Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO

TINGKAH LAKU KONSUMEN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1 :

AFDAL MUHARIZAL

NAUFAL GHUFRON THOHAL ARROBI

YOHANES BONA ARGA

SADAM RAHMAT PUTRA

MUHAMMAD BUSTAMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “ Teori Tingkah Laku Konsumen “. Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak
oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami, seluruh anggota Kelompok 1 sekaligus penyusun menyadari


sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca umumnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 4

1.3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................ 4

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5

2.1. Teori Tingkah Laku Konsumen ................................................................................................ 5

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen ................................................ 6

2.3. Pendekatan Perilaku Konsumen ............................................................................................... 6

2.3.1. Pendekatan Kardinal ..................................................................................................... 6

2.3.2. Pendekatan Ordinal ....................................................................................................... 9

2.3.3. Keseimbangan Konsumen .......................................................................................... 13

2.4. Efek-Efek Pendapatan dan Substitusi Terhadap Perilaku Konsumen ................................... 14

2.4.1. Efek Penggantian (Substitusi)..................................................................................... 14

2.4.2. Efek Pendapatan ......................................................................................................... 14

2.5. Paradoks Nilai......................................................................................................................... 15

2.6. Surplus Konsumen .................................................................................................................. 15

BAB III

PENUTUP ......................................................................................................................................... 16

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 16

3.2. Saran ....................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari
ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan
menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran
dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Di dalam pembahasan ilmu ekonomi mikro terdapat materi mengenai Teori
Tingkah Laku Konsumen. Yakni tingkah laku individu atau kelompok dalam
mempergunakan pendapatan yang mereka miliki untuk memenuhi kepuasaan
masing-masing.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan
pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen
secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan
menyederhanakan realitas ekonomi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian tingkah laku konsumen
2) Apa yang dimaksud dengan Teori Tingkah Laku Konsumen
3) Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen
4) Apa saja pendekatan yang digunakan dalam Teori Tingkah Laku Konsumen

1.3. Tujuan Masalah


1) Memenuhi tugas pembuatan makalah mengenai Teori Tingkah Laku Konsumen
2) Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep
“Teori Perilaku Konsumen”.
3) Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor dan pendekatan-pendekatan yang
mempengaruhi dan digunakan dalam perilaku konsumen.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Tingkah Laku Konsumen


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. (Wikipedia:
2016, https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen)
Teori tingkah laku konsumen (Consumer behaviour) adalah teori yang
mempelajari pola tingkah laku konsumen dalam memilih barang-barang yang akan
dibeli dan dikonsumsinya. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli barang dan jasa sehingga tercapai
kepuasan tertentu. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk, yaitu: teori nilai guna
(utiliti) dan analisis kepuasan sama.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan,
yakni; pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal
Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan
memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama
yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai
guna (kepuasan) yang sama.

5
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan atau jasa akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
• Psikologis, mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap
perseorangan.
• Pribadi, mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
• Sosial, mencakup keluarga, pendapat pemimpin, dan kelompok referensi lainya
seperti teman, dan rekan seprofesi.
• Budaya, mencakup cara hidup, subkultur, dan kelas sosial.

2.3. Pendekatan Perilaku Konsumen


2.3.1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur
secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini
disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach).
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada
pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk
menunjukan bahwa tingkah konsumennya,yaitu :
a. Konsumen bersifat rasional konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
b. Tujuan konsumen adalah memaksimumkan utilitas
c. Laju pertambahan utilitas semakin lama semakin rendah dengan semakin
banyaknya barang tersebut dikonsumsi oleh konsumen ini dikenal sebagai
The Law Of Deminishing Marginal Utility
d. Konsumen memililki sejumlah pendapatan tertentu
e. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai
dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika
konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen
redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.

6
Hukum Gossen I

Hukum ini menyatakan:


”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-
menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap
tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas
yang semakin kecil.”
Contoh:
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada
saat Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6
util. Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai
tingkat utilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-
turut untuk gelas keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk
gelas kelima nilai tingkat utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam
nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat
utilitasnya adalah 21 util. Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel
akan tampak sebagai berikut.

Dari Tabel 1. terlihat bahwa utilitas total akan naik sejalan dengan kenaikan
konsumsi air, tetapi laju kenaikannya yang semakin menurun. Tabel 1. juga
memperlihatkan bahwa utilitas total dari mengkonsumsi sejumlah air sama
dengan jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik
tertentu. Coba Anda perhatikan. Pada saat Anda mengonsumsi 4 gelas air
minum, utilitas total adalah 18 util. Jumlah dari utilitas marjinal hingga Anda

7
mengonsumsi 4 gelas air minum adalah 6 + 5 + 4 + 3 = 18 util. Jadi, utilitas
total adalah jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh hingga ke titik
tertentu. Jika data dari Tabel 1. dibuat kurva akan tampak sebagai berikut.

