapa banyak barang X dan barang Y yang harus dikonsumsi oleh
konsumen tersebut agar dicapai kepuasan yang maksimum (kondisi keseimbangan
konsumen).
b) Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1, dan harga barang Y tetap maka
: tentukan kondisi keseimbangan yang baru, dan gambarkan kurva permintaan
terhadap barang X.
Jawab :
a)
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8
Marginal Utiliti 16 14 12 10 8 6 4 2
Barang X (MUx)
Marginal Utiliti 11 10 9 8 7 6 5 4
Barang Y (MUy)
Berdasarkan keadaan di atas maka dua kondisi equilibrium konsumen secara serentak dapat
dipenuhi :
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
1) =
𝑃𝑥 𝑃𝑦
11
Jadi equilibrium konsumen akan tercapai ketika mengkonsumsi 3 unit barang X dan 6 unit
barang Y, dimana total keseluruhan utility adalah 93.
b)
Jika harga barang X turun menjadi Rp. 1 dan harga barang Y tetap Rp. 2, maka kondisi
keseimbangan baru adalah sebagai berikut :
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8
Marginal Utiliti 16 14 12 10 8 6 4 2
Barang X (MUx)
Marginal Utiliti 12 11 10 9 8 6 5 4
Barang Y (MUy)
Px = Rp. 1, Py = Rp. 1 dan M = Rp. 12
Berdasarkan keadaan diatas maka kondisi equilibrium yang baru diakibatkan karena
penurunan harga barang X, dapat dipenuhi sebagai berikut :
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
1) = atau 6/1 = 6/1
𝑃𝑥 𝑃𝑦
Jadi equilibrium konsumen akan tercapai ketika mengkonsumsi 6 unit barang X dan 6 unit
barang Y, dimana total keseluruhan utility adalah 117.
Px
a
2
b
1
Dx
3 6 Qx
12
Elastisitas = - (∆𝑄/∆𝑃) × ((𝑃𝑎 + 𝑃𝑏)/(𝑄𝑎 + 𝑄𝑏))
Elastisitas dX = - (3/1) x (3/9) = 1 (Unitery) artinya : Perubahan harga barang X dari Rp. 2
menjadi Rp. 1 akan membuat jumlah barang Y yang diminta oleh konsumen tetap tidak
berubah yaitu 6 unit.
2. Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan barang
Y. Harga barang X per unit (Px) adalah Rp. 2 dan harga barang Y per unit (Py)
adalah Rp. 1. Anggaran yang tersedia untuk membeli kedua macam barang tersebut
adalah Rp. 24. Tingkat Kepuasan Marjinal (MU) dalam mengkonsumsi sejumlah
barang X dan barang Y dapat dilihat pada tabel berikut :
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MU X 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4
MU Y 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6
Pertanyaan:
a. Tentukan berapa banyak barang X dan barang Y yang harus dikonsumsi oleh konsumen
tersebut agar dicapai kepuasan yang maksimum (kondisi keseimbangan konsumen).
b. Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1, dan harga barang Y tetap maka :
tentukan kondisi keseimbangan yang baru, dan gambarkan kurva permintaan terhadap
barang X.
Jawab :
Diketahui : Px = Rp. 2
Py = Rp.1
13
M = Rp. 16
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MU X 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4
MU Y 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
1. =
𝑃𝑥 𝑃𝑦
16 8
=
2 1
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MU X 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4
MU Y 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
1. =
𝑃𝑥 𝑃𝑦
8 8
=
1 1
14
Px
a
2
b
1
dx
4 8 Qx
15
pendekatan cardinal yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana
pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi barang yang
dikonsumsi. Dalam pendekatan ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur,
cukup diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna
yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan ordinal mengukur
kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Maksimisasi kepuasan konsumen
dibatasi garis anggaran (budget line).
Namun, asumsi utama yang digunakan dalam pendekatan ini yaitu “ Kepuasan
seseorang tidak dapat diukur tingkat kepuasannya namun bersifat ordinal yakni
dapat diperbandingkan dan dapat disusun dalam bentuk rangking atau urutan
tinggi rendahnya kepuasan.”
16
Tingkat kepuasan konsumen diukur dengan kurva indiferens (kurva yang
dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Qy
IC
0 Qx
17
Turun dari kiri atas ke kanan bawah; Implikasinya antar-barang harus
terjadi trade off atau saling meniadakan.
