Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI EKONOMI MIKRO

Teori Perilaku Konsumen

Dosen Pengampu : Tri Effryanti S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3:
ESRANI D. PARESIA 7161141008

GRACE SIADARI 7161141013

IRMA SIAGIAN 7161141017

LUSNI VERWATY NABABAN 7161141021

TIARMA IDA .A. MANALU 7162141005

ROSIANNA S.Y. SIDABUTAR 7161141031

A REGULER

( PENDIDIKAN EKONOMI)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan mata kuliah Teori
Ekonomi Mikro. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui tentang materi teori perilaku konsumen dalam melakukan konsumsi.

Penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini terkhusus dosen pengampu mata kuliah ini yaitu
Tri Effryanti S.Pd, M.Pd.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Medan, 19 September 2017

Penulis

2
Daftar Isi
Hal

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………… ii

Bab I : pendahuluan ………………………………………………………………… 1

1.1.Latar Belakang ………………………………………………………….. 1


1.2.Tujuan ………………………………………………………………… 1
1.3.Manfaat ………………………………………………………………... 1
Bab II : Pembahasan ………………………………………………………………….. 2-12

2.1.Pengertian Perilaku konsumen ……………………………………….…... 2


2.2.Ruang Lingkup Perilaku Konsumen ……...……………………………… 2
2.3.Tahap Perilaku Konsumen …………………………………….…………. 2
2.4.Teori Tingkah Laku Konsumen: Teori Nilai Guna (Utility) …………… 4-12
2.5.Teori Tingkah Laku Konsumen Analisis Kurva Kepuasan Sama ………. 4-12
Bab III : Penutup ……………………………………………………………………. 13

3.1.Kesimpulan……………………………………………………………….. 13
3.2.Saran ……………………………………………………………………… 13

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adapun hal yang melatarbelakangi penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok Teori Ekonomi Mikro tentang Teori Perilaku Konsumen. Dengan latar belakang
tersebut penulis berupaya menyajikan bahan dan materi tentang perilaku konsumen.

1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui apa yang menjadi teori perilaku konsumen


b. Mengetahui pendekatan perilaku konsumen
c. Mengetahui macam-macam perilaku konsumen dalam kegiatan konsumsi

1.3 Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Agar mahasiswa mengetahui apa yang menjadi teori perilaku konsumen


b. Agar mahasiswa mengetahui pendekatan perilaku konsumen
c. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam perilaku konsumen dalam kegiatan konsumsi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau suatu
organisasi berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati, mengevaluasi serta
melepas produk yang telah mereka pakai atau nikmati (dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan
konsumsi memenuhi kebutuhannya.

2.2 Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-
barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa
sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang
mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu
membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi
mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

2.3 Tahap Perilaku Konsumen

a. Tahap sebelum pembelian


b. Tahap pada saat pembelian
c. Tahap pada saat setelah pembelian

2.4 Teori Tingkah Laku Konsumen : Teori Nilai Guna (Utility)

a. Teori Nilai Guna (Utility)

Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Nilai guna dibedakan diantara dua
pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai

5
jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat
dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna


Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal yang
semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus
menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut.
Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas
barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin
sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus
dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang
dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.

b. Memaksimumkan Nilai Guna


Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang
yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga
berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang
maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna :
Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang
harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang
maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis
barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

c. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat
menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu
barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan
keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian
dan Efek pendapatan.

d. Paradoks Nilai

Paradoks nilai yaitu Keanehan dalam menilai barang berdasarkan harganya dengan
berdasarkan manfaatnya kepada kehidupan manusia. Di misalkan berlian dan air, harga berlian
tinggi tetapi manfaatnya kepada manusia rendah. Sedangkan harga air rendah tetapi manfaatnya
tinggi. Paradoks dapat di terangkan dengan menggunakan nilai guna.

Teori nilai guna memberikan penjelasan yang lebih tepat mengenai sebabnya terdapat
perbedaan yang sangat nyata antara harga air dan berlian. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
nilai guna marjinal mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air sangat mudah diperoleh maka

6
orang akan mengkonsumsi air sehingga pada tingkat dimana nilai guna marjinal air sangat
murah. Nilai guna marjinal air adalah begitu rendahnya sehingga orang baru mau menggunakan
lebih banyak air apabila harganya sangat rendah sekali. Nilai guna marjinallah yang menentukan
apakah suatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.

e. Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal
sebagai surplus konsumen.

Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh
seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat
untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada
pembayaran yang dibuat.

Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu
buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa
mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang
diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya.
Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.

2.5 Teori Tingkah Laku Konsumen Analisis Kurva Kepuasan Sama

a. Kurva Kepuasan Sama ( Indifferent Curve )


Sir John R. Hicks telah mengembangkan suatu pendekatan baru untuk mewujudkan
prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas,
analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepusan sama. Analisis ini meliputi penggambaran
dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.
a. Karateristik Kurva Indiferen
- Sepanjang kurva kepuasan sama besarnya
- Kurva tidak mungkin berpotongan
- Semakin tinggi kurva semakin tinggi kepuasan
- Berbentuk dari kiri atas ke kanan bawah
- Cembung terhadap titik original (titik o).
b. Sifat Kurva Indiferen
- Kurva indiferen yang lebih tinggi, lebih disukai dari pada yang lebih rendah.
- Kurva indiferen melengkung ke bawah.
- Kurva indiferen menghadap ke bawah.