Hukum Gossen II

Hukum ini menyatakan:


“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis
barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen
tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio
marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”
Adapun untuk barang yang memiliki harga berbeda berlaku rumus sebagai
berikut:
MUx MUy MUz
= = .... =
Px Py Pz
Keterangan:
MUX = marginal utility barang X
MUY = marginal utility barang Y
MUZ = marginal utility barang Z
PX = price (harga) barang X
PY = price (harga) barang Y
PZ = price (harga) barang Z

8
Sebagai contoh, barang yang dikonsumsi Fatimah memiliki harga yang
berbeda-beda, yaitu barang X harga per unit Rp 500,00, barang Y harga per
unit Rp 5.000,00, dan harga barang Z harga per unit Rp 10.000,00. Utilitas
maksimum akan dicapai oleh Fatimah jika setiap unit barang memberikan
utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang dibelanjakan. Kondisi
tersebut tercapai pada saat nilai MU barang X adalah 5, nilai MU barang Y
adalah 50, dan nilai MU barang Z adalah 100.
Penyelesaian:

MUx MUy MUz


= = =
Px Py Pz

5 50 100
= = =
500 5.000 10.000

= 0,1 = 0,1 = 0,1

2.3.2. Pendekatan Ordinal


Teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat
dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang
berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang
tertentu daripada kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal
digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis
anggaran (budget line).
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi
dasar seorang konsumen adalah:
a. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking
kebutuhan yang dimilikinya
b. Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
c. Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit,
artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin
tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan
konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa
kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari
satu kepuasan.

9
Kurva Indiferen (Indifference Curve)

Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi beberapa


barang yang sama-sama disukai oleh konsumen, yaitu tidak ada pilihan untuk
satu kombinasi dengan barang lain karena semuanya memiliki tingkat utilitas
yang sama (atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen. Dalam teori ini
terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih
kombinasi konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya.
Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit
pakaian dan 8 unit buku. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan
kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit pakaian dan
10 unit buku. Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa
tambahan 2 unit buku lebih rendah daripada pengurangan 2 unit pakaian,
Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua
kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen. Setelah beberapa
alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa
kombinasi barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi
barang tersebut menurut Anda akan memberikan utilitas yang sama. Setiap
kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. sebagai berikut.

10
Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.

Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat
utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis
barang. Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan
pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari
titik nol. Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol,
semakin tinggi tingkat utilitas yang diberikan oleh kombinasi kedua barang.
Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan peta indiferen
(indifference map)

Garis Anggaran (Budget Line)

Konsumen yang memiliki pendapatan tetap dalam membelanjakan uangnya


dihadapkan pada berbagai pilihan barang. Misalnya, Anda memiliki
pendapatan tetap sebagai pelajar seperti kiriman uang dari orangtua anda
sebesar Rp 500.000,00 dan uang tersebut Anda belikan pakaian dan buku
pelajaran. Adapun harga pakaian adalah Rp 20.000,00 per unit dan harga
buku adalah Rp 25.000,00 per unit. Anda akan menghabiskan uang yang ada
untuk membeli pakaian dan buku. Anda dapat membelanjakan uang tersebut
untuk membeli berbagai alternatif kombinasi pakaian dan buku. Jika seluruh

11
uang yang ada dibelanjakan untuk membeli pakaian, Anda dapat membeli 25
potong pakaian.
Adapun jika digunakan untuk membeli buku, Anda dapat membeli 20 buku.
Beberapa kemungkinan dari kombinasi pakaian dan buku tersebut terlihat
pada Tabel 3. berikut.

Berdasarkan Tabel 3, dapat digambarkan kurva garis anggaran yang


berbentuk garis lurus. Kurva garis anggaran menunjukkan seluruh kombinasi
dari kedua barang yang mungkin terjadi, sehingga seluruh pendapatan
konsumen habis dibelanjakan. Dengan demikian, garis anggaran
menggambarkan semua kombinasi barang-barang yang tersedia bagi rumah
tangga pada penghasilan atau pendapatan tertentu dan pada harga barang-
barang yang dibelinya.

Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan


menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku
konsumen tidak rasional.

12
a) Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal
berikut:
• barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
• barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
• mutu barang terjamin;
• harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
b) Perilaku Konsumen tidak Rasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika
konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegu naannya
terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
• tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun
elektronik;
• memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
• ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
• prestise atau gengsi.

2.3.3. Keseimbangan Konsumen


Untuk mengetahui bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya
di antara dua produk, perlu digabungkan pengertian tentang apa yang
ingin diperbuat dan apa yang dapat diperbuat oleh konsumen. Ini
dilakukan dengan menggabungkan peta indiferen dan kurva garis
anggaran konsumen. Penggabungan peta indiferen dan kurva garis
anggaran konsumen tampak pada Kurva 5. berikut.