Quantit
y of X
Indefference
Curve
Quantit
y of Y
Contoh :
Qx Qy MRSyx MRSxy
2 70 --- ---
18
3 45 25 0,04
5 25 10 0,1
A
7
0
C
4
5 B
2
5
0 2 3 4 5 X
Quantit
y of X
B
𝐼2
A C
𝐼1
0 Quantit
19
y of Y
Dua buah kurva indiferen tidak dapat saling berpotongan. Apabila dua kurva
indiferen berpotongan maka satu titik dalam kurva indiferen menunjukkan
dua tingkat kepuasan.
Indefference Curve yang lebih tinggi lebih disukai oleh konsumen rasional
dari pada kurva yang lebih rendah.
Quanti
ty of X
C2
C1
Quanti
ty of Y
20
1) Substitusi Sempurna
Substitusi sempurna adalah dua barang dimana tingkat substitusi marjinal
satu barang untuk barang lainnya adalah tetap. Pada umumnya, kita
mengatakan bahwa dua barang merupakan substitusi sempurna (Perfect
Substitutes) bila tingkat substitusi marjinal satu barangnya untuk yang
lainnya adalah konstan. Akaurva indeferens yang menggambarkan pilihan
situasi tukar-menukar antara konsumsi barang-barang tersebut berupa garis
lurus serta kemiringan kurva tidak harus -1. Contoh, misalnya bahwa
memori chip berkapasitas 16gigabyte adalah sama dengan dua chip
berkapasitas 8gigabyte karena gabungan dari keduanya mempunyai
kapasitas yang sama.
Dua barang dengan kurva indeferens yang berbentuk garis lurus disebut
sebagai Perfect Substitutes. Dalam substitusi sempurna, tingkat substitusi
marjinalnya (MRS) adalah konstan, dikarenakan kurva IC berbentuk garis
lurus.
Nickels
Dimes
0 1 2 3
21
Dua jenis barang yang mempunyai sifat perfect substitution
akan selalu mempunyai MRS yang sama.
Indifference curve akan berbentuk garis lurus.
Pada gambar di atas, 2 nickel (uang 5 sen ) akan
menggantikan 1 dimes ( uang 10 sen)
2) Substitusi Komplemen
Pada kondisi barang pelengkap/komplementer sempurna, pilihan yang
optimal harus selalu terletak secara diagonal,dimana konsumen adalah
pembeli dalam jumlah yang sama dari kedua barang, tidak peduli berapa
harganya. Contoh,misalnya sepasang sepatu kiri dan kanan adalah bahan
pelengkap yang sempurna.
Komplemen sempurna, dua barang dimana MRSnya tidak terbatas. Dalam
substitusi komplemen kuurva indeferensnya berbentuk siku-siku
Left shoes
7 𝐼2
5 𝐼1
Right shoes
0 5 7
22
Contoh sepatu kanan dan sepatu kiri.
(5,5) (5,7) dan (7,5) akan memberikan kepuasan yang sama.
𝐼3
𝐼2
𝐼1
23
𝑑𝑈 𝑑𝑈
𝑑𝑈 0 = Dx (𝑑𝑋 ) + Dy ( 𝑑𝑌 )
𝑑𝑈 0 = dX𝑀𝑈𝑥 + dY𝑀𝑈𝑦
Syaratnya 𝑑𝑈 0 = 0 , maka :
𝑑𝑌 𝑀𝑈𝑥
− 𝑑𝑋 𝑀𝑈𝑦
𝑀𝑈𝑥
𝑀𝑈𝑦
analisis slope dari IC ini sangat penting karena menunjukan bagaimana suatu
barang bisa digantikan (substitusi) dengan barang lain sementara kepuasan
tetap dijaga konstan.
24
kepuasannya tetap semakin lama semakin kecil ketika konsumsi barang (1) semakin
banyak.
𝑑𝑌 𝑀𝑈𝑥
𝑀𝑅𝑆𝑌𝑋 = 𝑑𝑋 = 𝑀𝑈𝑦
Dengan persamaan diatas, MRS akan sama dengan nol apabila Marginal Utility
sama dengan nol.
Misalnya 𝑀𝑅𝑆𝑌𝑋 = 2
Berarti untuk menambah satu unit barang X harus mengorbankan 2 unit barang Y.
Nilai MRS makin lama makin kecil.