7
Analisis kurva kepuasan sama, meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva
kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Dikembangkan oleh Sir John R. Hicks untuk
menghindari kelemahan dari teori nilai guna (utility). Tingkat Penggantian Marginal
menggambarkan besarnya pengorbanan ke atas konsumsi suatu barang (makanan) untuk
menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan pada waktu yang sama tetap
mempertahankan tingkat kepuasan yang diperolehnya.

Gabungan Makanan dan Pakaian yang Memberi Kepuasan sama

Tingkat penggantian marginal yang semakin bertambah kecil disebabkan oleh:


1. Pada waktu konsumen mempunyai sesuatu barang Y yang relatif banyak jumlahnya dan
barang X yang relatif sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang besar
keatas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang X, akan tetapi
2. Semakin banyak barang X yang telah diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi
barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X

8
Kurva kepuasan sama (indefference curve), merupakan suatu kurva yang
menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.

Akibat dari tingkat pergantian marginal yang semakin kecil tersebut maka kurva kepuasan
semakin lama semakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva kepuasan sama adalah cekung
ke titik 2. Dengan demikian kurva kepuasan sama dapat didefinisikan sebagai suatu kurva
yang menggambarkan gabungan barang-barang yang memberikan kepuasan yang sama
besarnya.

b. Garis Anggaran Pengeluaran


Garis Anggaran Pengeluaran (Budget Line), menunjukkan berbagai gabungan barang-
barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Seorang konsumen akan mencapai
kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran
menyinggung kurva kepuasan sama.

Gabungan Makanan dan Pakaian yang Dapat Dibeli Konsumen. Contoh, Uang yang
tersedia Rp 90.000 Harga Makanan Rp 6.000 setiap unit. Harga pakaian Rp 9.000 setiap unit.

9
c. Syarat mencapai kepuasan maksimum
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Konsumen
Efek Perubahan Pendapatan dan Harga
Apakah yang terjadi kepada keseimbangan pemaksimuman kepuasan konsumen apabila
pendapatan atau harga mengalami perubahan? Tentunya keseimbangan tersebut akan mengalami
perubahan. Kalau titik-titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahaN pendapatan
dihubungkan maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan garis anggran- konsumsi. Suatu
kurva juga akan diperoleh apablia dihubungkan yang diwujudkan oleh perubahan harga dan
kurva itu dinamkan garis harga- konsumsi. “Seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang
maksimum, apabila marginal utility dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk berbagai jenis
barang adalah sama”.
Secara matematis syarat tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
MUX /PX = MUY /PY = . . . , dengan kendala, PX.QX + PY.QY + . . = M
Dimana :
M = pendapatan uang individu utility perperiode waktu.
MUX = marginal utility barang X.
MUY = marginal utility Y.
PX = harga per unit barang X.
PY = harga per unit barang Y.

10
Misalnya pendapatan seorang konsumen perperiode waktu = $12, dan seluruhnya ingin
dibelanjakan untuk membeli barang X dan Y. Harga barang X : PX = $2 dan harga barang Y :
PY = $1.
 Lupiyoadi (2001) menyebutkan lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain:
a. Kualitas Produk
Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang
mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat
memenuhi kebutuhanya (Montgomery dalam Lupiyoadi, 2001). Kualitas produk ada dua yaitu
eksternal dan internal. Salah satu kualitas produk dari faktor eksternal adalah citra merek.
b. Kualitas Pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai
dengan harapan.
c. Emosional
Konsumen merasa puas ketika orang memuji dia karena menggunakan merek yang
mahal.
d. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan
memberikan nilai yang lebih tinggi.
e. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu
untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

f. Akibat Perubahan Harga atau Pendapatan


Akibat Perubahan Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Harga merupakan
factor yang paling menarik dari suatu perubahan yang di hadapi oleh konsumen. Di sini, harga-
harga barang yang kita bicarakan relatif berubah tetapi tidak ada variasi kompensasi pendapatan.
Oleh karena itu, pendapatan nyata konsumen bisa naik atau turun. Pendapatanya dalam bentuk

11
uang memberikan kepuasan yang lebih besar atau lebih kecil daripada sebelumnya karena harga-
harga telah berubah.

Akibat Perubahan Pendapatan


Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang diminta sebagai akibat adanya perubahan
pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan ini bisa terjadi karena adanya perubahan suatu
barang maupun perubahan pendapatan nominal yang diterima. Misalnya terjadi kenaikan harga
suatu barang X, sedangkan harga barang lain tidak berubah, maka konsumen memiliki
kemampuan untuk membeli barang X dalam jumlah yang lebih besar meskipun pendapatan
nominalnya tidak berubah. Tambahan pembelian X akibat naiknya pendapatan riil inilah yang
disebut dengan efek pendapatan. Pada umumnya, barang yang halal dan thayyib, pendapatan ini
memiliki dampak positif terhadap permintaan. Semakin tinggi pendapatan riil konsumen, maka
akan semakin tinggi jumlah barang yang diminta. Dengan kata lain adanya peningkatan harga
suatu barang akan memiliki efek pendapatan yang negatif (menurunkan jumlah barang yang
diminta) karena pendapatan riil konsumen mengalami penurunan.

Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan konsumen adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk
mencapai tingka kepuasan tertinggi (maksimalilasi kegunaan) atau tingka kepusan tertentu dapat
dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis koondisis
keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan)
bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
Kurva indiferens menunjukkan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak
semakin disukai, maka seorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferens yang
tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling banyak. Akan tetapi
terdapa satu hal yang membatasi seseorang konsumen hanya dpat mencapai kurva indiferens
tertentu yaitu garis anggaran. Dengan demikian anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan
berusaha mencapai kurva indferen yang paling tinggi

12
e. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan

Efek Penggantian

Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang
mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per
rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A
bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/P A menjadi lebih kecil dari
semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan
diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per
rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B
misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah
harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:

Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan
konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang
B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik,
permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin
sedikit.

Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa penurunan
harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan harga itu akan
menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna
marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang
lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan
memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak
apabila harganya bertambah rendah.

Efek Pendapatan

Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan


pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang
diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka
kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan
pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang
dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan,
lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun
dari kiri atas ke kanan bawah.

13
f. Membentuk Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta pembeli. Dengan menggunakan skedul
permintaan, besarnya permintaan barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dapat
diketahui dengan mudah.

Dalam menganalisis permintaan perlu diketahui perbedaan antara dua istilah yaitu
permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan adalah keseluruhan dari kurva
permintaan. Jadi permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga
dan jumlah permintaan. Adapun jumlah barang yang diminta adalah banyaknya permintaan pada
suatu tingkat harga tertentu. Untuk menggambarkan kurva permintaan tolok ukur yang
digunakan adalah faktor harga. Faktor-faktor lain dianggap tetap atau konstan.

Untuk lebih jelasnya, simaklah model skedul dan kurva permintaan berikut.

Skedul Permintaan

Kurva Permintaan

Kurva permintaan mempunyai slope negatif, artinya bergerak dari kiri atas ke arah kanan
bawah. Hal ini dapat dilihat pada kurva 5.1 yang menunjukkan turunnya harga barang X dari 600
menjadi 500, mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang diminta dari 40 unit menjadi 50
unit (titik A berpindah ke titik B sepanjang kurva D) dan seterusnya. Semakin turun harganya,
jumlah barang yang diminta semakin banyak, sehingga kurva bergerak dari kiri atas ke kanan
bawah. Pergerakan sepanjang kurva permintaan menunjukkan bahwa bertambah atau
berkurangnya permintaan terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan harga barang itu
sendiri.

14
Permintaan terhadap suatu barang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu permintaan yang
dilakukan oleh individu dan permintaan yang dilakukan oleh semua individu dalam pasar. Sejauh
yang telah dijelaskan pada di atas adalah kurva permintaan individu. Untuk memperoleh
permintaan pasar, kita dapat menjumlahkan permintaan individu-individu dalam pasar.

Contoh permintaan individu dan permintaan pasar dapat kalian perhatikan berikut
ini.

Model Skedul Permintaan individe dan Pasar

Model Kurva Permintaan

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kegiatan konsumsi oleh seorang konsumen memainkan peranan sentral dalam performa
ekonomi suatu Negara. Suatu kegiatan konsumsi yang relatif tinggi terhadap pendapatan
mengidentifikasikan bahwa investasi yang rendah dan pertumbuhan yang lambat dan
penghematan yang tinggi menuntun pada invesatsi tinggi dan pertumbuhan cepat. Oleh karena
itu sesuatu hal yang sangat penting untuk mempelajari perilaku konsumen guna memahami baik
siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang. Dalam jangka
pendek, kegiatan konsumsi merupakan komponen utama dari keseluruhan pembelanjaan.
Terdapat sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pola konsumsi pada
seorang konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum, mulai dari perubahan pendapatan,
harga barang dan substitusi serta faktor lainya dan ketika konsumsi berubah secara tajam,
perubahan itu mungkin mempengaruhi output dan lapangan kerja melalui dampaknya tehadap
keseluruhan permintaan.

3.2. Saran
Berdasarkan isi dari konsep tentang “Teori Perilaku Konsumen” maka studi teori perilaku
konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik bagi para pengusaha, ekonom, mahasiswa,
dosen, guru ataupun pemerintah serta khalayak umum karena dengan kita mempelajari dan
memahami konsep teori dan perilaku konsumen dalam membelanjakan sejumlah pendapatan
yang dimilikinya, maka kita akan mengetahui sejumlah pemahaman daripada siklus bisnis
jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-ekonomi-mikro

https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/teori-ekonomi-mikro/

https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/teori-ekonomi-mikro/

https://riamitha.wordpress.com/2013/05/22/pengantar-teori-ekonomi-mikro-rangkuman/

Sukirno, Sadono. 2010. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

17

Anda mungkin juga menyukai