13
Oleh karena Anda ingin memaksimumkan utilitas, Anda ingin mencapai
kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai. Dengan mengamati Kurva 5,
Anda akan mencapai utilitas maksimum pada saat garis anggaran
menyinggung kurva indiferen tertinggi yang dapat dicapai. Keadaan ini
disebut dengan keseimbangan konsumen. Dari Kurva 5, kombinasi barang
yang paling disukai dan dapat dicapai dengan anggaran yang ada terletak
pada titik E. Pada titik E tersebut, Anda akan mencapai utilitas maksimum
dengan anggaran terbatas. Artinya, Anda dalam mencapai utilitas
maksimum dibatasi oleh tingkat pendapatan Anda. Keterbatasan di sini
merupakan satu kenyataan bahwa seseorang tidak akan dapat
mengkonsumsi barang yang nilainya melebihi pendapatannya.

2.4. Efek-Efek Pendapatan dan Substitusi Terhadap Perilaku Konsumen


2.4.1. Efek Penggantian (Substitusi)
Dalam penurunan harga suau barang akan menyebabkan permintaan
pada barang tersebut semakin bertambah banyak. Penurunan harga barang
tersebut mewujudkan nilai guna marginal per rupiah yang lebih tinggi
daripada nilai guna marginal marginal per rupiah dari barang-barang lainya
yang tidak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan
memaksimumkan nilai guna, permintaan pada barang tersebut menjadi
bertambah banyak apabila haragnya bertambah rendah. Dengan kata lain
bahwa efek penggantian akan menyebabkan konsumsi barang yang telah
menjadi lebih murah dan mengurangi konsumsi barang lain.

2.4.2. Efek Pendapatan


Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan kata lain,
kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang
menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang
dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan
harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan
mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat
perubahan harga terhadap pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan.
14
2.5. Paradoks Nilai

Mengapa air yang sangat penting bagi kehidupan harganya sangat murah?
Berlian yang tidak penting bagi kehidupan harganya mahal? Jawabannya terdapat
pada dua alasan paradoks nilai berikut:
1. Kelangkaan,
Sehingga biaya produksi berlian jauh lebih mahal daripada air batuan yang
diperoleh dari luar angkasa?
2. Nilai guna,
Karena air sangat esensial bagi kehidupan , maka kita membutuhkan lebih banyak
air, sehingga MU dari unit air yang terakhir dikonsumsi sangat rendah. Oleh
sebab itu harga air menjadi sangat rendah. Sebaliknya kita membeli sangat sedikit
berlian, MU dari berlian terakhir yang dibeli menjadi tinggi, sehingga harga
sangat mahal.

2.6. Surplus Konsumen

Adalah kelebihan atau perbedaan anatara kepuasan total (Total Utility) yang
dinikmati dengan uang yang dimiliki konsumen dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu dengan pengorbanan totalnya yang dinilai dengan uang untuk
memperoleh sejumlah barang tersebut. Perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh
seseorang didalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus
dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh :
Seseorang ingin makan durian, Dia bersedia membayar per buah durian Rp. 15.000.
Setelah di pasar harga per buahnya Rp. 10.000. Orang tersebut memperoleh surplus
Rp. 5.000.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sesuatu hal yang sangat penting untuk mempelajari perilaku konsumen


guna memahami baik siklus bisnis jangka-pendek maupun pertumbuhan ekonomi
jangka-panjang. Dalam jangka pendek, kegiatan konsumsi merupakan komponen
utama dari keseluruhan pembelanjaan.
Terdapat sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pola
konsumsi pada seorang konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum, mulai
dari perubahan pendapatan dan substitusi serta faktor lainya dan ketika konsumsi
berubah secara tajam, perubahan itu mungkin mempengaruhi output dan lapangan
kerja melalui dampaknya tehadap keseluruhan permintaan.

3.2. Saran
Berdasarkan isi dari konsep tentang “Teori Tingkah Laku Konsumen” maka
studi teori perilaku konsumen adalah suatu hal yang sangat penting baik bagi para
pengusaha, ekonom, mahasiswa, dosen, guru ataupun pemerintah serta khalayak
umum karena dengan kita mempelajari dan memahami konsep teori dan perilaku
konsumen dalam membelanjakan sejumlah pendapatan yang dimilikinya, maka kita
akan mengetahui sejumlah pemahaman daripada siklus bisnis jangka-pendek
maupun pertumbuhan ekonomi jangka-panjang.

16
DAFTAR PUSTAKA

• http://anam-alatas.blogspot.co.id/2015/12/makalah-teori-tingkah-laku-
konsumen_2.html

• http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/05/teori-pendekatan-kardinal-dan-
ordinal.html

• http://alifiantikosiwi.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

• http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

• https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro

17

Anda mungkin juga menyukai