I - X.𝑃𝑥 = 𝑌 . 𝑃𝑦
𝐼 𝑋.𝑃𝑥
− =Y
𝑃𝑦 𝑃𝑦
25
𝐼 𝑃𝑥
𝑌= −
𝑃𝑦 𝑃𝑦
Batasan anggaran mengacu pada batasan yang dikenakan pada pilihan rumah
tangga berdasarkan pendapatan, kekayaan, dan harga produk. Kumpulan pilihan
atau kumpulan peluang adalah kumpulan opsi yang ditentukan oleh batasan
anggaran. Batasan anggaran memisahkan kombinasi barang dan jasa yang tersedia,
dengan pendapatan terbatas, dari yang tidak. Kombinasi yang tersedia membentuk
rangkaian peluang.
I = X.𝑷𝒙 + Y. 𝑷𝒚
Good Y
𝐼 𝐼 𝑃𝑥
Y=𝑃 − 𝑃𝑦
𝑃𝑦 𝑦
𝑃𝑥
-
∆𝑌 𝑃𝑦
𝑌1 ∆𝑋
𝑌0 26
0 𝑋1 𝑋𝑜 Good X
- Intersep Y dari BL menunjukkan sejumlah barang Y yang dapat dibeli ketika semua
𝐼
pendapatan dibelanjakan untuk Y . 𝑃
𝑦
𝑃𝑥
- Slope dari persamaan budget line adalah rasio dari harga tersebut . -
𝑃𝑦
27
Harga absolut/ harga barang; jumlah uang yang dibelanjakan untuk
memperoleh satu unit dari barang itu. Harga relatif ialah rasio dari
dua harga absolut.
Perubahan harga relatif (perubahan salah satu harga dengan anggapan
harga lainnya tetap/perubahan kedua harga mutlak dengan proporsi
yang berbeda) akan mengubah kemiringan garis anggaran
Perubahan pendapaan riil
Pendapatan nominal adalah pendapatan yang diukur dengan unit
moneter per periode waktu.
Pendapatan riil adalah daya beli dari pendapatan nominal (kuantitas
barang/jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan nominalnya ).
Jika I riil naik, BL bergeser ke luar (rotasi ke luar )
Jika riil I turun, BL bergeser ke dalam (rotasi ke dalam )
Y Y
Kenaikan pendapatan Penurunan
X X
28
Y Y
Jika harga Y naik Jika Y tetap dan X
dan X tetap , maka naik, maka BL
BL berputas dengan berputar dengan
sumbu Y sumbu X
X X
1. Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah Rp. 400.000,-
sedangkan harga barang X adalah Rp.30.000,- dan harga barang Y adalah
Rp.10.000,- maka hitunglah fungsi anggarannya.
Penyelesaian :
𝑰 𝑷
Rumus fungsi garis anggaran : Y = – ( 𝑿) X
𝑷𝒀 𝑷𝒀
Diketahui : I = 400 rb
𝑃𝑋 = 30 rb
𝑃𝑌 = 10 rb
29
400 30
Y= – (10) X
10
Y = 40 – 3X
Y = 40 – 3(0)
Y = 40
Y = 40 – 3X
0 = 40 – 3X
40
X= 3
X = 13,33
Y
40
Y = 40-3X
0 13,33
X
30
2. Jika, harga harga barang P naik tiga kali dan anggarannya tetap, Hitunglah fungsi
anggarannya .
Penyelesaian :
Diketahui : I = 400 rb
𝑃𝑋 = 30 x 3 = 90 rb
𝑃𝑌 = 10 x 3 = 30 rb
Sehingga fungsi garis anggarannya setelah harga barang naik tiga kali lipat adalah :
𝑰 𝑷
Y= – ( 𝑿) X
𝑷𝒀 𝑷𝒀
400 90
Y= – (30) X
30
Y = 13,33 – 3X
Y = 13,33 – 3(0)
Y = 13,33
Y = 13,33 – 3X
0 = 13,33– 3X
13,33
X= 3
X = 4,44
31
Jadi, titik akhir adalah (0,(4,44))
3. Jika anggaran naik menjadi tiga kali tiga kali lipat dan harga barang tetap maka
hitunglah fungsi garis anggarannya.
Penyelesaian :
𝑃𝑋 = 30 rb
𝑃𝑌 = 10 rb
Sehingga fungsi budget line setelah anggaran naik tiga kali adalah
𝑰 𝑷
Y= – ( 𝑿) X
𝑷𝒀 𝑷𝒀
1.200 30
Y= – (10) X
10
Y = 120 – 3 X
Y = = 120 – 3 (0)
Y = 120
X = 40
Jadi, titik akhir adalah (0,40)
32
GRAFIK ANGGARAN (BUDGET LINE)
120
40
13,3
3
0 4,44 13,33 40
X
4. Keseimbangan Konsumen
Keseimbangan konsumen akan digambarkan dengan persinggungan antara Budget Line dan
Indifference Curve
Persinggungan antara budget line dan Indifference curve akan menggambarkan kombinasi
barang yang diinginkan konsumen , berarti dicapai kepuasan maksimum
33
Quantity of Cendol Quantity of Cendol
Pendapatan = 25.000 Pendapatan = 25.000
5 Cendol = 5 5 Cendol = 5
Es kelapa = 10 Es kelapa = 5
4 4
3 3
2 2
1 1
Quantity of Quantity of
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Es Kelapa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Es Kelapa
Quantity of Cendol
Pendapatan = 10.000
5 Cendol = 5
Es kelapa = 10
4
1
Quantity of
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Es Kelapa
34
Contoh soal :
Ani membeli 2 barang : Makanan (F) dan Pakaian (C) dengan fungsi utilitynya U = FC.
Harga makanan pada saat ini adalah $20 dan harga pakaian adalah $40 . Ani ingin
mencapai utility 200
Diminta :
Jawab :
1. U= FC
FC = 200
F 10 20 25 40 50
C 20 10 8 5 4
35
20
15
10
u = 200
5
0 10 20 30 40 50
2. 𝑃𝑓 = 20
𝑃𝑐 = 40
I = 𝑃𝑓 F + 𝑃𝑐 C
20
I = 640
15 F o 32
C 16 0
10
u = 200
5
0 10 20 30 40 50
36
20
I = 800
15 F o 40
C 20 0
10
u = 200
5
0 10 20 30 40 50
20 I = 1000
F o 40
15 C 25 0
10
u = 200
5
0 10 20 30 40 50
37
3. Konsumsi Optimal
F= 20 C=10 U= FC
M𝑈𝑓 = C dan 𝑀𝑈 𝑐 = F
𝑀𝑈𝑓 𝑃𝑓 𝐶 20
Kondisi Optimal : = = → F= 2c
𝑀𝑈𝑐 𝑃𝑐 𝐹 40
𝐶 20
= → F= 2c
𝐹 40
U= 200 FC =200
2𝐶 2 = 200 → C= 10; F= 20
I = 𝑃𝑓 𝐹 + 𝑃𝑐 𝐶 = 20 × 20 + 40 × 10 =800
Pendapatan minimum untuk mencapai IC :U =200 a dalah $800
20
15
10
u = 200
0 10 20 30 40 50
38
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Teori ini merupakan gabungan pendapat yang diajukan oleh ahli-ahli ekonomi
aliran Austria abad ke sembilan belas, seperti Heinrich Gossen , Stanley Jevons dan
Leon Walres . Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang
tergantung dari subyek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru
mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai
dayaguna baginya. Besarnya dayaguna tergantung dari konsumen bersangkutan.
Marginal Utility adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi
tambahan satu unit produk/barang. Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan
kepuasan dari mengkonsumsi barang. Untuk mengkonsumsi satu jenis barang, maka
kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai guna total mencapai maksimum.
Untuk memahami penerapan pendekatan utilitas kardinal ini, misalnya setelah
berolahraga, Anda akan merasa haus. Untuk menghilangkan rasa haus tersebut,
Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas. Kali pertama Anda meminum
satu gelas air,Anda akan mendapatkan tingkat utilitas atau utilitas tertentu.
Selanjutnya, Anda meminum air dalam gelas yang kedua. Konsep inilah yang
disebut dengan Hukum Gossen I. Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi
dari fakta berdasarkan pegalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis
benda tertentu dilakukan terus-menerus, kenikmatannya akan terus menerus
berkurang sampai akhirnya mencapai suatu kejenuhan. Dengan demikian
kenikmatan benda yang dikonsumsi terakhir merupakan kenikmatan marginal.
Salah satu implikasi dari teori pendekatan kardinal adalah bahwa permintaan suatu
barang baru dapat disusun apabila kita mampu mengukur besarnya dayaguna dari
masing-masing barang yang kita konsumsikan.
39
Dalam pendekatan ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Maksimisasi kepuasan
konsumen dibatasi garis anggaran .
40
B. Daftar Pustaka
1. TEORI PERILAKU KONSUMEN, Wifqi Azlia, ST., MT.
http://widhadyah.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/PE3_TEORI-PERILAKU-
KONSUMEN.pdf
2.http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/19839/BAB%20II.pdf?se
quence=6&isAllowed=y
5. EnhanceTuition https://www.youtube.com/watch?v=4RLEf70CDnw
7. http://widhadyah.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/PE3_TEORI-PERILAKU-
KONSUMEN.pdf
41